• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Media > Ulasan Berita Agama > Mengapa Orang Kristen Suka Bernyanyi

Mengapa Orang Kristen Suka Bernyanyi

15 Juni 2010 oleh Web Administrator 58 Komentar

BernyanyiIndonesian Idol, sebuah ajang pencarian bakat penyanyi terbesar di Indonesia bagi anak muda, dimulai sejak tahun 2004 hingga saat ini dan ditayangkan secara live oleh sebuah televisi swasta dan dapat disaksikan oleh ribuan bahkan jutaan masyarakat Indonesia.  Benarkah banyak orang Kristen yang mengikuti ajang ini? Apakah ini ada hubungannya dengan fakta bahwa orang Kristen suka bernyanyi?

 

Keahlian menyanyi

Ajang yang diikuti oleh ribuan anak-anak muda ini terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi, budaya dan agama. Dan sejarah mencatat, sejak diadakannya ajang ini untuk pertama kalinya pada tahun 2004, juara pertamanya seorang wanita yang percaya kepada Isa Al-Masih, lagi pada gelombang ke dua kembali juara pertama diraih seorang pria yang percaya kepada Isa Al-Masih. Jika kita perhatikan dari awal hingga tahun 2008 peringkat tiga besar tidak pernah luput dari orang-orang yang percaya kepada Isa Al-Masih, walaupun mereka tidak menduduki peringkat pertama, tetapi minimal mereka ada dalam peringkat grand-final.

Orang Kristen suka bernyanyi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga banyak menemukan orang-orang Kristen yang mempunyai suara bagus, walaupun memang cukup banyak juga orang-orang non-Kristen yang bersuara bagus. Mungkin hal ini dikarenakan orang Kristen sudah terbiasa bernyanyi di gereja, di persekutuan doa maupun pada saat seorang diri berdoa, sehingga dengan sendirinya suara mereka dapat terlatih dan terbentuk dengan baik yang akhirnya melahirkan orang-orang yang mempunyai kepintaran bernyanyi secara otodidak.

Nyanyian bagi Allah dan Keselamatan dari  Allah

Bernyanyi bagi Allah juga dilakukan oleh para Nabi besar di zaman sebelum kedatangan Isa Al-Masih, seperti yang dilakukan oleh Raja Daud saat dia dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan Allah dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian dan berbagai macam alat musik saat Allah melepaskan mereka dari cengkeraman musuh-musuhnya, dan ucapan syukur itu mereka naikkan dengan nyanyian dan tarian (Kitab II Samuel 6:5). Ternyata nyanyian Raja Daud tidak hanya disampaikannya pada saat dia senang, pada saat dia menyampaikan kesedihannya kepada Allah-pun, dia menyampaikannya dengan nyanyian (Kitab II Samuel 1:17).

Banyak cara yang dapat kita lakukan pada saat kita mengungkapkan isi hati kita pada Allah, ada yang menari sambil bernyanyi, bahkan ada juga yang berdoa dalam hati dan hanya bibirnya yang bergerak-gerak sehingga dikira mabuk (Kitab II Samuel 1:13). Namun satu hal yang perlu kita ingat, bagaimanapun cara kita meluapkan isi hati kita kepada Allah, lakukanlah dengan segenap hati seperti yang diajarkan Isa Al-Masih dalam Injil: “bernyanyi dan bersoraklah bagi Allah dengan segenap hati” (Injil, Surat Efesus 5:19).

Ternyata nyanyian pujian dan penyembahan bukan hanya diterima Allah dari mereka yang ada di dunia ini, orang-orang yang masuk sorga juga akan ikut bernyanyi, ”Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru” (Kitab Wahyu 5:9), yaitu nyanyian baru Keselamatan yang telah mereka terima dari penebusan Isa Al-Masih.

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mengapa Orang Kristen Suka Bernyanyi” ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Ulasan Berita Agama

Reader Interactions

Comments

  1. Santuah mengatakan

    20 Desember 2013 pada 11:30 am

    ~
    Syalom,

    “Malam Kudus, sunyi senyap
    Bintang-Mu gemerlap
    Juruslamat manusia telah datang di dunia
    Kristus Anak Daud

    Sungguh besar dan mulia, Kasih Tuhan, dengan datangnya Sang Juruselamat, Isa Al-Masih ke dunia.
    Teruslah berkarya saudaraku, Roh Kudus selalu menyertai saudara dan semua orang yang mencari kebenaran.

    Tuhan memberkati.

    Balas
  2. julham mengatakan

    25 Januari 2014 pada 3:26 am

    ~
    Logisnya, bernyanyi bisa membuat jiwa dan pikiran stres menjadi sedikit lebih rileks. Sejenak melupakan semua msalah, makanya banyak masyarakat akhir-akhir ini berbondong-bondong ketempat karaoke sebagai tujuan untuk refreshing..
    Jadi jika bernyanyi di gereja, lalu mendapatkan kedamaian setelahnya. Saya rasa itulah logisnya.

    Balas
    • staff mengatakan

      15 April 2015 pada 1:43 pm

      ~
      Saudara Julham,

      Terimakasih atas penjelasan saudara, namun pengertian sebenarnya menyanyi di gereja bukan seperti pergi bernyanyi di karaoke. Menyanyi di gereja adalah untuk memuji Tuhan, sebab itulah kehendak Tuhan. Siapakah manusia yang mempertanyakan dan yang mau merubah kehendak Tuhan. Biarlah kita melakukan kehendak Tuhan.

      Dan juga dengan memuji Tuhan kita lebih dekat dengan Tuhan. Sebab ada tertulis:

      “Karena sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Allah” ( Kitab Nabi Nehemia 12:46).

      NN
      ~

  3. Muhammad Arsyadi mengatakan

    7 Mei 2015 pada 11:05 pm

    ~
    Saya merupakan seorang Muslim. Saya sangat suka bernyanyi, baik itu lagu umum, maupun bersholawat. Dalam Islam juga tidak melarang bernyanyi. Hukumnya boleh saja asal, tidak menggunakan lirik yang berbau keburukan.

    Islam memperbolehkan bernyanyi dengan tujuan baik. Misalnya berdakwah dengan lirik lagu yang menceritakan atau mengajak umat Muslim berbuat kebajikan.

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Juli 2015 pada 1:19 pm

      ~
      Saudara Muhammad Arsyadi,

      Kami setuju dengan pendapat saudara. Seyogyanyalah bernyanyi itu bukan hal yang buruk. Dalam menyembah Sang Pencipta, kita juga dapat melakukannya dengan cara bernyanyi. Contohnya adalah seperti yang saudara katakan di atas.

      Bahkan Kitab Suci tidak melarang umat-Nya menyembah Dia dengan puji-pujian (bernyanyi) bahkan menari. “Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!” (Zabur, Kitab Mazmur 149:3)

      Seandainya saja seluruh umat Muslim berpandangan seperti saudara. Maka tidak akan ada lagi orang-orang yang mencela ketika orang Kristen memuji Tuhannya dengan cara bernyanyi.
      ~
      Saodah

  4. John Gilbert Wilfred mengatakan

    24 Juni 2015 pada 4:59 am

    ~
    Apakah penulis artikel-artikel di web ini yang berkaitan dengan agama Kristen itu adalah seorang pendeta/pastur?

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Juli 2015 pada 1:20 pm

      ~
      Salam Sdr. John Gilbert,

      Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih karena saudara sudah berkenan mengunjungi situs kami dan memperhatikan artikel-artikelnya. Kami bukanlah pendeta/pastus. Tapi kami adalah orang-orang percaya yang rindu membagikan Kabar Baik Injil kepada mereka yang belum mengetahuinya.

      Sebagaimana Yesus memberikan Amanat Agung-Nya sebelum Dia terangkat ke sorga, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 28:10).

      Selain lewat forum ini, saudara juga dapat menghubungi kami lewat email di: [email protected] Terimakasih!
      ~
      Saodah

  5. Natanael J. Siregar mengatakan

    29 Juni 2015 pada 7:48 am

    ~
    Terimakasih atas artikelnya. Saya bisa jawab dialog agama sekarang.

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Juli 2015 pada 1:20 pm

      ~
      Saudara Natanael,

      Kami bersyukur bila artikel-artikel yang terdapat di situs ini dapat memperlengkapi saudara. Kiranya selain dapat berdialog tentang agama, iman saudara kepada Kristus juga dapat semakin teguh.

      Kiranya Tuhan memberkati saudara.
      ~
      Saodah

  6. berry mengatakan

    14 Desember 2018 pada 10:35 am

    ~
    Tapi Kristen ortodox bersujud, tidak bernyanyi setahuku.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      17 Desember 2018 pada 9:53 am

      ~
      Saudara Berry,

      Memang benar bahwa Kristen Ortodoks bersujud. Tetapi bukan berarti Injil tidak mengajarkan untuk bernyanyi. Injil menyatakan, “Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun” (Injil, Rasul Besar Matius 26:30). Dengan demikian, tidak ada yang keliru dengan menyanyikan pujian kepada Allah.

      Kami bertanya kepada saudara. Apakah bernyanyi atau tidak bernyanyi menentukan seseorang diselamatkan? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
      ~
      Solihin

  7. Jemaat mengatakan

    8 Agustus 2019 pada 1:32 pm

    ~
    To. Saudara Berry,

    Orang Kristen mempunyai seribu satu cara untuk memuji dan menyembah Allahnya. Orang Kristen tidak dipasung oleh aturan-aturan atau ritual-ritual tertentu dalam menyembah Allahnya. Dalam memuji dan menyembah Dia, yang Allah lihat bukanlah bagaimana gerakan/posisi tubuh kita. Apakah tangan diangkat kelangit, sambil berdiri, duduk, tangan dilipat, mata terbuka/tertutup, bersujud/berlutut, ataupun bernyanyi. Semua itu bagi Tuhan bukanlah yang terutama. Bagaimana sikap hati kita itulah yang terpenting bagi Allah.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      13 Agustus 2019 pada 5:58 pm

      ~
      Saudara Jemaat,

      Penjelasan saudara sangat baiik sekali, kami berharap dapat memberikan pencerahan kepada saudara Berry dan juga pengunjung lain yang ada dalam forum ini. Terima kasih.
      ~
      Purnama

  8. Abdullah mengatakan

    13 Oktober 2019 pada 11:30 pm

    ~
    Memang ada bahkan banyak Muslim yang tidak mengharamkan nyanyian dan juga musik, tapi ketahuilah ada pula Muslim yang mengharamkan. Saya termasuk orang yang setuju bahwa nyanyian dan musik itu haram secara mutlak. Ada ayat Al-Quran dan banyak hadist Nabi SAW yang menunjukkan akan haramnya dua hal tersebut. Tidak percaya? Mari kita tunggu dan buktikan di Pengadilan Tuhan nanti setelah kita mati. Pendapat siapa yang benar, anda atau saya?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      17 Oktober 2019 pada 9:30 am

      ~
      Saudara Abdullah,

      Menarik sekali pendapat saudara. Membaca tulisan saudara mengundang rasa penasaran dan keingintahuan lebih dalam mengenai diharamkannya musik. Alih-alih membuktikan pernyataan tersebut, ternyata saudara hanya mampu menunggu di pengadilan Tuhan. Bila saudara menyatakan bahwa Al-Quran dan hadits melarang musik, maka seyogianya saudara harus membuktikan melalui ayat-ayat Al-Quran dan hadits.

      Kami bertanya kepada saudara. Tertulis dimanakah dalam Al-Quran dan hadits bahwa musik dilarang? Lalu, mengapa Muslim pun menggunakan qasidahan atau musik dalam acara-acara tertentu? Mohon pencerahan.
      ~
      Solihin

  9. Jesus Park mengatakan

    27 Oktober 2019 pada 5:12 pm

    ~
    Abdullah,

    Jadi saudara tidak setuju dengan adanya musik? Tapi saudara tidak tahu, mengapa musik itu diharamkan, hanya allah islam yang tahu, dan harus menunggu hari kiamat? Dan ternyata saudara salah, bukankah sudah terlambat?

    Padahal lagu-lagu rohani kristen, jika kita mendengar akan menenangkan hati yang sedang sedih, stres, dll. Karena lagu rohani juga mengingatkan akan kasih Tuhan pada kita, sehingga pada saat kita jarang berbicara dengan Tuhan, kita diingatkan lagi agar selalu dekat dengan Tuhan. Bahkan Daud, Isa juga bernyanyi, mengapa allah islam membenci musik? Padahal mengaji tanpa disadari muslim, mengeluarkan irama? Bagaimana penjelasan saudara?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      30 Oktober 2019 pada 5:43 am

      ~
      Saudara Park,

      Tepat sekali yang disampaikan oleh saudara bahwa lagu-lagu rohani Kristen memberikan keteduhan. Nampaknya diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak lagu-lagu rohani Kristen bagi jiwa manusia. Terima kasih.
      ~
      Solihin

  10. Dede mengatakan

    3 November 2019 pada 4:17 am

    ~
    “Memang ada bahkan banyak Muslim yang tidak mengharamkan nyanyian dan juga musik, tapi ketahuilah ada pula Muslim yang mengharamkan. Saya termasuk orang yang setuju bahwa nyanyian dan musik itu haram secara mutlak.” Sehubungan dengan pendapat saudara Abdullah, poin penting sebenarnya adalah bagaimana definisi “musik” itu sendiri?

    Saya sebagai Muslim merasa bahwa ilmu tajwid, tilawah, dan lantunan azan pun sendirinya mengandung unsur musik seperti penggunaan nada bernuansa Arab. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat keindahan di dalam lantunannya, makanya tidak sembarang orang bisa dijadikan sebagai muadzin. Bahkan tilawah pun tidak jarang diperlombakan keindahan lantunannya.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      6 November 2019 pada 8:49 am

      ~
      Saudara Dede,

      Kami setuju dengan saudara bahwa ada nada-nada dalam lantunan tilawah yang indah. Ini merupakan unsur musik yang masuk dalam keagamaan. Tentu saja kita perlu mengakui bahwa musik adalah netral. Menjadi tidak netral tatkala musik dijadikan sebagai alat memicu kekerasan. Bernyanyi untuk mengagungkan Allah dengan musik merupakan tindakan yang baik. Bukankah Nabi Daud pun bernyanyi? Bukankah Isa Al-Masih pun bernyanyi? Terima kasih untuk tanggapan saudara.
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 2 3

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 6 Alasan Mengapa Isa Al-Masih Adalah Tuhan
  • Banyak Jalan Ke Roma, Satu Jalan Ke Surga Allah
  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?
  • Cara Bebas dari Hutang Puasa Ramadhan
  • Bagaimana Jika Tidak Mampu Mengganti Qadha Puasa Ramadhan?
  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!

Artikel Yang Terhubung

  • Islam, Kristen Bertanya: "Mengapa Artis-Artis Pindah Agama?"
  • Orang Islam Melindungi Kristen Dari Teroris
  • Mengapa Orang Islam Harus Menjauhkan Diri dari Zakir Naik
  • Sikap Islam dan Kristen Terhadap Terorisme
  • Sikap Kristen dan Islam Terhadap Charlie Hebdo

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2022 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami