Umat Islam memperingati hari Idul Adha pada tanggal 10 Bulan Dzulhijjah. Makna Idul Adha (Idul Qurban) selalu berkaitan erat dengan kurban sembelihan.
Persembahan yang diberikan kepada tuhan merupakan makna harfiah dari kurban. Konsep memberikan kurban terdapat pada hampir seluruh agama baik itu Islam, Budha, Hindu, maupun Nasrani. Bagaimana memberi makna Idul Adha secara benar?
Sejarah Singkat Kurban dalam Idul Adha
Menurut ajaran Islam, mimpi Nabi Ibrahim adalah permulaan peringatan Idul Adha. Dalam mimpinya, Allah meminta Nabi Ibrahim untuk mengurbankan anaknya. Ini membuatnya gentar karena harus mengurbankan anak yang dia kasihi.
Karena ketaatan, ia tetap ikhlas mengurbankan anaknya. Namun, tepat sebelum Ibrahim menyembelih anaknya, Allah SWT menukarnya dengan seekor domba. Inilah kemudian yang menjadi sejarah awal Idul Adha.
Mengapa Harus ada Kurban?
Surat Al-A’raf menjelaskan alasan pemberian kurban. “. . . Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia . . .” (Qs 7:179). Ayat itupun menjelaskan bahwa manusia memiliki pancaindra, tetapi tidak dipergunakan.
Bahkan, manusia lebih sesat dari binatang. “. . . Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi” (Qs 7:179). Artinya, karena berdosa, kita layak masuk neraka. Harus ada yang dihukum!
Oleh sebab itu, penyembelihan hewan kurban harus dilakukan sebagai gantinya. HR. Al-Bazzar dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa setiap titisan darah kurban adalah penghapusan dosa manusia.
Bagaimana manusia menghitung jumlah dosanya? Bagaimana seseorang menentukan seberapa banyak korban penghapusan dosanya?
Apakah kita sadar, sesungguhnya kita tidak pernah berhenti berbuat dosa? Bila demikian, apakah Allah sudi menerima kita yang berdosa di tempat-Nya? Bagaimana pendapat Anda? Silakan mengirimkan email kepada staff kami.
Manusia Berdosa Menemui Allah yang Sempurna?
Nasrani juga mempercayai bahwa manusia sejatinya tidak berkenan di hadapan Allah. Mereka meyakini perlu kurban untuk menebus mereka dari dosa. Namun, mereka menyadari pemberian kurban tidak akan pernah sebanding dengan dosa-dosanya.
Injil Rasul Yohanes 3:16 menuliskan bahwa Allah telah mengurbankan Isa Al-Masih agar manusia yang percaya memperoleh hidup kekal. Umat Nasrani mempercayai kejadian tersebut sebagai kematian Isa Al-Masih di kayu salib serta kebangkitan-Nya.
Ini adalah satu-satunya yang berbeda dari kurban lain. Kebangkitan Kurban tersebut menyatakan penebusan sempurna bagi dosa manusia. Kurban lain tidak dapat melakukannya. Satu pengurbanan untuk menebus manusia dari seluruh dosa. Satu kali untuk selamanya.
Iman Membawa Kepada Hidup Kekal
Satu hal yang perlu kita ingat dalam perkataan Rasul Yohanes. Ia mengatakan bahwa yang tidak binasa adalah mereka yang percaya akan kematian Kurban tersebut. Hal ini tidak berbicara tentang kurban yang akan datang, melainkan kurban yang telah diberikan.
Kita sebagai umat-Nya hanya perlu percaya. Maka kita akan mendapatkan keselamatan itu. Maukah Anda beriman akan kabar baik ini? Silakan mengirimkan email kepada staff kami.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana Saudara memaknai Idul Adha dalam hidup Saudara?
- Bagaimana pandangan Saudara mengenai pengurbanan Isa Al-Masih sebagai Kurban penghapus dosa umat manusia?
- Apakah kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih memberi kesan yang mendalam kepada Saudara? Jelaskan alasannya!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Rahasia Ilahi Qurban Idul Adha
- Maksud Dari Hari Raya Qurban Idul Adha
- Tujuan Idul Adha, Anak Ibrahim Ditebus dan Keselamatan
- Pandangan Al-Quran Tentang Kematian Isa Al-Masih
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Jesus Park mengatakan
~
Aku adalah,
Saudara mengaku allah, adakah yang menyembah saudara? Mengapa babi korban hinaan saudara bukan untuk kurban idul adha? Mengapa nabi islam dikasih allah islam menjadi nabi tapi masih berzina?
Soe_Sand,
Jika tujuan saudara untuk berbagi dan membuat damai, adalah suatu amalan yang baik. Saudara bertaqwa terhadap Quran dengan mengikuti Quran, tapi apakah saudara tahu tujuan dan maksud allah islam? “Kami syariatkan penyembelihan (kurban), ‘agar mereka menyebut nama Allah’ atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak” (Qs 22:34). Jadi kurban untuk orang miskin atau tujuan agar mereka bershahadat? Bagaimana menurut saudara? Bolehkan dalam islam beramal pada kafir?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Saudara memberikan pertanyaan yang menarik. Kami berharap saudara-saudara tersebut dapat memikirkan dan merenungkan fakta mengenai kurban Idul Adha. Adakah kurbah Idul Adha merupakan perintah atau sekedar ritual yang dikonsep di kemudian hari? Terima kasih.
~
Solihin
Eisha mengatakan
~
Bila aku tidak terjamin dosaku semua dihapuskan Allah, setidaknya Allah melihat aku sebagai manusia yang setidaknya punya usaha dan kerja keras dalam meraih ampunan-Nya, sebab Allah memberikan akal sehat kepada seluruh manusia, Allah menciptakan manusia hidup di dunia ini untuk diuji agar tahu siapa yang bersungguh-sungguh dan siapa yang berlega-lega. Allah adil, Allah melihat segala hal.
Apa tadi ada komentar juga, Allah Islam menyesatkan? Qur’an memberi banyak bukti, banyak yang terjadi seperti di dalam Al Qur’an. Lalu bagaimana jika Allah Islam benar-benar memberi petunjuk yang lurus bukan menyesatkan? Kita tak luput dari dosa, tapi Allah adil dan maha melihat kesungguhan manusia.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Eisha,
Menarik sekali komentar saudara di atas. Saudara mengajukan pertanyaan “bagaimana jika Allah Islam benar-benar memberi petunjuk”. Tentu pertanyaan demikian memiliki beberapa indikasi. Pertama, saudara meragukan bahwa Allah Islam memberi petunjuk. Kedua, tidak ada bukti bahwa Allah Islam memberi petunjuk. Sebab Al-Quran menyatakan, “Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan” (Qs. 16:93).
Mencermati fakta di atas dan kurban Idul Adha, maka dapatkah kita memastikan bahwa Allah Islam benar-benar memberikan perintah untuk berkurban? Jika tidak ada dasar untuk itu, mengapa hal itu dilakukan? Mohon pencerahan.
~
Solihin
Afandi mengatakan
~
1. Memperingati peristiwa penyembelihan Nabi Isma’il oleh ayahnya, Nabi Ibrahim. Tanda puncaknya rangkaian ritual ibadah Haji ke Mekkah Salat Id. Mengunjungi keluarga dan sanak saudara. Makan besar bersama (seperti rendang, bakso, sate, rawon, gulai kambing, kari kambing, roti canai, semur, nasi kebuli, nasi briyani, dan nasi goreng). Memberi uang kepada anak-anak. Menolong fakir miskin dengan memberikan makanan, uang, daging dan pakaian yaitu dari zakat.
Jadi, maknanya yaitu sesama saudara Muslim maupun umat lain saling memperat tali silaturahmi, membantu orang yang kesusahan, menghindari adanya permusuhan, dan semua itu atas petintah Allah sama halnya memperingati 25 Desember. Maaf kalau salah.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Afandi,
Kami senang membaca komentar saudara di atas. Merajut silaturahmi merupakan salah satu kesukaan kami. Bila kita merujuk pada Al-Quran, memeringati Idul Adha, maka kita tidak menemukan dasar bahwa Allah SWT memerintahkannya. Mengunjungi keluarga, berbagi kepada kaum fakir merupakan sebuah keharusan tanpa menunggu hari raya keagamaan tertentu. Kalau boleh tahu, adakah tertulis dalam Al-Quran perintah untuk melaksanakan Idul Adha?
~
Solihin
Eka mengatakan
~
Saudara Solihin,
Anda berkata bahwa anda tidak lalai dan membangkang perintah Allah. Pertanyaannya:
1. Yoh 8:39, “Jawab mereka kepada-Nya: ‘Bapa kami ialah Abraham.’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham’.” Apa perintah Abraham yang masih anda kerjakan?
2. Bilangan 29:39, “Itulah semuanya yang harus kamu olah bagi TUHAN pada hari-hari rayamu sebagai korban-korban bakaranmu, korban-korban sajianmu, korban-korban curahanmu dan korban-korban keselamatanmu, selain dari korban-korban nazarmu dan korban-korban sukarelamu.” Ada kata “harus” pada ayat di atas, lantas korban apa yang anda olah di hari raya?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Eka,
Saudara memberikan pertanyaan yang menarik. Kami menjawab pertanyaan saudara dengan pertanyaan. Apakah saudara telah membaca keseluruhan ayat-ayat tersebut? Apakah keseluruhan ayat-ayat tersebut berbicara tentang kurban? Apakah inti pekerjaan dari Abraham? Cermati ayat-ayat tersebut dengan teliti sehingga saudara tidak hanya terpaku pada satu ayat saja dan memberikan pertanyaan di luar konteks ayat tersebut.
Isa Al-Masih telah menggenapi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Itu sebabnya, kurban hewan tidak diperlukan lagi sebab Isa Al-Masih telah berkorban untuk manusia agar manusia diselamatkan. Pertanyaannya, apakah dengan berkurban maka saudara pasti masuk sorga? Apa jaminannya dan tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Mohon pencerahan.
~
Solihin
pengamat mengatakan
~
Staff IDI,
Saudara bertanya tentang perintah berkurban dalam Al-Quran silakan baca QS 108:2. Surat al-kautsar ayat 2. Perintah berkurban juga ada dalam kitab Taurat. Yesus tentu sudah membaca kitab Taurat. Menurut saudara apakah Yesus mengabaikan perintah kurban tersebut? Atau saudara tidak tahu karena tidak tertulis secara terus terang dalam Injil saudara? Silakan saudara baca dan pahami lagi Al kitab saudara. Kalau perlu baca juga Injil Barnabas dan Injil Maria.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Pengamat,
Kami menghargai pendapat saudara tersebut. Kami telah membaca Alkitab berulang kali dan telah membaca juga Al-Quran serta Injil Barnabas. Memang Taurat menjelaskan tentang perintah dan tujuan berkurban yang harus dilakukan oleh orang Yahudi, tetapi Allah tidak pernah memerintahkan dan menjelaskan tujuan umat Islam berkurban. Pertanyaannya adalah apa tujuan saudara berkurban? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran tujuan berkurban? Mohon pencerahan.
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
AshGaffr,
Berikut imajinasi saudara, (1) Tidak ada catatan, Ismael dikurbankan, (2) Ismael bukan putra idaman, buktinya ia diusir demi istri dan anak sah yaitu Ishak, (3) islam tidak mengenal tumbal atau saudara tidak mengenal allah saudara, “Yahudi atau Kristen sebagai kurban pengganti muslim” (HR. Muslim, 2767 a)? Orang berdosa untuk orang berdosa?
Eka,
Markus 7:9 sesungguhnya juga untuk muslim, menyembah allah tapi tetap ritual adat istiadat Yahudi, dan masih dipakai muslim hingga sekarang?
Eisha,
Menurut Quran, petunjuk atau sesat (takdir) bukan saudara yang mengusahakannya tapi sesuka allah islam, “Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang, kecuali dengan ijin Allah (Qs 64:11)?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Kami setuju dengan saudara bahwa tidak ada catatan Taurat maupun sejarah yang menjelaskan bahwa Ismail yang dikurbankan, kecuali klaim saudara. Kami berharap saudara-saudara berani berpikir kritis dengan menyelidiki Al-Quran secara kritis.
~
Solihin
pengamat mengatakan
~
Staf IDI,
Tujuan umat Islam berkurban ialah supaya bisa dimakan daging hewan tersebut jadi harus dikurbankan sebagai rasa syukur. Jadi bukan seperti Kristen, kurban hanya sekali di kayu salib. Kurban itu intinya menyembelih binatang tertentu.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Pengamat,
Kami mengetahui bahwa kurban merupakan penyembelihan hewan tertentu. Tetapi kami tidak menekankan hal itu, melainkan tujuan umat Islam berkurban. Bila tujuan umat Islam berkurban hanya untuk bisa memakan daging hewan, maka mengapa harus menggunakan ritual tertentu hingga dirayakan? Bukankah ini bukan sekedar makan daging? Pertanyaannya, bila tujuan kurban untuk makan daging, maka tertulis dimanakah dalam Al-Quran tujuan tersebut? Mohon pencerahan.
~
Solihin
Steve mengatakan
~
Admin mendiskusikan hal yang mereka sendiri tidak yakini.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Steve, terimakasih atas komentar saudara. Kami peduli dan memiliki niat, agar bersama para pengunjung situs untuk bertemu kebenaran. Bolehkah kami tahu, maksud pernyataan “mereka sendiri tidak yakini?”.
Keyakinan yang benar adalah hal penting, bila benar beroleh surga atau sebaliknya, neraka. Nah, agar lebih jelas berkaitan dengan topik artikel, apa yang saudara Steve yakini?
~
Jamal
pengamat mengatakan
~
Staff IDI,
Tujuan umat Islam berkurban adalah untuk menjalankan kehendak Allah (ilah/elohim Islam). Sebab berkurban adalah kehendak Allah. Silakan baca lagi dan pahami Alkitab saudara. Yesuspun berkurban juga di mezbah/altar bait suci dan menjalankan kehendak Allah. Cuma Yesus berkurban (menyembelih domba) tidak tercatat dalam Perjanjian Baru.
Jesus Park mengatakan
~
Pengamat,
Tujuan islam berkurban agar bisa dimakan daging hewan tersebut, tapi tujuan utama islam berkurban adalah agar yang makan “menyebut nama allah islam” (Qs 22:34)?
Steve,
Itu manfaatnya diskusi, saudara bertanya kami menjawab. Takkala kami bertanya saudara seharusnya menjawab, bukan? Tapi dalam diskusi, tidak mungkin mengangguk dan percaya saja. Apalagi yang berhubungan dengan agama. Tentu agama tidak muncul mendadak dalam sejarah manusia. Pasti ada latar belakangnya, mengapa terjadi, apa penyebabnya, dll. Untuk itulah diskusi, harus menggunakan akal sehat dan data dalam menilai kebenaran yang disampaikan. Jadi mari kita diskusi dengan akal dan data bukan imajinasi atau taqiya. Setuju?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Memang menarik mencermati tujuan berkurban di Idul Adha hanya untuk makan daging. Bukankah makan daging dapat dilakukan di hari-hari biasa. Kami berharap saudara-saudara di forum ini memahaminya. Terima kasih.
~
Solihin