• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Muhammad > Peranan Muhammad > Mengapakah Isa Al-Masih Yang Menjadi Hakim Di Akhir Zaman?

Mengapakah Isa Al-Masih Yang Menjadi Hakim Di Akhir Zaman?

4 November 2013 oleh Web Administrator 358 Komentar

Bayangkan Anda sedang duduk dalam sebuah pengadilan. Suasana di pengadilan begitu serius dan menegangkan. Menegangkan bagi terdakwa! Serius bagi orang yang menjalani sidang. Ada yang bertindak sebagai hakim, jaksa penuntut, pembela, bahkan terdakwa.

Bagaimana dengan pengadilan akhir? Pada pengadilan akhir, manusia akan menjadi terdakwa. Iblis sebagai jaksa penuntut dosa manusia.

Namun, siapakah yang akan menjadi hakim di akhir zaman? Akankah ada pembela? Siapakah pembela itu?

Pengadilan Allah di akhir jaman tentu jauh lebih menegangkan. Vonis yang akan dijatuhkan begitu penting. Vonis ini menentukan manusia masuk surga atau menerima hukuman di neraka selamanya.

Tentu Anda mau yakin masuk surga, bukan? Mari kita ikuti alurnya.

Siapa yang Layak Menjadi Hakim Adil?

Al-Quran dan Hadits menyatakan bahwa semua manusia pasti berdosa, bahkan semua nabi juga memiliki dosa.

Sebagai contoh, Nabi Ibrahim memiliki dosa. “Dan Yang amat kuinginkan (Ibrahim) akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat” (Qs 26:82).

Demikian juga Daud berdosa, “Sesungguhnya dia (Daud) telah berbuat lalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu…Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya…dan bertobat” (Qs 38:24).

Lebih tegas lagi Hadits menyatakan semua manusia berdosa. “Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa)” (Hasan, shahih at-Targhib 3139).

Bahkan Nabi Islam tidak luput dari pelanggaran. Muhammad pernah berdoa: “Ya Allah! Ampunilah Saya! Kasihanilah Saya dan hubungkanlah Saya dengan Teman Yang Maha Tinggi” (Shahih Bukhari Volume 005, Buku 059, Nomor 715).

Jadi, jelas tidak ada manusia biasa yang bisa menjadi hakim di akhir zaman. Malah setiap manusia membutuhkan pembela untuk menolong pada waktu pengadilan akhir zaman.

Hanya Isa yang Layak Menjadi Hakim Adil

Muhammad pernah dengan tegas menyatakan Isa Al-Masih adalah hakim adil di akhir zaman. “… Sungguh, kedatangan Isa bin Mariam kepada kalian untuk menjadi hakim secara adil akan segera tiba …” (Hadits Shahih Muslim 220).

Kita bisa mengerti hal ini karena hanya Isa satu-satunya pribadi yang Al-Quran nyatakan suci (Qs 19:19). Isa juga disebutkan sebagai “Manusia yang sempurna”. “…Kami mengutus roh Kami kepadanya [Isa Al-Masih], maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna” (Qs 19:17).

Isa pribadi yang sempurna karena Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Al-Quran menyatakan hanya Allah yang bisa menjadi hakim manusia. “Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?” (Qs 95:8). Jadi, Isa menjadi hakim adil karena Ia adalah Kalimatullah (firman Allah) yang menjadi manusia.

Injil meneguhkan hal ini. “Aku [Isa Al-Masih] datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat …” (Injil, Yohanes 9:39).

Selanjutnya bagaimanakah pertolongan manusia yang penuh dosa di pengadilan akhir?

Syarat Masuk Surga Menurut Islam: Harus Mengikuti Seluruh Perintah Allah

palu pengadilanAl-Quran mengajarkan agar setiap Mukmin mentaati semua perintah Allah. Hal ini akan menjadi penentu bagi keputusan Hakim di akhir zaman. Perbuatan manusia akan menentukan ia masuk surga atau neraka selama-lamanya.

“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga…Dan barang siapa yang…melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya…” (Qs 4:13-14).

Setiap Mukmin pasti rindu mentaati perintah Allah. Namun, setiap kita penuh khilaf dan dosa. Tidak ada yang sempurna. Jadi, kita membutuhkan pembela agar tidak dihukum di neraka.

Isa Al-Masih Adalah Pembela Manusia

Lebih lanjut, Injil juga menyatakan bahwa Isa adalah pembela bagi manusia. “Jadi, siapakah yang akan menghukum kita? Kristuskah [Isa Al-Masih]? Tidak! Sebab Dialah yang mati bagi kita dan hidup lagi bagi kita…dan menjadi Pembela kita di surga” (Injil, Roma 8:34, FAYH).

Gambaran ini menjelaskan kasih Allah. Bahwa Allah mengetahui manusia penuh dosa dan tidak mungkin selamat. Namun, Allah menyediakan jalan manusia bisa masuk surga jika mengimani Isa Al-Masih. Melalui-Nya, manusia mendapatkan rahmat Allah.

Jadi, Isa Al-Masih adalah hakim adil di akhir zaman. Ia bisa menilai secara benar keadaan setiap orang.

Isa Al-Masih juga adalah pembela manusia. Ia menjadi pernyataan rahmat Allah. Isa menyediakan pertolongan manusia dari dosa bagi yang mau mengimani-Nya.

Jadi, walau kita berdosa, semua dosa kita dapat diampuni melalui pengorbanan Isa.

Isa Al-Masih bersabda, “… Allah telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Isa Al-Masih. … Barangsiapa percaya kepada Isa Al-Masih, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Injil, Yohanes 5:22-24 parafrasa).

Jadi, Isa Al-Masih adalah hakim dan pembela di pengadilan akhir. Pertanyaannya, maukah kita mendapat pembelaan Isa Al-Masih? Mari mengimani Dia sekarang!

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana pandangan saudara terhadap pernikahan antara mertua dan menantu di zaman sekarang?
  2. Mungkinkah Allah merestui pernikahan seperti itu?
  3. Dalam pengadilan Allah kita pasti membutuhkan pembela di pengadilan akhir. Siapakah yang akan menjadi pembela saudara?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di: [email protected].

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Perceraian Dan Pernikahan Di Al-Quran Dan Alkitab
  2. Hakim Yang Adil Dan Penyayang
  3. Al-Quran: Isa Al-Masih Memberikan Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  4. Al-Quran Dan Hadits – “Isa Al-Masih Datang Di Hari Kiamat”

Video:

  1. Isa Al-Masih Ataukah Nabi Islam – Siapakah Hakim Di Akhir Zaman?

 

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Muhammad, Peranan Muhammad

Reader Interactions

Comments

  1. Servant of God mengatakan

    4 November 2013 pada 3:16 pm

    ~
    Tentu sudah jelas bahwa pernikahan antara mertua dan menantu itu merupakan hal yang dilarang oleh Allah SWT, dan dengan hal ini otomatis Allah tidak akan merestui akan hal tersebut.

    Dalam pengadilan Allah kelak, semua umat dikumpulkan oleh Allah di padang mahsyar bersama para nabi yang diutus kepada mereka, hanya saja Allah mengizinkan umat Nabi Muhammad masuk terlebih dahulu ke dalam surga-Nya (insya Allah).

    Setelah itu disusul oleh orang-orang yang beriman dari orang-orang terdahulu bersama para nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad; dari Nabi Adam AS sampai Nabi Isa AS. Dan Nabi Muhammad-lah yang akan memberikan syafaat kepada umatnya di akhirat kelak atas izin Allah SWT.

    Balas
    • staff mengatakan

      6 November 2013 pada 6:46 am

      ~
      Saudara Servant of God,

      Dari penjelasan saudara di atas, kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan, dan kiranya saudara tidak keberatan untuk menjawabnya. Yaitu:

      1. Menurut saudara Allah tidak merestui pernikahan Muhammad dengan menantunya. Tetapi dalam Al-Quran, dikatakan bahwa Allah-lah yang mengizinkan Muhammad menikahinya. Jadi menurut saudara, apakah pernikahan Muhammad dengan isteri anak angkatnya itu sah dan benar-benar perintah Allah sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran?

      2. Menurut saudara Allah mengizinkan Muhammad masuk sorga (insya Allah). Menurut Sdr. Servant of God, apakah pernyataan ini sebuah kepastian atau masih mudah-mudah? Mudah-mudah Allah mengizinkannya, kalau tidak, bagaimana?

      3. Kami akan meng-iyakan apa yang saudara jelaskan di atas, bila sekiranya saudara dapat memberi kutipan ayat Al-Quran yang membenarkannya. Semua orang berhak untuk berpendapat, tetapi hanya pendapat yang ada bukti yang dapat diterima, bukan?
      ~
      Saodah

  2. ahmad mengatakan

    5 November 2013 pada 7:16 am

    ~
    Ya jelas bukan nabi Muhammad. Isa itu nabi yang diakhir jaman akan datang kembali. Tetapi bukan datang sebagai Tuhan (karena memang bukan Tuhan ) tapi datang untuk menjadi hakim yang adil menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan jizyah dan harta benda melimpa ruah sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya”.(BUKHARI – 2070).

    Ia akan menyatakan bukan yang memanggilnya Tuhan Tuhan akan selamat tapi mereka yang menuruti kehendak Bapaku. Ada di kitab kalian. Jadi bukan Isa yang menentukan nasib manusia. Tetapi Isa akan turun untuk memberitahukan kesesatan kalian yang telah mempertuhankannya. Kalau kalian sudah sadar dari kesesatan kalian dan kembali ke ajaran Allah itulah namaya patah salib ( simbol kalian ), kalian tidak makan babi lagi. (Kalau Islam jelas tidak makan).

    Balas
    • staff mengatakan

      7 November 2013 pada 6:56 am

      ~
      Saudara Ahmad,

      Sebagai umat Muhammad yang begitu mencintainya dan merindukan bahkan menyanjungnya tentulah pengikutnya akan bangga jika yang menyambut mereka adalah orang yang selama ini mereka puja-puji. Namun kenyataannya lain, ada keganjilan sepertinya. Justru yang datang adalah Isa Al-Masih yang sama sekali tidak dikenal seperti mengenal Muhammad.

      Saudara tidak tahu pasti apa yang akan terjadi ketika Isa Al-Masih datang ke dua kali. Terdengar ganjil jika Isa Al-Masih turun dari sorga untuk menumpas babi yang hanyalah makhluk ciptaan yang lemah. Dan mematahkan salib yang terbuat dari benda fana.

      Tetapi dalam Alkitab kami yaitu firman dari Isa Al-Masih diberitahukan dengan sangat jelas bahwa Isa Al-Masih datang untuk menjemput umat yang menyembah-Nya. Walaupun saudara tidak percaya keterangan Alkitab, cobalah renungkan betapa centralnya Isa Al-Masih dalam semesta ini sehingga hari terakhir menjadi panggung Isa Al-Masih bukan Muhammad yang menjadi sosok sentral bagi Islam.
      ~
      Noni

  3. aboebakarabu mengatakan

    6 November 2013 pada 2:52 am

    ~
    Saudara Ahmad,

    …..Bukan muhammad,tetapi isa AS sebagai hakim adil pada akhir zaman….”
    Pertanyaan: Kenapa bukan Muhammad yang dielu-elukan kaum Muslim?

    “…Pada akhir zaman akan menghancurkan salib dan membunuh babi….”
    Pertanyaan: Semua isi bumi ini adalah ciptaan Allah dan semuanya baik, apa buruknya babi ciptaan Allah sehingga dikutuk/diharamkan?

    Suatu logika jungkir balik dan tidak berdasar.

    Balas
    • staff mengatakan

      3 Agustus 2014 pada 4:39 am

      ~
      Salam Sdr. Aboebakarabu,

      Kami menyampaikan terimakasih untuk komentar saudara. Kiranya pertanyaan saudara dapat dijadikan sebuah pemikiran bagi umat Muslim.
      ~
      Salma

  4. Muhammad Isa mengatakan

    6 November 2013 pada 5:10 am

    ~
    Untuk saudara #aboebakarabu,

    Memang Islam meyakini bahwa Nabi Isa AS akan turun lagi ke dunia sebagai tanda bahwa hari kiamat semakin dekat, apa yg dipaparkan saudara ahmad sudah sangat jelas, Nabi Isa AS akan turun ke dunia untuk membawa kedamaian ke dunia serta mengakkan syariat-syariat Islam yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW serta meluruskan bahwa Tuhan yang hak ialah Allah SWT, dengan kata lain meluruskan bahwa diri Isa bukanlah Tuhan melainkan seorang utusan Allah saja.

    Sedangkan Nabi Muhammad SAW akan memberikan syafaatnya atas izin Allah di akhirat kelak. dan untuk masalah babi sendiri, Allah bukan mengutuk akan babi, hanya mengharamkan babi untuk dimakan karena babi bukanlah hewan yang layak untuk dikonsumsi dikarenakan babi memiliki kebiasaan yang kotor, yang apabila dimakan oleh manusia akan memengaruhi kesehatan manusia tersebut, oleh karena itu Allah mengharamkan mengkonsumsi babi. Tidak ada satu pun perintah Allah yang tidak mempunyai tujuan, semua perintah Allah adalah untuk kebaikan hamba-Nya.

    Balas
    • staff mengatakan

      7 November 2013 pada 7:19 am

      ~
      Saudara Muhammad Isa,

      Mungkinkah panggung besar Isa Al-Masih di hari kiamat digelar hanya karena satu makluk seperti babi yang juga adalah ciptaan. Mungkinkah sorga terbuka dan Isa Al-Masih turun untuk membinasakan babi. Apakah Allah tidak sanggup membasmi babi seperti ia sanggup menciptakan babi. Kita terlalu naif jika berpikir Allah yang diyakini maha kuasa namun dendamnya kepada babi baru tersalurkan di hari besar itu.

      Jika Isa Al-Masih datang untuk menegakan syariat Islam maka syariat Islam yang mana yang selama ini ditegakan umat Islam, negara Islam dan kehidupan Islamis itu sendiri. Adakah dua syariat Islam. Dan lagi, selidikilah negara-negara yang berlandaskan syariat Islam tidak ada yang menjadi negara maju baik dari segi apapun. Yang ada malah mundur ke abad ke-7. Sebab syariat Islam melawan kodrat. Kodrat manusia bukan untuk dikekang sebagaimana negara-negara bersyariat Islam mengekang rakyatnya.
      ~
      Noni

  5. saswar mengatakan

    6 November 2013 pada 6:13 am

    ~
    To: Muslim,

    Yang mengatakan Muhammad nabi itu cuma Muslim saja, yang mengatakan Muhammad menerima wahyu itu cuma Muslim saja. Yang perlu umat Islam pastikan adalah bagaimana Muslim selamat hanya dengan harapan pembelaan Muhammad.

    Apakah umat Muslim percaya bisa mengandalkan ucapan Muhammad sebagai wahyu Allah yang berbeda dengan Taurat dan Injil. Apakah jaminan umat Islam bahwa Muhammad dengan ucapan dan kehidupan Muhammad sejalan dengan perintah Allah dan Al-Quran.

    Itu menjadi bukti kalo Muhammad bukan pilihan tepat untuk meletakan dasar ajaran untuk keselamatan umat Islam, melainkan sebalik menjadi jerat bagi Muslim untuk tidak bisa keluar.

    Balas
    • staff mengatakan

      7 November 2013 pada 10:38 am

      ~
      Saudara Saswar,

      Terimakasih untuk komentar saudara di atas, yang saudara tujukan untuk teman-teman Muslim.

      Bila tidak keberatan, menurut Sdr. Saswar bagaimanakah seseorang dapat memperoleh jaminan keselamatan yang pasti? Tentu setiap orang berharap sesuatu yang pasti. Bukan mudah-mudah, bukan?
      ~
      Saodah

  6. staff mengatakan

    6 November 2013 pada 6:45 am

    ~
    Saudara Bert,

    Maaf kalau komentar saudara terpaksa kami hapus. Karena menurut kami komentar saudara terlalu kasar dan sangat menghina sekali.

    Sah-sah saja saudara membenci sifat Muhammad terutama dalam hal poligami dan mengawini isteri anak angkatnya sendiri. Tetapi menurut kami adalah sangat tidak pantas bila kebencian tersebut saudara utarakan di forum online yang dibaca oleh banyak orang. Saran kami, kiranya saudara dapat lebih bijak lagi dalam memilih setiap kata yang ingin saudara tulis.

    Renungkanlah ayat ini, “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Injil, Surat Roma 12:21) Bila saudara hanya dapat membalas kebencian dengan kebencian, apakah beda saudara dengan mereka yang tidak mengerti kebenaran?
    ~
    Saodah

    Balas
  7. saswar mengatakan

    6 November 2013 pada 7:21 am

    ~
    1. Jika mertua menikahi menantu, dapat disebut sebagai mertua tidak bermoral;

    2. Allah sangat marah ketika Raja Daud menikahi istri Uria, bahkan Daud harus menanggung akibatnya, dan hal itu memaksa Daud untuk minta ampun kepada Allah.

    Berbeda dengan Muhamad yang tidak mengakui sebagai dosa, melainkan melukai hati Allah dengan membohongi Muslim bahwa hal tersebut adalah perintah Allah. Bahkan pembenaran Muhammad membuat dia tidak mau meminta ampun kepada Allah yang disembah Raja Daud. Menurut saya pribadi, perbuatan tersebut adalah pembodohan kepada pengikutnya.

    3. Dalam pengadilan Allah, sangat diakui oleh Alkitab dan Al-Quran bahwa cuma Yesus yang menjadi Hakim. Cuma hakim yang bisa melepaskan pengikutnya dari Hukuman. Pengakuan Al-Quran terhadap Yesus sebagai Hakim menjadikan kepercayaan Muslim terhadap syafaat Muhammad menjadi tidak bermanfaat. Ditambah lagi, Muhammad secara pribadi mengakui bahwa dia tidak bisa berbuat apapun untuk keselamatan umatnya.

    Balas
    • staff mengatakan

      6 November 2013 pada 3:20 pm

      ~
      Saudara Saswar,

      Terimakasih karena saudara sudah berkenan memberi komentar dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan. Kami sangat menghargai usaha saudara.

      Memang tidak dapat dipungkiri bahwa nabi-nabi zaman dahulu juga mempunyai isteri lebih dari satu. Namun satu hal yang perlu kita garis bawahi, bahwa poligami tersebut bukan perintah Allah. Tetapi keinginan yang timbul dari nafsu seorang manusia berdosa.

      Ketika seseorang berpoligami atas dasar keinginannya sendiri, mungkin masuk akal. Tetapi ketika seseorang berpoligami atas perintah Allah, sungguh tidak masuk akal. Karena pernikahan pertama yang Allah ciptakan adalah monogami, bukan poligami.

      Semoga para pria, baik pria Muslim maupun Kristen dapat menyadari betapa indahnya Allah menciptakan sebuah pernikahan. Sehingga setiap suami dapat menghargai isteri mereka, dan memandangnya sebagai pendamping yang Allah berikan.
      ~
      Saodah

  8. Bert mengatakan

    6 November 2013 pada 9:05 am

    ~
    Staf Isa dan Islam (Saodah)

    Anda menulis:
    Saudara Bert,

    Maaf kalau komentar saudara terpaksa kami hapus. Karena menurut kami komentar saudara terlalu kasar dan sangat menghina sekali.

    Respons:
    Saya keberatan bila komentar saya dikatakan “terlalu kasar dan menghina sekali” Namun demikian saya bisa memehami “ketakutan” anda. sehingga berkata demikian.

    Anda menulis:
    Bila saudara hanya dapat membalas kebencian dengan kebencian, apakah beda saudara dengan mereka yang tidak mengerti kebenaran?

    Respons:
    Dimana saya ada membalas kebencian dengan kebencian? Justru saya menunjukkan dengan perbandingan. Dan tidak menutupi kebenaran.

    Bagaimana anda menunjukkan kebenaran, jika tidak mampu mengambil sikap terhadap apa yang sudah dilakukan Muhammad?

    Balas
    • staff mengatakan

      6 November 2013 pada 3:19 pm

      ~
      Saudara Bert,

      Peraturan yang kami buat berlaku untuk orang Islam maupun Kristen. Jadi, setiap komentar yang menurut kami bernada menghina atau berkata kasar terhadap ajaran lain, kami berhak menghapusnya. Maaf bila saudara keberatan, tapi itulah aturan yang kami buat dan wajib dipatuhi oleh setiap orang yang memberi komentar.

      Saudara salah bila menganggap kami takut. Takut kepada siapa? Bila kami takut memberitakan kebenaran Injil, maka situs ini tidak akan pernah ada.

      Yang saudara lakukan bukan memberi perbandingan, tapi menunjukkan rasa benci saudara terhadap Muhammad. Dan lagi, bila memang saudara ingin memberitakan Kebenaran Injil kepada mereka yang belum memahami Injil, untuk apa saudara terjebak dengan kehidupan Muhammad? Bukankah jauh lebih baik menceritakan Kasih Kristus daripada saudara membahas perilaku Muhammad?

      Dan lagi, bagaimana saudara dapat menceritakan Kasih Kristus bila dalam perkataan saudara tidak mencerminkan kasih itu?

      Sdr Bert, orang-orang percaya tidak pernah dipanggil untuk menyebarkan agama Kristen. Tugas orang percaya hanya memberitakan Kebenaran Injil. Apakah orang yang mendengar mau menerima? Itu adalah bagian dari Roh Kudus, bukan bagian saudara.
      ~
      Saodah

  9. aboebakarabu mengatakan

    6 November 2013 pada 9:57 am

    ~
    Saudara Muhammad Isa,

    Sama sekali anda tidak menjawab pertanyaan saya. Umat Muslim sangat menjunjung tinggi Muhammad, tetapi mengimani Isa AS sebagai Hakim Adil pada akhir zaman. Kenapa anda tidak langsung saja meminta kepada hakim adil itu?

    Kemudian anda menulis: “Allah bukan mengutuk akan babi, hanya mengharamkan babi untuk dimakan karena babi bukanlah hewan yang layak untuk dikonsumsi. Dikarenakan babi memiliki kebiasaan yang kotor, yang apabila dimakan oleh manusia akan memengaruhi kesehatan manusia tersebut. Oleh karena itu Allah mengharamkan mengkonsumsi babi”

    Mengkonsumsi sangat berbeda dengan membunuh, pada konteks pada akhir zaman Allah akan membunuh babi seperti yang diimani umat Muslim.

    Apa hubungannya akhir zaman dengan babi? Kalau begitu, haramlah orang yang naik haji divaksinasi meningitis yang mengandung babi. Mohon pencerahan saudaraku.

    Balas
    • staff mengatakan

      3 Agustus 2014 pada 4:42 am

      ~
      Salam Sdr. Aboebakarabu,

      Terimakasih untuk pemaparan saudara. Kiranya pemaparan saudara dapat dijadikan pemikiran bagi umat Muslim.
      ~
      Salma

  10. saswar mengatakan

    6 November 2013 pada 10:30 am

    ~
    Saudara Bert,

    Saya setuju dengan keberanian anda. Namun mungkin kita perlu taat kepada peraturan yang sudah ditetapkan oleh admin. Bukankah kita juga telah belajar tentang ketertiban?
    Masih banyak bahasa yang keras dan tegas namun sopan untuk disampaikan.

    Maaf, komentar saya juga pernah dihapus namun itu menjadi ajaran bagi kita memilih kata yang lebih baik. Selamat berjuang.

    Terimakasih atas pengertiannya, namun kalau boleh saya berpendapat bahwa admin tidak mungkin dengan alasan takut kemudian menghapus komentar anda, tapi lebih pada ketegasan dengan aturan situs.

    Tentu anda setuju kalau media ini tidak dipakai sebagai sarana mengintimidasi, melainkan untuk memperkenalkan kebenaran yang sebenarnya.

    Balas

Baca komentar lainnya:

1 2 3 … 21 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 6 Alasan Mengapa Isa Al-Masih Adalah Tuhan
  • Banyak Jalan Ke Roma, Satu Jalan Ke Surga Allah
  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?
  • Cara Bebas dari Hutang Puasa Ramadhan
  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!
  • Bagaimana Jika Tidak Mampu Mengganti Qadha Puasa Ramadhan?

Artikel Yang Terhubung

  • Nabi Islam Menunjukkan Jalan, Isa Al-Masih Adalah Jalan ke…
  • Siapakah 'Penolong' Yang Disebut Dalam Injil Yohanes?

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2022 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami