Orang Muslim, Nasrani, dan semua orang ingin dihargai. Kita ingin penghormatan sederajat dengan orang lain. Salah satunya dengan sebutan yang tidak merendahkan.
Bagaimanakah hukum menyebut non-Muslim kafir? Baikkah sebutan kafir untuk non-Muslim dan Muslim?
Apa Hukumnya “Sebutan Kafir Untuk Non-Muslim”?
Menurut Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, istilah kafir tidak ada dalam sistem kewarganegaraan dalam negara dan bangsa. Maka setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata konstitusi. Maka yang ada adalah no- Muslim, bukan kafir.
Nampaknya sebagaian pakar Islam tidak setuju penghapusan sebutan kafir untuk non-Muslim. “Selain Islam adalah kafir. Ini prinsip akidah yang mesti dipahami oleh setiap Muslim,” terang Muhammad Abduh Tausikal. Salah satu ayat rujukan dia ialah, “Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik . . .” (Qs 98:1).
Kedua pendapat di atas pasti menimbulkan dampak yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Pendapat yang kedua di atas akan menimbulkan banyak kebencian dan perendahan kepada kaum non-Muslim, bukan?
Maukah Muslim Disebut Kafir?
Hukum menyebut non Muslim kafir, bukan saja melakukan pembedaan antara Muslim dan non-Muslim. Penyebutan itu penuh kebencian dan menyakiti. Sebutan itu seolah-olah menganggap Muslim lebih tinggi derajatnya dibanding non-Muslim.
Maukah kaum Muslim disebut kafir oleh orang non-Muslim? Jika mereka sendiri merasa sakit hati dan tidak mau, maka penyebutan itu tidak baik, bukan? Jelaskan pendapatmu di sini.
Wahyu Allah Soal Penyebutan Kafir
Injil Allah mengajarkan, “. . . siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 5:22). Allah mengajarkan bahwa orang yang mengatakan kafir kepada sesamanya layak dihukum. Sebab mereka tidak mengasihi sesamanya.
Sebaliknya, Injil Allah mengajarkan hukum emas: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Injil, Lukas 6:31). Jika kita tidak ingin dipanggil kafir oleh orang lain, maka janganlah kita memanggil mereka kafir. Jika kita tidak mau disakiti orang lain janganlah kita menyakiti mereka.
Sebaliknya kita wajib mengasihi mereka seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Itulah ajaran kitab Taurat dan Injil.
Kasih Kekal bagi Umat Manusia
Jadi, menyebut sesama manusia kafir adalah salah satu dosa. Tuhan melarang kebencian seperti itu. Sebaliknya kita wajib mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Salah satunya dengan tidak menyebut mereka kafir.
Umat Nasrani wajib mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri karena Isa Al-Masih telah mengasihi mereka.
Isa Al-Masih telah menyelamatkan mereka dari siksa api neraka melalui kematian-Nya di kayu salib. Ia menjamin setiap orang yang beriman kepada-Nya bebas dari hukuman kekal di neraka dan masuk surga-Nya.
Maka percayalah kepada-Nya demi keselamatan jiwamu! Bagaimana caranya? Anda dapat bertanya di sini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Manakah yang terbaik menyebut non Muslim kafir atau tidak? Beri alasannya!
- Mengapa Wahyu Allah melarang menyebut kafir kepada sesama yang berbeda agama?
- Apakah alasan rohani umat Isa Al-Masih wajib mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri dan tidak memanggil orang lain kafir?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Umat Islam: Pantaskah Sebutan Kafir Untuk Non-Muslim?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Al-Quran Tidak Setuju Orang Kristen Disebut Kafir
- Kebencian Ataukah Kasih Yang Umat Beragama Butuhkan?
- Islam, Kristen Membutuhkan Terang Kasih Allah
- Islam, Kafir, dan Kristen – Bukti Utama Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim
- Islam: Ajaran Kasih Isa Itu Lemah, Allah Maha Pengasih dan Penyayang
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Jesus Park mengatakan
~
Arwin,
Pancasila harus diutamakan dalam bernegara terutama di Indonesia, tetapi yang menjadi masalah adalah sebagai muslim wajib taat pada Quran maka tentu umat muslim menolak Pancasila sebagai hukum buatan manusia (jahiliyah) sehingga muslim ingin agar diterapkan hukum islam (QS 5:50)? Apakah saudara setuju hukum islam?
Wawan,
Benar, siapa yang menyebut kafir kepada orang lain, dirinyalah yang kafir. Tetapi mengapa dalam Quran sering menyebut orang yang bukan umat muslim adalah kafir? Apakah benar islam tidak mengajarkan kebencian? Bagaimana dengan allah Quran mengatakan binatang yang paling buruk di sisi Allah, ialah orang-orang yang kafir” (QS 8:55)? Dapatkah saudara jelaskan maksudnya?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Memang kafir mengindikasikan adanya unsur ketidaksukaan pada sesama, apalagi yang berbeda keyakinan. Tentu kita bersyukur kepada Isa Al-Masih yang mengajarkan untuk tidak menyebut siapapun dengan sebutan kafir. Terima kasih.
~
Solihin
Just A Person mengatakan
~
Pada dasarnya, setiap orang memiliki karakter dan sifat masing-masing. Akan lebih baik hidup digunakan untuk menilai dan memperbaiki diri sendiri daripada menilai orang lain.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Just,
Betul sekali yang disampaikan oleh saudara. Menilai diri sendiri merupakan bagian dari introspeksi diri atau mengevaluasi diri. Dengan demikian, sikap ini menghindarkan seseorang memberikan label atau sebutan kafir kepada sesama. Terima kasih.
~
Solihin
arif yalaisalam mengatakan
~
Sangat menarik, soal istilah kafir. Orang-orang Yahudi berkata dalam kitabnya kafirlah bangsa-bangsa di luar Israel. Namun ini memang perkataan orang Yahudi atau memang dari Allah? Tapi faktanya Allah menciptkan berbagai macam bangsa. Lantas mengapa bangsa Yahudi sangat congkak menulis dalam Alkitab kafirlah bangsa di luar Israel?
Jika Alkitab itu wahyu dari Tuhan apakah Tuhanmu itu rasis? Saya lebih baik tetap berada pada garis Muslim. Pembatas antara orang yang taat pada Tuhan dengan golongan pembangkang pada tuhan. Jadi, Alkitab adalah karangan manusia atau wahyu Allah?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Arif,
Menarik sekali pendapat saudara di atas. Kami tidak pernah menemukan bahwa Allah menyatakan bahwa bangsa-bangsa di luar Israel adalah kafir. Sebaliknya, Allah amat memerhatikan bangsa lain. Itu sebabnya, Isa Al-Masih mengajarkan untuk tidak menyebut siapapun kafir. Nah, kami amat senang saudara dapat membuktikan pernyataan saudara di atas. Tertulis dimanakah dalam kitab Yahudi bahwa Allah mengkafirkan bangsa-bangsa di luar Israel? Mohon pencerahan.
~
Solihin
Fanintyo mengatakan
~
Jika ini forum pencerahan baiknya tanya dulu ke hati apakah sudah pada membuka jubah kotak agamanya masing-masing? Di sini harus plong dan polos mahluk Sang Pencipta. Saya sudah buka bugil jubah kotak agama kalau sedang bicarakan kebenaran, jawabannya sederhana Allah, Tuhan, Sang Hyang, Rabb cuma gelar dua opsi baik dan buruk, penyebutan kafir kepada yang lain jelas sekali orang yang menyebutnya masih bloon dan level Taman Kanak-kanak soal pemahaman kepada Pencipta, padahal jika ditanyakan letak syurga dan neraka dia tidak tahu posisi koordinatnya, berapa banyak orang yang dipenjara sekarang di dunia yang masuk syurga, berapa banyak orang-orang yang keluar masuk rumah ibadah masuk neraka dia juga tidak tahu. Kotak agama yang buat mumet.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Fanintyo,
Kami setuju dengan saudara bahwa kotak agama seringkali membelenggu pemikiran manusia untuk berpikir luas dan kritis. Kotak agama pun menjadikan manusia rela bersikap tidak manusiawi dengan menyebut manusia lain sebagai kafir. Agama seringkali dijadikan sebagai komoditi kepentingan tertentu. Alih-alih membawa peradaban lebih baik, kotak agama menjadikan manusia terkungkung pada paradigma sempit.
Isa Al-Masih tidak pernah membaca agama sehingga Isa Al-Masih menyampaikan firman-Nya agar manusia tidak mengkafirkan siapapun. Sebaliknya, Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi sesama dan mengasihi Allah. Bukankah ini jauh lebih baik dibandingkan apapun juga? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Arif,
Mengapa saudara lebih suka menghayal daripada menyatakan yang benar? (1) allah islam saja percaya Alkitab wahyu Tuhan, mengapa saudara menolak allah islam? Bukankah jika Alkitab karangan manusia maka allah islam percaya karangan manusia? (2) Tidak ada bukti Tuhan Alkitab rasis terhadap manusia, bukankah allah islam yang rasis “bani Israel dilebihkan atas segala umat.” (QS 2:47)? Atau hari kiamat orang kafir, muka mereka menjadi hitam (QS 3:106)?
Fanintyo,
Bagaimana membuktikan bahwa saudara berkata kebenaran? Apakah kebenaran dengan taqiya yang diajarkan Quran? Mengapa allah islam rasis, menghina umat lain kafir dan “seburuk-buruk makhluk.” (QS 98:6)? Siapakah allah islam jiak demikian?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Adalah janggal bila Allah SWT mengajarkan untuk mengkafirkan orang lain, sedangkan Isa Al-Masih mengajarkan untuk tidak menyebut orang lain kafir. Dengan demikian, terdapat perbedaan ajaran yang sangat signifikan antara Allah SWT dan Isa Al-Masih. Tentu kita perlu menilai ajaran mana yang lebih baik dan benar. Terima kasih.
~
Solihin
tole0304 mengatakan
~
Itu biasa. Di luar Kristen disebut domba tersesat. Lalu masalahnya apa?
Dodi.s mengatakan
~
Untuk kaum kafir: Penyebutan kata kafir itu bahasa yang halus, orang yang menutup diri dari kebenaran. Apakah kalian mau dibilang bukan kafir, yang mau mengikuti nabi Isa Al-Masih tapi bukan penyembah Isa Al-Masih.
Untuk kaum Muslim: Penyebutan kata kafir itu sudah ketentuan dari Allah Azawajjala jadi kita tidak bisa bilang itu tidak bisa di pakai lagi untuk jaman sekarang. Salah besar. Di sini kita bukan tidak toleran, tapi itu ketentuan.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Dodi,
Kami menghargai pendapat saudara tersebut. Walaupun pendapat tersebut perlu dikaji mengingat Isa Al-Masih berfirman, “. . . siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 5:22). Artinya Isa Al-Masih tidak menghendaki manusia saling mengkafirkan sesama. Sebab siapakah yang berhak mengatakan kafir? Mengapa Allah SWT mengajarkan mengkafirkan orang lain? Mohon pencerahan.
~
Solihin
hakkullah mengatakan
~
“. . . siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama . . .” . Artinya Isa Al-Masih tidak menghendaki manusia saling mengkafirkan sesama. “
Respon: Berarti anda gagal paham. Itu sesama aqidah (saudara seaqidah). Anda tidak paham Alkitab. Kita tidak diajarkan mengkafirkan sesama saudaranya kecuali sudah nyata kekafirannya. Budha, Hindu, Kristen sudah jelas kafir menurut keyakinan kita. Anda tidak suka, tutup saja telinga. Saya tidak akan tersinggung, anda mengatakan saya kafir berdasarkan keyakinan anda. Kenapa anda yang tersinggung?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Hakkulah,
Kami senang karena saudara paham Alkitab. Sehingga kami dapat belajar dari saudara yang telah memahami Alkitab dengan baik sekali. Karena itu, kami bertanya kepada saudara. Bagian mana dari ayat itu yang menekankan saudara seagama? Kami berharap saudara dapat menjelaskannya kepada kami dari aspek hermeneutik Alkitab dan konteksnya. Mohon pencerahan.
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Tole0304,
Saudara salah mengerti domba tersesat, tidak untuk muslim. Lihatlah, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Injil, Rasul Yohanes 10:16). Semua manusia sudah tersesat. Semoga membantu saudara mengenal Isa bukan hanya mendengar dari ulama yang tidak mengenal Isa.
Dodi,
Saya sependapat dengan saudara, kafir di Quran untuk umat lain. Tapi dalam bernegara kita haruslah satu bangsa. Kami akui, sulit bagi muslim karena bertentangan dengan imannya. Itu sebabnya bagi muslim yang taat Quran, tidak mungkin melanggar Quran?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Isa Al-Masih memandang manusia bukan berdasarkan agama, bangsa, atau yang lainnya. Tetapi Ia memandang manusia karena manusia amat dikasihi-Nya. Sehingga firman Isa Al-Masih untuk tidak mengkafirkan sesama adalah bentuk kasih Isa Al-Masih kepada manusia. Terima kasih.
~
Solihin
Pembela Agama Allah mengatakan
~
“Sungguh, telah kafir orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam. ” Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi?” Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (Al Qur’an surah Al-Mā’idah [5] : 17).