Dalam artikel ini, kita akan membahas apakah benar semua agama sama.
Bapak MZ yang Budiman,
Terima kasih banyak atas surat Bapak MZ. Kami senang mendengar pemahaman dan pendapat Bapak serta menghargai usaha Bapak untuk membuat satu kesimpulan “Semua agama sama” yang cukup memuaskan.
Sebelumnya kami minta maaf, tetapi berdasarkan ajaran yang tertulis dan ditinggalkan oleh Nabi Muhammad dalam Al-Quran juga oleh Isa Al-Masih dalam Alkitab, dengan sangat terpaksa saya meragukan kesimpulan-kesimpulan yang sudah Bapak buat. Karena kurang mendalam atau faham ajaran Budha maupun Kong Hu Cu, perhatian saya berpusat pada wahyu yang diterima Nabi Muhammad dan berita Injil yang disiarkan Isa Al-Masih.
Karena saya kurang berani menyatakan bahwa “saya memiliki pemahaman hakiki tentang agama,” maka di sini saya memulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan saja. Yaitu:
1) BENARKAH, “KITA SEBAGAI UMAT MANUSIA DARI AGAMA LANGIT APAPUN, TIDAK MEMILIKI HAK UNTUK MENILAI ATAU BAHKAN MEMPERTENTANGKAN SATU SAMA LAIN”?
Bukankah Tuhan memberikan akal sehat kepada manusia supaya dapat menilai apa yang didengar, apa yang diajarkan dan siapa yang mengajarkan? Benarkah pernyataan semua agama sama dapat diterima? Bukankah bila ada dua ajaran yang saling bertentangan, sudah tentu kedua ajaran tersebut tidaklah sama-sama benar, tetapi hanya salah satu di antaranya?
Contoh pertama:
Alkitab atau Injil menceritakan secara teliti mengenai penderitaan, penyaliban dan kebangkitan Isa Al-Masih (lihat Injil Matius pasal 26-28, Injil Markus pasal 14-16, Injil Lukas pasal 22-24, Injil Yohanes pasal 12-21).
*Sedangkan* ‘wahyu’ Nabi yang membawa Al-Quran 600 tahun kemudian menyatakan, “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina) dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka…” (Sura 4:157).
Manakah yang benar? Bukankah ajaran Alkitab dan ajaran Al-Quran jelas bertentangan? Apakah cerita historis dalam Alkitab yang juga diakui sarjana non-theologi adalah yang benar? atau justru pernyataan Al-Quran yang benar?
Contoh kedua:
Alkitab mengajarkan bahwa Isa Al-Masih bukan “manusia pilihan” (kalimat Bapak) saja. Injil Yohanes pasal 1 menyatakan bahwa “Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi.” (pasal 1:1-3). Lalu diteruskan tentang Isa Al-Masih, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita melihat kemuliaan-Nya” (pasal 1:14). Memang ini cerita Natal. Isa Al-Masih bukan “manusia pilihan” saja. Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia.
Sekali lagi pernyataan Alkitab ini bertentangan dengan ajaran Al-Quran, yang menyatakan “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman ‘Jadilah’ (seorang manusia) maka jadilah dia” (Sura 3:59). Lagi, “Al- Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu beberapa rasul.” (Sura 5:75).
Sekali lagi saya bertanya: mana yang benar, Isa Al-Masih adalah Tuhan yang menjelma dan turun dari surga lahir sebagai bayi perawan Maryam, *atau* ajaran Al-Quran yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih diciptakan seperti Adam dan sesuai kata Bapa adalah “manusia pilihan” saja?
Contoh ketiga:
Isa Al-Masih mengajarkan “Aku berkata kepadamu: kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik…” (Injil Matius 5:44-45). Dan Isa Al-Masih mempraktekan sifat kasih ini sehingga dari salib Isa Al-Masih berseru “Ya Bapa, ampunilah mereka (musuh yang menyalibkanNya), sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Injil Lukas 23:34).
Sebaliknya Nabi Muhammad membawa ajaran jihad yang berbeda sekali. Berikut adalah beberapa kutipan dari dua Sura saja. “Penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka… barangsiapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaanNya” (Sura 8:12,13). “Perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama semata-mata bagi Allah” (8:39). “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu’min untuk berperang…” (8:65). “Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi” (8:67). “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka. . .” (9:5). “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaran) tangan-tanganmu. . .” (9:14). “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah) (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka. . . (terang maksudnya perangilah Orang Kristen)” (9:29). “Perangilah kaum musyrikin. . .” (9:36). “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu dan bersikap keraslah terhadap mereka” (9:73). “Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya” (9:86).
Contoh sikap Nabi Muhammad terhadap orang yang dianggap nyata dalam Sura ke 111, yaitu AL LAHAB (GEJOLAK API). Kutuknya hebat, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab. . . . kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya. . . .”
Abu Lahab, yang nama sebenarnya adalah Abdul Uzza, dianggap musuh meskipun ia masih ‘keluarga’ Nabi Muhammad sendiri tetapi tidak menyambut ‘wahyu’ yang diberitakan oleh Muhammad.
2) SUNGGUHKAH “SETIAP AGAMA ADALAH JALAN RACHMAH YANG DITUNJUKKAN ALLAH UNTUK SELURUH MANUSIA”?
Jikalau saya membaca kutipan di atas tentang ‘perangilah’, ‘penggallah’, ‘pancunglah’, ‘bunuhlah’, ‘jihadlah’, ‘bersikap keraslah’, saya sukar mengerti hal ini sebagai “Rachmah yang ditunjukan Allah”.
3) SUNGGUHKAH “SAMA SEKALI TIDAK ADA PERBEDAAN YANG HAKIKI APALAGI PERTENTANGAN ANTARA AGAMA LANGIT YANG DITURUNKAN OLEH ALLAH MELALUI BERBAGAI RASULNYA”?
Bacalah kutipan di atas dan baca juga kitab Injil, yaitu Perjanjian Baru, dan lihatlah betapa besarnya jurang atau perbedaan antara agama Islam dan ajaran Isa Al-Masih serta rasul-rasulNya. Jadi, bila kita memahami dengan jelas penjelasan ini, maka pernyataan semua agama sama tidak dapat diterima.
Bapak menutup surat dengan kalimat …”pasti kita akan menjadi manusia sesuai sabda Nabi Isa Al-Masih, Nabi Muhammad serta Rasul lain”. Bagaimana mungkin menjadi manusia yang sesuai dengan ajaran Nabi Isa Al-Masih yang mengajarkan “Kasihilah Tuhan Allahmu… dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil Lukas 10:27) (mohon cerita Orang Samaria yang murah hati berikutnya dibaca juga). Lalu kemudian juga menjadi manusia yang sesuai dengan sabda Nabi Muhammad yang mengajarkan dan mendorong pengikutnya untuk berperang?
Akhir kata, jalan keselamatan yang disediakan oleh Isa Al-Masih bukanlah melalui berbagai macam “ritual ibadah dan kegiatan dakwah maupun kegiatan sosial . . . . Doa Persembahan (Kristen), Shalat (Islam), Semedi (Hindu/Budha)”. Memang Isa Al-Masih membawa ajaran kasih yang indah tetapi itupun bukan maksud utama kedatanganNya dari sorga. Perkataan Isa Al-Masih berikutnya menguraikan maksud kedatanganNya:
“Karena Anak Manusia (yaitu Isa Al-Masih) juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil Markus 10:45). Firman Tuhan lain yang menerangkan hal ini tertulis dalam 2 Korintus 5:21 “Dia (Isa Al-Masih) yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Sehingga Rasul Petrus dengan tegas berkotbah, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Isa Al-Masih), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12). Hari inipun tetap benar, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Injil Yohanes 3:6-17).
Kepada Bapak undangan Isa Al-Masih masih berlaku, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat (dengan banyaknya ritual ibadah, kegiatan dakwah, shalat, semedi, dll), Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil Matius 11:28). Perhatikanlah berkat ini tidak dijual, tidak menurut apa yang diusahakan tetapi semata-mata satu pemberian saja. Kelegaan yang dimaksud oleh Isa Al-Masih ialah pengampunan dari dosa serta hidup kekal di surga.
Harapan dan doa saya ialah bahwa Bapak juga akan mengalami berkat terindah ini.
Wassalam,
David Eran
Staff Isa dan Islam
hakkuallah mengatakan
*
Saff IDI,
Keyakinan seseorang beda-beda. Hidayah dan taufik ada ditangan Allah, kalau seandainya dinampakkan kebenaran semua itu kepada semua manusia dan melihatnya, pastilah mereka akan percaya semua itu.
Kapan semua mereka yang ada di bumi percaya? Mereka akan yakin pada hari kiamat nanti, bukan di dunia. Di dunia ini sebagai ujian bagi manusia. Saya dari tadi beberapa forum minta yang aslinya, malah anda menampilkan terjemahan saja. Bahasanya rancu dan kurang dipahami. Waallahu a’lam.
staff mengatakan
~
Saudara Hakkuallah,
Memang benar bahwa setiap orang berhak memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Tetapi tidak semua yang diyakini itu adalah kebenaran, bukan? Mengapa untuk menunjukan kebenaran harus menunggu saat kiamat dahulu, sehingga saat di dunia banyak umat-Nya yang tersesat? Bukankah berarti Allah tidak adil, karena kebenaran-Nya baru dinyatakan saat umat-Nya sudah banyak yang tersesat?
Karena sesungguhnya sejak Allah menciptakan manusia, Allah telah menunjukan kebenaran-Nya yang mutlak. Kebenaran yang harus ditaati manusia yaitu melalui firman-Nya. Firman Allah ada untuk menuntun manusia pada kebenaran agar manusia tidak tersesat.
~
NN
baguz mengatakan
*
Apakah semua agama sama? Tidak, karena konsep ketuhanan yang beda.
Nasrani menganut konsep Trinitas. Sejak kapan Trinitas ada? sejak setelah wafatnya Isa! Berarti Trinitas bukan konsep/ajaran Isa, tapi konsep ajaran kepalsuan Paulus.
Dari Adam sampai Isa, semua utusan (nabi) menganut konsep monotheisme (bukan Trinitas), bahkan Abraham juga menganut Monoteisme. Dan Islam itu ajaran monotheisme (Tauhid), dimana Tuhan itu hanya satu (Esa) hanya Allah saja, tidak ada yang lain.
Oleh karena itu Islam disebut agama penyempurna, maksudnya penyempurna ajaran agama Tauhid (Ibrahim) yang sudah menyimpang. Ajaran Tauhid adalah ajaran yang paling benar, mutlak (tidak bisa dirubah) dan akan tetap sama dari dahulu sampai hari kiamat.
staff mengatakan
~
Saudara Baguz,
Bila saudara mengatakan Islam agama penyempurna, untuk menyempurnakan ajaran agama Tauhid, menurut kami agama Islam telah melakukan hal yang sia-sia. Karena agama Kristen tidak pernah menyembah, selain dari Allah yang Esa. Tidak ada satu orang Kristen pun yang percaya kepada tiga allah,
Tritunggal bukan ajaran Paulus. Kata “Tritunggal” mengacu kepada kepercayaan bahwa Allah berwujud sebagai kesatuan dari tiga Pribadi yang berbeda: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dimana ketiga Pribadi ini memiliki sifat yang hanya Allah saja bisa miliki.
Inilah ayat yang menjelaskan tentang Tritunggal dalam Alkitab, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1; 14).
Pada ayat lain juga dikatakan, “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Injil, Rasul Besar Maius 3:16-17).
~
SO
maulana sirgar mengatakan
*
Jadi mengapa umat Kristen boleh memakan babi? Setahu saya diajaran agama Kristen pun juga tidak boleh memakan daging tersebut.
staff mengatakan
~
Saudara Maulana Sirgar,
Orang Kristen boleh makan babi karena wahyu Allah dalam kitab Suci Injil mengatakan, “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang” (Injil, Rasul Besar Matius 15:11).
Kekristenan tidak pernah melarang mengkonsumsi daging babi.
~
SO
heru s mengatakan
*
Syarat pertama seseorang layak masuk sorga adalah telah menerima penebusan dari Isa Al-Masih. Seseorang yang menerima Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Juruselamat akan layak masuk sorga. Sebab Keselamatan hanya ada pada Isa Al-Masih. Bukan yang lain, dan tidak pula pada amal dan ibadah yang kita lakukan.
Bagaimana bagi orang (terutama bayi yang baru lahir terus mati) yang tidak sempat menerima juru selamat, apakah masuk neraka? (karena menurut injil setiap manusi terlahir dengan dosa. Trims
staff mengatakan
~
Saudara Heru,
Firman Tuhan mengajarkan bahwa dosa Adam menjalar juga kepada anak-anak. Karena itulah ada kematian bayi. “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Injil, Surat Roma 5:12).
Bayi atau anak-anak yang meninggal diselamatkan oleh keberimanan orang tuanya kepada Isa Al-Masih. Hal itu terjadi karena Allah melimpahkan dosa anak-anak kepada kematian Isa Al-Masih.
~
NN
heru s mengatakan
~
Bagi yang sudah ada akses dengan gereja, mungkin terselamatkan. Tetapi untuk yang mati (bayi/anak-anak) sebelum menjadi Kristen (ada di pelosok, pedalaman), bagaimana nasibnya? Ada di neraka/surga ?
staff mengatakan
~
Saudara Heru,
Perlu kami jelaskan bahwa bukan gereja yang dapat memberikan keselamatan. Sekalipun ada orang yang tidak pernah ke gereja dan tidak tahu mengenai gereja namun jika ia menerima keselamatan dari Isa Al-Masih dengan imannya, maka ia selamat.
“dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Begitu juga dengan seorang bayi, ia diselamatkan oleh iman orang tuanya, jika orang tuanya telah menerima keselamatan dalam Isa Al-Masih.
“ Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman” (Injil, Surat Galatia 3:11).
Iman kepada Allah, dalam Isa Al-Masih yang menyelamatkan manusia. Karena hanya Isa Al-Masih yang dapat memberikan jaminan keselamatan. Isa adalah jalan keselamatan yang membebaskan kita dari hukuman kekal di neraka akibat dosa.
~
NN
Lin mengatakan
~
Menurut saya sih ketika kita melakukan tindakan kasih dan perbuatan yang benar, itu sudah diberkati Allah dan Allah senang serta berkenan pada kita.Jadi bukankah lebih baik kita semua berbuat kasih dan tidak menyakiti satu sama lain? Daripada punya agama tapi lupa berbuat kasih karena di dalam kasih pasti ada Allah. Contohnya perang agama, itu sih ga ada tindakan kasih. Yang ada murka Allah, karena kita saling membunuh n lawan perintah Allah tuh. Haha
staff mengatakan
~
Saudara Lin,
Kami setuju bahwa Allah menghendaki kita untuk mengasihi satu sama lain dan juga melakukan perbuatan yang benar. Namun hanya dengan kasih dan perbuatan yang benar saja, tidak akan dapat membawa kita kepada keselamatan dan hidup kekal.
Kenyataanya, banyak orang tidak lagi saling mengasihi, bahkan saling menyakiti. Itu semua akibat dosa. Dosa membuat manusia cenderung untuk berbuat jahat.
Manusia membutuhkan penyelamat untuk menyelamatkanya dari hukuman kekal di neraka akibat dosa. Satu-satunya jalan keselamatan hanya di dalam Isa Al-Masih, ia memiliki kuasa untuk memberikan jaminan keselamatan dan hidup kekal.
“dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Bagaimana dengan saudara, apakah saudara sudah memperoleh jaminan keselamatan?
~
NN
anak borneo mengatakan
Dear staf isa dan islam yb,.
Kenapa Nabi Muhammad tidak ada gmbarnya ?
anak borneo mengatakan
~
Kenapa Muhammad tidak ada gambarnya?
staff mengatakan
~
Saudara Anak Borneo,
Tentu saja gambar tersebut ada tetapi umat Muslim meyakini bahwa gambar Muhammad terlalu suci untuk diketahui. Memang sepertinya tidak masuk akal tetapi itulah kenyataanya. Umat Muslim dianjurkan mencintai Muhammad namun dilarang mengenal kehidupannya. Sampai kapan umat Islam harus bertahan seperti itu, kita tidak tahu.
Tidak tahu pasti alasan mengapa gambar tersebut dilarang dipublikasikan. Ada pendapat mengira gambar tersebut akan mengurangi makna kesuciaannya jika dipublikasikan. Namun sepertinya ada maksud lain dibalik itu.
~
Noni
heru s mengatakan
~
Mohon atas pertanyaan saya yang belum terjawab :
Bagi orang/anak/bayi yang hidup/tinggal, akhirnya mati dan kebetulan di pelosok (terisolir dari dunia luar), apalagi tidak terakses gereja sehinga belum menerima juru selamat,
apakah mereka kelak berada di mana? Surga atau neraka?
staff mengatakan
~
Saudara heru s,
Seorang bayi yang meninggal dunia, ia akan diselamatkan oleh iman orang tuanya. Jika orang tuanya sudah menerima keselamatan yang diberikan Isa Al-Masih, tentu bayi tersebut juga akan mendapat keselamatan di surga. Karena orang tua bertanggung jawab untuk mengajarkan tentang berita keselamatan dalam Isa Al-Masih bahkan sejak anaknya masih dalam kandungan.
~
Noni
Mitra mengatakan
~
Salam Sdr. Admin,
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Secara konsep agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat tiga unsur: manusia – penghambaan – dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Setiap agama memiliki keyakinan tersendiri dan juga memiliki tata cara tersendiri dalam melaksnakan keyakinan, sehingga tidak bisa dikatakan suatu agama sama dengan agama yang lain. “Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku” (QS 109:6).
Wassalam
staff mengatakan
~
Saudara Mitra,
Kami setuju dengan saudara bahwa agama tidak sama. Bukan saja tentang ritus, tetapi dalam hal ini, ajaran Isa Al-Masih dan nabi saudara jelas tidak sama. Karena itu, tidak mungkin semua agama sama. Dalam pengertian tidak mungkin kedua agama ini benar atau kedua agama ini salah, bukan? Bila saudara membaca pertentangan yang ada antara ajaran Isa Al-Masih dan ajaran nabi saudara, maka menurut saudara yang benar?
~
Solihin