• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Alkitab
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Ulasan Berita Agama > Kesetaraan Gender Dalam Islam, Polemik Hijab dan Poligami

Kesetaraan Gender Dalam Islam, Polemik Hijab dan Poligami

15 Mei 2017 oleh Web Administrator 206 Komentar

Ilustrasi-timbangan-yang-menunjukkan-kesetaraan-gender-dalam-islamKesetaraan Gender Dalam Islam, Polemik Hijab dan Poligami merupakan topik pembahasan yang hangat sampai saat ini. Bagaimana Kitab Allah memandang hal ini?

Wanita di Indonesia patut bersyukur, karena dapat melakukan hal-hal yang umumnya hanya pria lakukan. Menyetir misalnya. Beberapa negara mayoritas Islam, seperti di Timur Tengah, wanita tidak boleh menyetir mobil.

Ulama Muslimah Menuntut Kesetaraan Gender

Bagi sebagian orang, kesetaraan gender adalah konsep negara barat. Syukurlah Indonesia tidak sepenuhnya setuju dengan mindset ini. Tahun 2014-2019, representasi perempuan di parlemen Indonesia ada sekitar 17,8%. Tahun 1950-1955 hanya 3,8%. Inilah bukti kesetaraan gender sudah semakin diperhatikan di Indonesia.

April 2017 lalu dalam Seminar Internasional Ulama Perempuan di Cirebon, peneliti senior dari Qatar University, Hatoon Al-Fasi, berkata bahwa saat ini banyak aturan yang membuat wanita sulit bergerak bebas. Menggunakan dalih bahwa wanita inferior sehingga perlu dilindungi. Namun menurut Hatoon, peraturan tersebut tidak ada kaitannya dengan akidah Islam.

Allah: Pria dan Wanita Setara!

Mungkin Anda setuju dengan saya bahwa pria dan wanita setara. Karena begitulah faktanya tatkala Allah menciptakan pria dan wanita (Taurat, Kitab Kejadian 1:27). Juga, wanita diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pria. Jika wanita lebih rendah, dapatkah ia memenuhi kebutuhan pria?

Kesamaan lain adalah pria dan wanita sama-sama berdosa. Sama-sama membutuhkan jaminan keselamatan. Jika Anda mempunyai pandangan lain tentang kesetaraan gender dalam Islam, silakan menyampaikan pandangan Anda lewat email!

Poligami Bukan Ajaran Islam!

Hatoon juga berkata bahwa poligami bukan ajaran Islam. “Saya mengatakan, poligami bukan ajaran Islam. Poligami telah muncul jauh sebelum Islam. Apa yang Islam lakukan adalah memanusiakan poligami. Al-Quran justru bertujuan pada monogami,” katanya.

Mungkin sebagian dari Anda tidak setuju. Sebab Kitab Suci Islam sangat jelas memperbolehkan poligami. Nabi Islam pun berpoligami.

Namun, bila kita melihat kepada awal penciptaan manusia, pernikahan yang Allah ciptakan adalah monogami. Allah hanya menciptakan satu isteri untuk Adam, yaitu Hawa. Dan lagi, firman Allah berkata “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24).

wanita-islam-memakai-jilbab-hitamKontroversi Hijab

Pernyataan Hatoon yang berkata bahwa menekankan nilai-nilai Islam jauh lebih baik daripada cara berpakaian, patut kita apresiasi. Karena penampilan rohani jelas jauh lebih baik daripada penampilan luar sekalipun terlihat agamis.

Saya sangat setuju (mungkin Anda juga) dengan ajaran Isa Al-Masih yang mengatakan bahwa orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang “secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu”(Injil, Surat 2 Timotius 3:5).

Berfokus Pada Ajaran Isa Al-Masih

Satu pertanyaan yang dapat kita renungkan, “Bermanfaatkah menutup tubuh dengan hijab namun hati kotor karena dosa?” Isa Al-Masih berkata, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).

Jika Anda mempunyai pandangan bagaimana cara terhindar dari kegelapan dosa kepada terang Kasih Ilahi, silakan mengirimkan pandangan Anda lewat email!

[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Setujukah saudara bila poligami bukan ajaran dari Tuhan Sang Pencipta?
  2. Menurut saudara, mengapa Isa Al-Masih mengajarkan bahwa penampilan jasmani tidak mempengaruhi keselamatan sorgawi seseorang?
  3. Setelah membaca penjelasan pada artikel di atas, bagaimana pandangan saudara tentang: Kesetaraan gender, poligami, dan hijab?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Islam Dan Kristen: Benarkah Poligami Hukum Allah?
  2. Alasan Muslimah Arab Saudi Menuntut Kesetaraan Gender
  3. Apakah Wanita Berhijab Adalah Wanita Solehah?
  4. Hak Kaum Wanita Dalam Negara-Negara Islam

Video:

  1. Mana Lebih Penting: “Berhijab Atau Kesucian Hati”?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel “Kesetaraan Gender Dalam Islam, Polemik Hijab dan Poligami”. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Ditulis oleh: Saodah

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Facebook Twitter WhatsApp Email SMS

Ditempatkan di bawah: Ulasan Berita Agama

Reader Interactions

Comments

  1. Ahli Fikir mengatakan

    15 Mei 2017 pada 9:28 am

    ~
    Jika poligami bukan dari Tuhan, adakah Hukum Taurat bukan dari Tuhan? Tidakkah kamu berfikir?

    Poligami terdapat dalam Perjanjian Lama. Sebenarnya Ahli Gereja telah menghapus Hukum Taurat tapi pura-pura alasan mengenapi hukum tersebut dengan tidak boleh berpoligami. Tidak jujur dan sama rata dalam mengutip ayat Alkitab.

    Penggenapan yang sebenarnya adalah poligami masih dibolehkan, tapi tidak seperti Raja Solomon (ratusan isteri) ada batas poligami dalam Islam, yaitu maksimal empat dan tidak menghapus Hukum Taurat.

    Balas
    • staff mengatakan

      15 Mei 2017 pada 11:27 pm

      ~
      Saudara Ahli Fikir,

      Tepat sekali bahwa poligami terdapat dalam Perjanjian Lama. Walaupun itu terdapat dalam Perjanjian Lama bukan berarti Allah menghendaki poligami. Poligami dicatat dalam Perjanjian Lama agar menjadi pelajaran bahwa poligami memiliki dampak tidak baik terhadap keutuhan keluarga dan perkembangan psikologis anak. Silakan saudara membaca kisah Abraham, Yakub, Daud, Salomo, dan sebagainya.

      Sejak semula Allah menghendaki suami dan istri hidup dalam kedamaian. Itu sebabnya, Taurat, Kejadian 2:24 menyatakan bahwa seorang suami meninggal ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, bukan istri-istrinya. Karena itu, menjadi pertanyaan besar adalah mengapa Al-Quran mengajarkan poligami sampai batas empat? Mengapa juga nabi saudara berpoligami lebih dari empat? Mohon pencerahan saudara.
      ~
      Solihin

  2. Realita mengatakan

    15 Mei 2017 pada 10:03 am

    ~
    Poligami bukan suatu ajaran dari Tuhan, tapi penyimpangan akibat hawa nafsu manusia. Dicatat dalam Taurat, kisah para nabi di Perjanjian Lama. Tuhan YHWH, Elohim, Allah tidak pernah mengajarkan boleh berpoligami. Harus bisa dibedakan antara ajaran dengan dosa/penyimpangan yang dicatat. Dosa/penyimpangan yang dicatat bukan berarti ajaran.

    Demikian juga suatu catatan Perjanjian Lama, peristiwa peperangan bangsa Israel bukanlah suatu ajaran.

    Balas
    • staff mengatakan

      15 Mei 2017 pada 11:32 pm

      ~
      Saudara Realita,

      Allah mengajarkan manusia untuk monogami, bukan poligami sudah sangat jelas di seluruh Alkitab. Namun, manusia yang berdosa lebih menuruti keinginan hawa nafsunya. Kami setuju dengan saudara mengenai hal itu. Oleh sebab itu, Perjanjian Lama mencatat peristiwa poligami sebagai pelajaran bagi generasi berikutnya agar tidak mencontoh tindakan yang tidak benar. Sebab poligami membuat keluarga tidak bahagia dan tidak utuh. Kami berharap ini menjadi bahan pemikiran rekan-rekan pengunjung situs.
      ~
      Solihin

  3. Rizal mengatakan

    15 Mei 2017 pada 11:45 am

    ***
    Jawaban no #1

    Tidak setuju! Poligami tujuannya untuk melindungi harkat martabat kaum wanita. Saya tahu tidak semua wanita mau dipoligami, karena itu menyakitkan hati. Tapi kalau kita analisa jumlah penduduk sekarang di dunia, jumlah wanita itu lebih banyak dari jumlah pria.

    Kalau poligami tidak ada, maka tidak ada solusi untuk menangani kelebiham jumalh wanita dibanding pria. Kita bisa bayangkan berapa banyak wanita yang tidak akan punya suami dan tidak menikah.

    Secara kodrat setiap manusia butuh pasangan hidup. Kalau poligami tidak ada, pilihan wanita itu dua, menjadi barang milik umum, atau berpoligami.

    Kalau saya analisa di negara Eropa, wanita di sana lebih suka berselingkuh dengan pria beristri dari pada berpoligami. Padahal di mata Allah berzinah itu dilarang.

    Balas
    • staff mengatakan

      16 Mei 2017 pada 12:22 am

      ***
      Sdr. Rizal,

      Terimakasih sudah berkenan menjawab salah satu pertanyaan yang ada. Kami sungguh menghargainya.

      Seperti yang sdr tuliskan di atas “tidak semua wanita mau dipoligami, karena itu menyakitkan hati.” Menurut sdr, apakah Tuhan yang maha pengasih mau memberikan ketetapan yang menyakiti sebagian umat-Nya?

      Bila menurut sdr poligami hanya menyenangkan sebagian orang/gender saja, bukankah dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Allah itu tidak adil? Jelas ini bertentangan dengan sifat Allah, maha adil.

      Tentang jumlah wanita yang lebih banyak dari pria, menurut saya, Tuhan maha tahu. Dia yang menciptakan jenis kelamin manusia, maka Dia pun akan bertanggung-jawab terhadap mereka. Kita manusia tidak berhak mengatasi masalah itu, termasuk dengan alasan poligami.
      ~
      Saodah

  4. Realita mengatakan

    15 Mei 2017 pada 12:53 pm

    ****
    2. Penampilan jasmani tidak mempengaruhi jaminan keselamatan sorgawi tapi mengikuti ajaran kasih Isa Al-Masih Anak Allah = perintah Allah mempengaruhi keselamatan sorgawi yaitu: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

    3.Pandangan saya: Kemerdekaan dan kebahagiaan adalah hak segala bangsa manusia. Oleh sebab itu, segala penjajahan lelaki berupa poligami, diskriminasi perempuan, dan hijab terhadap perempuan harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Yang bermasalah adalah hawa nafsu lelaki tapi perempuan yang dijajah. Yang benar adalah lelaki yang sopan, setia satu istri membangun rumah tangganya menuju kebahagiaan, kerukunan bersama keluarga.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Mei 2017 pada 9:02 am

      ****
      Saudara Realita,

      Nampaknya saudara terinspirasi oleh pembukaan Undang-undang Dasar 1945 untuk menanggapi kesetaraan gender. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran pendiri bangsa ini lebih maju dibandingkan pemikiran nabi Islam. Pemikiran nabi Islam cenderung mendeskreditkan wanita, apalagi dengan hak Muslim untuk berpoligami, sedangkan wanita tidak memiliki hak poliandri. Kami berharap para Muslimah merenungkan dan berani berpikir kritis.

      Namun, yang lebih penting dari itu adalah jaminan keselamatan diberikan karena percaya pada Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sebab Isa Al-Masih adalah jalan dan kebenaran dan hidup (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
      ~
      Solihin

  5. yoga mengatakan

    15 Mei 2017 pada 2:26 pm

    *
    Setuju sekali bahwa poligami ajaran dari Tuhan. Poligami sifatnya anjuran (bukan paksaan). Dengan begitu jika seorang istri berhalangan untuk diajak intim, suami mampu menyalurkan hasrat dengan istri yang lain. Pula halnya wanita mendapat kesempatan banyak menjadi milik si poligami daripada menjadi barang sewaan, pelacur, penghibur, piala bergilir, dll. Sudah semestinya ajaran agama menjunjung tinggi akal dibanding perasaan untuk manusia yang mau menggunakan akal.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Mei 2017 pada 9:02 am

      *
      Saudara Yoga,

      Membaca tulisan saudara amat menyedihkan. Tulisan saudara menyiratkan bahwa wanita hanya dijadikan tempat pelampiasan nafsu laki-laki. Dengan kata lain, Muslim hanya memikirkan wanita sebagai pemenuhan kebutuhan biologis. Tidak lebih. Dengan demikian, bolehkah disebut bahwa wanita Islam adalah budah seks?

      Seyogianya ajaran Islam memandang manusia sebagai pribadi utuh yang memiliki aspek psikologis, sosial, moral, dan sebagainya. Ajaran poligami mengabaikan aspek-aspek tersebut sehingga pandangan masyarakat terhadap wanita yang dipoligami cenderung negatif. Pertanyaannya adalah mengapa Tuhan memberikan perintah yang menyengsarakan wanita? Mohon pencerahan saudara.
      ~
      Solihin

  6. Abangnya Aisyah mengatakan

    15 Mei 2017 pada 2:28 pm

    ~
    Status wanita dalam Islam laksana budak dan pemuas nafsu belaka. Statement bahwa Islam sangat memuliakan wanita adalah bohong besar. Berikut faktanya: “Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi, kemudian ia keluar lalu ia melewati suatu kaum (orang banyak) supaya mereka mendapati (mencium) baunya, maka dia itu adalah perempuan zina/tuna susila” (Hadits ini hasan shahih diriwayatkan Imam Ahmad (4/414), Abu Dawud (4173), Tirmidzi (2786), An-Nasa’i (8/153))

    Ini salah satu ajaran Muhammad dan masih banyak ajaran-ajaran konyol lainnya. Entah kenapa di zaman intelek ini masih percaya sama ajaran nabi palsu.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Mei 2017 pada 9:03 am

      ~
      Saudara Abangnya,

      Membaca hadits di atas menjelaskan bahwa wanita dalam kedudukan yang rendah. Wanita hanya menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu laki-laki. Hal ini juga yang diungkapkan Al-Quran.

      “Isteri-isterimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman” (Qs 2:223). Kami berharap pengunjung situs ini berani berpikir kritis.
      ~
      Solihin

  7. so sweet mengatakan

    15 Mei 2017 pada 3:55 pm

    ~
    To: Sejarah,

    Terlihat sekali bahwa anda kurang memahami ajaran Kristen atau anda hanya mendengar dari kalangan para ulama anda saja yang nol besar menafsirkan tentang Kristen, tapi jika kita kembali ke artikel ini, jelas sekali nabi anda memandang perempuan itu sebagai pemuas nafsu saja. Aisyah sendiri juga pernah menyindir Muhammad: “Allah cepat-cepat memenuhi keinginan nafsumu” (As Suyuti dalam Asbab al-Nuzul tentang ayat tersebut)]. Tidak ada kesetaraan gender dalam Islam, ya atau lebih tepatnya pada budaya Arab abad ke-7.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Mei 2017 pada 9:03 am

      ~
      Saudara So Sweet,

      Hadits di atas merupakan curhatan Aisyah yang memerhatikan dan mengamati bahwa segala keinginan nabi Islam dipenuhi oleh alloh Islam dalam hal memuaskan hawa nafsunya. Kami berharap pengunjung situs ini bersedia mempelajari riwayat nabi Islam secara menyeluruh.
      ~
      Solihin

  8. Abangnya Aisyah mengatakan

    15 Mei 2017 pada 5:52 pm

    ~
    Rizal,

    Berarti yang menentukan harkat dan martabat wanita itu adalah pria? Luar biasa. Masak niat mengangkat martabat wanita harus dan wajib “mengangkat rok”nya pula? Ini akal-akalan Muhammad yang memang senang sama wanita. Ini juga cara berpikir orang yang sudah diracuni ajaran nabi palsu.

    Kalau memang berhati mulia ingin mengangkat martabat wanita, janda, langsung saja disantuni setiap bulan, kasih nafkah, dibukakan rekening bank.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Mei 2017 pada 9:03 am

      ~
      Saudara Abangnya,

      Tindakan bijaksana untuk mengangkat dan melindungi wanita adalah menolong tanpa mengorbankan istri. Perlu diperhatikan perasaan dan psikologis wanita serta anak-anak yang tidak rela ayahnya berbagi kasih dengan wanita lain. Sebagaimana telah disebutkan oleh saudara, mengangkat martabat wanita dapat dilakukan dengan memberikan santunan tanpa harus menggunakan santunan untuk kepentingan diri sendiri, apalagi memuaskan hawa nafsu laki-laki.
      ~
      Solihin

  9. Realita mengatakan

    15 Mei 2017 pada 11:28 pm

    ~
    Dalam Taurat, Bilangan 23:9 arti kafir adalah semua bangsa di luar bangsa Israel/Yahudi. Kelakuan kafir yang dibenci Elohim YHWH waktu itu memuja dan mencium batu hitam, patung dan pesta hawa nafsu dengan 72 perempuan sebagai “surga”. Para kafir memengal dan pancung manusia demi dewa-dewinya, rajanya bebas mengambil istri orang lain apabila dia mau, dan mengajarkan ikuti kelakuannya seperti poligami dan bunuh. Inilah makna sesungguhnya kafir di dalam kitab Taurat. Barangsiapa yang mengikuti mirip kelakuan kafir dalam sejarah Israel, maka sesungguhnya merekalah yang kafir.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Mei 2017 pada 9:03 am

      ~
      Saudara Realita,

      Poligami adalah tindakan dari ketidakbahagiaan seorang pria. Anggapan seorang pria bila berpoligami dapat terpuaskan kekosongan hatinya adalah keliru. Sebaliknya, poligami merupakan tindakan yang menjerat dirinya dalam jurang yang dalam.

      Karena itu, kekosongan jiwa seorang pria hanya dapat dipenuhi oleh Isa Al-Masih yang datang memberikan keselamatan kepada manusia sehingga manusia mengalami kedamaian sejati. Kami berharap ini menjadi bahan perenungan.
      ~
      Solihin

  10. so sweet mengatakan

    16 Mei 2017 pada 12:26 am

    ~
    Poligami ajaran Tuhan? Saya rasa bukan! Seandainya jika poligami itu ajaran Tuhan, maka Tuhan pasti menciptakan Adam dan banyak Hawa sebagai pendampingnya.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Mei 2017 pada 9:04 am

      ~
      Saudara So Sweet,

      Poligami bukan sekedar pemenuhan kebutuhan seksual pria, tetapi poligami merupakan wujud tindakan pria karena mengalami kekosongan dalam jiwanya. Pria yang mencoba menemukan kebahagiaan dengan berpoligami malah mendapatkan malapetaka dengan berpoligami. Banyak kisah dan fakta yang membuktikan hal itu. Karena itu, Allah tidak pernah mengajarkan poligami. Kami setuju dengan saudara.
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

1 2 3 … 11 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Keaslian Kitab, Naskah-Naskah Kuno Al-Quran dan Alkitab
  • Bukti Utama Allah Mencintai Mukmin Miskin
  • Muhasabah Islam dalam Terang 3 Pertanyaan Isa Al-Masih
  • Mengapa Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim dan Nasrani?
  • Apakah Kelahiran Isa Malam Teristimewa bagi Muslim dan Nasrani?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”
  • Cara Allah Memberi Hidayah dan Cara Muslim Mendapatkannya
  • Mengapa Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim dan Nasrani?
  • Sudahkah Anda, Sebagai Mukmin, Mendapat Ketenangan Hati Sejati?
  • Apakah Menikah Siri Islam Sesuai dengan Kitab Allah?

Artikel Yang Terhubung

  • Alasan Muslimah Arab Saudi Menuntut Kesetaraan Gender
  • Pernikahan Dini Dalam Islam
  • Jenderal Moeldoko, "ISIS Adalah Ide Terburuk Dalam…
  • Talak dan Pernikahan, Menurut Islam dan Kristen
  • Video Porno - Ajaran Islam dan Nasrani

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami