• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Audio Alkitab
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Kepercayaan Orang Islam > Rahasia Berkah Idul Adha

Rahasia Berkah Idul Adha

20 Oktober 2010 oleh Web Administrator 84 Komentar

Korban IbrahimMengenai peringatan hari raya Idul Adha, Al-Quran mencatat sebuah ayat yang menarik tentang pengurbanan Nabi Ibrahim AS.  Ia mengurbankan seekor domba jantan sebagai pengganti anak lelaki yang disayanginya. “Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing / domba).” (QS 37:107). Apakah rahasia berkah Idul Adha?

Al-Quran Menggambarkan Sembelihan Dengan “Adzim” (Besar)

“Adzim” (Besar) adalah nama yang digunakan bagi Allah. Tapi ayat diatas juga menggunakan nama tersebut bagi korban sembelihan yang nilainya lebih kecil dibandingkan anak Ibrahim. Apa maksud Al-Quran dengan ayat tersebut?

“Sembelihan besar” ini adalah sebuah simbol yang melambangkan keagungan. “Sembelihan besar” menjadi alat penebusan Allah bagi anak lelaki Ibrahim.  Inilah merupakan kemurahan hati Allah. Kematian domba jantan itu telah menebus manusia dan memberikan hidup kepadanya.

Allah yang Menebus dan Menyediakan

Karena Allah yang menebus anak lelaki Ibrahim melalui sembelihan. Sembelihan yang Allah sediakan ialah sebuah domba jantan yang benar-benar murni dan tanpa cacat sedikitpun.

Al-Quran tidak bicara mengenai tempat penyembelihan tersebut.  Namun Kitab Taurat, Kejadian 22:3 menulis: Allah memerintahkan Ibrahim untuk pergi ke Gunung Moria. Ratusan tahun kemudian, Raja Sulaiman membangun Bait Allah di atas gunung yang sama.

Apa Tujuan Berkurban Pada Idul Adha?

Beberapa orang berpendapat tujuan berkurban supaya orang miskin dapat mengambil manfaat dengan makan dagingnya. Pendapat itu tidak salah.  Tetapi benarkah tujuan Allah atas kurban semata-mata hanya itu? Atau adakah rahasia berkah Idul Adha tidak diketahui para mukmin?

Tidak ada perintah dalam Al-Quran untuk berkurban saat Idul Adha. Satu-satunya alasan adalah meneladani ketaatan Nabi Ibrahim saat berkurban (QS 37:100-113). Dan saat itu dia tidak berada diantara orang-orang miskin.

Karena dia takut kepada Allah dan menyadari dosa-dosanya, maka dia memerlukan tebusan dari Allah. Al-Quran mencatat “Dan yang amat kuinginkan (Nabi Ibrahim) akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat” (QS 26:82). Maka seharusnya tujuan seseorang berkurban adalah karena percaya kepada Allah, pada apa yang telah dilakukan-Nya serta memohon pengampunan dan penebusan-Nya.

Kurban Seperti Apakah Yang Layak Menggantikan Kita Dihadapan Allah?

Sapi Kurban“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.  . . . ” (QS 22:37)

Kurban yang layak menggantikan kita dihadapan Allah haruslah lebih tinggi dari seekor hewan. Karena Allah hanya menerima ketaqwaan yang hanya dimiliki oleh manusia, maka kurban yang dapat diterima Allah hanyalah kurban seorang manusia.

Ciri-ciri “Kurban Besar”

Jelas, harus manusia suci, tanpa dosa, dan dikirim Allah. Beberapa orang berpendapat bahwa semua nabi tidak berdosa. Benarkah demikian?  Al-Quran mencatat: Adam dan Hawa berdosa (QS 7:23 ); Nuh berdosa (QS 11:47 ); Ibrahim berdosa (QS 26:82; 14:41 ); Musa berdosa (QS 28:15-16); Harun berdosa (QS 20:93); Daud berdosa (QS 38:24 ); Sulaiman berdosa (QS 38:32,35 ); Yunus berdosa (QS 21:87 ); Muhammad berdosa (QS 48:2; 47:19).

Bagaimana dengan Isa Al-Masih? Tidak ada ayat dalam Al-Quran yang mengatakan Isa Al-Masih berdosa. Sebaliknya Al-Quran mencatat: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.”  Kata “suci” hanya ditujukan kepada Isa Al-Masih. Kedatangan-Nya disebut ajaib karena Dia satu-satunya yang dilahirkan oleh seorang perawan (QS 21:91; 66:12), juga memiliki Kebesaran  (QS 3:45; 4:171) dan disebut “Kalimat-Nya dan roh dari pada-Nya”.

Isa Al-Masih “Kurban” yang Besar

Dengan demikian Isa Al-Masih adalah satu-satunya yang dapat menjadi kurban yang sebenarnya. Mengapa? Karena Dia suci, datang ke dunia dengan cara ajaib, dan dikirim Allah.

Seperti halnya kurban yang harus terlebih dahulu hidup lama sebelum siap dikurbankan, demikian juga Isa Al-Masih. Ia hidup cukup lama sebelum mengurbankan diri-Nya sebagai tebusan. Kematian-Nya di kayu salib telah membuat darah-Nya tertumpah. Dia adalah lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak Zakaria: “Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikurbankan untuk menebus dosa-dosa dunia.”

Kematian-Nya telah memberikan hidup kepada manusia.  Ia membangkitkan orang dari kematian sebelum Dia sendiri mati. Dia, yang tidak berdosa telah menyerahkan diri-Nya bagi orang berdosa. Dan menjadi tebusan serta memberi hidup bagi orang berdosa.

Rahasia Berkah Idul Adha!!

Isa Al-Masih bukan hanya satu-satunya yang dapat menjadi kurban, tetapi Dia adalah “kurban besar” itu karena menggambarkan semua sifat kurban itu.

Dengan demikian kita dapat mengerti dalam pengertian yang lebih luas arti rahasia dari ayat “Kami tebusi anaknya itu dengan sembelihan yang besar (seekor domba)” (QS 37:107). Mengapa dia “besar?” Karena pengurbanan besarnya mencakup seluruh umat manusia.

Kesimpulan

  • Kematian domba jantan itu telah menebus dan memberikan hidup bagi anak lelaki Nabi Ibrahim
    Tujuan berkurban karena percaya kepada Allah, pada apa yang telah dilakukan-Nya, memohon pengampunan dan penebusan-Nya. Kurban yang dapat diterima Allah adalah kurban seorang manusia yang suci dan tanpa dosa. Isa Al-Masih satu-satunya yang dapat menjadi ‘kurban besar’. Karena Dia suci, datang ke dunia dengan cara ajaib, dikirim Allah dan kematian-Nya memberikan hidup kepada manusia sebagai tebusannya. Jelas, Isa Al-Masih mengorbankan diri-Nya bagi seluruh manusia termasuk Saudara.  Hari ini, dengan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, Saudara dapat menikmati hidup yang kekal. Kiranya Saudara mendoakan doa keselamatan dalam “Tindakan Ke-Enam” pada seksi tentang Jalan Keselamatan di situs ini.

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Rahasia Berkah Idul Adha”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718 

Ditempatkan di bawah: Kepercayaan Orang Islam

Reader Interactions

Comments

  1. Andra mengatakan

    25 November 2010 pada 3:19 pm

    *
    1. Doa Nabi Ibrahim agar tanah Haram diramaikan oleh penziarah yang datang kepada rumah Allah di bumi, dilaksanakan oleh umat Muslim.

    Mekkah adalah tanah Haram (tanah suci) yang dulu disebut Bakka, Petra (bukit batu) tempat domba-domba Nebayot dan Kedar digembalakan. Ka’bah dibangun kembali oleh Ibrahim AS dan Ismail AS di kota ini.

    2. Umat Muslim tidak memaknai bahwa Al-Quran adalah bentuk dari suatu penebusan bagi dosa-dosanya ataupun dosa orang tuanya. Hanya kepada Allah (Tuhan yang Ibrahim sembah), ketakwaan Nabi Ibrahim atas perintah Allah itu diuji. Cinta Ibrahim terhadap Allah melebihi cintanya terhadap apapun yang dia cintai di dunia ini.

    Begitu pula dengan melaksanakan ibadah haji. Dengan meninggalkan segala yang kita cintai, berkorban harta, menanggalkan pangkat dan jabatan, untuk tujuan yang sama, sebagai manusia. Tujuan akhir hidup manusia, yaitu kembali pada Allah.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Desember 2010 pada 12:50 pm

      ~
      Sdr. Andra, banyak orang menganggap bahwa berkurban adalah berfungsi sebagai sedekah. Namun “sedekah” dan “berkurban” ternyata adalah dua perintah Allah yang berbeda dan wajib dikerjakan. Sehingga makna “kurban” bukanlah untuk “bersedekah” kepada kaum miskin.

      “Kurban” adalah lambang penebusan, pembebasan dan pengampunan dosa.

      Untuk hal ini, kita harus memperhatikan beberapa konteks tentang ‘kurban’ sebagai berikut:

      – Allah mengurbankan seekor binatang setelah Adam dan Siti Hawa jatuh dalam dosa.
      – Abraham mengurbankan seekor sembelihan yang “besar” sebagai pengganti anaknya.
      – Musa mengurbankan domba untuk pembebasan kaumnya dari perbudakan Fir’aun.
      – Ayub berkurban kepada Allah untuk pengampunan dosa anak-anaknya.
      – Nabi Ilya berkurban kepada Allah sebagai pengampunan dosa umat Israel.

      Semua praktek di atas dapat dibaca dalam Kitab Suci dan menunjuk pada penebusan dan pengampunan dosa. Allah tidak pernah menyuruh umat-Nya berbuat sesuatu tanpa alasan.

      Allah menggantikan putra Ibrahim dengan sembelihan yang “besar”. Perhatikanlah bahwa ini bukan ‘besar’ secara fisik. Namun maknanya adalah kurban yang ‘agung’. Ini mengacu kepada Isa Al-Masih yang akan mengucurkan darah-Nya di atas kayu palang.
      ~
      CA

  2. parmin abadi mengatakan

    24 Maret 2011 pada 5:06 pm

    *
    Bertakwa artinya meninggalkan larangan dan menjalankan perintahnya secara dengan iklas karena Allah.

    Berkurban adalah perintah Allah sebagaiman yang telah Allah perintahkan kepada Nabi Ibrahim hingga Muhammad, mereka semua beragama Islam.

    Ibadah haji sudah menggambarkan: thowaf, sai, melontar jumroh dan lainnya yang juga dilakukan dan diperintahkan oleh Nabi Ibrahim.

    Balas
    • staff mengatakan

      4 Mei 2011 pada 8:11 pm

      ~
      Saudara Parmin Abadi,

      Bertakwa kepada Allah adalah sesuatu yang harus dijunjung tinggi oleh kita semua. Namun ketakwaan tidaklah mampu melepaskan kita dari hukuman atas dosa yang harus kita jalani dalam neraka sebagai hukumannya.

      Sebab ketakwaan merupakan keharusan, bukan pilihan ataupun pahala. Justru tidak takwa akan menimbulkan dosa, sementara dengan bertakwa, itu adalah wajar karena memang sudah seharusnya.

      Ibadah secara tata cara jasmaniah adalah termasuk dalam ketakwaan. Semua itu tidak akan mampu melepaskan kita dari akan datangnya hukuman atas diri kita.

      Hanya kurban yang sejati dari Allah lah yang sanggup melepaskan kita dari hukuman dosa, sebab Kurban yang Agung dari Allah tersebut sudah dihukum ganti kita, dan dengan demikian, maka hukuman sudah dijatuhkan, dan telah lunas dibayar.

      Untuk mengenal siapakah Kurban yang Agung dari Allah tersebut, kami mengajak Saudara untuk boleh mernungkan: isadanislam.org/jalan-keselamatan. Kiranya Saudara mendapatkan berkah yang sesungguhnya dari Allah.
      ~
      CA

  3. Galaxy mengatakan

    23 Juni 2011 pada 8:22 am

    *
    Menurut Al-Quran, siapakah nama anak Ibrahim yang akan dikurbankan?

    Balas
    • staff mengatakan

      30 Juni 2011 pada 5:00 am

      ~
      Jika saudara meyakini bahwa benar Kitab Suci saudara merangkum dari Taurat maka ia tidak akan berbeda dengan Taurat itu sendiri. Taurat menjelaskan bahwa dalam Taurat Kitab Kejadian 22:2 Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Sedangkan dalam kitab suci saudara tidak memberi penjelasan nama secara spesifik.

      Ishak terpilih karena dia anak perjanjian. Perjanjian antara Allah dengan Ibrahim. Lihatlah dalam Taurat, Kitab Kejadian 17:19 “Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.”

      Perjanjian tersebut adalah keselamatan yang dijanjikan bagi seluruh umat manusia. Selidikilah keturunan dari Ishak yang membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa.
      ~
      NN

  4. lovepeace mengatakan

    12 Agustus 2011 pada 9:14 pm

    *
    Mohon disebutkan ayat Al-Quran yang menuliskan bahwa yang dikurbankan itu adalah Ismail bukan Ishak.

    Terimakasih.

    Balas
    • staff mengatakan

      30 Desember 2011 pada 3:39 am

      ~
      Saudara Lovepeace,

      Tidak ada satupun ayat dalam Al-Quran yang dengan jelas mengatakan bahwa yang dikurbankan itu adalah Ismail atau Ishak.

      Sebaliknya, dengan jelas Alkitab mengatakan, Allah meminta kepada Ibrahim untuk mengurbankan Ishak.

      Firman Allah: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Taurat Kitab Kejadian 22:2).
      ~
      SO

  5. sahat mengatakan

    9 Januari 2012 pada 3:53 pm

    *
    Saya ingin bertanya kepada saudaraku umat Muslim, sebenarnya Islam itu ada pada jaman Muhammad atau jauh sebelum Muhammad? Tolong dijawab.

    Balas
    • staff mengatakan

      31 Januari 2012 pada 10:16 am

      ~
      Saudara Sahat,

      Jelas Islam ada pada zaman Muhammad. Karena wahyunya dipercayai diterima oleh Muhammad.

      Namun bukanlah ‘agama’ yang dibutuhkan orang berdosa. Tetapi korban yang besar, benar-benar suci dan dari Allah sendiri. Dia adalah Isa Al-Masih, lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak Zakaria.

      “Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikorbankan untuk menghapus dosa-dosa dunia.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).
      ~
      DA

  6. susu kambing bubuk mengatakan

    10 Januari 2012 pada 1:31 am

    *
    Agama yang dibawa Muhammad baru sekitar 1400 tahun yang lalu, bagaimana mungkin mengaku semua nabi beragama Islam?

    Balas
    • staff mengatakan

      31 Januari 2012 pada 10:17 am

      ~
      Semua nabi yang datang ke dunia, mulai dari zaman nabi Adam hingga Isa Al-Masih tidak ada yang datang dengan visi sebuah “agama”. Semua nabi tersebut datang dengan tujuan memberitakan jalan Allah. Agar manusia kembali pada jalan Allah.

      Demikian halnya dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih datang membawa pembaruan hidup, ‘hidup kekal’, damai sejahtera, pengampunan dosa dan pemulihan persekutuan dengan Allah, bukan satu agama.

      Seperti yang Isa Al-Masih katakan: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
      ~
      DA

  7. Prihatini mengatakan

    19 Juli 2012 pada 10:57 pm

    *
    Ibrahim dan anaknya diselamatkan karena percaya pada kurban yang akan datang. Mereka memegang janji Allah dalam Kejadian Pasal 3.

    Kita sekarang diselamatkan jika kita percaya akan kurban yang dari Allah, yang dijanjikan-Nya, yaitu Isa Al-Masih yang dikurbankan di Golgota = bukit Moria.

    Balas
    • staff mengatakan

      20 Juli 2012 pada 7:52 am

      ~
      Saudara Prihatini,

      Terimakasih untuk penjelasan saudara di atas. Firman Allah berkata, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).

      Demikianlah, jaminan Keselamatan hanya ada dalam Isa Al-Masih. Bukan pada amal perbuatan manusia.
      ~
      SO

  8. Prihatini mengatakan

    19 Juli 2012 pada 11:13 pm

    *
    Agama adalah usaha manusia untuk mencari Allah. Tetapi usaha apapun dari manusia tidak mungkin dapat menghampiri Allah, karena manusia sudah terusir dari hadapan Allah, karena dosanya.

    Maka Allah-lah yang mencari manusia dan menyelamatkannya, melalui Isa. Itulah yang disebut Berita Injil yang tercantum dalam kitab Injil. Perlu diketahui bahwa kitab Injil bukanlah Injil. Injil itu adalah Isa yang datang menebus manusia.

    Kristen (Yunani = Kristus) sama arti dengan Masehi (Mesias= dari bahasa Ibrani ) yaitu Yang Diurapi, yang berkenan (Kepada Allah). Karena itu Kristen ataupun Masehi bukanlah agama. Tetapi Allah yang menghampir dan mencari serta melepaskan manusia dari jerat maut. Amin.

    Balas
    • staff mengatakan

      20 Juli 2012 pada 7:52 am

      ~
      Saudara Prihatini,

      Terimakasih untuk penjelasan yang telah saudara berikan di atas. Semoga dapat menjadi pencerahan bagi teman-teman lain yang membacanya.
      ~
      SO

  9. ridho mengatakan

    12 Oktober 2012 pada 12:33 pm

    *
    Mohon penjelasan tentang tulisan/artikel Anda dibawah ini yang isinya:

    “Seperti halnya kurban yang harus terlebih dahulu hidup lama sebelum siap dikurbankan, demikian juga Isa Al-Masih. Ia hidup cukup lama sebelum mengurbankan diri-Nya sebagai tebusan. Kematian-Nya di kayu salib telah membuat darah-Nya tertumpah. Dia adalah lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak Zakaria: “Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikurbankan untuk menebus dosa-dosa dunia.”

    Pertanyaan saya: Siapakah yang disalib di kayu salib, apakah benar Isa Al-Masih? Bila benar yang disalib adalah Isa Al-Masih, tolong jelaskan dimana kuburnya. Karena tentunya setelah disalib Isa Al-Masih bati dan dikuburkan.

    Balas
    • staff mengatakan

      19 Oktober 2012 pada 1:16 am

      ~
      Tertulis dalam Firman Allah bahwa yang disalibkan adalah Isa Al-Masih. “Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia” (Injil, Rasul Besar Matius 27:57-60).

      “Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati” (Injil, Rasul Besar Matius 28:5-8)

      Isa Al-Masih mengalami kematian. Dan pada hari yang ketiga Ia bangkit dari kematian lalu
      menampakan diri pada murid-murid-Nya sebelum Dia naik kembali ke Sorga.

      Tertulis dalam Al-Quran juga sepakat. “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33) Dalam ayat ini digunakan kata dalam bentuk masa lalu, yaitu “Tawafa”, yang berarti Dia telah mati.
      ~
      NN

  10. abu meitsa mengatakan

    24 Oktober 2012 pada 8:27 am

    *
    Maaf, saya mau minta penjelasan tentang qurban nazar. Bagaimana ketentuannya, juga contohnya. Terimakasih.

    Balas
    • staff mengatakan

      6 November 2012 pada 9:34 am

      ~
      Saudara Abu,

      Ketika kita mengikat janji atau sumpah untuk pencapaian suatu maksud tertentu maka itu disebut nazar. Ketentuannya berbeda-beda. Yahudi, Nasrani dan Islam punya ketentuan yang sudah ditetapkan masing-masing agama. Namun ketiga agama samawi tersebut sama-sama menghendaki umat-nya jujur menepati janji yang di nazarkan.

      Allah tidak membutuhkan persembahan korban, sebab segala isi dunia Dia yang menjadikan. Tetapi Allah menghendaki kebenaran batiniah dari diri seseorang yang bernazar. Dengan ketepatan menepati janji nazar berarti dia percaya Allah itu ada.
      ~
      NN

Baca komentar lainnya:

1 2 3 … 5 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Kelahiran Nabi Isa Menurut Kitab Suci
  • Seorang Muslim Bertemu Allah di Penjara
  • Seorang Muslim Menemukan Pengampunan
  • Selidikilah Sholawat Nabi Muhammad Dan Isa Al-Masih
  • Alkitab – Kitab Suci Umat Kristen

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Kisah Nabi Isa Singkat Menurut Kitab Allah
  • Isa Al-Masih Dalam Al-Quran
  • Pandangan Al-Quran Tentang Sorga Dan Neraka
  • Pandangan Orang Kristen Tentang Nabi Muhammad
  • Alkitab – Kitab Suci Umat Kristen

Artikel Yang Terhubung

  • Rahasia Ilahi Qurban Idul Adha
  • Maksud Qurban Idul Adha
  • Tujuan Idul Adha, Anak Ibrahim Ditebus Dan Keselamatan
  • Mendalami Makna Tersirat dalam Kurban Idul Adha
  • Kaum Muslim Mengetahui Rahasia Tersembunyi Sura Yasin?

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2019 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

 

Tunggu dulu!

Anda bisa mempelajari Isa Al-Masih dan agama Islam mendalam dengan menerima bulletin berkala Isa dan Al-Fatihah yang gratis.
Daftarlah sekarang!



 


 
 
 




×