Sebagian ulama Islam melarang mengucapkan selamat Natal kepada kaum Kristiani. Mereka beranggapan bahwa sejarah perayaan Natal adalah hari perayaan kelahiran dewa matahari yang kemudian dijadikan perayaan kelahiran Isa Al-Masih/Natal.
Benarkah sejarah perayaan Natal 25 Desember itu adalah hari perayaan dewa matahari? Apakah itu bukti bahwa iman Kristen bercampur dengan ajaran pagan?
Situs Islam: Natal Perayaan Dewa Matahari
Situs Islam menuliskan, “Tanggal 25 Desember adalah saat Natalis Solis Invicti (“Kelahiran Dewa Matahari Yang Tak Terkalahkan”), yang dirayakan oleh orang-orang Romawi dalam bentuk Festival Saturnalia . . . Orang-orang Romawi memang berduyun-duyun memeluk agama Nasrani, tetapi Festival Saturnalia tanggal 25 Desember dilestarikan dalam bentuk perayaan Natal.” Peristiwa ini sekitar tahun 300 Masehi.
Itulah asumsi yang beredar selama ini. Bahkan di kalangan umat Nasrani banyak yang masih menganggapnya demikian. Adakah dokumen yang lebih kuno soal latar belakang sejarah perayaan Natal tanggal 25 Desember?
Benarkah Natal adalah Hari Perayaan Dewa Matahari?
Dalam bukunya (225 Masehi) Hippolytus mengakui, “Karena kedatangan pertama Tuhan kita dalam daging ketika Dia dilahirkan di Betlehem 25 Desember hari Rabu . . .” (Commentary On The Prophet Daniel, Book 4 point 23.3).
Penulis Kristen awal, Sextus Julius Africanus (220 Masehi) juga menyarankan bahwa perayaan Natal tanggal 25 Desember. Katanya, “. . . the Word of God . . . Jesus was born on December 25.”/ “Firman Allah . . . Yesus [Isa Al-Masih] dilahirkan pada 25 Desember.” (http://www.ancient-future.net/christmasdate.html).
Jadi sejak awal abad ketiga umat Kristiani telah merayakan kelahiran Isa Al-Masih atau Natal pada 25 Desember. Maka Natal 25 Desember bukanlah perayaan pagan.
Apakah pendapatmu akan bukti di atas? Sampaikan di sini.
Seberapa Penting Kelahiran Isa Al-Masih Itu?
Jelas, Natal adalah perayaan kelahiran Isa Al-Masih dari awalnya walau tanggalnya tidak seberapa penting. Namun, mengapa kelahiran Isa Al-Masih sangat ajaib dan penting? Mengapa Al-Quran juga menyinggung kelahiran-Nya yang ajaib?
Al-Quran mengakui Isa Al-Masih “. . . seorang anak laki-laki yang suci” (Qs. 19:19). Sedangkan Injil telah menegaskan bahwa hakikat Isa Al-Masih adalah Firman Allah yang menjadi manusia (Injil Rasul Besar Yohanes 1:1,14). Karena itu kelahiran-Nya oleh kuasa Roh Allah dan tanpa ayah jasmani.
Pentingnya kelahiran Isa Al-Masih karena berkaitan erat dengan keselamatan manusia dari hukuman kekal di neraka.
Kaitan Natal dan Keselamatan Umat Manusia
Injil Allah menyaksikan, “Ia [Maria] akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus [Isa Al-Masih], karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Injil Rasul Besar Matius 1:21).
Jadi Natal bukanlah perayaan dewa matahari, melainkan merayakan kelahiran Isa Al-Masih, Sang Juruselamat. Maka umat Muslimpun boleh merayakannya, karena ada berkat abadi dalam Isa Al-Masih. Yaitu jaminan keselamatan di sorga kekal bagi yang percaya kepada-Nya.
Bila punya pertanyaaan seputar topik ini, kirimkan di sini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Benarkah Sejarah Perayaan Natal Awal Kelahiran Dewa Matahari?“ Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Kisah Kelahiran Muhammad Dan Isa Al-Masih
- Kisah Kelahiran Nabi Isa Menurut Kitab Suci
- Al-Quran Mengakui Kelahiran Isa Al-Masih Mujizat Natal
- “Natal” Perayaan Kelahiran Isa Al-Masih Yang Hidup
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa latar belakang sejarah perayaan Natal 25 Desember bukan perayaan dewa pagan Romawi?
- Mengapa peristiwa Natal begitu penting bagi umat manusia?
- Selain Isa Al-Masih adakah yang berkuasa mengampuni dosa dan menyelamatkan manusia dari siksa neraka? Jelaskan di sini?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].