Konsep Keesaan Allah, Tauhid dan Trinitas sering membingungkan dan juga menjadi penyebab kesalah-pahaman di antara orang yang beragama. Bagaimana konsep Trinitas dan keesaan Allah dalam Kitab Allah? Silakan membaca pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanya di bawah.
Apa Maksud Keesaan Allah Menurut Perspektif Al-Quran?
Tauhid atau keesaan Allah dalam Al-Quran, penekanan tentang keesaan Allah ini tercantum dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4, yang berbunyi: “Katakanlah: ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tumpuan harapan (tempat bergantung segala sesuatu). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.’”
Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, keesaaan Allah swt ini mencakup keesaan dzat, keesaan sifat, keesaan perbuatan, dan keesaan dalam beribadah kepada-Nya.
Keesaan Dzat berarti Allah swt berdiri sendiri, tidak terdiri dari unsur-unsur atau bagian-bagian, yang membuat-Nya tidak membutuhkan sesuatu apapun. Keesaan sifat, maksudnya sifat yang dimiliki-Nya tidak sama, baik dalam substansi maupun kapasitas dengan sifat makhluk. Keesaan dalam perbuatan artinya, segala sesuatu di alam raya ini merupakan hasil kuasa-Nya dan tak akan terjadi tanpa izin atau kehendak-Nya.
Terakhir, keesaan dalam beribadah kepada-Nya, artinya melaksanakan segala sesuatu hanya karena Allah. Allah swt adalah satu-satunya tempat bergantung semua makhluk-Nya, tetapi Dia tidak bergantung pada apapun dan siapaun. Dia mampu memenuhi segala kebutuhan makhluk-Nya. Dia tidak memiliki keturunan dalam bentuk apapun ataupun berasal dari suatu apapun. Tidak ada satu makhluk pun, di jagad raya yang menyerupai-Nya, mendekati wujud atau kuasa-Nya, apalagi setara dengan-Nya.
Apa Yang Dimaksud dengan Tauhid?
Tauhid adalah kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa. Hanya kepada Dia sajalah semua makhluk menyembah. Dalam hal ini kepercayaan kepada Allah Tritunggal tidaklah bertentangan dengan Tauhid.
Apa Yang Dimaksud dengan Allah Trinitas/Tritunggal?
Allah Tritunggal adalah konsep tentang Allah yang diwahyukan-Nya selama 1500 tahun dalam Alkitab (Taurat, Zabur/Mazmur, dan Injil). Karena Allah Tritunggal tidak mungkin dapat dipahami manusia secara tuntas. Konsep itu bukan tidak masuk akal, melainkan jauh melampui akal manusia. Kita hanya tahu bagaimana Allah itu sebatas Dia mewahyukan diri-Nya dalam Alkitab.
Allah Tritunggal adalah Allah Yang Esa terdiri dari tiga Pribadi, yaitu Bapa, Firman Allah/Kalimatullah/Putra/Yesus/Isa Al-Masih dan Roh Allah/Roh Kudus/Hayatullah. Dalam bahasa Arab dijelaskan Allahu wahid wa huwa tsalatsatu aqanim mutasawifat fi al-jahuar/Allah yang Esa memiliki tiga hipotasis/Oknum/Pribadi yang sehakikat dalam jahuar atau Dzat-Nya/esensi/hakekat. Ketiganya bisa dibedakan, namun tidak dapat dipisahkan. Jadi Allah selalu bersama Firman-Nya dan Roh-Nya dari kekal hingga kekal.
Kesulitan memahami bagaimana Allah yang Esa juga dirasakan para ulama Islam dalam ilmu Kalam. Muslim Sunni percaya bahwa Al-Quran kekal. Imam al-Ghazzali berkata bahwa Al-Quran, “Tidak diciptakan, tanpa permulaan dan berada dalam dzat Allah” (Qawa’id al-‘Aqa’id). Tetapi, Al-Quran bukanlah Allah. Al-Quran berbeda dari Allah. Apakah berarti ada dua yang kekal, yaitu Allah SWT dan Al-Quran?
Apakah Trinitas dan Tauhid Memang Bertentangan?
Perlu diketahui, dalam ajaran Trinitas sudah terkadung juga ketahuidan. Iman kepada Allah Trinitas otomatis percaya kepada Allah yang Maha Esa. Dalam hal ini Trinitas tidak bertentangan tengan ajaran ketahuidan. Silakan baca konsep Allah Trinitas pada no. 1, 3, 9 di atas.
Jika yang dimaksud pertentangan antara Allah Trinitas dan konsep Tauhid dalam Islam, maka jawabnya keduanya berbeda/bertentangan. Allah Trinitas sumbernya Wahyu Allah (Taurat, Zabur dan Injil) Sedangakan Tauhid dalam Islam bersumber dalam Al-Quran.
Perbedaan terpenting lainnya ialah bahwa Allah swt dalam Al-Quran tidak menyelamtkan umat-Nya dari hukuman dosa mereka di neraka. Keselamatan umat Islam tergantung jumlah amal baiknya yang melebihi dosanya. Maka keselamatan mereka bersifat tidak pasti. Sebaliknya, Allah Trinitas menyelamatkan umat-Nya melalaui penyaliban Yesus yang menggantikan hukuman dosa manusia di kayu salib. Sehingga keselamatan atau masuk surga bersifat pasti.
Apa Perbedaan Tauhid dan Trinitas?
Meski percaya akan Allah yang Esa, ajaran Tauhid tidak percaya Allah itu bersifat pribadi. Allah swt dalam Tauhid adalah Dzat. Sedangkan Allah Trinitas bersifat Pribadi. Ketiga Pribadi itu saling mengasihi dengan kasih kekal dalam kekekalan.
Al-Quran percaya bahwa Allah itu Esa dalam Dzat-Nya, namun tidak percaya Allah yang Esa itu tiga Pribadi. Allah Tritunggal percaya bahwa Allah itu Esa dalam Dzat-Nya namun tiga Pribadi yaitu Allah Bapa, Firman Allah dan Roh Allah.
Allah dalam Al-Quran dipercaya sebagai Pencipta dan Pemelihara ciptaan-Nya. Keselamatan dalam Al-Quran teragantung pada jumlah amal baiknya manusia. Sedangkan Allah Trinitas adalah Pencipta, Pemelihara dan Penyelamat. Allah Bapa mengasihi dan rindu menyelamatkan manusia berdosa dari hukuman di neraka kekal. Kalimatullah/Yesus Kristus/Isa Al-Masih mengerjakan penyelamatan itu dengan menjadi manusia dan mati disalib guna menanggung hukuman dosa manusia. Dan Roh Allah/Hayatullah menjadi meterai dan jaminan keselamatan kekal di surga-Nya bagi orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus/Isa Al-Masih.
Bagaimana Hubungan Trinitas, Tauhid, dan Keesaan Allah?
Trinitas dan Tauhid sama-sama percaya Allah Yang Esa. Namun penjelasan tentang bagaimana Allah yang Esa dalam Tauhid Islam dan Trinitas itu berbeda. Dalam istilah Trinitas sudah tercakup ketauhidan. Orang yang beriman kepada Allah Trinitas sudah pasti bertauhid. Yaitu percaya pada Allah yang Esa, yaitu satu-satunya Allah yang berkuasa mencipta, memelihara dan menyelamatkan umat-Nya dari siksa kekal di neraka.
Apakah Pembagian Tauhid Menjadi 3 Sama Dengan Konsep Trinitas?
Tidak!
Pertama, Tauhid Rububiyah. Yang dimaksud adalah kita harus percaya bahwa penciptaan, pengurusan dan pemerintahan alam semesta dan segala isinya hanyalah Allah dan tidak ada yang lain. Kedua, Tauhid Uluhiyah. Yang kedua ini memiliki makna sebagai Tauhid Ibadah. Yaitu tidak ada makhluk selain Allah yang berhak diibadahi dan tidak ada makhluk selain Allah yang berhak untuk disembah. Ketiga, Tauhid Asma’ wa Sifat. Yang dimaksud adalah mempercayai Allah Atas nama-nama yang telah ditetapkan olehNya sendiri.
Konsep Allah Trinitas dalam bahasa Arab dijelaskan Allahu wahid wa huwa tsalatsatu aqanim mutasawifat fi al-jahuar/Allah yang Esa memiliki tiga hipotasis/oknum/Pribadi yang sehakikat dalam jahuar atau Dzat-Nya/esensi/hakekat. Jadi dalam hakekat Allah yang Esa ada tiga Pribadi Allah Bapa, Putra/Yesus/Isa Al-Masih/Kalimatullah dan Roh Allah. Jadi Allah Bapa, Firman Allah/Kalimatullah dan Roh Allah adalah Esa dalam Dzat-Nya.
Adakah Dasar Alkitabiah Untuk Konsep Trinitas?
Memang istilah Tritunggal/Trinitas tidak ada dalam Alkitab, tetapi konsepnya ada. Kitab Taurat menegaskan bahwa Allah itu Esa. “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Kitab Taurat, Ulangan 6:4). Dalam Kitab Injil ditegaskan bahwa Allah yang Esa itu mmiliki tiga pribadi yang berbeda Allah Bapa, Firman Allah/Yesus Kristus/Putra dan Roh Allah/Roh Kudus (Injil, Rasul Besar Matius 20:19-20).
Masing-masing Pribadi itu bukanlah sepertiga dari keilahian, melainkan sepenuhnya memiliki sifat keilahian. Bapa memiliki sepenuhnya sifat keilahian dan mandiri. Firman Allah memiliki sepenuhnya sifat keilahian dan mandiri. Dan Roh Allah memiliki sifat keilahian dan mandiri. Ketiganya Esa dalam Dzat/hakekat keilahian-Nya.
Apakah Trinitas Berarti 3 Tuhan/Triteisme?
Bukan!
Triteisme adalah kepercayaan kepada tiga Allah. Triteisme yang ditentang oleh Al-Quran terdiri dari Allah, Isa Al-Masih, dan Maryam (Qs 5:17, 73, 116). Wahyu Allah – Taurat, Zabur/Mazmur dan Injil telah sejak dulu menentang kepercayaaan Triteisme, dan Trinitas bukanlah Triteisme.
Trinitas menjelaskan bagaimana Allah Yang Maha Esa, bukannya berapa Allah itu. Sejak Kitab Taurat, Allah sudah menegaskan bahwa Dia adalah Esa. Tetapi apakah keesaan/ketunggalan Allah sama dengan tunggal/satunya roti, kayu atau lainnya? Tidak! Sebab Allah tidak sama dengan makhluk. Maka esa/satunya Allah juga berbeda dari makhluk ciptaan-Nya. Dalam pengakuan/syahadat berbahasa Arab iman Kristen berbunyi, “Bismil Abi wal Ibni war Ruhil Quddus, al-ilahil wahid. Amin” artinya “Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Allah Yang Maha Esa. Amin.”
Siapa Allah Bapa?
Bapa adalah Allah. Istilah “Bapa” menunjukkan hubungan Tuhan dengan dunia. Terutama hubungan-Nya dengan orang-orang yang menyerahkan diri kepada-Nya. Seperti “Bapa,” Dia adalah Pencipta, Penanggung-jawab, Penjaga, Pemberi dsb. Itu sebabnya orang Kristen memanggil Allah sebagai Bapanya.
Di sini “Bapa” menunjukkan relasi Allah dengan manusia. Dalam cara yang manapun, Allah bukanlah seorang ayah dalam arti biologis kepada siapa pun. Kata “Bapa” untuk menegaskan bahwa Allah begitu dekat dengan umat-Nya dan mengasihi mereka. Allah selalu mendekat kepada umat-Nya dan menyelamatkan mereka.
Siapakah Roh Kudus dalam Tritunggal?
Roh Kudus atau Roh Allah disebut juga Hayatullah Allah. Istilah Roh Allah menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Roh-Nya Allah. Dia adalah Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. Roh Allah sama kekal dengan Allah. Sebab tidak mungkin Allah pernah tidak punya Roh? Roh Allah inilah yang memberikan hidup kepada segala makhluknya.
Alkitab membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Dia memiliki asma-asma/artibut-atribut dan sifat sifat Allah. Antara lain, Pencipta (Taurat, Kej 1:2; 2:7; Zabur/Mazmur 33:6; 104:23), Maha Hadir (Zabur/Mazmur 139:7-8), Maha Tahu (Injil Surat 1 Korintus 2:10). Roh Kudus adalah Penghibur dan Penasehat (Injil Rasul Besar Yohanes 14:16, 26; 15:26). Roh Kudus adalah Meterai dan Jaminan bagi umat Allah untuk mendapatkan surga-Nya (Injil, Surat 2 Korintus 1:21)
Apakah Yesus Sama dengan Bapa?
Tidak sama!
Yesus adalah pribadi kedua dari Allah Trituunggal. Sedangkan Allah Bapa adalah pribadi pertama. Bapa adalah Allah sedangkan Yesus adalah Firman Allah. Keduanya memiliki hakekat yang sama yaitu Allah. Injil menyatakan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah (Bapa) dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1). Ayat itu menjelaskan bahwa Firman Allah bersama dengan Allah sejak dalam kekekalan. Dan Firman Allah itu memiliki hakekat yang sama dengan Allah. Tidak mungkin Allah tidak punya Firman-Nya, bukan?
Firman Allah itu turun/nuzul menjadi manusia yang bernama Yesus Kristus (Injil Rasul Besar Yohanes 1:14). Dalam diri Yesus Kristus nuzul memiliki kesatuan kodrat/sifat ilahi dan insani. Dia sepenuhnya ilahi dan sepenuhnya manusia/kamala bi lahut kamala bi nasut ketika menjadi manusia. Karena itu ketika menjadi manusia, beberapa kali Yesus Kristus menyatakan kesatuan-Nya dengan Allah Bapa, “Aku dan Bapa adalah satu . . .” (Injil Rasul Besar Yohanes 10:30), “. . . bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa . . .” (Injil Rasul Besar Yohanes 10:38).
Jika ada pertanyaan lain, silakan hubungi kami.
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].