Apakah konsep “puasa” murni ajaran Islam? Apakah orang Kristen berpuasa, dan apa tujuannya? Mengetahui latar-belakang konsep puasa Ramadhan serta apa makna puasa yang sebenarnya, menolong Anda untuk memahami konsep puasa menurut kebenaran firman Allah.
Asal Usul Puasa
Konsep puasa sudah dikenal sejak zaman permulaan sejarah manusia. Sekitar tahun 193 SM, bangsa Romawi kuno berpuasa selama setahun penuh dalam setiap lima tahunan untuk menghormati Dewa Osiris. Bangsa Romawi percaya, puasa bisa menjadi benteng diri karena mengandung dua dimensi kekuatan. Baik secara fisik maupun metafisik (ketahanan dan kesabaran).
Bangsa Phoenix di Mesir, berpuasa untuk menghormati Dewi Isis. Bagi bangsa Yunani Kuno, puasa merupakan persiapan awal menghadapi peperangan. Bagi China Kuno, puasa termasuk salah satu ajaran Budha dalam rangka menyucikan diri.
Demikianlah, tujuan mereka berpuasa merupakan salah satu cara untuk mencapai keagungan spiritual.
Apa Makna Puasa Menurut Ajaran Islam?
Syariat puasa dalam Islam ada setelah peristiwa pemindahan kiblat dari Masjidil Al-Aqsha di Yerusalem, ke Masjidil Haram di Mekkah. Dasar konsepnya diadopsi dari bangsa Yahudi dan pengikut Isa Al-Masih. “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu . . .” (Qs 2:183).
Namun dalam pelaksanaannya, Al-Quran menyesuaikan tujuan puasa dengan fitrah dan kemampuan umatnya. Jadi, dalam Islam makna berpuasa adalah untuk mendidik umatnya agar mampu mengendalikan nafsu syahwat dan kelamin.
Juga, puasa bertujuan untuk mengumpulkan pahala. Sebab Islam mengajarkan, syarat masuk sorga adalah mempunyai pundi-pundi pahala lebih banyak daripada dosa. Apa makna puasa menurut Anda? Silakan sampaikan kepada kami.
Apa Makna Puasa Menurut Pandangan Orang Kristen?
Jelas orang Kristen juga berpuasa! Tujuannya, bukan untuk mendapat pahala. Tapi upaya untuk menyatakan kepada Allah, dan diri sendiri, bahwa Anda serius dalam menjalin hubungan dengan-Nya. Puasa juga menolong Anda dalam memperoleh perspektif baru dan memperbaharui ketergantungan kepada Allah.
Puasa bukan cara agar Allah melakukan apa yang Anda inginkan. Bukan agar terlihat lebih rohani. Juga bukan untuk mendapatkan jaminan keselamatan. Dalam Kitab Suci Injil, Isa berkata bahwa syarat masuk sorga bukan puasa melainkan “kelahiran baru” oleh Roh. (Silakan membaca Injil, Rasul Besar Yohanes 3:1-8).
Selamat Karena Kasih Karunia, Bukan Karena Puasa
Mungkin Anda berpuasa selama yang agama anjurkan serta mengikuti semua aturannya. Semua itu tidak dapat memberi jaminan keselamatan. Firman Allah berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
Allah telah memberi anugerah-Nya bagi Anda melalui Isa Al-Masih. Dengan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, Anda telah dimerdekakan dari hukuman dosa-dosa Anda.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah sebelumnya Anda pernah berpuasa dan apakah makna dan tujuan puasa bagi Anda?
- Mengapa Islam lebih menitik-beratkan makna puasa pada hal-hal jasmani dibanding hal-hal rohani?
- Menurut Anda pantaskah seseorang yang sedang berpuasa menegur orang lain karena makan di depannya dan tidak menghargai dia yang sedang berpuasa? Sebutkan alasan Anda!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Saya Mencari Niat Puasa Ramadhan Yang Benar
- Tujuan Puasa Ramadhan Untuk Hati Yang Bersih
- Apakah Pengertian Puasa Ramadhan Yang Benar?
- Puasa Karena Taat Perintah Allah Atau Mengharap Pahala?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
βiαnɡkαlα mengatakan
~
Om rieza muslim says: Pengetahuan anda mengenai puasa sangat dangkal sodara.
Kalau begitu ajarin saya om ustadz baru, saya nanya:
Dari Ibnu Abbas ra,saw bersabda:
“Kami lebih berhak dan lebih pantas memuliakan Musa daripada Yahudi dalam hal berpuasa” (HR. Muslim, 1911).
Pertanyaannya: Apakah benar puasa asyura sebagai ajang orang Islam memuliakan Musa selain Allah atau menurut om ustadz apa makna dari perkataan Muhammad itu?
1. Saya anti bershalawat untuk arwah leluhur Islam bernama Muhammad.
2. Saya menolak cium batu pusaka aswad yang dikeramatin sebagai tangan ilah kamu di bumi.
Apakah Islam mengasihi saya atau justru Islam membenci, mengutuk dan memusuhi saya ya om? Jawabnya pakai dalil ya om ustadz.
Azriady mengatakan
~
To Solihin,
Menurut anda umat Muslim hidup dalam ketidakpastian, menjalankan ibadah namun tidak tahu akan selamat atau tidak. Tidak mengapa jika anda berpikir demikian, sebab bagi kami hidup itu adalah ujian dan hasil dari ujian tersebut hanya Allah yang tahu.
Manusia, jin, dan malaikat diciptakan hanya untuk beribadah menjalankan kehendak Allah, jadi tujuan sebenarnya dari Iman tersebut adalah agar kita bisa dengan ikhlas menjalankan kehendak Allah karena percaya bahwa setiap perintah dari Allah mengandung kebaikan dan keselamatan.
Hasilnya hanya Allah yang tahu seberapa pantaskah kita untuk bisa tinggal di sorga, atau seburuk apakah kita jika harus menetap di neraka. Jadi jalanilah saja kehidupan ini sesuai kehendak Allah.
staff mengatakan
~
Sdr. Azriady,
Adalah lebih baik kami mengatakan secara transparan dari pada menyembunyikannya. Bagi pengikut Isa Al-Masih dapat berkata dengan yakin dan percaya bahwa dia akan diselamatkan, ini bukan berdasarkan pendapat pribadi melainkan sesuai dengan apa yang Isa Al-Masih sampaikan yang tertulis dalam Kitab Suci.
Al-Quran dan nabi Islam tidak dapat menjelaskan tentang keselamatan yang pasti, hanya memberi perintah pada umatnya seperti beribadah, puasa, melakukan banyak kebaikan tetapi tujuan akhirnya Qs 19:71. Bahkan Muhammad sendiri dalam kebingungan tentang keselamatannya Qs 46:9.
Pertanyaannya apakah sdr hanya melakukan perintah Allah tetapi tujuan akhirnya sdr tidak selamat bahkan berada dalam ktidak pastian? Bagaimana sdr.
~
Purnama
βiαnɡkαlα mengatakan
~
To om Azriady, Kayaknya kamu sudah khatam Islam ya om.
Boleh tahu Islam itu mengajari kasih atau mengajari kebencian terhadap orang yang nolak syari’ah ritual animisme Arab bershalawat untuk arwah leluhur Islam bernama Muhammad dan mencium batu pusaka aswad yang dikeramatin sebagai tangan ilah kamu di bumi ya om?
staff mengatakan
~
Sdr. Biangkala,
Terimakasih untuk pertanyaannya kami sangat berharap dapat dibaca dan dijawab oleh sdr Azriady. Dan jika tidak keberatan bolehkah berkomentar sesuai topik yang ada? Terimakasih untuk pengertiannya.
~
Purnama
Zakir Naik mengatakan
~
Ibadah adalah bentuk pengosongan diri manusia kehadapan Tuhan, agar melalui pengosongan diri kami dapat disucikan-Nya, kecuali kalian Staff Isa dan Islam yang sudah tidak perlu lagi berpuasa, kecuali untuk mempertuhankan Yesus, karena percaya Yesus adalah Tuhan yang pasti menyucikan dan menyelamatkan, mengikuti ajaran gereja, karena kalian Staff Isa dan Islam dan Nasrani adalah pengikut ajaran gereja!
staff mengatakan
~
Sdr. Zakir Naik,
Luar biasa konsep ibadah sdr, pengosongan diri supaya dapat disucikan oleh Tuhan. Jika begitu pertanyaannya adalah apakah yang dikosongkan? Bukankah manusia sudah berdosa? Sehinggah dengan usaha apapun tidak dapat menjamin manusia itu akan suci, kecuali hanya melalui rahmat Allah, bagaimana sdr?
Kami tidak mengikuti ajaran gereja tetapi sesuai apa yang diajarkan Isa Al-Masih. Pengikut Isa Al-Masih berpuasa hanya tidak diwajibkan silahkan sdr membaca penjelasan artikel di atas.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (Injil, Rasul Besar 1Yohanes 1:9).
~
Purnama
βⅠλƝϬKλɭλ mengatakan
~
Penghalang umat Muhammad untuk mendengarkan rahasia Kerajaan Syurga adalah Quran.
Quran tak tahu kalau Isa itu Allah karena Quran melihat Isa dari sisi jasad Isa saja. Najis menurut Quran adalah yang bersifat lahiriah seperti kentut, padahal Najis menurut kabar langit adalah sesuatu yang keluar dari dalam diri manusia, karena Tuhan memandang hati.
Setelah puasa di bulan ramadhan, tibalah saudaraku umat Muhammad merayakan hari idul fitri 1 syawal 1437H, mohon maaf lahir dan bathin, Tuhan memberkati dan mengasihi anda semua, Amin.
staff mengatakan
~
Suadara # βⅠλƝϬKλɭλ,
Terimakasih untuk penjelasannya. Itu sebabnya Muhammad sendiri mengakui di dalam Taurat dan Injil terdapat cahaya dan petunjuk bagi orang-orang bertaqwa Qs 5:46. Berharap ini dapat menjadi perenungan bagi umat Muslim.
~
Purnama
rieza muslim mengatakan
~
Pada akhirnya, lakum diinukum waliyadiin, bagi kalian agama kalian dan bagi kami agama kami (al kaafirun : 6), silahkan rengkuh sorga kalian dengan cara kalian, karena kami (Muslim) pun meraihnya dengan ajaran kami sendiri yang kenikmatannya hanya kami yang merasakan, untuk kalian kaum kuffar tidak perlu merasa lebih tau prihal ajaran dan ibadah kami, jalankan saja kepercayaan kalian yang “mudah” itu, percaya-mati-masuk surga.
staff mengatakan
~
Sdr. Rieza muslim,
Banyak dari kaum Muslim yang menyampaikan kata ini “bagi kalian agama kalian dan bagi kami agama kami” suatu jawaban yang mengakhiri diskusi karena tidak dapat menjawab setiap pertanyaan.
Kami sarankan sdr dapat berpikir keritis tentang Islam dan ajarannya dengan cara menyelidiki apakah Islam dapat menjamin umatnya masuk sorga, adakah hal itu tertulis dalam Al-Quran? Apakah puasa dapat menjamin umatnya suci? Mohon penjelasannya, terimakasih.
~
Purnama
Rheinmetal mengatakan
*****
1. Pernah gan agar dapat ilmu kebal dengan puasa mutih.
2. Bukannya puasanya Muslim itu menahan dari hawa nafsu? Kalau nafsunya lepas ya lepas juga puasanya.
3. Ya wajib ditegur kalau dia Muslim, kalau dia non Muslim ya bodoh amat.
staff mengatakan
*****
Sdr. Rheinmetal,
Terimakasih sudah menjawab pertanyaan kami dan kami sangat mengharagai kejujuran sdr.
1. Apakah dengan tujuannya seperti itu dapat berkenan pada Allah?
2. Manusia sudah berdosa tidak ada yang dapat menjamin manusia terbebas dari segala kejahatan dan hawa nafsu. Walaupun dengan berpuasa dan segala sesuatu usaha manusia, tidak akan dapat membebaskan. Kecuali hanya melalui percaya kepada Isa Al-Masih.
3. Berpuasa adalah kehendak masing-masing pribadi walaupun itu perintah agama, tidak ada haknya untuk memaksakan kehendak orang lain walaupun termasuk sesama Muslim. Lagi pula sesuai kepercayaan setiap orang akan mendapat pahala masing-masing. Kami harap ini dapat dipahami umat Muslim
~
Purnama
Netral mengatakan
~
Saudaraku Muslim bertanya, setelah dijawab ujung-ujung jawaban ditanggapi secara seronok sehingga tidak essensial lagi. Kami pemirsa menunggu tanggapan yang berkualitas dari neter Islam, tetapi tidak kelihatan bobotnya.
Percuma bertanya kalau hanya untuk mencari kesalahan dan bukan mencari kebenaran.
Pertanyaan neter Kristen yang ingin tahu tentang kebenaran Islam tidak satupun dijawab, justru neter Islam balik bertanya tetapi niatnya bertanya hanya untuk memojokkan saja.
Maaf, terkesan Islam itu takut diketahui ketidak-benarannya.
staff mengatakan
~
Sdr. Netral,
Terimakasih, menarik sekali pengamatan saudara berharap dapat membawa pencerahan bagi umat Islam. Adapun setiap pertanyaan kami kepada kaum Muslim adalah jujur supaya mereka dapat menemukan kebenaran dalam Islam bukan memojokan atau menyerang.
Tetapi faktanya umat Islam sama sekali tidak dapat menjawab karena dalam Al-Quran tidak ada penjelasan tentang keselamatan yang pasti juga dengan ritual-ritual agama yang berdasarkan dari pikiran manusia bukan datang dari Allah. Kami harap umat Islam dapat berpikir lebih keritis tentang kebenaran yang ada dalam Al-Quran.
~
Purnama
βiαnɡkαlα mengatakan
~
Om Rieza muslim Says: dalam Islam, memang hanya Allah yang pantas dan boleh sombong, karena Dia lah segalanya, makhluk lain tidak boleh sombong.
Sifat Allah yang ditulis di Alkitab adalah Kasih dan Kasih itu tidak sombong, karena sombong adalah dosa, dan dosa itu adalah iblis. Berarti sombong adalah sifat iblis bukan sifat Allah.
1 Yohαnes 4:8 Allαh αdαlαh Kαsih.
1 Korintus 13:4. Kαsih itu…tidαk sombong.
Amsαl 21:4…sombong…αdαlαh dosα.
Yohαnes 3:8…dosα, berαsαl dαri iblis…
Dasar itu saya menyimpulkan bahwa ilah kamu adalah iblis yang sombong meninggikan diri dengan mengaku sebagai SWT.
Qs 14:22…ƅerkαtαlαh syαitαn…αkυ tidαk membenαrkαn ρerƅυαtαnmυ, memρersekutukαn αkυ, sejαk dαhulu…
staff mengatakan
~
Suadara Biangkala,
Terimakasih sudah berkomentarnya kami berharap dapat dipahami oleh sdr Rieza. Tetapi jika tidak keberatan silahkan sdr berkomentar di http://tinyurl.com/8zuxr5d supaya sesuai topik yang ada dan juga setiap pertanyaan dapat di dijawab dengan jelas.
~
Purnama
parkan mengatakan
~
Lebih menanggapi kawan-kawan yang berkomentar pada 6/6/2016,
Banyak keutamaan-keutamaan puasa, seperti puasa Arafah yakni puasa pada tgl 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha dengan keutamaan diampuni dosanya setahun yang lalu dan setahun yang mendatang. Kemudian ada puasa 6 hari bulan Syawwal, yakni setelah bulan Ramadhan, dengan faedah orang yang berpuasa pada Ramadhan diiringi puasa ini, sama saja puasa selama setahun.
Dan masih banyak puasa sunnah yang lain yang berfaedah untuk mengumpulkan pundi-pundi amal manusia. Nah, itulah kemahamurahan Allah swt dengan memfasilitasi peribadatan dengan nilai fantastis mengingat manusia banyak dosa. Dengan keistiqomahan tersebut akan memudahkan langkah menuju surga. Sekiranya itu, semoga bermanfaat.
staff mengatakan
~
Sdr. Parkan,
Terimakasih untuk tanggapannya. Jika tidak keberatan dapatkah sdr menjelaskan kepada kami apakah benar dengan melakukan semua kegiatan puasa dapat menjamin umat Muslim masuk ke sorga? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Mohon penjelasannya.
Bagaimana dengan pernyataan Muhammad tentang keselamatan. “Bukan amal seseorang yang memasukkannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. Belaka” (HSM 2412-2414).
~
Purnama