Jibril adalah tokoh sentral dalam agama Islam. Melaluinya umat Islam percaya Muhammad menerima wahyu Allah.
Namun siapakah Jibril sebenarnya? Apakah Jibril adalah Ruh Allah (Rohul Qudus)? Mari kita simak pendapat Muhammad tentang Jibril.
Mengerti Jibril dan Ruh Allah dalam Islam sangat penting. Allah berbicara melalui Ruh-Nya. Ia juga membuat mukjizat melalui Ruh-Nya.
Karena itu mari kita lihat siapa Jibril yang sebenarnya. Juga apa tugas utama Jibril yang ia terima dari Allah.
Pertemuan Pertama dengan Jibril
Kisah Muhammad tentang Jibril bermula dari pertemuan di gua Hira. Pertemuan ini begitu mengesankan. Peristiwa ini juga merupakan awal menerima pewahyuan.
Tercatat detail dalam Hadits Shahih Al-Bukhari No. 3.
“Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah . . . lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu ‘ibadah di malam hari . . . Malaikat datang seraya berkata: Bacalah! Beliau menjawab: Aku tidak bisa baca. . . . Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku (mencengkram) sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: Bacalah! . . . (sampai tiga kali) . . .”
“. . . Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kembali kepada keluarganya dengan membawa kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah. . . .Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya.”
“. . . Khadijah kemudian mengajak Beliau untuk bertemu dengan Waroqoh . . . Waroqoh berkata: Ini adalah Namus (berarti rahasia)”
Namun ada banyak pertanyaan sehubungan pengalaman Muhammad tentang Jibril ini. Mari kita lihat beberapa di antaranya.
- Mengapa perlu melakukan tahannuts di gua pada malam hari, dan bukan di tempat kudus Allah?
- Mengapa “malaikat” sampai “memeluk/ mencengkram”?
- Mengapa setelah menerima wahyu Muhammad gelisah dan sangat ketakutan?
- Mengapa ruh itu tidak dikenali? Mengapa nama lain malaikat Jibril menurut Waraqah bin Naufal adalah “Namus” (berarti rahasia)?
Informasi lebih lanjut dapat kita lihat pada Hadits Ahmad No. 24768. Rasa frustrasi Muhammad berlanjut dalam proses menerima pewahyuan selanjutnya.
“Kemudian tak lama setelah itu, Waraqah wafat dan wahyu pun terputus hingga Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam merasa sedih. Karena begitu sedihnya, beliau sering pergi di siang hari ke gunung, tatkala sudah sampai di puncak gunung beliau ingin menjatuhkan dirinya darinya. . . . Lalu datanglah Jibril AS (dan menolong) . . . Apabila lama wahyu tidak turun, beliau pergi di siang hari seperti itu.”
Hadits ini memberikan pertanyaan penting selanjutnya.
- Mengapa pewahyuan bisa terputus?
- Mengapa terputus berhubungan dengan wafatnya Waraqah?
- Mengapa proses menerima pewahyuan lengkap sangat membuat frustrasi?
- Mengapa sampai mau bunuh diri berkali-kali? Bukankah bunuh diri terlarang dan bertentangan dengan pewahyuan Allah?
Beberapa ahli menjelaskan bahwa wajar pada awalnya Muhammad takut. Karena ia mengalami pengalaman supranatural yang baru.
Namun mengapa rasa frustrasinya terbawa terus dalam proses? Bukankah Allah adalah sumber damai sejahtera? Sehingga setiap Firman-Nya membawa damai.
Untuk mengerti lebih lanjut, mari kita lihat proses pengenalan akan nama ruh ini.
Pengenalan Muhammad Tentang Nama Jibril
Tidak ada pernyataan tegas dalam Al-Quran kapan Ruh Allah memperkenalkan namanya kepada Muhammad. Teolog Islam juga bersilang pendapat.
Mereka tidak tahu apakah pasti ruh ini malaikat? Kapankah malaikat mendapat sebutan Ruh Qudus dalam Islam? Dan sebaliknya mana ayat yang menyatakan Ruh Allah sebagai Jibril? Ayat yang dimaksud adalah ayat Al-Quran dalam bahasa asli. Yang tanpa tambahan tanda kurung penerjemah. Juga bukan Hadits yang tertulis tahunan setelahnya.
Kenyataannya ada 85 Surah pertama yang turun di Mekah (Surah Makkiyah). Di dalamnya tidak ada satupun yang menyebut nama Jibril.
Ruh mendapat sebutan banyak kata ganti yang berbeda-beda. Misalnya Ruh, Ruh-Nya, ruh Kami, Ruhul Qudus, Ruhul Amin, Syadidul-quwa, malaikat dengan wahyu, dan sebagainya.
Saat di Madinah ada pertanyaan dari berbagai pihak mengenai siapa ruh yang menyatakan diri ini. Muhammad menjawab dengan jujur ia tidak tahu.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Qs 17:85).
Barulah setelah itu muncul nama ruh ini sebagai Jibril. Para ahli sejarah menyimpulkan informasi Muhammad tentang Jibril. Yaitu berasal dari hasil interaksi dengan orang-orang Yahudi di Madinah.
Informasi ini dari malaikat pembawa pesan di Taurat dan Injil. Bernama malaikat Gabriel. Yang telah tercatat ratusan tahun sebelumnya.
Di dalam Al-Quran sendiri hanya memuat tiga ayat tentang Jibril. Dan empat ayat tentang Ruh Qudus dalam Islam. Yaitu Qs. 2:97, 98, 66:4 dengan Qs 2:87, 253; 5:110; 16:102. Jelas dalam semua ayat tersebut, Allah sama sekali tidak mengidentikkan sosok Jibril dengan Ruh Kudus.
Selanjutnya mari kita simak interaksi Muhammad dengan Ruh ini.
Berbagai Interaksi Selanjutnya dengan “Jibril”
Menurut ajaran Islam, roh kudus sama dengan malaikat Jibril. Ada banyak catatan Muhammad tentang Jibril. Banyak interaksi yang menarik dalam Al-Quran dan Hadits.
Namun semua ini menimbulkan berbagai pertanyaan tambahan. Beberapa di antaranya adalah:
- Siapakah sebenarnya Jibril? Mengapa ia berbeda dari golongan malaikat?
“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” (Qs 2:98).
Ayat ini jelas menyatakan perbedaan golongan antara malaikat dengan Jibril. Juga terdapat dalam Quran surah 66:4, 70:4.
Jika demikian siapakah Jibril sebenarnya? Mengapa ia sangat istimewa? Tidak ada penjelasan detail mengenai hal ini dalam Al-Quran dan Hadits.
- Apakah benar Jibril/ Ruh Allah yang tidak terbatas memiliki bentuk?
“. . . (Muhammad) telah melihat Jibril yang memiliki enam ratus sayap” (Hadits Bukhari no.2993).
“. . . Jibril datang dalam bentuk asli, yang raganya tersebut menutup ufuk langit” (Hadits Bukhari no.2996).
- Mengapa Ruh Allah tidak bisa masuk ke rumah yang ada gambar dan binatang?
“. . . Jibril terlambat datang . . . hingga Nabi menunggu sangat lama. lalu Nabi . . . menanyakan sebenarnya apa yang tengah terjadi. Maka Jibril berkata . . . kami tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar dan anjing” (Hadits Bukhari No.5503).
Semua hal ini menimbulkan banyak kebingungan. Bahkan di antara para ahli agama Islam terdapat banyak pertanyaan. Karena itu baik untuk kita bisa tela’ah ruh ini dengan benar.
Bukankah Perlu Menguji Setiap Ruh yang Datang?
Al-Quran menyatakan bahwa setan itu licik. Ia suka menipu (Qs 7:27). Setan juga memberikan banyak godaan kepada hamba Allah (Qs 22:52).
Muhammad sendiri pernah mengalami berbagai ganguan ruh jahat. Contohnya: “Rasulullah pernah disihir hingga seakan-akan beliau telah mendatangi para isterinya, padahal beliau tidak mendatanginya.” (Hadits Bukhari No.5323).
Dalam hal ini Injil menegaskan untuk menguji setiap ruh. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah. Sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia” (Injil, 1 Surat Yohanes 4:1).
Karena itu mari kita lihat bagaimana deskripsi Jibril yang sebenarnya. Dari informasi Kitab Taurat dan Injil yang telah ada ratusan tahun sebelum zaman Muhammad hidup.
Malaikat Gabriel dalam Kitab Allah
Sejarah Yahudi sudah mengenal nama malaikat Gabriel. Bahkan dari seribu tahun sebelum Muhammad. Yaitu dari jaman Nabi Daniel (Taurat, Kitab Nabi Daniel 8:16).
Malaikat Gabriel memperkenalkan nama dan jati dirinya dengan jelas. Tanpa misteri atau kerancuan.
Hal ini juga tercatat pada kitab Injil. “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau . . .” (Injil, Rasul Lukas 1:19).
Selain itu Kitab Allah juga menjelaskan perbedaan antara malaikat dengan Ruh Qudus. Ruh Allah/ Ruh Qudus adalah ruh yang berasal dari Allah untuk menolong manusia. Ia telah ada bersama Allah dari mulanya (Taurat, Kejadian 1:1-2).
Ruh Qudus-lah yang berkuasa untuk membuat mukjizat. Contohnya, istri Zakharia yang mandul, bisa melahirkan Nabi Yahya. Juga perawan Maryam mengandung perwujudan Ruh Allah, yaitu Isa.
Tentu bukan malaikat yang mampu melakukan hal ini. Mungkinkah malaikat dapat berada di dua tempat sekaligus? Apakah “Jibril” mampu berada di dua rahim dan juga menyampaikan pesan kepada orang lain pada saat bersamaan?
Karena itu penjelasan kitab Allah membuat semuanya jelas. Ada beda antara Ruh Allah dan malaikat Gabriel.
Jika demikian apakah berita terpenting yang malaikat Gabriel sampaikan?
Pesan Terutama yang Malaikat Gabriel Sampaikan
Injil menyatakan pesan utama malaikat Gabriel. Yaitu menyatakan Isa Al-Masih sebagai perwujudan Ruh Allah dan Kalimatullah sejati.
Melalui Isa, Allah memberikan jalan agar manusia berdosa memperoleh selamat. Inilah pesan terpenting dari malaikat Gabriel.
“. . . [Malaikat Gabriel menyampaikan] Ia [Maryam] akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus [Isa Al-Masih], karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Injil, Rasul Besar Matius1:21).
Mari mendengarkan pesan utama ini! Jika Anda mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka akan mendapat selamat. Allah akan mengampuni dosa dan membimbing Anda sampai mendapat surga di akhirat.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mengapa Muhammad merasa sangat frustrasi dan terbeban saat menerima pewahyuan?
- Menurut Saudara mengapa nama Jibril tidak ada pada surat-surat Makkiyah?
- Menurut Saudara mengapa Isa Al-Masih menjadi pesan utama malaikat Gabriel?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Pandangan Muslim Terhadap Isa Al-Masih Dan Nabi Islam
- Kalimat Allah – Ekspresi Pribadi Allah Sendiri
- Mukmin Wajib Tahu Siapakah Kalimat Allah
- Pengakuan Al-Quran Dan Hadits Soal Siapa Kalimat Allah
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Billy mengatakan
~
Saya seorang mualaf. Menurut pengalaman dan kajian spiritual saya pribadi. Jibril dan Gabriel (J/G) adalah individu yang sama. Dia malaikat abadi utusan Allah yang bisa muncul di tiap jaman. J/G tidak memperkenalkan namanya kepada Muhammad agar dia mandiri. Tidak seperti nabi-nabi sebelumnya yang merasa punya back up hingga akhirnya jatuh kalah dalam jebakan dosa. Karena ternyata sakti seperti Sulaeman atau Yesus pun tidak cukup mengalahkan kuasa iblis. Kualitas bisa menjadi pemimpin untuk diri sendiri seperti Muhammad lah yang dibutuhkan. Baik di Injil maupun Al-Quran disebutkan Isa Al-Masih akan datang kembali sebelum akhir jaman. Anda pikir untuk apakah dia datang? Untuk menyelesaikan misinya yang belum selesai.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Billy,
Nabi-nabi Allah yang ada dalam KItab terdahulu adalah utusan yang dipilih Allah. Mereka menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sulaiman bukanlah nabi Allah, ia seorang raja. Jika seorang nabi Allah melakukan dosa itu bukan hal yang mustahil, sebab mereka adalah manusia, sekalipun nabi.
Seorang nabi dari Allah akan mendapatkan tugas yang jelas dari Allah sebab Allah berbicara langsung padanya. Dan malaikat Allah pun akan memperkenalkan dirinya sebagai utusan Allah, bukan menyembunyikan siapa dirinya. Jika tidak ada kejelasan atau penegasan langsung tentu ia bukanlah nabi Allah atau malaikat Allah
~
Noni
pencarijawaban mengatakan
~
Nabi Muhammad adalah tetap Nabi Allah. Walaupun tanpa adanya malaikat Jibril. Karena hak menetapkan kenabian dan kemuliaan bukan malaikat Jibril tapi Allah. Logika yang sangat naif sekali ketika melihat Al-Qur’an diturunkan melalui malaikat Jibril lantas disimpulkan bahwa Tanpa Jibril Nabi Muhammad tidak ada apa-apanya.
Allah dapat menurunkan Firman-Nya tanpa malaikat Jibril. Sebagaimana Firman Allah yang diturunkan kepada Musa a.s. Allah juga menurunkan firman-Nya kepada Nabi Muhammad Saw, lewat mimpi. Seperti halnya hadits Qudsi. Dan pada peristiwa Isra Mi’raj, juga tanpa melalui perantara Jibril. Sangat naif sekali menyimpulkan Nabi Muhammad tidak ada apa-apanya tanpa Jibril.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Pencari Jawaban,
Terimakasih. Memang bukanlah JIbril yang menentukan kenabian Muhammad, sebab Nabi Saudara itu sendiri pun punya andil dalam proses tersebut. Seandainya Nabi Saudara tidak meresponi seruan Jibril, bisa jadi memang ceritanya akan berbeda. Dalam hal ini harus diakui bahwa keyakinannya sebagai nabi diyakininya setelah ia menjadi pria dewasa. Namun yang masih menjadi kesulitan bahwa memang tidak ada mujizat layaknya para nabi sebelumnya yang dapat dilakukan oleh Nabi Saudara.
~
Noni
Anissa mengatakan
~
Saya ikut Tuhan Yesus setelah mengetahui kelemahan Al-Quran yang sangat fatal. Setidaknya ada 666 ayat-ayat suci Al-Quran yang diragukan kebenarannya. Saya tidak akan berkomentar banyak. Cukup satu ayat saja. Kenapa Malaikat Jibiril datang memunculkan dirinya di depan Muhammad di dalam Gua Hira yang gelap pada waktu menurunkan wahyu dari Allah dengan paksaan dan mencekik leher Muhammad dan hampir membunuhnya?
Saya yakin dan percaya. Seorang Malaikat Allah tidak akan melakukan perbuatan salah dan jahat seperti itu. Terkecuali itu bukan malaikat dari surga Allah. Bisa saja itu jelmaan Iblis. Karena seperti kita tahu, bahwa setan-setan dan kawanan Iblis pun bisa datang dan menampakkan wujudnya.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Annisa,
Saudara memberikan pertanyaan dan analisis yang patut didiskusikan lebih jauh. Mengapa? Sosok Jibril tidak dikenal pada masa awal mula Muhammad menerima ‘wahyu’ di goa Hira. Kami berharap saudara-saudara di forum ini berpikir kritis mengenai sosok Jibril yang dimaksud Muhammad.
~
Solihin
Gen mengatakan
~
Apabila saudari Anissa berkata bahwa tak mungkin malaikat Tuhan mencekik dan kasar, apalagi Allah sendiri. Lalu siapakah yang bergumul dan mematahkan tulang Yakub? Karena di situ disebut Allah bergumul dengan Yakub bahkan Allah telah dikalahkannya.
Dan di situ wujud Allah berupa malaikat dan tak tahu pula nama Yakub karena dia bertanya dan menanyakan nama Yakub. Dan apabila ayat tersebut hanya sebuah kiasan. Lalu bagaimanakah orang awam membedakan ayat yang kiasan dan yang benar cerita sesungguhnya? Apakah harus jadi ahli agama agar tidak tersesat? Terima kasih.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Gen,
Bila mengacu pada artikel di atas, maka kita tidak tahu siapa sesungguhnya sosok Jibril yang dimaksud. Bagaimana mungkin nabi saudara mengalami ketakutan setiap ia ketemu makhluk gaib itu? Siapakah sesungguhnya makhluk gaib itu? Benarkah itu Jibril?
Barangkali saudara perlu memeriksa literatur-literatur untuk mengetahui hal itu. Sebab artikel di atas telah menyebutkan bahwa nama Jibril diberikan kemudian setelah hijrah ke Madinah. Pertanyaannya, mengapa nabi saudara baru menyebutkan nama itu setelah di Madinah?
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Untuk Gen,
Untuk mengetahui kisah dalam Alkitab, bacalah sesuai konteks. Karena Alkitab tersusun secara sistematik, bukan ayat per ayat seperti Quran. Untuk itu saudara dapat membaca Kejadian 32, sehingga saudara tidak perlu ahli kitab dan tidak tersesat seperti Muhammad yang terkena sihir.
Berbeda dengan Muhammad, karena dia bertemu dengan roh yang menakutkan hingga gemetar dan berkata “selimuti aku!” selimuti aku!” (HR. Bukhari, 3). Muhammad pun tidak tahu roh apa yang ditemuinya itu. Muhammad juga tidak dapat membedakan ayat syaitan atau bukan. Akibatnya Quran tercemar oleh ayat syaitan. Lalu bagaimana membedakan roh itu dari syaitan atau bukan?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Sosok Jibril tidak diketahui jelas pada saat nabi Islam mengalami perjumpaan yang pertama. Sebaliknya, sosok Jibril baru diberi nama setelah nabi Islam hijrah ke Medinah. Tentu ini menjadi pertanyaan besar. Mengapa nama sosok gaib tersebut baru diketahui setelah hijrah ke Medinah? Harap saudara-saudara Muslim di forum ini dapat menelusuri dan menyelidiki mengenai ini.
~
Solihin
Mikho mengatakan
~
Allah SWT berfirman: “Katakanlah (Muhammad), Barang siapa menjadi musuh Jibril maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman” (QS. Al-Baqarah 2:97). Jibril sangat nyata disebutkan dalam Al Quran postingan anda seluruhnya telah terbantahkan.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Mikho,
Saudara perlu mempelajari kronologis Al-Quran. Al-Quran dibagi menjadi dua periode, yaitu Makkiah dan Madaniah. Surah Al-Baqarah muncul pada saat periode di Madinah, bukan di Mekkah. Tetapi di Mekkah, nabi saudara tidak mengetahui siapakah Jibril itu sebelum berjumpa dengan para ahli kitab.
Komentar saudara tidak membantah artikel di atas. Sebab ditinjau dari sudut waktu perkataan yang disampaikan nabi saudara, maka sosok Jibril baru diketahui setelah berjumpa dengan para ahli kitab. Silakan saudara mencermati artikel di atas secara teliti.
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Mikho,
Menurut nabi saudara (QS 2:97) jibril yang menurunkan Quran atas ijin allah Quran. Bukankah syaitan juga dapat menyamar dan berkata dia adalah malaikat yang berasal dari Allah? Lalu bagaimana membedakan antara malaikat dengan syaitan karena nabi saudara mendapatkan wahyu seperti deringan bell dan deringan “bell adalah alat musik syaitan” (HR. Muslim, 2114)?
Juga menggerakkan lidah dan bibirnya, keadaan itu sangat menyiksanya dan gerakan itu menunjukkan bahwa wahyu sedang diturunkan (HR. Bukhari, 60:451). Dan nabi saudara juga tidak dapat membedakan antara wahyu Allah atau bukan karena pernah mematuhi syaitan (QS 22:52). Pernahkan saudara melihat orang kerasukan syaitan?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Kebenaran sebuah penyataan perlu dibuktikan dengan perjumpaan atau menyatakan diri. Allah dalam Alkitab menyatakan diri secara jelas kepada para nabi. Sehingga wahyu yang diberikan dapat dipastikan berasal dari Allah. Tidak demikian dengan nabi Islam. Nabi Islam pun tidak mengetahui siapa yang berkata-kata dengannya pada saat di Gua Hira. Tentu ini perlu dipertanyakan dan ditelusuri lebih lanjut. Terima kasih.
~
Solihin
Muliasman mengatakan
~
Menanggapi soal an-namus dan Jibril. Saya harap pembuat website ini mencari referensi pengetahuan umum. Memang sangat baik anda mengambil referensi dari kitab suci Al-Qur’an dan Hadis shahih. Namun alangkah lebih baiknya anda mencari pula referensi-referensi yang lain tentang sosok an-namus.
Sedangkan kita ketahui bahwa Waraqah ialah imam Nasrani pada masa itu. Tentu Waraqah menyebut an-namus pada Jibril punya landasan ialah karya-karya Waraqah dan guru Waraqah sendiri. Dimana Injil yang diamalkan Waraqah sendiri ialah Injil bahasa Ibrani. Setahu saya Injil yang tersebut dalam Alkitab saja belum lengkap di mana Injil-injil lain pun banyak diklaim palsu oleh ajaran anda saat ini. Mengapa kita tidak menjadikan referensi?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Muliasman,
Adalah janggal bila saudara merujuk pada pengetahuan umum untuk mengetahui Namus. Bukankah hadits telah menjelaskan hal ini? Bukankah seharusnya kita merujuk pada sumber primer, yaitu Al-Quran dan hadits? Mengapa saudara merujuk pada pengetahuan umum? Jika saudara ingin merujuk pada pengetahuan umum, bukankah pengetahuan umum mengacu pada sumber primer tersebut? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
Dengan kata lain, ketika saudara merujuk pada pengetahuan umum, maka ada kegamangan dan ketidakyakinan pada sumber primer, yaitu Al-Quran dan hadits, sehingga masih memerlukan pengetahuan umum. Bukankah demikian?
~
Solihin
Robbie mengatakan
~
To: Staf IDI,
Shalom. Menurut saya adalah tidak tepat memberikan pertanyaan kepada saudara Muslim suatu pertanyaan yang tidak penjelasannya dalam Al Quran karena apapun jawabannya hanyalah sebuah asumsi menurut Staf IDI.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Robbie,
Setiap klaim yang diberikan perlu dibuktikan dari kitab itu sendiri. Itu sebabnya, kami mengajukan pertanyaan mengacu pada Al-Quran agar setiap pendapat yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan, bukan sekedar memberikan klaim semata. Barangkali pertanyaan kami tidak tepat menurut saudara. Kami pun menghargai hal itu. Namun, adalah tepat bila dapat mempertanggungjawabkan setiap pendapat yang diberikan.
~
Solihin
Amanda mengatakan
~
Landasan apa yang menceritakan bahwa Jibril mencekik Nabi Muhammad? Setahu saya, Nabi Muhammad ketakutan dan gemetaran karena melihat wujud malaikat Jibril yang di luar pikiran manusia dan Malaikat Jibril sama sekali tidak menyiksa Nabi Muhammad. Terima kasih.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Amanda,
Perjumpaan nabi Islam dengan Jibril memang merupakan sebuah misteri. Kita mendapatkan gambaran bahwa Nabi Islam begitu ketakutan melihat sosok Jibril. Entah apa yang membuatnya begitu ketakutan. Berbeda dengan nabi-nabi di dalam Alkitab, ketika mereka bertemu dengan malaikat Tuhan selalu memberikan rasa damai.
~
Noni