Dalam artikel ini, kita akan sama-sama belajar bagaimana Muhammad dapat membela umatnya. Benarkah ia bisa melakukannya?
Keluarga kami bukan Muslim, tetapi saya bersekolah di SD Al-Falah. Salah satu sekolah khusus Muslim di daerah kami. Enam tahun lamanya saya menimba ilmu di sekolah ini. Hanya sekitar 1% siswanya non-Muslim.
Walau non-Muslim, kami diwajibkan mengikuti pelajaran agama Islam. Satu hari guru agama menjelaskan, ketika seorang Muslim meninggal dan dimasukkan ke liang lahat, maka akan datang malaikat mengajukan beberapa pertanyaan. Bila tidak dapat menjawab pertanyaan dari Malaikat, maka yang bersangkutan akan mengalami siksaan.
Saat itu, saya sangat takut mendengar kematian. Saya berusaha menghafal daftar pertanyaan yang menurut guru kami akan ditanyakan malaikat kelak bila meninggal.
Takut Menghadapi Kematian
Kematian adalah sesuatu yang pasti. Setiap mahkluk hidup, suatu saat akan tiba pada kematian. Sayangnya, tidak sedikit umat beragama yang takut menghadapi kematian.
Adakah nabi umat Muslim juga mempunyai perasaan yang sama, sebagaimana ketakutan yang dirasakan oleh umat beragama umumnya tentang kematian? Itukah sebabnya Al-Quran menulis ayat berikut? “Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu…” (Qs 46: 9).
Ketakutan nabi umat Muslim semakin terlihat jelas, dengan doa shalawat yang dibutuhkannya. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (Qs 33:56).
Milyaran umat Muslim di dunia diwajibkan mengucapkan “Assalamu ’alaika ayyuhan Nabi” (semoga keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi) setiap sholat. Mengapa? Apakah karena nabi mereka belum selamat? Jika demikian, apakah Muhammad dapat membela umatnya?
Orang Percaya Tidak Takut Mati
Saat duduk dibangku SD dan mendengar pengajaran dari guru agama, ada ketakutan dalam diri saya akan kematian. Namun setelah saya mengalami jamahan dari Tuhan dan menerima keselamatan serta hidup kekal dalam Isa Al-Masih, ketakutan itu hilang.
Sekarang saya dan milyaran umat percaya di dunia, tidak takut akan kematian. Sebab kami telah menerima hidup kekal dari Isa Al-Masih. “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus [Isa Al-Masih] telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus [Isa Al-Masih] akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” (Injil, Surat 1 Tesalonika 4:14).
Pemberi Jaminan Keselamatan
Sebagai manusia berdosa, wajar bila ada ketakutan akan kematian. Sebab firman Allah berkata, “upah dosa adalah maut” (Injil, Surat Roma 6:23). Maka setiap dosa, besar kecil harus mendapat ganjarannya.
Dengan apakah dosa dapat diampuni? Apakah amal ibadah cukup ampuh untuk menghapus setiap dosa? Apakah Allah bersedia “disogok” dengan amal ibadah, agar Dia bersedia mengampuni dosa-dosa kita? Apakah Muhammad dapat membela umatnya? Jawababnya ‘Tidak!’ Amal ibadah tidak cukup ampuh untuk menghapus setiap dosa.
Hanya ada satu Penolong yang mampu memberi keselamatan bagi setiap orang. Penolong itu adalah Kalimat Allah. Dia berasal dari Allah, Dia adalah suci, sama halnya dengan Allah. Itulah sebabnya, Dia mampu mengampuni setiap dosa dan membawa setiap orang yang mau mempercayai-Nya kepada Allah.
Injil Allah berkata, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Surat Para Rasul 4:12).
Hanya Isa Al-Masih Pemberi Syafaat
Hanya Isa Al-Masih satu-satunya Pribadi yang dapat memberi jaminan keselamatan. Dia satu-satunya yang dapat membela umat-Nya. Dia tidak membutuhkan doa shalawat dari siapapun. Sebaliknya, Dia akan memberi syafaat bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Melalui Dia, setiap orang akan menerima Kebenaran dari Allah, Hidup kekal dari Allah, dan sampai pada Allah. Isa bersabda: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Pertanyaan untuk kita renungkan: Bila ada satu Pribadi yang dapat menjamin keselamatan sorgawi kita, apakah kita akan lebih mengikuti pribadi lain yang keselamatannya sendiripun belum pasti?
[Staff Isa dan Islam – Bagi saudara yang rindu menerima Keselamatan, artikel Tentang Keselamatan ini akan membantu saudara mendapatkannya. Inilah Kesaksian dari orang-orang yang sudah menerima Keselamatan dari Isa Al-Masih.]
Akang mengatakan
*
Lalu, bagaimana mungkin seorang nabi yang belum sanggup menyelamatkan dirinya dan masih harus didoakan, dapat menyelamatkan pengikutnya?
Bukankah ini kalimat penyerangan? Mengapa staf IDI tidak konsisten dengan peraturannya sendiri?
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif. Kami akan menghapus setiap comment yang tidak sopan dan bersifat menyerang.
staff mengatakan
~
Saudaraku, kami tidaklah bermaksud menyerang. Kami bermaksud untuk saling berdiskusi dengan hormat dan sopan.
Tentang kalimat yang saudara pertanyaan, menurut kami itu bukanlah sebuah penyerangan. Melainkan memang demikianlah adanya. Muhammad sendiri mengakui dia berdosa dan membutuhkan belas kasih Allah agar dia bisa masuk sorga.
Dengan kata lain, Muhammad tidak yakin akan keselamatan sorgawinya. Inilah pengakuan Muhammad akan hal itu, “Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi …” (Sahih Bukhari Vol. 5 Book 59 No. 715).
Kerinduan kami akan membagikan kepastian keselamatan menuju sorga yang telah kami miliki kepada Saudara. . Saudara juga kami undang untuk boleh merenungkan [url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url].
Kiranya Saudara mendapatkan berkah dari Allah.
~
CA/SO
abdul fatah mengatakan
*
Kita sesama umat Muslim dianjurkan saling mendoakan, bila bertemu ucapkan salam artinya saling mendoakan!!
Shalawat itu menambah pahala, karena kita mendoakan nabi, karena kita dan nabi sama-sama Islam. Orang Islam yang sering bershalawat akan mendapat pertolongan di hari akhir nanti dari Muhammad.
Orang yang mengingat Allah dan nabinya dijamin masuk surga.
staff mengatakan
~
Saudara Abdul Fatah,
Dengan ber-shalawat, berarti kita mendoakan keselamatan Muhammad. Pertanyaanya: Mengapa umat Muslim mendoakan dia? Apakah karena nabi Saudara sendiri belum mendapatkan keselamatan itu?
Jika sudah, mengapa kita harus terus-menerus dan senantiasa berdoa agar dia bisa beroleh keselamatan tersebut?
~
CA
Taufik mengatakan
*
Seorang Muslim harus mendoakan Muslim yang lain.
Contoh: kepada orang lain: Assalamua’alaikum Warahmatullah
Kepada seorang nabi: Assalamualika ayyuhannabiyu warahmatullah
Jika seorang mengucapkan salam, tentu harus dijawab, wa’alaikum salam warahmatullah. (Apa jadinya jika seorang nabi membalas salam kita?) Ini adalah doa.
staff mengatakan
~
Saudara Taufik, tentu saja doa untuk memohon keselamatan (shalawat) dan ucapan salam adalah dua hal yang berbeda.
Dalam tulisan ini, kami menyoroti perintah Nabi umat Islam kepada umatnya agar berdoa bagi keselamatannya setiap hari. Sehubungan doa shalawat yang harus dinaikkan setiap hari oleh umat Muslim di seluruh dunia, maka timbul beberapa pertanyaan. Untuk apakah shalawat nabi itu? Mengapa diperintahkan agar didoakan setiap hari? Apakah karena nabi tersebut belum memperoleh keselamatan sehingga harus didoakan setiap saat?
~
CA/SO
parmin abadi mengatakan
*
Orang Muslim diperintahkan oleh Allah untuk bershalawat, begitupun malaikat dan semua mahluk juga bershalawat karena Muhammad adalah manusia dan mahluk utama dunia akhirat. Itulah bedanya dengan agama lain.
Dalam Islam semua ibadah adalah perintah Allah (Al-Quran) dan perintah rasul (hadist/sunah), tidak ada Muslim yang berbuat sesuatu tanpa dasar Al-Quran dan hadist serta sahabat rasul.
staff mengatakan
~
Saudara mengatakan Muhammad manusia dan mahluk utama dunia akhirat. Sayangnya, Al-Quran mengatakan hal yang berbeda dengan saudara. Menurut Al-Quran, yang terutama di dunia dan di akhirat bukan Muhammad, melainkan Isa Al-Masih (Qs 3:45).
Bershalawat berarti memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan, keselamatan untuk seseorang. Dengan kata lain, doa shalawat adalah permohonan kepada Allah SWT, untuk menganugerahkan keselamatan atau hidup kekal di sorga kepada Nabi Saudara.
Masalahnya kalau Nabi Saudara masih perlu didoakan tentang keselamatannya, lalu bagaimana dengan para pengikutnya?
Hal ini sangat berbeda dengan Isa Al-Masih, justru Dia sering mendoakan keselamatan para pengikut-Nya. Bahkan Isa Al-Masih sendiri yang memberi keselamatan bagi manusia agar dapat masuk ke sorga karena Dia adalah pemilik sorga.
~
SL/SO
arina mengatakan
*
Muhammad itu sudah pasti akan masuk sorga, karena saat Muhammad meninggalpun Malaikat Jibril ada disampingnya dan meminta ijin kalau waktu dia sudah tiba dan tugas malaikat pencabut nyawa sudah harus dilaksanakan.
Sebelum Muhammad meninggal, dia masih menyebut ummati, ummati, ummati, atau umatku, umatku, umatku.
Sampai akhir hayatpun dia masih saja memikirkan umatnya, dan dia pernah berdoa kepada Allah bahwa dosa umatnya akan dia tanggung, serta berdoa agar umatnya mendapatkan syafaat dari Allah.
Shalawat adalah bukti bahwa kita masih ingat dan menyayangi nabi Muhammad.
Penilaian yang lebih objektif atas jawaban dan pertanyaan harusnya tidak boleh memojokkan agama apapun, karena ini suatu forum diskusi.
Saya seorang Muslim dan saya tetap menghormati agama lain.
staff mengatakan
~
Saudara Arina,
Katakanlah apa yang saudara katakan itu benar. Namun pertanyaan yang belum terjawab adalah: Bila sudah pasti masuk sorga, mengapa umat Islam disuruh untuk mendoakan keselamatannya? Bukankah ini adalah dua hal yang sangat kontras berbeda. Di satu sisi katanya sudah selamat, tapi di sisi lain diminta mendoakan agar mendapat keselamatan.
Simaklah hadist berikut: “Bersumber dari Abu Huraira, beliau Rasulullah berkata: “Mendekatlah dan berusahalah benar! Ketahuilah, bahwa setiap orang diantara kalian tidak bakal selamat karena amalnya.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, tidak juga engkau?” Rasulullah bersabda: “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahiku dengan rahmat dan karunia dari-Nya.” (Hadis Shahih Muslim)
~
CA/SO
nunu mengatakan
*
Coba cek arti syafaat!
Syafaat untuk nabi beda dengan syafaat untuk umat.
staff mengatakan
~
Bershalawat berarti memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan, keselamatan untuk seseorang.
Dengan kata lain, doa shalawat adalah permohonan kepada Allah SWT, untuk menganugerahkan keselamatan atau hidup kekal di sorga kepada Nabi Saudara.
~
CA
aingtea mengatakan
*
Bershalawat itu adalah perintah dari Allah. Meskipun umat Islam tidak bershalawat, Nabi Muhammad tetap akan masuk surga.
staff mengatakan
~
Saudara Aingtea,
Marilah kita kembali kepada pokok persoalan. Shalawat itu artinya apa? Mendoakan keselamatan Muhammad bukan? Mengapa Muhammad harus didoakan keselamatannya?
~
CA
aingtea mengatakan
*
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada (Allah) Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Ayat ini jangan ditafsirkan bahwa Yesus adalah Tuhan.
(Injil, Rasul Besar Yohanes 17:3) “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau utus.”
Jadi Yesus itu adalah utusan, bukan Tuhan.
staff mengatakan
~
Saudara Aingtea,
Kami tidak pernah memakai ayat Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6 itu untuk menunjukkan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan. Ada ratusan ayat Kitab Suci yang menyatakan secara jelas bahwa Isa Al-Masih memang adalah Tuhan.
Adalah memang benar Isa Al-Masih adalah utusan Allah. Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah yang menjadi manusia, Ia adalah Utusan Allah, Ia adalah Roh dari Allah. Ketiga gelar ini diberikan Qs 4:171 kepada Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih adalah Utusan Allah di dalam dunia ini, sebagai perwujudan, dan penjelmaan dari Allah itu sendiri.
~
CA
BAHLUL mengatakan
*
Adalah salah bagi seseorang yang memper-Tuhankan manusia. Muhammad adalah manusia yang ‘diutus’ Tuhan. Allah adalah Tuhan.
Sesama Mukmin wajib saling mendoakan. Termasuk mendoakan Muhammad.
staff mengatakan
~
Saudara Bahlul,
Perlu diingat bahwa umat Kristiani sama sekali tidak pernah memper-Tuhan-kan seorang manusia.
Isa Al-Masih bukanlah manusia yang kemudian dijadikan Tuhan. Justru Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah yang kemudian berkenan menjelma menjadi manusia (Qs 3:45, Qs 4:171). Untuk lebih jelasnya, silakan saudara membaca penjelasan tentang ke-Tuhan-an Isa Al-Masih pada artikel ini: http://tinyurl.com/8abrx5t.
Lalu, untuk apakah Saudara mendoakan keselamatan Muhammad? Apakah karena dia belum selamat? Doa seperti apakah yang Saudara kemukakan bagi Muhammad?
Hanya dengan kembali beriman kepada keseluruhan berita Firman Allah, barulah kita dapat mengerti akan kebenaran. Oleh sebab itu kami mengajak Saudara untuk boleh kembali beriman kepada keutuhan pewahyuan Firman Allah di dalam Taurat, Kitab Nabi-Nabi, Zabur, dan Injil.
~
CA/SO
yusoff mengatakan
*
Shalawat berasal dari bahasa Arab. Maksud yang hampir mirip istilah solawat ialah memuji sebagai tanda berakhlak kepadanya, bukan mendoakan keselamatannya seperti yang kamu sangka.
staff mengatakan
*
Saudara Yusoff,
Kami mengutip arti kata yang dikenal luas semua orang. Jadi ini bukanlah sangkaan kami belaka.
Bershalawat artinya memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang. (Catatan Kaki No. 1230-31, Qs 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978).
Dengan kata lain, doa shalawat adalah permohonan kepada Allah, untuk menganugerahkan keselamatan atau hidup kekal di sorga kepada Nabi Saudara.
Jadi, kata ‘shalawat’ sama sekali tidak memiliki arti seperti yang Saudara katakan. Saudara dapat memperhatikan sendiri apa isi dari doa shalawat yang didoakan umat Islam. Artinya memang mendoakan keselamatan nabi bukan?
Simaklah ayat berikut. Berdasarkan ayat ini, nabi Saudara berkata bahwa dirinya belum selamat.
“Bersumber dari Abu Huraira, beliau Rasulullah berkata: “Mendekatlah dan berusahalah benar! Ketahuilah, bahwa setiap orang diantara kalian tidak bakal selamat karena amalnya.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, tidak juga engkau?” Rasulullah bersabda: “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahiku dengan rahmat dan karunia dari-Nya.” (Hadis Shahih Muslim).
~
CA/SO