• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Alkitab
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kesaksian > Kesaksian Orang Sufi Bertobat Dari Algeria

Kesaksian Orang Sufi Bertobat Dari Algeria

1 Juli 2010 oleh Web Administrator 38 Komentar

Algeria

Kisah ini adalah tentang orang Sufi bertobat, namanya Sheikh Wazzani seorang Muslim dari Afrika Utara. Dia membagikan kesaksiannya bagaimana dia berjumpa dengan Sang Penyelamat. Seorang hamba Tuhan di Algeria Selatan lalu menuliskan kesaksian tersebut. Saat kesaksian ini ditulis, Sheikh Wazzani sudah tua dan telah buta karena usia tuanya. Inilah kesaksian yang diucapkan oleh Sheikh Wazzani:

 

Sebuah Kitab dan Orang dari Negeri Asing

Saya, Sheikh Wazzani, melihat seorang pria sedang membaca buku ketika saya berjalan melewati satu tempat. Lalu saya bertanya, “Apa yang sedang Anda baca?” Pria itu balik bertanya pada saya “Apakah Anda ingin membacanya?” Lalu saya mengambil buku itu dan membaca sebanyak 12 bab. Buku itu adalah Kitab Injil. Pria itu kembali bertanya pada saya, “Apakah bagus?” “Ya,” jawab saya.

Dia mengambil buku itu dari saya, dan berkata, “Saya membutuhkan buku ini; Saya tidak bisa memberikannya kepada Anda; Saya harus pergi karena saya berasal dari negeri asing“. Saya mengembalikan bukunya dan juga memberikan sedikit uang padanya. Wajahnya bercahaya, dan dia mengucapkan terimakasih. “Saya orang Arab, dan buku itu tidak ada di negara kami ini.” kata saya. “Anda akan menemukannya,” jawabnya sambil berlalu.

Lima Belas Tahun Sebuah Penantian Yang Lama

Walau setelah pertemuan pertama itu saya tidak pernah bertemu lagi dengannya, namun saya tetap menunggu. Saya mencarinya di pasar dan sangat ingin bertemu dengannya, tetapi dia tidak pernah datang lagi. Namun keinginan untuk bertemu sangat menyala-nyala di hati saya. Akhirnya saya pulang ke rumah dan meratapinya. Semua ini karena Sang Roh yang ada dalam hati saya.

Lima belas tahun berlalu, hingga satu hari seorang pengikut Isa Al-Masih datang dengan membawa sebuah buku. Kami membacanya dan itu buku yang sama dengan yang saya baca lima belas tahun yang lalu. Roh Kudus berkata pada saya, “Kristus adalah terang dalam hati saya, dan itu adalah Injil yang sama“.

Kerinduan Menyampaikan Berita Injil Kepada Semua Hamba Allah

Selama bertahun-tahun tidak seorangpun berbicara kepada saya tentang Kristus, tidak satupun suara dari manusia. Itu adalah suara Allah yang saya dengar dan yang membawa saya keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang. Terang itu semakin terang di dalam saya. Oh, jika saya tidak buta sekarang ini, saya akan pergi ke bagian selatan dan mengajarkan itu kepada saudara-saudara saya.

Saya akan meyakinkan mereka untuk percaya kepada berita Injil, Jalan Kebenaran. Kristus, Dialah Penebus, Pribadi yang akan membawa manusia masuk ke dalam surga. Oh, hamba-hamba Allah berbaliklah dan pilihlah jalan Kristus. Lihatlah harta terpendam ini, ini berkat! Percayalah kepada Penebus karena Dialah jalan yang lurus.

Pria Berpakaian Putih Tidak Seperti Manusia Biasa

Seseorang yang merekam kesaksian saya ini bertanya pada Sheikh Wazzani, “Ceritakanlah tentang pria yang pertama kali Anda jumpai itu. Seperti apakah dia?” Sheikh Wazzani menjelaskan, “Dia tidak berpakaian seperti orang Arab atau orang Eropa, tetapi dia berpakaian putih bersinar. Saya belum pernah melihat orang seperti pria itu. Wajahnya bercahaya. Dia mempunyai sebuah benda seperti mahkota di kepalanya. Setelah dia pergi, saya sangat merindukannya dan selalu menunggu dan meratapinya.“

Sekian tahun telah berlalu sejak perjumpaan pertama saya dengan pria itu. Hingga satu hari saya merasa sakit, lalu saya berdoa memohon ada seseorang yang akan datang dan memberitahu saya tentang pria itu. Dan sayapun berjumpa dengan seorang pengikut Isa Al-Masih.

Selama bertahun-tahun saya tidak pernah mendengar banyak hal tentang Isa Al-Masih. Tetapi, ketika saya membaca tentang Isa Al-Masih dalam Al-Quran, hati saya berdetak kencang sekali. Dan akhirnya, sayapun mendengar tentang Injil, dan saya mengetahuinya dengan betul. Saya, Sheikh Wazzani, mengetahui tentang kebenaran dalam Isa Al-Masih!

Dari Until the Day Breaks, Kisah Nyata, kisah orang sufi bertobat dari Algeria. Dari L. Trotter, oleh P. St. John, hal. 185-186).

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Kesaksian Orang Sufi Bertobat dari Algeria”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Facebook Twitter WhatsApp Email SMS

Ditempatkan di bawah: Kesaksian

Reader Interactions

Comments

  1. afrianto mengatakan

    5 Juli 2010 pada 3:16 pm

    *
    Walaupun ada orang Sufi yang buta, tapi mata hatinya selalu melihat.

    Balas
    • staff mengatakan

      7 April 2011 pada 6:03 am

      ~
      Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia buta: “Orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini ….” (Injil, Surat 2 Korintus 4:4). Demikian baik orang Sufi, orang beragama, yaitu setiap orang yang belum menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, adalah buta secara rohani.

      Demikian halnya dengan orang Sufi tersebut, juga buta secara jasmani. Namun Tuhan, karena kasih-Nya menyatakan diri-Nya supaya orang ini dapat mengalami keselamatan dari dosanya. Akhirnya Sheikh Wazzani mengetahui tentang kebenaran!
      ~
      JG

  2. Abdullah mengatakan

    10 Juli 2010 pada 12:23 am

    *
    Kesaksiannya kurang rinci. Semoga ada kesaksian yang lebih dahsyat.
    Praise the Lord. Gbu

    Balas
    • staff mengatakan

      10 Juli 2010 pada 11:25 pm

      ~
      Kami sangat hati-hati dalam memuat kesaksian karena tidak mau berlebihan. Dan kami juga hanya memuat informasi yang kami terima.

      Semoga Saudara maklum bahwa dalam memuat kesaksian kami harus sejujur mungkin. Memang tidak semua kesaksian dahsyat.
      ~
      JG

  3. Mega mengatakan

    9 Desember 2010 pada 7:44 pm

    *
    Orang-orang sufi, adalah yang dekat dengan Allah dan lebih mengutamakan kedekatan dengan Allah sedekat urat nadinya.

    Bagaimana mungkin dia mencari Tuhan selain Allah?

    Balas
    • staff mengatakan

      13 Desember 2010 pada 6:47 am

      ~
      Sdri.Mega, justru karena orang-orang sufi merindukan kedekatan dengan Allah, maka mereka berhak untuk mengetahui apakah Allah yang sedang mereka sembah adalah Allah yang sejati. Sehingga akhirnya mereka berhak untuk boleh meneliti dan menemukan Sang Allah yang sejati tersebut.

      Demikian pula kami merindukan agar semua orang juga boleh menyelidiki dengan sungguh-sungguh siapakah Allah yang sejati dan mengalami kasih-Nya di dalam hidup mereka, seperti yang telah dialami oleh orang Sufi tersebut
      ~
      CA

  4. sipengebara mengatakan

    16 Desember 2010 pada 10:06 am

    *
    Sungguh aneh, bila agama Kristen yang berasal dari Timur Tengah mau disebarkan kesana lagi.

    Jika masalah orang Muslim yang pindah ke Kristen, itu sudah biasa. Demikian juga sebaliknya dari Kristen menjadi Islam juga banya termasuk Cristian Gonzales.

    Balas
    • staff mengatakan

      24 Desember 2010 pada 5:26 am

      ~
      Saudaraku, adalah baik jika di antara kita ada sifat saling mengasihi, saling berbagi dan saling menjadi berkat. Jikalau kita merasa ada sesuatu yang baik, namun kita simpan buat diri kita sendiri, maka itulah yang dinamakan sebagai ‘egois’.

      Sedemikian pula jika kita menganggap bahwa agama yang kita peluk adalah agama yang memberikan jaminan keselamatan dunia dan akhirat kepada kita. Maka adalah baik jika kita boleh turut membagikan kabar sukacita tersebut kepada orang lain.

      Website ini hadir untuk kita boleh saling berbagi kasih dan kabar sukacita kepada semua orang yang membacanya, tak terlepas dia berada di negara mana, di Asia, Timur Tengah, bahkan negara-negara yang jauh sekalipun.

      Untuk mengenal jalan keselamatan yang kami bagikan, silahkan Saudara merenungkan: isadanislam.org/jalan-keselamatan
      ~
      CA

  5. HanyaDebuSemesta mengatakan

    24 Desember 2010 pada 9:11 pm

    *
    Mohon maaf sebelumnya, tapi menurut saya janggal:

    1. Karena bertolak belakang dan tidak mungkin seorang buta bisa melihat dan membaca apalagi hingga 12 bab. Dan maksud/arti melihat/membaca disini seperti mata lahiriah yang menangkap informasi cahaya yang diterjemahkan oleh otak pada mata manusia kebanyakan/normal.

    2. Sufi itu adalah pelaksanaan pemahaman dalam agama Islam berdasarkan Al-Quran dan Hadits yang telah mencapai taraf pemahaman hakikat yang sudah “tidak memerlukan lagi perantara” dalam berkomunikasi dengan Allah karena sudah mengenal Dzat dan SifatNya.

    Balas
    • staff mengatakan

      12 Maret 2011 pada 1:58 am

      ~
      Saudara di atas bukan buta sejak muda, melainkan sewaktu kesaksian ini ditulis, Saudara di atas sudah mengalami buta karena usia tua.

      Saudara di atas adalah Sheikh, dan dia mengatakan bahwa kita tetap membutuhkan seorang perantara untuk mencapai Allah. Dan perantara itu adalah Isa Al-Masih. Mengapa? Karena amal perbuatan kita tidak mampu menyelamatkan kita.

      Bersumber dari Jabir, beliau bersabda: Aku mendengar nabi bersabda: “Tak seorangpun di antara kalian dimasukkan oleh amalnya ke dalam surga dan tidak pula diselamatkan dari neraka, begitu pula aku, kecuali dengan rahmat dari Allah.” (Hadits Shohih Muslim).

      Bandingkanlah dengan:

      Mengenai Isa Al-Masih, “Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal ini itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” (Qs 19:20-21).
      ~
      CA

  6. daniel mengatakan

    4 Januari 2011 pada 10:13 am

    *
    Sufi yang Muqarabbin sudah pasti bersatu dengan Yang Maha Kasih dan Kebahagiaan Sejati.

    Mengapa mencari “derajat” yang lebih bawah?

    Balas
    • staff mengatakan

      12 Maret 2011 pada 2:01 am

      ~
      Saudaraku, Isa Al-Masih bukan ‘derajat’ yang lebih bawah. Penghormatan dan pengagungan terhadap Isa Al-Masih di dalam kitab suci adalah sangat besar, bahkan jauh melebihi semua nabi, siapapun dia.

      Saudara di atas adalah Sheikh dari golongan Sufi, dan dia mengatakan bahwa kita tetap membutuhkan seorang perantara untuk mencapai Allah. Dan perantara itu adalah Isa Al-Masih. Mengapa? Karena amal perbuatan kita tidak mampu menyelamatkan kita.

      Bersumber dari Jabir, beliau bersabda: Aku mendengar nabi bersabda: “Tak seorangpun di antara kalian dimasukkan oleh amalnya ke dalam surga dan tidak pula diselamatkan dari neraka, begitu pula aku, kecuali dengan rahmat dari Allah.” (Hadits Shohih Muslim).

      Bandingkanlah dengan:

      Mengenai Isa Al-Masih, “Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal ini itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” (Qs 19:20-21).
      ~
      CA

  7. Jesus Gondrong mengatakan

    26 Februari 2011 pada 2:27 pm

    *
    Mungkinkah membaca 12 bab hanya dalam waktu sebentar ? tidak masuk diakal. Apalagi dia adalah seorang yang buta.

    Balas
    • staff mengatakan

      12 Maret 2011 pada 2:05 am

      ~
      Saudara di atas bukan buta sejak lahir, namun sewaktu kesaksian ini ditulis, dia sudah mengalami kebutaan karena usia tua.

      Saudara di atas adalah Sheikh, dan dia adalah orang yang cukup pintar. Dua belas bab tidaklah terlalu banyak. Itu hanya sekitar 250 ayat saja.
      ~
      CA

  8. salomon mengatakan

    17 April 2013 pada 11:07 am

    *
    Seseorang yang mengetahui itu adalah kitab suci pasti dia akan senang membacanya, kecuali dalam hatinya ada iblis dan kala itu dia merasa suka cita. Akan tetapi perlulah diselidiki bahwa kitab suci Tuhan dari Taurat, Zabur, dan Injil sudah mengalami perubahan bahwa imam-imam Taurat ada merubah isinya.

    Begitu juga imam-imam Kristen mengikuti jejak mereka. Kalaulah sufi itu tahu kabar gembira itu, maka hendaknyalah dia mawas diri dan tidak langsung membenarkannya karena memang kitab itu dari Allah tetapi tetap sudah dirubah. Dengan kebodohan yang dimilikinya maka dia menerima begitu saja, alangkah konyolnya langkah mereka yang tidak mengetahui berita tersebut.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 April 2013 pada 7:06 am

      ~
      Saudara Salomon,

      Kami tidak melihat kebodohan pada orang sufi yang memuat kesaksian di atas. Justru kami melihat bahwa dia telah diberi hikmat oleh Allah untuk mengetahui kebenaran yang sebenarnya. Dia tidak ingin mempunyai iman yang buta, yang hanya menerima begitu saja perkataan orang lain tanpa menyelidiki kebenarannya.

      Saudara mengatakan bahwa Taurat, Zabur, dan Injil sudah mengalami perubahan. Pertanyaan kami, kapan tepatnya kitab-kitab tersebut dirubah, apakah sebelum atau sesudah zaman Muhammad?

      Kami sudah berkali-kali menanyakan hal ini kepada teman-teman Muslim, tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan. Mungkin saudara Salomon dapat membantu menjelaskannya.
      ~
      SO

  9. semuel bandaso mengatakan

    22 Oktober 2013 pada 9:08 pm

    *
    Marilah kita hidup berdampingan, tidak saling mencari kesalahan aliran/agama /yang menyebarkan, yang kita anut. Yang jelas kita semua akan mati dan akan mempertanggung-jawabkan kepercayaan kita melelalui kitab Al-Quran/Injil. Dan di akhir dunia ini/kiamat akan datang seorang yang akan mengadili kita sesuai dengan pelanggara yg kita buat.

    Marilah kita memohon ampun akan dosa-dosa kita dan tidak perlu mendoakan orang yang sudah mati mendahului kita. Karena orang yang sudah mati di tangan Tuhan. Kita manusia biasa tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk keselamtannya.

    Dia datang mencari orang yang sesat dan wajar kalau Dia menampakan diri-Nya sebagai bayang-bayang kepada orang yang sesat. Dia adalah Gembala yang baik, jika seekor domba-Nya hilang maka Dia akan meninggalkan yang 99 dan mencari yang hilang. Dan bila menemukanya, Dia akan menggendong kembali membawa kepada yang lain. Tak satupun domba-Nya akan dibiarkan hilang.

    Dia tidak minta untuk didoakan akan keselamtan-Nya, karena di dalam Dia ada keselamatan. Alkitab tidak mengatakan Dia gondrong, wajar kalau dahulu manusia gondrong karena waktu itu belum ada gunting untuk cukur rambut/zaman batu. Begitu juga dengan janggut yang panjang.

    Balas
    • staff mengatakan

      15 Desember 2016 pada 12:53 am

      *
      Saudara Semuel,

      Kami senang dengan ajakan saudara untuk hidup berdampingan secara damai. Sebab ajakan tersebut merupakan ajaran Isa Al-Masih untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Dengan mengikuti ajaran tersebut, maka kita telah menaati perintah Isa Al-Masih. Terimakasih saudara Semuel.
      ~
      Solihin

  10. made manis mengatakan

    10 Desember 2013 pada 7:02 am

    ~
    Sungguh membuat hati saya pribadi menjadi lebih bertumbuh di dalam mengimani Tuhan Jesus Kristus sebagai Juruselamat saya. Dan yang akan memberikan jaminan sorga-Nya kepada setiap yang percaya kepada-Nya. Amin.

    Balas
    • staff mengatakan

      15 Desember 2016 pada 12:55 am

      ~
      Saudara Made,

      Menyadari sebagai orang berdosa akan membuat kita sangat bersyukur kepada Allah yang telah rela datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Ini merupakan rahmat Allah yang tak terkira. Kami berharap banyak orang akan mengalami dan menyadari hal yang sama seperti saudara. Terimakasih saudara untuk komentar saudara.
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

1 2 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Mengapa Nasrani dan Islam Harus Sunat?
  • Keaslian Kitab, Naskah-Naskah Kuno Al-Quran dan Alkitab
  • Bukti Utama Allah Mencintai Mukmin Miskin
  • Muhasabah Islam dalam Terang 3 Pertanyaan Isa Al-Masih
  • Mengapa Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim dan Nasrani?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”
  • Cara Allah Memberi Hidayah dan Cara Muslim Mendapatkannya
  • Apakah Menikah Siri Islam Sesuai dengan Kitab Allah?
  • Mengapa Isa Al-Masih disebut Tuhan?
  • Mengapa Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim dan Nasrani?

Artikel Yang Terhubung

  • Kesaksian dari Jawa Barat: Takut Akan Maut
  • Kesaksian dari Kalimantan Barat: Mencari Petunjuk Allah
  • Perbuatan Baik Seorang Muslim (Sebuah Kesaksian)
  • Kesaksian Wanita Kristen Menikah Beda Agama
  • Kesaksian Fatimah Tentang Ritual Ajaran Islam

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami