• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami

Timbangan Mizan Islam dan Solusi Selamat di Akhirat!

Isa Dan Islam > Artikel > Keselamatan > Pengampunan > Timbangan Mizan Islam dan Solusi Selamat di Akhirat!
12 Mei 2014 | 330 Komentar

ilustrasi timbangan mizan penentu muslim selamat di akhiratSuatu hari guru agama di sekolah kami bercerita tentang “timbangan mizan” dalam Islam. Yaitu timbangan yang berfungsi untuk mengukur seberapa berat dosa dan pahala seseorang.  “Allah akan menggunakan timbangan ini di akhirat untuk menentukan siapa yang akan masuk surga dan siapa yang masuk neraka.” Demikian cerita guru itu.

Namun, timbangan mizan tidak berlaku bagi orang Kristen. Di sini kita dapat melihat perbedaan timbangan mizan Islam dan penebusan Isa Al-Masih. Mana diantaranya yang menjamin masuk surga?

Pengertian Konsep Timbangan Mizan Ajaran Islam

Sebagai anak-anak, saya hanya manggut dan menerima cerita tersebut sebagai kebenaran. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pemahaman saya akan konsep timbangan semakin jelas.

Timbangan dosa dan pahala atau disebut juga dengan istilah “mizan” adalah dalam arti yang sesungguhnya. Bukan dalam arti kiasan. Memiliki dua penampang, sebelah kiri dan kanan. Hanya Allah yang mengetahui berapa besarnya timbangan tersebut.

Timbangan mizan ini akan digunakan pada akhir zaman untuk menentukan apakah seseorang akan masuk surga dan neraka. Bila timbangan lebih berat amal baik/pahala, maka orang tersebut akan masuk surga. Sebaliknya, jika timbangan lebih berat dosa, maka dia akan masuk neraka.

“Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat beruntung. Dan barang siapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri mereka kekal di dalam neraka Jahanam. Wajah mereka dibakar dengan api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat” (Qs 23:102).

Namun ada satu pertanyaan di hati saya.  Mungkin Anda juga dapat merenungkannya. Bagaimana bila timbangan itu seimbang. Kemana Anda akan pergi. Surga atau neraka?

Allah Memberi Konsep Penebusan, Bukan Konsep Timbangan

Konsep keselamatan yang Allah berikan sejak dari semula adalah konsep penebusan. Dalam Kitab Taurat kita membaca bagaimana Allah menjelaskan korban-korban yang harus diberikan oleh orang yang melakukan pelanggaran.

“Jikalau yang berbuat dosa dengan tak sengaja itu seorang dari rakyat jelata, dan ia melakukan salah satu hal yang dilarang Tuhan, sehingga ia bersalah,  . . . haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosa yang telah diperbuatnya itu seekor kambing betina yang tidak bercela. . . . meletakkan tangannya ke atas kepala korban penghapus dosa dan menyembelih korban itu di tempat korban bakaran. . . . demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu sehingga ia menerima pengampunan” (Taurat, Kitab Imamat 4:27-31).

Asal Mula Konsep Timbangan

Ayat Taurat di atas menjelaskan kepada kita bahwa sejak semula konsep keselamatan yang diberikan Allah adalah konsep penebusan. Kitab Suci sama sekali tidak pernah menyinggung soal konsep timbangan.

Lalu darimana nabi umat Muslim mendapat ide tentang konsep timbangan mizan? Atau konsep ini dipengaruhi oleh latar belakangnya sebagai pedagang? Entahlah! Yang pasti, Al-Quran sendiri tidak menjelaskan asal mula dari konsep timbangan amal dan dosa ini, terlebih Alkitab. Jadi, mana yang layak saudara percayai antara timbangan mizan ajaran Islam dan penebusan Isa Al-Masih?

Isa Al-Masih Memberi Diri Sebagai Korban Penebusan

Tentang pengampunan, kita dapat melihat pada peristiwa ketika Ibrahim ingin mempersembahkan Ishak, anaknya. Allah menyediakan satu domba sebagai pengganti. Dengan adanya domba pengganti, maka Ishak pun mendapatkan kembali kehidupan.

Peristiwa tersebut adalah gambaran dari pengorbanan Isa Al-Masih di kayu salib. Dimana Dia telah memberi diri-Nya sebagai “Korban Tebusan yang memberi pengampunan.” Satu kali untuk seluruh umat manusia. “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:9)

Demikianlah, keselamatan surgawi seseorang tidak ditentukan oleh berat atau rendahnya timbangan amalnya. Melainkan hanya melalui Isa Al-Masih, sebab Isa Al-Masih adalah satu-satunya “Jalan” menuju surga.

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Menurut saudara, dari manakah nabi umat Muslim mendapat ide tentang konsep timbangan mizan?
  2. Seandainya timbangan amal dosa saudara nantinya seimbang. Dapatkah saudara menjelaskan bagaimana nasib saudara kelak di akhirat?
  3. Dari konsep timbangan mizan Islam dan penebusan Isa Al-Masih, menurut saudara manakah dari kedua konsep tersebut yang memberi satu kepastian? Sebutkan alasan saudara.

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Timbangan Mizan Islam dan Solusi Selamat di Akhirat!” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Cara Dan Syarat Menjadi Layak Masuk Surga
  2. Apakah Perbuatan Baik Menyelamatkan?
  3. Apakah Manfaat Ihsan Di Hadapan Allah?
  4. Pemahaman Kristen Dan Muslim Tentang Kunci Surga
  5. Apakah Isa Al-Masih Atau Perbuatan Baik Menghapus Dosa?

 

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
Kategori: Keselamatan, Pengampunan

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

330 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
sederhan
12 Mei 2014 2:06 pm

~
To: Admin,

Pertanyaan saudara Admin sangat baik, jelas sekali kepastian adalah jalan yang dipilih oleh manusia. Timbangan memiliki konsep yang tidak jelas akan keselamatan. Tidak akan ada timbangan yang pahalanya lebih banyak dari dosa. Jadi hanya melalui penebusanlah ada kepastian keselamatan.

Balas
staff
7 Juli 2014 2:47 am
Balasan ke  sederhan

~
Saudara Sederhan,

Anehnya, sudah ada yang jelas dan pasti tapi manusia masih belum menerimanya. Bagaimana dengan saudara, sudahkah menerima penebusan itu?

Melalui artikel di atas telah dipaparkan bahwa Allah menyediakan korban tebusan yang memberi pengampunan, yaitu di dalam Isa Al-Masih.

“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia:” (Injil, Surat 1 Timotius 2:5-6).
~
Daniar

Balas
JC
12 Mei 2014 2:27 pm

~
Konsep penebusan dosa itu hanya angan-angan semata, konsep yang dibuat-buat oleh Paulus. Saya sudah membaca latar belakang adanya penebusan dosa. Dan lebih condong pada kepercayaan orang-orang kafir terdahulu. Sedangkan “yaumul mizan” itu sangat jelas, tidak mungkin akan seimbang. Apakah Allah menciptakan tempat selain surga dan neraka?

Saudara bisa bilang “mizan” seimbang sebab anda menyamakan timbangan di akhirat kelak dengan timbangan yang digunakan oleh para pedagang. Allah yang maha mengetahui bentuknya, dan hanya Dia lah yang tahu.

Balas
staff
13 Mei 2014 3:46 pm
Balasan ke  JC

~
Salam Sdr. JC,

Terkadang fakta tentang kehidupan seseorang yang akan direalisasikan dalam kehidupan nyata. Misalkan, teman saya seorang penjahit, ada banyak pemikirannya yang berlandaskan pada ukuran dan perhitungan meter. Barangkali demikian dengan nabi umat Muslim, karena ia adalah seorang pedagang maka bukankah tidak menutup kemungkinan konsep timbangan berasal dari pengalamannya?

Pernahkah saudara tidak melakukan dosa satu hari? Tentu jawabnya tidak pernah bukan? Jika ada 3 dosa yang saudara lakukan setiap hari maka ada berapa ribu dosa yang saudara lakukan seumur hidup saudara? Maka, saya dapat menjamin tidak ada satu umat pun yang jika ditimbang dosa dan pahalanya, maka akan berat kepada pahala, bukan?

Tentu dengan senang hati jika saudara dapat memaparkan konsep-konsep apa yang dibuat oleh Rasul Paulus?
~
Salma

Balas
Pakai Logika
12 Mei 2014 3:43 pm

~
Penebusan dosa dan dosa waris hanya doktrin manusia, bahkan Yesus pun tidak tahu dengan penebusan dosa. Di Perjanjian Lama sudah sangat jelas manusia yang melakukan kesalahan maka dialah yang menanggungnya. Yang berbuat baik mendapat hadiah pahala, dan yang berbuat jahat mendapat dosa. Bukannya manusia yang melakukan kesalahan malah Tuhan yang menanggung dosanya.

Manusia melakukan seks bebas, membunuh, dusta dan sebagainya, Tuhan yang menanggung. Jadi tidak sulit bagi Paulus untuk membuat doktrin baru yaitu janji keselamatan. Dan Nasrani yakin bahwa dia masuk surga karena semua dosa yang mereka lakukan sudah ditanggung oleh Tuhan.

Balas
staff
13 Mei 2014 3:50 pm
Balasan ke  Pakai Logika

~
Salam Sdr. Pakai Logika,

Jika saudara umat Muslim mencatat tindakan dan perkataan saudara setiap hari, maka harus berapa banyak pahala yang saudara raih agar saudara yakin masuk sorga? Setelah saudara mencatatnya, maka sudahkah yakin saudara umat Muslim akan masuk sorga?

Belum lagi, ama-amal kita dipandang Allah sebagai kain yang kotor. Mari renungkan sabda Allah yang disampaikan nabi Yesaya: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” (Kitab Nabi Besar Yesaya 64:6).
~
Salma/Daniar

Balas
Pengamat
12 Mei 2014 5:45 pm

~
To: Sederhana,

Kepastian seorang Muslim sudah jelas, yaitu dalam penyerahan diri kepada-Nya. Kepastian Muslim sudah jelas bahwa kebaikan berbuah kebaikan, kejahatan berbuah kejahatan. Tetapi Dia maha pengampun. Kepastian Muslim adalah jelas, bahwa hidup itu bukan sorga tetapi perbuatan.

Bagaimana dengan anda yang merasa sudah diselamatkan, tapi tiap Minggu selalu berdoa, memohon supaya kehendak dan kerajaan Tuhan datang kepada anda? Anda merasa suci dalam beragama tetapi mengapa masih makan roti daging Yesus di Gereja?

Balas
staff
13 Mei 2014 4:08 pm
Balasan ke  Pengamat

~
Salam Sdr. Pengamat,

Saudara Muslim apakah sudah yakin akan kepastian jiwanya untuk menikamati sorga kekal? Jika saudara mengatakan bahwa hidup itu bukan sorga, maka apa tujuan hidup saudara di dunia ini? Apakah saudara tidak berniat untuk ke sorga?

Tetapi jika saudara berubah pikiran dan hendak menikmati sorga, maka Isa Al-Masih lah jalannya. Sebab tidak ada yang lain. Saudara dapat membuktikannya. “Akulah [Isa Al-Masih] jalan dan kebenaran dan kehidupan…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6)
~
Salma

Balas
Rabia
13 Mei 2014 2:09 am

~
Bismillahirrahmanirrahim.

Konsep timbangan yang anda bicarakan itu adalah sebuah konsep tentang keadilan. Buktinya, pernahkah anda melihat lembaga peradilan di manapun di seluruh dunia ini menggunakan lambang Yesus disalib? Semua lembaga peradilan itu menggunakan timbangan, mengapa? Karena begitulah konsep keadilan, konsep timbangan.

Lalu pernahkah dalam sebuah peradilan seseorang mendapat keputusan antara salah dan benar seimbang?Jika ada, anda sebutkanlah! Ketika seseorang diadili dia hanya akan mendapat keputusan bersalah atau tidak. Jadi ,sesuai dengan ayat yang anda kutip, demikianlah seluruh manusia di hari kiamat akan diadili, termasuk anda. Dan Allah adalah Hakim yang paling adil dan maha teliti perhitungannya. Jadi, sudah siapkah anda untuk ditimbang amalnya?

Balas
staff
13 Mei 2014 4:20 pm
Balasan ke  Rabia

~
Salam Sdr. Rabia,

Senang sekali membaca pemaparan saudara, hal itu sangat baik.

Suatu hari saya berpikir, tidak ada satu hari yang saya lewatkan dengan tidak berbuat dosa. Sebab segala pikiran, perkataan bahkan perbuatan saya condong berdosa. Hanya sedikit tindakan kebaikan yang dilakukan, bukan? Jika seseorang anggap saja melakukan dosa 3 kali dalam sehari. Maka berapa ribu dosa yang dilakukan seumur hidupnya?

Saya sangat yakin, semua ketika timbangan dilakukan dan dihadapkan maka dosa yang lebih berat. Jelas sekali semua umat Muslim akan menikmati neraka jahanam, bukan? Atau saudara punya pemahaman lain?
~
Salma

Balas
Arushie
13 Mei 2014 5:27 am

~
Secara logika saja, sudah jelas konsep timbangan yang masuk akal. Konsep seperti ini cukup mudah dimengerti. Jika ingin masuk sorga maka kejar pahala sebanyak-banyaknya dan hindari dosa sekecil-kecilnya. Sulit dibayangkan bahwa hanya dengan satu kematian dosa-dosa bisa dihapus. Apalagi Yesus sendiri tidak pernah mengatakan kalau diri-Nya datang untuk mati, melainkan untuk membimbing masyarakat Yahudi.

Injil, Rasul Besar Matius 10:5-6 mengatakan “Janganlah pergi ke negeri orang kafir dan jangan masuk ke negeri Samaria, melainkan pergilah kamu kepada segala domba-domba Israel yang sesat itu”.

Balas
staff
14 Mei 2014 10:08 pm
Balasan ke  Arushie

~
Salam Sdr. Arushie,

Hakekat dosa yang melekat kuat dalam diri manusia tentu sult untuk dihindari. Hanya melalui kuasa Allah dan pertolongan Roh Kudus kita mampu menghindari dosa. Semampu apa saudara dapat menghindari dosa setiap hari?

Isa Al-Masih pernah berkata “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).

Inilah maksud dari kedatangan Isa Al-Masih ke dunia. Dia menjadi tebusan bagi saya dan saudara. Bukan saja bagi bangsa Israel tetapi bagi semua manusia yang ada di dunia yang percaya kepada-Nya.
~
Salma

Balas
sederhan
13 Mei 2014 7:24 am

~
To: Rabia,

Terima kasih masukannya. Saya ingin meluruskan anda kalau berbicara mengenai timbangan diperadilan barat, peradilan negara India dan negara Anglosaxon juga di Amerika. Saudara harusnya belajar lagi agar apa yang saudara sampaikan dapat menyampaikan pesan pada pembaca bahwa anda benar-benar mengerti dan tahu apa yang ditulis.

Islam lahir abad ke-7 sedangkan Dewi Juntitia ada jaman Romawi. Diawali dengan Dewi Themis Yunani ribuan tahun sebelum adanya Islam. Dan konsep timbangan peradilan sudah dijalankan yaitu seorang Dewi yang memegang timbangan di kirinya. Dan memegang pedang sebelah kanan menunjukkan bahwa peradilan itu adil sesuai bukti dan fakta hukum, bukan konsep timbangan dari Islam. Barangkali saudara dapat mempelajari kembali.

Balas
staff
14 Mei 2014 10:28 pm
Balasan ke  sederhan

~
Salam Sdr. Sederhan,

Kami menyampaikan terima kasih untuk pemaparan saudara yang sangat baik.

Saudara Sederhan, sudah beberapa kali kami menghubungi saudara melalui email yang tertera, tetapi semuanya gagal. Kalau saudara tidak keberatan dapatkah saudara memberikan alamat email yang asli. Sebab ada beberapa hal yang hendak kami diskusikan kepada saudara. Kami harap saudara dapat mengemail kami di [email protected].

Atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.
~
Salma

Balas
sederhan
13 Mei 2014 7:29 am

~
To: pengamat

Kalau boleh saya menjawab saudara, melihat apa yang saudara sampaikan sama sekali saudara salah mengerti tentang penebusan. Manusia siapa pun juga pasti berdosa kecuali Yesus Kristus atau Isa Putra Maryam yang suci. Apapun kebaikan yang dilakukan oleh manusia berdosa tidak akan menutupi dosanya, sebab Tuhan sejati adalah Kudus sehingga kudus pula kita yang mengikuti-Nya.

Konsep penebusan yang dimaksudkan ini adalah Tuhan yang suci itu telah menanggung semua dosa yang kita lakukan, tapi bukan seenaknya manusia berbuat dan berbuat lagi itu tidak menunjukkan pertobatan kita. Sehingga bila saudara memahaminya maka maknanya tidak seperti yang saudara sampaikan.

Balas
staff
7 Juli 2014 4:19 am
Balasan ke  sederhan

~
Saudara Sederhan,

Kami sependapat dengan saudara. Dengan kata lain konsep penebusan bukan ijin untuk berbuat dosa. Justru dengan konsep penebusan manusia yang seharusnya binasa dapat diselamatkan.

Jadi, sebagai manusia yang telah beriman kepada Isa Al-Masih dan menerima penebusan-Nya maka ia harus hidup sesuai kehendak-Nya. “Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini” (Injil, Surat Titus 2:12).
~
Daniar

Balas
Bert
13 Mei 2014 7:39 am

~
Karena timbangan inilah sepertinya seorang Muslim termasuk Muhammad yang sudah diampuni dosanya oleh Allah (hanya Musa yang sudah diampuni dosanya). Dengan adanya timbangan ini pula, seharusnya Allah swt tidak perlu mengumbar janji akan mengampuni dosa. Bukankah perbuatan dosa yang menanggung adalah yang berbuat?

Tapi menurut Al-Quran jika masih dalam keadaan berdosa tempatnya adalah neraka jahanam. Jadi sebelum menuju timbangan, masuk dulu ke neraka karena masih dalam keadaan berdosa. Dan itu sejalan dengan Qs19:71. Pertanyaannya adalah, mungkinkah masuk neraka dahulu, jika demikian berarti neraka tidak kekal.

Balas
staff
7 Juli 2014 5:20 am
Balasan ke  Bert

~
Saudara Bert,

Seperti yang diuraikan dalam artikel di atas bahwa konsep keselamatan yang Allah berikan sejak dari semula adalah konsep penebusan.

Dan telah digenapi di dalam Isa Al-Masih, sebab Isa Al-Masih adalah satu-satunya “Jalan” menuju sorga. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Jadi, seseorang dapat masuk sorga hanya karena Isa Al-Masih. Bukan karena hal lain, termasuk timbangan “mizan” yang dipercaya umat Muslim.
~
Daniar

Balas
Pengamat
13 Mei 2014 10:26 am

~
To Nasrani,

Anda merasa sudah diselamatkan dan pasti masuk surga? Coba tunjukkan kepada kami kaum Muslim sertifikatnya dari Yesus Kristus!

Balas
staff
7 Juli 2014 7:11 am
Balasan ke  Pengamat

~
Saudara Pengamat,

Allah sendiri memberitahukan bagaimana manusia dapat memperoleh keselamatan, yaitu melalui penebusan di dalam Isa Al-Masih. Jadi tidak perlu diragukan lagi bukan?

Demikian Isa Al-Masih memproklamirkan: “Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28-29).

Kiranya saudara pun tidak mengabaikan begitu saja jalan Allah ini!
~
Daniar

Balas
sederhan
13 Mei 2014 10:44 am

~
To: Pengamat,

Kami umat Kristen akan menjawab pasti. Sebab Tuhan kami telah mati bagi kami. Pengorbanan-Nya di dunia itu sebuah fakta dan bukan ilusi semata. Dan lagi setiap orang yang telah mengenal dan menyerahkan hidupya hanya pada Tuhan akan mengalami perubahan luar biasa.

Jadi pertanyaaan saudara dijawab dengan kepastian ayat yang disampaikan Tuhan sendiri dalam Alkitab “Tidak ada yang sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Yesus”, “Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup”, “Di bawah kolong langit ini tidak ada nama yang olehnya engkau diselamatkan kecuali dalam Yesus”.

Sangat berbeda bukan dengan umat Muslim yang kepastian keselamatannya masih sampai mudah-mudahan?

Balas
staff
7 Juli 2014 7:27 am
Balasan ke  sederhan

~
Saudara Sederhan,

Terima kasih atas jawaban saudara di atas, kiranya menjadi pencerahan bagi saudara-saudara yang masih ragu akan keselamatannya. Dan meneguhkan iman saudara-saudara yang ada di dalam Isa Al-Masih.
~
Daniar

Balas
isLaM
13 Mei 2014 2:56 pm

~
Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku“. Ucapan Nabi Isa ini adalah ayat bisa, yang biasa diucapkan dan diajarkan oleh semua Nabi Allah. Jujurlah, bahwa tidak ada yang istimewa dengan ayat tersebut.

Saudara terlalu jauh membajak ayat Yohanes 14:6 tersebut untuk membuktikan bahwa dogma Trinitaris adalah benar dari Yesus sendiri. Bukankah sebenarnya Yesus sendiri di dalam hidup-Nya tidak pernah mengajarkan bahwa diri-Nya adalah Tuhan?

Balas
staff
7 Juli 2014 7:50 am
Balasan ke  isLaM

~
Saudara Islam,

Terima kasih saudara telah mengutip ayat suci tersebut. Mari kita perhatikan dan renungkan ayat tersebut.

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku“ (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa Isa Al-Masih bukan hanya sekedar mengajar tentang jalan kehidupan yang benar. Tetapi Dia menyatakan bahwa diri-Nya adalah hakikat dan wujud dari jalan, kebenaran, maupun hidup. Adakah Kebenaran selain Allah? Tidak ada bukan.

Nabi saudara misalnya, ia mengakui bahwa “Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata” (Qs 29:50).
~
Daniar

Balas
sederhan
13 Mei 2014 4:21 pm

~
To: Islam,

Saudara mengatakan bahwa Injil, Rasul Besar Yohanes.4:16, adalah ayat biasa yang juga sering diucapkan oleh nabi Allah. Saya belum pernah menemukan ayat itu dalam kitab para nabi yang menggaransi siapa saja tidak akan sampai ke sorga tanpa melalui Dia yaitu Yesus Kristus. Atau saudara Islam mungkin punya referensi dapat mengemukakannya di sini, supaya jangan asal asumsi nantinya.

Dan lagi, tidak ada satu nabi pun di dunia ini yang berani berkata “Aku dan Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30).

Balas
staff
7 Juli 2014 8:22 am
Balasan ke  sederhan

~
Saudara Sederhan benar, keselamatan hanya ada di dalam Isa Al-Masih. Hal itu sudah dinubuatkan jauh sebelum Isa Al-Masih datang ke dunia.

“Tetapi dia [Isa Al-Masih] tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya . . . Tuhan telah menimpakan kepadanya [Isa Al-Masih] kejahatan kita sekalian” (Kitab Nabi Besar, Yesaya 53:5-6).
~
Daniar

Balas
Pengamat
13 Mei 2014 6:09 pm

~
To: Sederhana,

“Akulah kebenaran” pernah diucapkan oleh Al Halaj, seorang sufi dari persia dan Syekh Siti Jenar, wali dari tanah Jawa. Pengertiannya lebih kepada menyatunya kekuasaan Tuhan dengan hamba-Nya. Tapi hamba pada prinsipnya tetap bukan Tuhan. Ucapan ini sesungguhnya ada pada spiritualisme Islam, tapi disembunyikan karena dapat menyesatkan pengertian orang awam yang dapat menganggap manusia itu adalah Tuhan.

Berbeda dengan ajaran Nasrani yang justru mengekspose hal tersebut dan menganggap Yesus itu adalah Tuhan. Tuhan itu adalah bukti, bukan ucapan. Kalau Yesus itu memang Tuhan, tidak mungkin Ia dilahirkan, menyatakan bahwa Yesus itu tidak punya kuasa atas diri-Nya sendiri, karena sifat Tuhan itu abadi.

Balas
staff
14 Mei 2014 11:08 pm
Balasan ke  Pengamat

~
Salam Sdr. Pengamat,

Menarik sekali pemaparan saudara. Tetapi bolekah kita sedikit berpikir begini, adakah bukti bahwa Al Halaj, seorang sufi dari persia dan Syekh Siti Jenar, wali dari tanah Jawa itu adalah pribadi yang suci tanpa dosa?

Isa Al-Masih penjamin hidup manusia sebab Dia berpribadi suci dan kudus serta benar. Siapakah yang memiliki sifat tersebut? Siapa pun yang hidup dan percaya dalam Isa Al-Masih, maka perlukan timbangan pengadilan atas diri-Nya? Sebab Isa Al-Masih lah sebagai penjamin.

Banyak artikel kami yang menjelaskan siapa Isa Al-Masih sesungguhnya, silakan baca di link ini: http://tinyurl.com/c4phapd
~
Salma/Daniar

Balas
Codex
13 Mei 2014 6:31 pm

~
To: Staff Isa dan Islam,

Berhentilah kalian berusaha membelokkan Iman orang Muslim dari percaya kepada Tuhan kepada Yesus. Karena itu adalah perbuatan yang sia-sia. Kami tetap pasti akan berserah diri kepada Tuhan yang abadi, Maha Pencipta, Maha Pengasih Maha Penyayang. Karena itulah Jalan. Dia memberi kepastian kepada kami bahwa kebaikan dibalas kebaikan, kejahatan dibalas kejahatan.

Tapi Dia Maha Pengampun. Dia tidak pernah menjanjikan sorga ,tapi sorga pasti akan diperoleh oleh setiap manusia yang berbuat benar. Dia menciptakan kami dan alam semesta, dan menghadirkan kami melalui rahim ibu kami. Dan melalui rahim hajar aswad lah kami mencium-Nya. Kami beribadah dengan sujud syukur mencium tanah karena dari tanahlah kami diciptakan.

Balas
staff
14 Mei 2014 11:24 pm
Balasan ke  Codex

~
Salam Sdr. Codex,

Untuk menuju sorga kekal, harus berapa banyakkah kebaikan yang saudara lakukan seumur hidup saudara? Mampukah saudara melakukan dengan kekuatan saudara sendiri. Ajaran nabi saudara layaknya konsep manusia. Sebab bukankah manusia membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan dan tidak jarang pula kejahatan dibalas dengan kejahatan?

Apakah ajaran ini berasal dari Allah? Sangat berbeda dengan ajaran Isa Al-Masih “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
~
Salma
.

Balas
usop
13 Mei 2014 11:28 pm

~
Kalau begitu usulkan sajalah hukum keadilan di negara kita tercinta ini dengan hukum penebusan dosa. Ganti hukum keadilan menurut UUD 1945. Menurut saudara apa yang akan terjadi?

Balas
staff
14 Mei 2014 11:32 pm
Balasan ke  usop

~
Salam Sdr. Usop,

Menarik sekali pemikiran saudara. Isa Al-Masih sudah melakukan hal tersebut jauh sebelum saudara ada di dunia ini. Apakah menurut pemahaman saudara bahwa setiap tindakan kejahatan Isa Al-Masih yang menanggungnya? Wah sepertinya saudara sulit memahaminya ya…?

Tindakan kejahatan yang dilakukan manusia tentu ada konsekuaensinya, jika ia melakukan pembunuhan tentu ia harus menanggung sesuai dengan aturan sebuah UU di satu negara. Hal yang sangat mendasar dalam diri manusia ialah dosa. Dosa inilah yang membuat seseorang melakukan tindakan kejahatan. Bagaimana agar manusia dapat menjaga diri dan menguasai diri untuk tidak hidup selamanya akan dosa?

Isa Al-Masihlah yang telah melakukannya. Dia datang menjadi tebusan bagi banyak orang, agar saya dan saudara dapat diselamatkan. Sebab keselamatan inilah hal yang terpenting dalam akhir tujuan hidup manusia, bukan?

Setiap tindakan kita, tidak akan mampu membawa kita ke sorga. Jika saudara hendak membuktikannya, silakan saudara hidup dalam Isa Al-Masih dan kemudian beritahukan kepada kami apa yang saudara alami.
~
Salma

Balas
Pengamat
14 Mei 2014 12:08 am

~
Anda bisa membayangkan kalau hukum kasih Yesus Kristus diterapkan di negara ini. Indonesia mungkin tidak pernah merdeka untuk menegakkan harkat martabatnya. Karena jihad adalah hal yang kotor untuk ditegakkan melawan kasih Nasrani Belanda yang menjajah negeri ini dengan keji, membunuh anak bangsa selama 350 tahun.

Balas
staff
16 Mei 2014 3:00 am
Balasan ke  Pengamat

~
Saudara Pengamat,

Pendapat yang saudara berikan tampaknya berdasarkan konsep hukum agama menyatu dengan hukum negara. Tentu yang tepat dan benar adalah hukum negara perlu dipisahkan dari hukum agama. Pembahasan ini akan jauh lebih menarik untuk didiskusikan bila kita mendiskusikannya di artikel ini http://tinyurl.com/d8jhjfv. Bagaimana bila kita berdiskusi di sana?
~
Solihin

Balas
Rabia
14 Mei 2014 12:21 am

~
Bismillahirrahmanirrahim.

To: Sederhan,

Saya rasa anda tidak memahami penjelasan saya. Terlepas dari asal-usul timbangan pada gambar di atas sebagai simbol keadilan, saya hanya ingin menegaskan kepada staf dan juga anda bahwa pada dasarnya setiap timbangan digunakan untuk mencapai keadilan. Itulah konsep yang dipakai di dunia ini, juga konsep yang akan dipakai di akhirat nanti, tentu saja itu menurut kepercayaan kami.

Sedangkan untuk konsep penebusan dosa anda bagi orang-orang yang menerima Yesus, maka akan menjadi tidak adil bagi umat manusia yang hidup di zaman sebelum Yesus dikorbankan. Apa yang akan terjadi dengan mereka yang belum ditebus dosa-dosanya oleh darah Yesus? Bagaimana caranya agar mereka dapat masuk sorga?

Balas
staff
16 Mei 2014 3:13 am
Balasan ke  Rabia

~
Saudara Rabia,

Allah memberikan janji-Nya kepada manusia agar manusia percaya pada-Nya. Tatkala Isa Al-Masih mengorbankan diri-Nya mati di kayu salib, itu adalah pemenuhan terhadap seluruh janji Allah dimana para nabi dan orang saleh berharap pada janji itu. Demikian mereka diselamatkan karena percaya pada janji itu.

Begitu juga dengan manusia zaman sekarang. Mereka percaya atas janji Allah itu bahwa Isa Al-Masih telah menebus mereka dari dosa. Apakah manusia zaman sekarang sudah masuk firdaus untuk menikmati keselamatan itu? Tentu belum, bukan? Tetapi mereka percaya pada janji Allah itu.

Nah, konsep penebusan yang dikerjakan Isa Al-Masih adalah keadilan yang sesungguhnya. Allah menghukum dosa di dalam tubuh Isa Al-Masih (Injil, Surat 1 Petrus 2:24). Pertanyaannya adalah bagaimana saudara yakin bahwa saudara pasti diselamatkan dengan konsep timbangan?
~
Solihin

Balas
Mochammed
14 Mei 2014 1:20 am

~
Dear Admin,

Sorga dan neraka bukan milik kita, bukan milik siapa-siapa. Tidak ada satu manusia pun yang pantas masuk sorga, jangan menjadi suatu kaum yang merasa paling berhak mendiami sorga. Sesungguhnya Allah lebih mengetahui siapa yang pantas masuk sorga.

Salam.

Balas
staff
16 Mei 2014 3:19 am
Balasan ke  Mochammed

~
Saudara Mochammed,

Kami sangat setuju dengan saudara bahwa tidak ada satu orang pun yang pantas masuk sorga. “Karena semua orang telah berbuat dosa” (Injil, Surat Roma 3:23). Untuk itu, hanya dengan pertolongan Allah, manusia diselamatkan. Inilah konsep penebusan yang disampaikan Allah kepada para nabi-Nya.

Tetapi dengan konsep timbangan, maka – seperti yang saudara sampaikan – manusia tidak layak masuk sorga. Karena dengan konsep timbangan akan mempertegas dan memperjelas tempat manusia di akhirat yaitu di neraka.

Pertanyaannya adalah bagaimana saudara yakin bahwa timbangan saudara lebih berat dibandingkan dengan dosa dan kesalahan saudara? Yakinkah saudara pasti masuk sorga dengan konsep timbangan itu? Bagaimana?
~
Solihin

Balas
JC
14 Mei 2014 4:11 am

~
To: Staf IDI,

Nah, secara tidak langsung anda mengakui bahwa manusia berdosa, bahkan anda pun berdosa sampai saat ini. Sedangkan di sisi lain anda mengklaim Yesus telah menebus anda dari dosa, tapi faktanya penebusan itu nihil, bukan?

Kalau memang Yesus sudah menebus anda dari dosa, seharusnya dalam gereja tidak ada bilik pengakuan dosa dan surat penebusan dosa. Berarti memang konsep penebusan dosa itu sendiri merupakan konsep yang tidak teguh sebab berlawanan dengan fakta lapangan yang ada.

Sedangkan dalam Islam, seluruh manusia akan dibalas dengan apa yang telah dia usahakan, bahkan jika kebaikan/keburukan seberat zarrah pun itu tidak akan luput dari pengadilan Allah. Ini konsep yang terang dan dapat diterima akal logika.

Balas
staff
16 Mei 2014 3:29 am
Balasan ke  JC

~
Saudara JC,

Kami setuju dengan saudara bahwa manusia berdosa. Karena itu, dengan konsep timbangan sangat mustahil manusia diselamatkan. Bagaimana saudara dapat yakin bahwa timbangan kebaikan saudara akan lebih berat dibandingkan dosa saudara? Dan yakinkah saudara pasti masuk sorga? Bagaimana saudara?

Isa Al-Masih justru telah memenuhi semua tuntutan dan ketentuan Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Dengan konsep penebusan, maka Isa Al-Masih telah mematahkan segala bentuk hakikat dosa. Sehingga orang yang percaya pada Isa Al-Masih tidak berada di bawah kuk dosa atau menjadi hamba dosa lagi. Ini perbedaannya. Bagaimana dengan saudara?
~
Solihin

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Inilah Hidayah Terutama: Kita Pendosa Yang Dicintai Allah

Artikel Yang Terhubung

  • Timbangan Pahala dan Dosa, Apakah Penentu Muslim Selamat?
  • Al-Quran Dan Kitab Allah Tentang Solusi Akhirat
  • Kunci Ketenangan Hati Bagi Mukmin di Dunia dan Akhirat
  • Bagaimanakah Ajaran Keselamatan Dalam Islam dan Kristen?
  • Rahasia Jaminan Surga Bagi Umat Islam dan Kristen

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz