• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Media > Ulasan Berita Agama > Umat Islam: Cara Hijrah yang Benar

Umat Islam: Cara Hijrah yang Benar

30 September 2019 oleh Web Administrator 47 Komentar

orang-islam-sedang-berdoa-di-padang-rumputKata hijrah sangat populer baru-baru ini. Sudah menjadi tren di media sosial dan berita lain.

Namun, banyak Mukmin sudah berusaha untuk hijrah tetapi belum merasa lebih dekat kepada Allah. Bagaimana cara hijrah yang benar agar bisa mengenal Allah sejati?

Arti Hijrah

Satu situs Islam mendefinisikan hijrah seperti: “kembali kepada kehidupan beragama, berusaha mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan berusaha menjadi lebih baik.”

Kita semua setuju bahwa dunia ini akan lebih baik jika setiap orang menjauhi larangan dan berusaha menjadi lebih baik, bukan? Namun, pertanyaannya: bagaimana cara kembali kepada Allah?

Cara Hijrah Menurut Pakar Islam

Menurut pakar-pakar Islam, ada beberapa cara untuk melakukan hijrah. Di antaranya:

  1. Mencari lingkungan yang baik
  2. Mempelajari Al-Quran
  3. Sering berdoa
  4. Bersedekah/berusaha beramal
  5. Perbaiki diri

Apakah Anda sudah coba semua hal di atas? Apakah Anda merasa lebih dekat kepada Allah sekarang? Email kami dengan jawaban Anda.

orang-yang-bekerja-sedang-membungkuk-memikirkan-cara-bekerja-yang-benarMengapa Banyak Orang Belum Berhasil dengan Hijrah?

Masalahnya, banyak orang sudah coba hijrah dengan cara-cara di atas, tetapi belum berhasil.

Apakah karena mereka tidak istiqomah? Atau karena masih ada yang kurang dengan hijrahnya?

Sebenarnya, alasannya, semua hal di atas berdasarkan usaha kita–manusia yang lemah dan berdosa. Bagaimana mungkin kita bisa memperbaiki diri/hati?

Cerita Mengenai Hijrah yang Berhasil

Ada satu contoh dari satu orang yang sudah hijrah dengan benar.

“Maka bangkitlah ia [anak] dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan . . . Kata anak itu kepadanya: ‘Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.’ Kata ayahnya kepadanya: ‘ia [anak] telah hilang dan didapat kembali’” (Injil, Lukas 15:20-21).

Jadi, anak itu dapat mendekatkan diri kepada ayahnya bukan karena usahanya atau amalnya. Melainkan, karena kasih dan rahmat ayahnya.

dua-orang-islam-sedang-berbicaraCara Hijrah yang Benar: Mematuhi Perintah Allah

Satu cara hijrah adalah mematuhi perintah Allah. Ada banyak perintah Allah, tetapi ada satu yang terpenting.

“Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus [Isa Al-Masih] . . . dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus [Al-Masih] kepada kita” (Injil, 1 Yohanes 3:23).

Jadi, kita harus beriman kepada Isa dan mengikuti perintah-perintah Isa. Bagaimana kita bisa tahu semua perintah-Nya? Dengan membaca Kitab Suci Injil.

Cara Hijrah yang Benar: Menjauhi Larangan dan Menjadi Baik

Cara kembali ke Allah sama dengan cerita di atas: dengan kerendahan hati, lalu bertobat atas semua dosa kita.

Kita tidak mampu memperbaiki diri kita. Hanya ada satu Pribadi yang mampu memperbaiki diri kita, yaitu Isa Al-Masih. Mengapa?

Karena hanya Isa dapat membersihkan hati kita dan membuat kita baru. Maksudnya, setiap dosa akan diampuni karena Ia sudah menjadi Perantara yang sempurna kita.

Jadi, langkah pertama untuk hijrah yang sempurna di hadapan Allah adalah beriman kepada Isa Al-Masih sebagai Perantara Anda dan minta hati baru. Hanya setelah itu, kita dapat mengenal Allah dan menjauhi larangan serta menjadi baik.

Silakan hubungi kami jika Anda mau kembali ke Allah melalui Isa.

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Mengapa banyak orang yang sudah coba hijrah belum merasa lebih dekat kepada Allah?
  2. Menurut Saudara, apakah anak yang hilang dalam cerita di atas berhasil hijrah? Mengapa?
  3. Mengapa mematuhi dan mengikuti Isa cara hijrah yang benar?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Makna Kembali Fitrah dalam Islam dan Kristen
  2. Mukmin – Kembali ke Fitrah atau Menjadi Benar di Hadapan Allah
  3. Bagaimana Menjadi Benar di Hadapan Allah?
  4. Apakah Allah Itu Dekat Atau Jauh Bagi Muslim?
  5. Bagaimana Orang Islam dan Kristen Memiliki Kedekatan Dengan Allah?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Ulasan Berita Agama

Reader Interactions

Comments

  1. joko.S mengatakan

    15 Oktober 2019 pada 8:42 am

    ~
    Saudara Solihin,

    Sekarang anda tanya lagi muslim yang berhijrah pasti masuk sorga tertulis dimana Al Quran. Cara berfikir anda tidak lurus. Hubungannya apa hijrah dengan masuk sorga? Islam bukan indoktrinasi seperti Kristen. Hanya masalah akidah yang tidak boleh ditawar tapi boleh dipelajari misal sholat dan 5 waktu (wajib), dan itu jelas. Untuk masalah amaliah, ibadah mengikuti contoh nabi dan sahabat dan seterusnya. Cara berfikir anda tentang Isa sudah tidak benar apalagi tentang Islam anda memanipulasi. Dengan Tuhannya saja tidak takut apalagi dengan manusia. Wallahu A’lam.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      16 Oktober 2019 pada 6:01 am

      ~
      Saudara Joko,

      Benarkah Islam bukan indoktrinasi? Nampaknya saudara tidak memahami agama saudara sendiri dan nampaknya saudara tidak konsisten dengan pernyataan saudara. Bukankah sholat, beramal dan sebagainya merupakan indoktrinasi? Alih-alih menjawab pertanyaan kami, saudara menghindar dan mengalihkan dengan pernyataan demikian. Kami ulangi pertanyaannya. Apakah ini berarti Muslim yang telah berhijrah pasti masuk sorga? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Bila saudara tidak menjawabnya, maka kami terpaksa menghapus komentar saudara. Mohon maaf untuk itu.
      ~
      Solihin

  2. resta mengatakan

    15 Oktober 2019 pada 6:16 pm

    ~
    Judulnya ambigu dan artikelnya maksa sekali. Pertanyaannya lebih ke pembunuhan karakter, pada akhirnya bukan hijrah untuk orang Islam, tapi murtad jika mengikuti semua alur isi artikel ini. Semua benar apa yang dikomentari sdr joko.s.

    1. Karena belum ada niat yang benar dan masih ragu.
    2. No koment. Pertanyaan Alkitab suruh jawab orang Islam
    3. Islam sudah mengimani Isa sebagai nabi. Jadi, tidak perlu ditanyakan lagi.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      16 Oktober 2019 pada 6:05 am

      ~
      Saudara Resta,

      Kami tertarik dengan pernyataan saudara. Kami tidak membunuh karakter siapapun. Bila hal itu mengganggu pikiran saudara, maka saudara perlu mengkaji ulang keyakinan saudara.

      1. Apa saudara yakin dan pasti sudah dekat dengan Allah? Apa bukti konkretnya? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa setiap yang hijrah pasti dekat dengan Allah?

      2. Adalah hak saudara untuk tidak menjawab ini. Tetapi pertanyaan tersebut bisa dijawab karena amat mudah menelusurinya sesuai dengan teks yang tertulis.

      3. Mengimani tidak sama dengan mengikuti dan mematuhi. Faktanya, saudara lebih mengikuti dan mematuhi nabi saudara dibandingkan Isa Al-Masih. Dengan demikian, saudara tidak mengikuti dan mematuhi Isa Al-Masih. Pertanyaannya kami ulang. Mengapa mematuhi dan mengikuti Isa cara hijrah yang benar?
      ~
      Solihin

  3. Wahyu mengatakan

    15 Oktober 2019 pada 11:43 pm

    ~
    Saudaraku (Solihin) setanah air,

    Hijrah yang sesungguhnya ialah berpegan teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah nabi. Mentauhidkan agama Alloh. Menjauhi khuraft, dongeng, tahayyul dan semisalnya.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      16 Oktober 2019 pada 6:07 am

      ~
      Saudara Wahyu,

      Kami senang saudara menyatakan demikian. Karena pernyataan demikian mendorong kami untuk menguji apakah benar bahwa hijrah yang sesungguhnya adalah berpegang teguh pada Al-Quran dan hadits serta mentauhidkan Allah SWT. Kalau boleh tahu, tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa hijrah yang benar adalah berpegang teguh pada Al-Quran dan hadits? Apakah Allah SWT memberikan kepastian masuk sorga? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran?
      ~
      Solihin

  4. resta mengatakan

    17 Oktober 2019 pada 8:14 pm

    ~
    Sdr Solihin,

    Tidak ada yang mengganggu pikiran ataupun dikaji agar bisa memahami isi dan pertanyaan di topik ini, karena sudah jelas.
    1. Yakin itu pasti, karena saya masih Islam, dekat atau tidak hanya Allah yang tahu, karena hamba allah hanya berusaha yang lebih baik. Pertanyaan apa lagi ini? Kata hijrah anda bawa ke dalam Al-Quran. Memang ada di Al-Quran mengajarkan tata cara sholat?
    2. Kalau cuma jawab, mudah sekali, tapi maaf saya tidak berminat.
    3. Karena nabi Isa menyembah satu Tuhan, dan nabi Isa tidak pernah bawa kata Kristen, agama samawi itu ada tiga: Yahudi, Nasrani dan Islam. Kristen itu dari mana? Dari Belanda? Apa yang mau diimani jika sudah tidak begini. Saya mematuhi Isa ajaran Ibrahim, bukan Isa ajaran Paulus.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      20 Oktober 2019 pada 9:07 pm

      ~
      Saudara Resta,

      1. Bila saudara tidak tahu, apakah saudara dekat atau tidak dengan Allah SWT, mengapa Allah SWT tidak mendekatkan dirinya pada saudara? Apa bukti konkretnya? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa setiap yang hijrah pasti dekat dengan Allah?

      3. Pertanyaan ini belum terjawab. Mengapa mematuhi dan mengikuti Isa cara hijrah yang benar? Kami menunggu jawaban saudara.
      ~
      Solihin

  5. Rizal mengatakan

    26 Oktober 2019 pada 9:37 pm

    ~
    Saya niat untuk menghilangkan tato karna ingin beribadah dan hijrah mengikuti aturan agama islam hamba memohon untuk bisa bantu hamba

    Balas
  6. Jesus Park mengatakan

    29 Oktober 2019 pada 11:50 pm

    ~
    Abdullah
    Jika menunggu kebenaran pada hari kiamat itu tanda kebodohan, karena akal sehat yang diberikan Tuhan tidak digunakan. Sekarang saja kita dapat menilai yang mana gelap dan yang mana terang. Sebelum dilanjutkan, saya bertanya, merampok, zina itu terang atau gelap? Mengasihi sesama itu terang atau gelap?
    Resta
    Saudara mengimani Isa, buktikan jika saudara mengikuti ajaran Isa? Saudara shalat 5x sehari tapi tidak tahu allah islam dekat atau tidak? Sebaiknya saudara pikirkan lagi?
    Wahyu
    Jika hijrah saudara berpegang pada Quran dan sunnah, sunnah apa yang saudara lakukan selain sholat?
    Rizal
    Selain buang tato, takkala beristinja, berapa banyak batu yang saudara gunakan (HR. Bukhari, 161)?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      12 November 2019 pada 10:20 am

      ~
      Saudara Park,

      Sejujurnya saudara muslim yang mencoba hijrah, belum juga merasa hidupnya menjadi suci dan semakin dekat kepada Allah. Selain internalisasi (taat sesuai ajaran), kiranya beristiqarah (bertanya) dalam hati nurani (qalbu). Minta akal yang terang dan keikhlasan untuk hijrah sekalipun konskuensinya harus berubah dari hidup selama ini.

      Apakah Allah Maha Pengasih pernah menyapa seseorang yang sangat membenci ajaran Isa? Ya ada, namanya adalah Paulus, seorang ahli taurat, Yahudi fanatik. Injil, Kisah Para Rasul 9:5 “Jawab Saulus:Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus (Isa) yang kauaniaya itu.”

      Sejak itu, hidup Saulus Hijrah menjadi Pulus, beriman kepada Isa dan Injil. Tidak lagi keras atau benci, tapi damai dan meneladani Isa Al-Masih sampai matinya.

      ~
      Jamal

  7. fauzi mengatakan

    30 Oktober 2019 pada 10:40 pm

    *****
    1. Dapat data darimana? Banyak yang sudah berhijrah tapi tidak merasa dekat dengan Allah, siapa-siapa saja yang di data? Apakah data kebohongan?
    2. Ini ayatnya dari Injil? Bukan dari A-Quran. Apa hubungannya ayat tersebut dengan hijrah dalam Islam?
    3. Ya, salah satu syarat iman dalam Islam adalah iman kepada para nabi, salah satunya nabi Isa. Ya, saya mengikuti Isa, karena Isa menyuruh mengikuti Nabi Muhammad kepada seluruh manusia sebagai nabi terakhir.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      5 November 2019 pada 6:09 am

      *****
      Saudara Fauzi,

      1. Tentu artikel di atas telah melalui riset dan dilakukan dengan observasi dan wawancara. Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara telah berhijrah dan tidak merasa dekat dengan Allah SWT? Mengapa? Bagaimana saudara? Ini diperlukan untuk menambah riset kami.

      2. Ayat tersebut merupakan gambaran dari hijrah di mana digunakan analogi seorang anak yang dekat dengan ayahnya, tetapi tidak merasa dekat. Bukankah ini ironis? Konsep ini tidak dibatasi oleh agama, melainkan realitas yang terjadi. Bukankah ada anak yang satu rumah dengan ayahnya, tetapi tidak dekat dengan ayahnya? Bagaimana dengan Islam? Apakah saudara pun mengalami hal yang sama? Beribadah kepada Allah SWT, tetapi tidak merasa dekat dengan Allah SWT? Mengapa?

      3. Kami menghargai pendapat saudara tersebut. Sekalipun pendapat saudara hanya asumsi. Sebab tidak ada bukti bahwa Isa Al-Masih menyuruh untuk mengikuti nabi saudara. Kami bertanya kepada saudara. Tertulis dimanakah dalam Injil bahwa Isa Al-Masih menyuruh mengikuti nabi saudara?
      ~
      Solihin

  8. resta mengatakan

    3 November 2019 pada 6:20 pm

    ~
    Park,

    Isa menyembah satu Tuhan, disunat, tidak makan babi. Islam yang mengikuti dan menjalankan aturannya. Kristen? Sholat sehari lima kali, haji sepuluh kali, umroh 20 kali, cium batu 100 kali, puasa 5000 kali. Semua itu bukan fondasi Islam, tapi itu hanya syarat yang wajib. Orang paling alim, ustad, habib, syekh, wali, tidak pernah berpikir bahwa dia merasa dekat dengan Allah. Dia merasa masih jauh dengan Allah. Jika manusia sudah merasa dekat dengan Allah berarti dia sombong. Islam tidak mengajarkan itu. Pertanyaan anda itu seperti manusia di atas normal.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      5 November 2019 pada 6:11 am

      ~
      Saudara Resta,

      Kami berharap saudara dapat menjawab dan tidak menghindari pertanyaan kami. Karena itu, kami mengulang pertanyaan sebelumnya.
      1. Bila saudara tidak tahu, apakah saudara dekat atau tidak dengan Allah SWT, mengapa Allah SWT tidak mendekatkan dirinya pada saudara? Apa bukti konkretnya? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa setiap yang hijrah pasti dekat dengan Allah?

      3. Pertanyaan ini belum terjawab. Mengapa mematuhi dan mengikuti Isa cara hijrah yang benar? Kami menunggu jawaban saudara.
      ~
      Solihin

  9. resta mengatakan

    5 November 2019 pada 8:18 pm

    ~
    Saudara Solihin
    1. Allah dekat dengan ku. (QS al-Baqarah: 186)
    3. Karena Isa adalah nabi dan rosul

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      2 Desember 2019 pada 11:41 pm

      ~
      Saudara Resta,

      Penghayatan Hijrah dipengaruhi oleh kekaguman Nabi Islam kepada orang Yahudi dan kristen di Mekkah. Mengapa? Karena ajaran Isa yaitu Injil sudah dikenal di jazirah Arab secara luas dimasa Nabi Islam, oleh kehadiran pendatang Nasrani maupun kelompok Yahudi. Quran pertama nuzul pada bulan Ramadhan, perintah untuk berpuasa (menahan lapar dan nafsu).

      Golongan pengikut Isa yang ditemui Nabi Islam adalah orang yang sangat sopan. Di kemudian hari ketika pemimpin Islam Berjaya, maka para Nasrani dan Yahudi dipaksa menjadi Islam, tetap tinggal dengan membayar denda sebagai non muslim (dituduh kafir) atau pergi meninggalkan Mekkah.

      Dari sini kami bertanya, mengapa mematuhi dan mengikuti Isa adalah cara hijrah yang benar?
      ~
      Jamal

  10. hakkullah mengatakan

    8 November 2019 pada 9:34 am

    ~
    Resta: Allah dekat denganku.
    Hakkullah: lewat Shalat, sebab kalau dibilang dekat dengaku, adminpun tidak mengerti.

    Admin yang bertanya, admin yang menjawab. Ini namanya tuduhan. Apakah agama kita sudah beda dengan admin? jadi, Resta dan Hakkullah: TST, tahu sama tahu. Saran saya kepada Pak admin: jangan membahas masalah ini. Bahaslah masalah aqidah saja. Ini sarang saya. Kalau membahas selain itu kamu tidak akan mengerti. Terima kasih.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      17 Desember 2019 pada 11:50 pm

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Terimakasih untuk bersedia berdiskusi sekalipun sulit. Jika Hijrah tidak diartikan lain tapi beralih dari perbudakan dosa kepada hidup suci dan merdeka maka akan sangat bermakna.

      Umat Israel Hijrah dari perbudakan Firaun yang jahat, namun Allah juga menentang kejahatan diantara umat Israel. Mereka yang keluar dari Mesir, akhirnya hanya dua orang yang tiba di tujuan.

      Injil telah mengajar standar hijrah. Hidup bertobat, meneladani kebenaran Isa al-Masih yang kudus. Injil, Rasul Besar Yohanes 18:36 “Jawab Yesus: Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, …”

      Apakah Hijrah yang berarti berpaling dengan jujur kepada kebenaran sejati, itu bersifat lahiriah dan massal atau di batin secara pribadi?
      ~
      Jamal

Baca komentar lainnya:

« 1 2 3 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 6 Alasan Mengapa Isa Al-Masih Adalah Tuhan
  • Banyak Jalan Ke Roma, Satu Jalan Ke Surga Allah
  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Cara Bebas dari Hutang Puasa Ramadhan
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Janji-janji Pengabulan Doa dari Isa Al-Masih dan Al-Quran
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?

Artikel Yang Terhubung

  • Hikmah Bom Di Masjid Mesir Bagi Umat Islam Dan Kristen
  • Solusi Dua Ancaman Di Masa Pandemi Bagi Umat Manusia
  • Adakah Harapan bagi Umat Beragama di Tengah Musibah
  • 5 Prinsip Umat Beragama Dapat Belajar Dari Wabah Virus!
  • Cara Orang Islam Menangani Masalah Ahmadiyah

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2022 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami