Mengenai peringatan hari raya Idul Adha, Al-Quran mencatat sebuah ayat yang menarik tentang pengurbanan Nabi Ibrahim AS. Ia mengurbankan seekor domba jantan sebagai pengganti anak lelaki yang disayanginya. “Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing / domba).” (QS 37:107). Apakah rahasia berkah Idul Adha?
Al-Quran Menggambarkan Sembelihan Dengan “Adzim” (Besar)
“Adzim” (Besar) adalah nama yang digunakan bagi Allah. Tapi ayat diatas juga menggunakan nama tersebut bagi korban sembelihan yang nilainya lebih kecil dibandingkan anak Ibrahim. Apa maksud Al-Quran dengan ayat tersebut?
“Sembelihan besar” ini adalah sebuah simbol yang melambangkan keagungan. “Sembelihan besar” menjadi alat penebusan Allah bagi anak lelaki Ibrahim. Inilah merupakan kemurahan hati Allah. Kematian domba jantan itu telah menebus manusia dan memberikan hidup kepadanya.
Allah yang Menebus dan Menyediakan
Karena Allah yang menebus anak lelaki Ibrahim melalui sembelihan. Sembelihan yang Allah sediakan ialah sebuah domba jantan yang benar-benar murni dan tanpa cacat sedikitpun.
Al-Quran tidak bicara mengenai tempat penyembelihan tersebut. Namun Kitab Taurat, Kejadian 22:3 menulis: Allah memerintahkan Ibrahim untuk pergi ke Gunung Moria. Ratusan tahun kemudian, Raja Sulaiman membangun Bait Allah di atas gunung yang sama.
Apa Tujuan Berkurban Pada Idul Adha?
Beberapa orang berpendapat tujuan berkurban supaya orang miskin dapat mengambil manfaat dengan makan dagingnya. Pendapat itu tidak salah. Tetapi benarkah tujuan Allah atas kurban semata-mata hanya itu? Atau adakah rahasia berkah Idul Adha tidak diketahui para mukmin?
Tidak ada perintah dalam Al-Quran untuk berkurban saat Idul Adha. Satu-satunya alasan adalah meneladani ketaatan Nabi Ibrahim saat berkurban (QS 37:100-113). Dan saat itu dia tidak berada diantara orang-orang miskin.
Karena dia takut kepada Allah dan menyadari dosa-dosanya, maka dia memerlukan tebusan dari Allah. Al-Quran mencatat “Dan yang amat kuinginkan (Nabi Ibrahim) akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat” (QS 26:82). Maka seharusnya tujuan seseorang berkurban adalah karena percaya kepada Allah, pada apa yang telah dilakukan-Nya serta memohon pengampunan dan penebusan-Nya.
Kurban Seperti Apakah Yang Layak Menggantikan Kita Dihadapan Allah?
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. . . . ” (QS 22:37)
Kurban yang layak menggantikan kita dihadapan Allah haruslah lebih tinggi dari seekor hewan. Karena Allah hanya menerima ketaqwaan yang hanya dimiliki oleh manusia, maka kurban yang dapat diterima Allah hanyalah kurban seorang manusia.
Ciri-ciri “Kurban Besar”
Jelas, harus manusia suci, tanpa dosa, dan dikirim Allah. Beberapa orang berpendapat bahwa semua nabi tidak berdosa. Benarkah demikian? Al-Quran mencatat: Adam dan Hawa berdosa (QS 7:23 ); Nuh berdosa (QS 11:47 ); Ibrahim berdosa (QS 26:82; 14:41 ); Musa berdosa (QS 28:15-16); Harun berdosa (QS 20:93); Daud berdosa (QS 38:24 ); Sulaiman berdosa (QS 38:32,35 ); Yunus berdosa (QS 21:87 ); Muhammad berdosa (QS 48:2; 47:19).
Bagaimana dengan Isa Al-Masih? Tidak ada ayat dalam Al-Quran yang mengatakan Isa Al-Masih berdosa. Sebaliknya Al-Quran mencatat: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” Kata “suci” hanya ditujukan kepada Isa Al-Masih. Kedatangan-Nya disebut ajaib karena Dia satu-satunya yang dilahirkan oleh seorang perawan (QS 21:91; 66:12), juga memiliki Kebesaran (QS 3:45; 4:171) dan disebut “Kalimat-Nya dan roh dari pada-Nya”.
Isa Al-Masih “Kurban” yang Besar
Dengan demikian Isa Al-Masih adalah satu-satunya yang dapat menjadi kurban yang sebenarnya. Mengapa? Karena Dia suci, datang ke dunia dengan cara ajaib, dan dikirim Allah.
Seperti halnya kurban yang harus terlebih dahulu hidup lama sebelum siap dikurbankan, demikian juga Isa Al-Masih. Ia hidup cukup lama sebelum mengurbankan diri-Nya sebagai tebusan. Kematian-Nya di kayu salib telah membuat darah-Nya tertumpah. Dia adalah lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak Zakaria: “Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikurbankan untuk menebus dosa-dosa dunia.”
Kematian-Nya telah memberikan hidup kepada manusia. Ia membangkitkan orang dari kematian sebelum Dia sendiri mati. Dia, yang tidak berdosa telah menyerahkan diri-Nya bagi orang berdosa. Dan menjadi tebusan serta memberi hidup bagi orang berdosa.
Rahasia Berkah Idul Adha!!
Isa Al-Masih bukan hanya satu-satunya yang dapat menjadi kurban, tetapi Dia adalah “kurban besar” itu karena menggambarkan semua sifat kurban itu.
Dengan demikian kita dapat mengerti dalam pengertian yang lebih luas arti rahasia dari ayat “Kami tebusi anaknya itu dengan sembelihan yang besar (seekor domba)” (QS 37:107). Mengapa dia “besar?” Karena pengurbanan besarnya mencakup seluruh umat manusia.
Kesimpulan
- Kematian domba jantan itu telah menebus dan memberikan hidup bagi anak lelaki Nabi Ibrahim
Tujuan berkurban karena percaya kepada Allah, pada apa yang telah dilakukan-Nya, memohon pengampunan dan penebusan-Nya. Kurban yang dapat diterima Allah adalah kurban seorang manusia yang suci dan tanpa dosa. Isa Al-Masih satu-satunya yang dapat menjadi ‘kurban besar’. Karena Dia suci, datang ke dunia dengan cara ajaib, dikirim Allah dan kematian-Nya memberikan hidup kepada manusia sebagai tebusannya. Jelas, Isa Al-Masih mengorbankan diri-Nya bagi seluruh manusia termasuk Saudara. Hari ini, dengan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, Saudara dapat menikmati hidup yang kekal. Kiranya Saudara mendoakan doa keselamatan dalam “Tindakan Ke-Enam” pada seksi tentang Jalan Keselamatan di situs ini.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Rahasia Berkah Idul Adha”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
memey mengatakan
*
Tentang Nabi Isa sepertinya kurang lengkap, karena saya pernah membaca bahwa yang dibunuh dan disalib itu hanya manusia biasa yang mukanya ditukar dengan Nabi Isa oleh Allah ketika berada di goa bersama laki-laki biasa.
Jadi yang disalib itu bukan Nabi Isa tetapi orang lain yang mukanya ditukar oleh Allah. Jadi tolong kalau kasih cerita tentang ayat-ayat Al-Quran yang lengkap dan jelas, supaya tidak ada kesalahan pahaman pembaca. Terimakasih.
staff mengatakan
~
Saudara Memey,
Terimakasih untuk saran saudara di atas. Kami akan lebih memperhatikannya.
Tentang yang disalib, benarkah yang disalib itu bukan Isa Al-Masih tetapi orang lain yang diserupakan dengan Isa?
Bila memang benar, mengapa Allah harus melakukan (maaf) trik penipuan seperti itu? Bila Allah mau, bukankah Allah dapat membunuh orang-orang yang akan menyalibkan itu. Atau mungkin menghapus dari hati mereka, niat jahat untuk menyalibkan Isa.
Sdr. Memey, seseorang yang disalib membutuhkan waktu lama hingga dia akhirnya kehabisan nyawa. Dan waktu itu, cukup baginya mengatakan bahwa dia bukanlah Yesus/Isa sebagaimana yang disangka orang-orang yang menyalibkannya. Tetapi orang itu tidak berteriak bukan? Dan hal itu cukup sebagai bukti bahwa yang disalib adalah orang yang benar, bukan orang lain yang disamakan wajahnya.
~
SO
Alfian mengatakan
*
Pemahaman anda sungguh keliru. Kisah tersebut mengenai keteguhan iman Nabi Ibrahim, mulai dari kerinduannya terhadap seorang anak. Jadi pemahaman anda sangat menyimpang dari kisah tersebut.
“Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing) Selanjutnya Allah mengabadikan pengurbanan tersebut dengan mensyariatkan ibadah qurban kepada generasi berikutnya.
Dalam Al-Quran, perintah kurban itu ada dalilnya berbeda dengan di Kristen merayakan Natal dan kebaktian hari minggu tidak ada perintahnya dalam Alkitab.
staff mengatakan
~
Saudara Alfian,
Jika perintah korban dalam kisah Ibrahim hanya untuk menguji keteguhan imannya maka mengapa korban menjadi salah satu ritual yang wajib dijalankan baik di agama Yahudi maupun Islam hingga saat ini. Tentulah ada maksud Allah dibalik ibadah korban, jika tidak maka ibadah ini tidak akan diteruskan. Untuk mengetahui apa maksud Allah itu saudara harus paham sejarah para nabi terdahulu.
Adam berdosa dan Allah membuatkan pakaian mereka dari kulit binatang. Ada pengorbanan dalam sejarah mula-mula. Binatang yang dikorbankan Allah untuk membuat pakaian manusia juga sebuah simbol korban. Nabi Nuh setelah turun dari bahtera selama satu bulan lebih diombang-ambing air bah menyembelih hewan korban dan masih banyak kisah lain tentang korban sebelum Ibrahim. Kemudian Musa, yang hidup setelah Ibrahim juga memerintahkan korban kepada bani Israil. Jadi semua nabi bicara tentang korban. Apa tujuan korban?
Itulah yang dikatakan Firman Allah sejak dahulu kala sebelum Isa Al-Masih datang, bahwa Isa Al-Masih adalah penggenapan korban. Diri-Nya adalah korban penebus salah bagi dosa-dosa manusia. Ada tertulis: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Kitab Nabi Yesaya 53:5).
~
NN
herath mengatakan
*
Saya hanya lucu dengar cerita bahwa hewan kurban akan menjadi kendaraan di padang mahsyar. Keliatan dongengnya.
tge mengatakan
*
Hanya prasangka saudara saja. Isa Al-Masih itu nabi, dia belum meninggal, dia ada di langit di sisi Allah.
Dan yang dimaksud dengan Isa Al-Masih sebagai juru selamat dunia, bukan dia sebagai korban untuk penebusan dosa umat manusia, tapi Al-Masih itu juru selamat akhir jaman yang akan diturunkan kembali oleh Allah. Untuk membunuh dajal kelak dan sebagai penyelamat umat Muslim. Yang namanya berkorban itu tidak diliat dari besar / kecilnya tapi keikhlasnya.
staff mengatakan
~
Saudara Tge,
Hingga saat ini saya yakin saudara tidak banyak tahu tentang Isa Al-Masih. Anehnya saudara dan banyak umat Islam yang tidak banyak tahu tentang Isa Al-Masih tetap meyakini bahwa Isa Al-Masih ada di bersama Allah dan akan datang di hari kiamat.
Perlu saudara merenungkan mengapa Isa Al-Masih yang datang pada hari kiamat dan bukan Muhammad. Padahal umat Muslim amat menyanjung Muhammad melebihi Isa Al-Masih. Sebagai pengikut Muhammad seharusnya Muhammadlah yang menyambut umatnya tetapi justru Isa Al-Masih yang datang di hari kiamat mengakhiri masa duniai ini. Sudah tentu umat Isa Al-Masih menyambut kedatangan Isa Al-Masih dengan penuh sukacita sebab mereka terus menerus merindukan-Nya sebagaimana umat Muslim merindukan Muhammad. Tetapi sayang sekali, Muhammad tidak akan pernah datang.
“demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Injil, Surat Ibrani 9:28).
~
NN
staff mengatakan
~
Saudara Senyap,
Kami berterimakasih atas kesediaan saudara mengunjungi situs kami juga memberikan komentar. Namun maaf, dengan terpaksa kami harus menghapus komentar-komentar saudara karena tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Saran kami, sebelum saudara memberi komentar, kiranya saudara dapat membaca aturan yang telah kami taruh di bawah setiap artikel yang ada. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini kami tuliskan kembali aturan tersebut.
Pedoman wajib untuk memasukkan komentar:
1. Tidak boleh memakai lebih dari satu kolom komentar.
2. Pertanyaan/masukan harus berhubungan dengan uraian diatas.
3. Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dalam satu kolom komentar.
4. Hanya menggunakan bahasa Indonesia yang umum dan dimengerti semua orang.
5. Tidak memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
7. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]
Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.
Demikian, kiranya saudara dapat maklum.
~
SO
anas mengatakan
~
Saya mau klarifikasi dari isi diatas dalam Al-Qur’an 47:19 itu merupakan surah Muhammad. Nabi Muhammad tidak pernah melakukan dosa. Anda salah memaknai Al-Quran lagi sepertinya. Maksud ayat tersebut adalah untuk seluruh umat manusia supaya mengenal Allah SWT dan mengetahui dan mohon ampun atas dosanya. Dan Al-qur’an 48:2 maknanya adalah untuk Umat Nabi Muhammad SAW supaya terbimbing kejalan yang lurus.
Jadi silahkan jika ingin belajar Fiqih. Sebenarnya para Nabi dan Rasul Allah SWT pasti mendapat cobaan yang berat seperti cobaan yang dialami Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS untuk mengangakat derajatnya supaya lebih tinggi.
staff mengatakan
~
Saudara Anas,
Apabila Muhammad tidak berdosa maka untuk apa dinyatakan dirinya berdosa dan harus mohon ampun juga. Berarti ayat tersebut telah mubazir dengan menyatakan suatu perkara yang sebenarnya tidak pernah ada. Atau mungkin penulis Qs 47:19 tidak tahu bahwa Muhammad tidak berdosa.
Kami lebih percaya tulisan dalam Al-Quran daripada penafsiran. Seperti penafsiran saudara hanyalah usaha reinterpretasi. Jika maksud ayat itu supaya Muhammad terbimbing ke jalan yang lurus maka berarti ada kemungkinan dia menyimpang ke jalan yang tidak lurus. Hal inipun menunjukan bahwa ia berdosa. Sebab hanya Yang Suci yang tidak mungkin menyimpang kepada ketidaksucian.
Isa Al-Masih suci (Qs 3:45) dan Dialah jalan yang lurus. Dialah makna kurban agung yang suci bagi pembersihan aib najis dosa manusia. Percayakah saudara Isa Al-Masih berkorban untukmu?
~
Noni
abdullah mengatakan
~
Lagi-lagi amal soleh umat Islam diputarbalikkan lagi, anda tidak mngerti esensi dari kurban, lantas anda memaksakan keyakinan anda bahwa Isa adalah kurban besar di dunia ini, kurban di zaman nabi Ibrahim dengan perintah untuk mengurbankan anaknya hanyalah khusus untuk beliau saja sebagai ujian dari Allah, dan kemudian dilanjutkan pengurbanan oleh nabi Muhammad dengan mengurbankan hewan ternak.
Kalau anda bisa bilang bahwa kurban terbesar umat ini adalah pengurbanan Isa ditiang salib, coba sebutkan 1 dalil dari AlQuran ataupun hadis nabi, jangan menggunakan dalil Alkitab anda.
staff mengatakan
~
Saudara Abdullah,
Untuk mengetahui kebenaran makna kurban kita harus kembali melihat sejarah. Yang kami maksud adalah sejarah yang sebenarnya. Pengenalan Muhammad dengan agama Yahudi adalah awal mula segala tentang Islam. Kisah para nabi, termasuk riwayat pengorbanan Ibrahim adalah riwayat sejarah bangsa Yahudi. Dari sinilah Muhammad memulai agamanya. Namun sayang, dia menambahi sendiri makna dan keasliannya.
Dalam kitab Taurat “miliki Yahudi” upacara korban adalah perantara dan sarana agar mereka beroleh perkenanan Allah (Yahweh). Sebelum Ibrahim, hal ini sudah dilakukan. Dalam kitab tersebut juga dijelaskan bahwa makna upacara korban adalah suatu perjanjian antara Allah dengan manusia. Perjanjian Allah akan menyediakan korban yang pantas untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Dan upacara korban binatang adalah kiasan dari korban yang sesungguhnya. Dialah Isa Al-Masih yang menyatakan diri-Nya sebagai korban penebus salah manusia. Para nabipun menyetakan hal serupa. Allahlah dibalik semua rencana tersebut.
~
Noni
Adimulyo Raharjo mengatakan
~
Saudara Staff IDI,
Apakah benar kematian-Nya telah memberikan hidup kepada manusia. Ia membangkitkan orang dari kematian sebelum Dia sendiri mati. Dia, yang tidak berdosa telah menyerahkan diri-Nya bagi orang berdosa. Dan menjadi tebusan serta memberi hidup bagi orang berdosa?
Sedangkan para nabi Allah tidak ada yang mengajarkan dosa waris dan penebusan dosa. Risalah Allah yang dibawa oleh semua nabi-Nya itu pada hakikatnya sama saja, yaitu Tauhid dan amal shalih. Semua nabi menekankan adanya tanggung jawab individu atas segala perbuatan setiap manusia. Silahkan baca :
1. (Yehezkiel 18:20)
2. (Yeremia 31:29-30)
3. (Ulangan 24:16)
4. (II Tawarikh 25:4)
5. (Matius 16:27)
6. (Markus 10:14)
Jika pendapat saudara seperti yang dinyatakan berarti ayat-ayat tersebut bertentangan dengan saudara, Kiranya saudara dapat memberi tahu mana yang benar.
staff mengatakan
~
Saudara Adimulyo Raharjo,
Firman Allah sendiri yang menyatakan bahwa Isa Al-Masih telah menebus dosa seluruh umat manusia. Apakah saudara meragukan Firman Allah?
Para nabi terdahulu telah menubuatkan kedatangan Isa Al-Masih, bahwa akan datang Sang Penebus umat manusia. Bahkan Nabi Yesaya telah menubuatkan penyaliban Isa Al-Masih (Kitab, Nabi Yesaya 53). Isa Al-Masih telah menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh para nabi.
“Dan Ia akan datang sebagai Penebus untuk Sion dan untuk orang-orang Yakub yang bertobat dari pemberontakannya, demikianlah firman TUHAN”(Kitab Nabi Yesaya 59:20).
~
Noni
Adimulyo Raharjo mengatakan
~
Saudara Noni,
Saya tidak meragukan Firman Allah sedikitpun, saya tidak bisa percaya ucapan (maaf tidak saya katakan Sabda) Paulus yang mengatas namakan Firman Allah sebab Yesus tidak pernah membicarakan sama sekali tentang dosa warisan, sebaliknya ini adalah ajaran Paulus (Paulus sendiri bukan orang Yerusalem dan bukan orang Nazareth, sehingga hal ini membuktikan bahwa sejak muda Paulus tidak pernah berhubungan secara langsung dengan Yesus.
Dia bukanlah murid Yesus dan bukan pula pengikutnya baik di Yerusalem dan di Nazareth. Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut. Yesus mengajarkan pengampunan dari Tuhan bagi orang yang bertobat melalui ucapan, sikap, dan perbuatan. Sedangkan Paulus mengajarkan pengampunan Tuhan atas dosa-dosa manusia semata-mata karena pengorbanan atau penyaliban Yesus di kayu salib.
Sekiranya saudara dapat mencermati apakah benar-benar Wahyu Allah atau bukan.
staff mengatakan
~
Saudara Adimulyo,
Sebaiknya selidiki dahulu kebenaran, barulah mengambil sikap. Hanya orang yang kurang mawas diri yang mempercayai sesuatu namun tidak memahaminya. Pandangan saudara terhadap Paulus kurang tepat. Jika saudara tertarik dengan topik Paulus saudara dapat membacanya di http://tinyurl.com/7srwflg
~
Noni
Adimulyo Raharjo mengatakan
~
Saudara Noni,
Mohon maaf jika kurang tepat dan diulang, tapi dalam kisah Paulus (Saulus) dari Tarsus adalah salah seorang yang sangat menentang ajaran Isa Al-Masih. Paulus berkebudayaan Yunani dan berasal dari Tarsus (kota di daerah Turki). Tetapi akhirnya dia bertobat setelah mengalami perjumpaan dengan Isa Al-Masih. Jika Paulus menjadi pelayan, saksi dan utusan Isa Al-Masih sesuai Injil, ( Kisah Para Rasul 26:16-18) tentunya tidak ada pertentangan.
Tetapi mengapa banyak pertentangan yang terjadi antara ajaran Paulus dengan ajaran Isa Al-Masih?
Contoh kecil:
1. Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak meminta dirinya untuk disembah dan dipuja). (Matius 10:5-6), (Matius 15:24),(Yohanes 11:42), (Yohanes 17:3), (Yohanes 13:16,20) dan (Yohanes 14:28) bertentangan dg ajaran Paulus (1 Korintus 8:6) dan (Roma 10:9).
2. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat. (Matius 5:17-18) bertentangan dengan ajaran Paulus bahwa Kristen mengutuk hukum Taurat. (Galatia 2:16).
staff mengatakan
~
Saudara Adimulyo Raharjo,
1. Kami tidak menyangkal bahwa Alkitab juga mengatakan Yesus sebagai utusan. Hal ini dikarena ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh Yesus dengan otoritas-Nya sebagai utusan.
Tetapi bukan berarti Alkitab sama sekali tidak menyatakan ke-Ilahian Yesus. Ini salah satu contohnya: “Lalu Ia [Yesus] berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni” (Injil, Rasul Lukas 7:48). Tentu saudara setuju bila kami berkata bahwa hanya Tuhan yang layak mengampuni dosa seseorang, bukan? Otoritas Yesus dalam mengampuni dosa adalah salah satu bukti ke-Ilahian-Nya yang ditulis dalam Alkitab.
2. Galatia 2:16 “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat”
Ayat di atas sejalan dengan iman Kekristenan bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Tuhan melalui iman kepada Yesus Kristus. Inilah pernyataan Yesus akan hal itu, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
Jadi, Paulus tidak pernah memberi ajaran yang bertentangan dengan ajaran Yesus. Dan lagi, tidak benar bahwa kami pengikut Paulus. Yang benar adalah bahwa kami dan Paulus merupakan pengikut Yesus.
~
Saodah