“Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” (Injil, Rasul Besar Matius 21:42)
Batu Penjuru dalam ayat ini sama sekali tidak berhubungan dengan Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad) yang ada di salah satu pojok Ka’bah! Batu Hitam dan Batu Penjuru jelas berbeda.
Ka’bah Dalam Al-Quran
Tidak diketahui dengan pasti dari mana asal-usul Batu Hitam yang kini terdapat di bangunan Ka’bah. Menurut tradisi Islam, batu tersebut jatuh dari Surga. Ketika air bah di zaman Nuh melanda, batu itu hilang. Tetapi dikemudian hari ditemukan oleh Ibrahim. Sebagian umat Muslim juga percaya batu itu adalah meteorit.
Sebuah Hadits mengatakan, saat batu hitam itu jatuh dari Firdaus, warnanya lebih putih dari susu. Tetapi kemudian hitam karena dosa keturunan Adam. Menurut sejarah, Batu Hitam pernah dihancurkan oleh tentara-tentara pemberontak Islam hingga berkeping-keping.
Mencium Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad) adalah kerinduan semua Muslim. Nyata jelas kerinduan itu ketika mereka menunaikan ibadah haji. Mereka berlomba bahkan rela saling dorong agar dapat mencium, atau paling tidak menyentuhnya. Sementara di sisi lain, Islam sangat melarang pemujaan berhala.
Apakah Batu Hitam atau Isa Al-Masih Merupakan “Batu Penjuru”?
Injil, Rasul Besar Matius 21:42 bicara tentang “Batu Penjuru”. Seorang teman Muslim yang mengunjungi situs ini, memberi komentar mengenai “Batu Penjuru”. Menurutnya, “Batu Hitam dan Batu Penjuru” adalah sama (al-Hajr al-Aswad), sehingga ayat ini menjadi bukti bahwa Injil-pun bicara tentang Ka’bah.
Jelas “Batu Penjuru” yang disebut pada ayat di atas tidak sama dengan Batu Hitam yang terdapat di Ka’bah. Batu Penjuru yang terdapat dalam Injil merujuk pada Isa Al-Masih. Dia telah menjadi Batu Penjuru yang dibuang (ditolak) dan dihancurkan (disiksa) oleh orang-orang yang menolak-Nya. “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan–yaitu kamu sendiri–, namun ia telah menjadi batu penjuru” (Injil, Surat Para Rasul 4:11)
Melalui kehancuran-Nya (penyaliban-Nya) disediakan jalan untuk menghilangkan dosa manusia. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21).
Keselamatan oleh Batu Penjuru (Isa Al-Masih)
Jutaan umat manusia berlomba mencium Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad). Sayangnya, batu hitam itu tidak dapat memberi keselamatan dan hidup kekal bagi mereka. Jelas, Batu Hitam dan Batu Penjuru berbeda. Hanya Sang Batu Penjuru, yaitu Isa Al-Masih, yang dapat memberi pelepasan dari dosa.
Apakah saudara seorang Muslim yang benar-benar rindu untuk mencium batu hitam? Saudara tidak perlu pergi ke Mekah dan menghabiskan banyak dana untuk menghilangkan dosa. Datanglah pada Isa Al-Masih. Mintalah supaya darah-Nya yang kudus dapat memutihkan kembali hati saudara yang hitam karena dosa. Mujizat pembersihan hati ini tidak dapat dihasilkan dengan mencium Batu Hitam.
“. . . .firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Kitab Nabi Besar Yesaya 1:18).
Lihat artikel ini dalam bentuk video
[Staff Isa dan Islam – Rindukah saudara dibersihkan dari dosa? Artikel tentang Keselamatan dalam Isa Al-Masih dapat membantu saudara mendapatkannya.]
zahra mengatakan
*
Terimakasih staf IDI.
Ya, Isa-lah Sang Batu Penjuru. Dia-lah yang turun ke dunia, yang tak pernah dibatasi oleh agama. Keilahian-Nya bahkan menyatukan agama-agama dalam kasih persaudaraan.
Dalam agama Hindu, Sloka 9:11 tertulis: “Orang bodoh mengejek diriku bila AKU menurun dalam bentuk diri manusia karena mereka tidak mengerti bentuk rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.”.
Nubuat tentang Dia juga sudah ada dalam kitab sastra kuno India: Bhavisya Purana, 3000 tahun sebelum kedatangan-Nya.
Terimalah pengetahuan dari Isa, itulah jalan yang lurus, jalan yang ditunjukkan Allah dalam Qs 43:61.
staff mengatakan
~
Saudara Zahra,
Terimakasih atas komentar yang sudah saudara berikan. Semoga dapat menjadi pencerahan bagi setiap orang yang membacanya.
~
SO
staff mengatakan
*
Saudara Zahra,
Kami sangat berterimakasih untuk kutipan dari kitab Hindu. Kiranya ini menjadi sebuah masukan berharga bagi pengunjung situs ini untuk memahami dan mengenal Isa Al-Masih dengan benar.
~
Solihin
jagona mengatakan
*
Hajar Aswad (batu hitam) adalah meteorit (asteroid) yang sengaja dikirim/dijatuhkan Allah dalam menunjukan tempat yang tepat untuk membangun Ka’bah. Tempat itu adalah Kutub Utara Bumi sebelum terjadinya peristiwa tofan/banjir Nuh.
Meteorit itu bukan dari surga, tetapi meteorit yang melayang diantara Jupiter dan Saturnus, tentu saja warnanya hitam karena terbakar pada saat memasuki orbit Bumi.
staff mengatakan
~
Banyak pendapat yang diberikan oleh orang Islam tentang asal-usul dari Batu Hitam (Hajar Aswat). Namun satu hal yang pasti, dari manapun batu itu berasal, dia tidak dapat memberi keselamatan sorgawi bagi mereka yang menyentuh maupun menciumnya.
Hanya ada satu jalan keselamatan. Yaitu melalui Isa Al-Masih. “Isa bersabda: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Isa Al-Masih adalah sang “Jalan”. Melalui Dia orang dapat belajar mengenai “Kebenaran” tentang Allah dan menemukan “Hidup Kekal” bersama Allah.
~
SO
staff mengatakan
*
Saudara Jagona,
Kami senang saudara membaca sejarah batu hitam sehingga saudara mengetahui bahwa itu adalah meteor, bukan batu dari sorga yang dipahami Muslim pada umumnya. Namun, bila saudara menganggap bahwa batu itu dijatuhkan untuk menunjukkan lokasi Ka’bah, maka nampaknya saudara terlalu berlebihan dalam berpendapat atau menafsirkan.
Fenomena alam tidak dapat ditafsirkan berlebihan. Sebab hal itu kejadian alam yang tidak diduga siapapun. Menafsirkannya secara berlebihan dapat menimbulkan pengkultasan. Kami berharap saudara tidak sedang mengkultuskan batu tersebut. Pertanyaannya adalah mengapa batu hitam tersebut menjadi titik tolak (kiblat) umat Islam beribadah? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin
aira mengatakan
*
Wah, ini teori baru tentang warna batu Hajar Aswad ya? Sejujurnya saya khawatir anda sedang mengingkari sabda Muhammad, tentang warna mula-mula batu Hajar Aswad.
Alkisah Muhammad bersabda bahwa batu tersebut mula-mula berwarna putih, namun Hajar Aswad menjadi hitam karena dosa manusia.
Bagaimana Anda mempertanggung-jawabkan pengingkaran anda terhadap sabda Muhammad?
staff mengatakan
~
Kelihatan ada beberapa pandangan bagaimana batu Hajar Aswad menjadi hitam. Ada yang mengatakan karena dosa manusia. Dan juga ada yang berpendapat, hitam karena terbakar saat memasuki orbit bumi.
Sebenarnya, apakah yang membuat batu tersebut hitam? Dan benarkah ada hubungannya dengan dosa manusia?.
Semoga dengan hikmat dari Allah, kita dapat mengetahui rahasia di balik Hajar Aswad tersebut.
~
SO
staff mengatakan
*
Saudara Aira,
Anggapan bahwa batu tersebut menjadi hitam karena dosa manusia pun tidak memiliki alasan yang jelas dan mendasar. Sebab apa hubungan batu menjadi hitam dengan dosa manusia? Mengapa tiba-tiba batu menjadi ‘kambing hitam’ dari dosa manusia?
Kami kira pendapat yang baik adalah pendapat yang memiliki dasar dan dalil yang jelas sehingga pendapat itu dapat dipertanggungjawabkan. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
joni gundul mengatakan
*
Ada yang mengatakan kalau Batu Hitam di Mekah itu peninggalan kerajaan Hindu.
Benarkah?
staff mengatakan
~
Saudara Joni,
Untuk pertanyaan saudara di atas, kami belum bisa menjawabnya. Sebab kami sendiri baru mendengar informasi tersebut. Dapatkah saudara Joni memberitahu kami darimana saudara mendapat informasi tersebut?
Tentang Batu Hitam, saudara dapat membaca artikel kami yang membahas Batu Hitam di url ini: http://tinyurl.com/6qsb6d6.
~
SO
staff mengatakan
*
Saudara Joni,
Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal usul batu hitam. Namun, artikel di atas telah menjelaskan pendapat Muslim mengenai batu hitam tersebut. Bila kita mengkaji lebih lanjut, maka batu hitam telah dijadikan sebagai tolok ukur sah atau tidak sahnya ibadah seorang Muslim. Dengan demikian, batu hitam telah menjadi penentu ibadah seorang Muslim.
Pertanyaannya adalah mengapa batu hitam yang dijadikan kiblat sah atau tidak sahnya sholat Muslim? Kiranya ini menjadi bahan perenungan bersama.
~
Solihin
kiddytoys mengatakan
*
Benar sekali, hanya “Batu Penjuru” lah yang dapat memberi manusia keselamatan.
staff mengatakan
~
Isa Al-Masih, Sang “Batu Penjuru” berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24).
Seseorang yang percaya kepada-Nya dan menerima Dia sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat, niscaya dia akan memperoleh hidup kekal dan terhindar dari siksa api neraka.
~
SO
staff mengatakan
*
Saudara Kiddy,
Batu Penjuru adalah Isa Al-Masih. Isa Al-Masih memetaforakan diri-Nya sebagai batu penjuru karena Dia adalah penyelamat manusia dari dosa. Kami berharap semua orang akan datang pada Batu Penjuru tersebut yaitu Isa Al-Masih.
~
Solihin
domba nyasar mengatakan
*
Hebat sekali, kalau Yesus yang dikatakan orang Kristen adalah Tuhan, sekarang semakin dihujat dengan menurunkan derajat Yesus jadi benda mati (Batu-Penjuru).
Apa anda bisa menyangkal kalau pusat bumi yang kita huni ini adalah Ka’bah?.
staff mengatakan
~
Saudara Domba Nyasar,
Yang dimaksud dengan “Batu Penjuru” di atas bukanlah “batu” seperti yang ada di pikiran saudara. “Batu Penjuru”di sini mempunyai arti kiasan. Yesus disebut sebagai “Batu Penjuru”.
Pada zaman dahulu batu penjuru sama dengan batu pondasi. Seseorang yang ingin membangun rumah, harus terlebih dahulu meletakkan batu pondasi/batu penjuru. Sia-sialah orang yang membangun rumah tanpa adanya batu penjuru/pondasi.
Demikian halnya bagi orang Kristen. Seorang Kristen yang benar-benar telah bertobat, harus menerima Isa Al-Masih sebagai “Batu Penjuru” dalam hidupnya. Di mana imannya dibangun di atas “Batu Penjuru”.
Benarkah pusat bumi adalah Ka’bah? Ini sungguh informasi yang baru kami dengar. Dapatkah saudara mencantumkan sumber dari mana saudara mendapat pengetahuan tersebut?.
~
SO
staff mengatakan
~
Saudara Domba,
Muslim menjadikan Ka’bah sebagai pusat ibadah, bukan pusat bumi. Padahal Ka’bah adalah benda mati. Bila benda mati dijadikan pusat ibadah, maka ini adalah musyirik, bukan? Alangkah lebih baik bila Allah yang dijadikan pusat ibadah. Menjadi pertanyaan adalah mengapa sah atau tidak sahnya ibadah Muslim ditentukan arah ke Ka’bah?
Sesungguhnya Isa Al-Masih adalah pusat penyembahan manusia. Sebab Dia telah menyelamatkan manusia dari dosa. Dia telah “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Mengapa saudara tidak menyembah Pribadi yang menyelamatkan manusia? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
saykoseng mengatakan
*
“Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita” (Injil, Rasul Besar Matius 21:42).
Ayatnya masih berlanjut, biar tidak rancu. “Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu” (Injil, Rasul Besar Matius 21:43). Jelas sekali bahwa kerajaan Allah akan di berikan kepada bangsa yang suka berniaga, bukan lagi Yahudi.
Batu penjuru? Dialah Muhammad, yang sudah menjadi batu penjuru bagi dunia. Kesesuaian ayat di atas dengan sabda Nabi Muhammad. ”aku dibandingkan dengan nabi-nabi sebelumku dalam mendakwahkan agama Allah adalah seperti sebuah bangunan di mana di sudutnya ada satu batu bata yang kosong, maka akulah yang menggenapinya.”
staff mengatakan
~
Saudara Saykoseng,
Terimakasih sudah melengkapi ayat di atas. Namun, kami tidak melihat ada kerancuan walaupun kedua ayat tersebut dipisah.
Mengenai tanggapan saudara di atas, mengatakan bahwa Kerajaan Allah akan diberikan kepada bangsa yang suka berniaga, dapatkah saudara menjelaskan bangsa apakah itu?.
Pada ayat di atas, Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Kerajaan Allah akan diberikan kepada bangsa yang menghasilkan buah kerajaan. Apakah itu buah “buah kerajaan”? Yang dimaksud “buah kerajaan” adalah buah-buah roh. “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Injil, Surat Galatia 5:22-23).
Itulah sebabnya Isa Al-Masih berkata, Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 18:36).
~
SO
staff mengatakan
~
Saudara Saykoseng,
Adalah hak saudara membuat klaim demikian. Bila nabi saudara adalah batu penjuru, maka seyogianya nabi saudara adalah penyelamat manusia. Namun, Al-Quran menjelaskan sebaliknya. Nabi saudara berkata, “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan” (Qs 46:9).
Dengan demikian, nabi saudara bukan batu penjuru karena ia tidak tahu keselamatannya di akhirat. Bahkan berdasarkan ayat di atas, nabi saudara hanya pemberi peringatan, bukan nabi, apalagi batu penjuru. Bukankah demikian, saudara?
~
Solihin
bima mengatakan
*
Anda mengatakan Islam menyembah batu untuk mensucikan diri, saya juga bisa mengatakan orang Kristen menyembah patung.
Pembersihan hati tidak bisa dengan menciun batu. Begitu pula dengam menyembah patung dan bernyanyi-nyanyi.
Maaf saya menyinggung perasaan anda, tapi inilah ucapan yang dikatakan orang awam. Sama seperti yang saya lihat ketika melihat artikel anda. Saya Muslim yang tinggal dengan saudara Kristen dan tidak pernah ada masalah. Saya berkunjung ke gereja untuk main dan begitu pula dengan saudara saya. Saya harap anda dalam membuat artikel ke depannya melihat dari beberapa sudut, jangan hanya dari sudut agama anda.
staff mengatakan
~
Saudara Bima,
Artikel di atas tidak ada yang salah. Apakah saudara ingin menyangkal bahwa orang-orang yang naik haji tidak mencium Batu Hitam yang terdapat di tengah-tengah Ka’bah? Dapatkah saudara menjelaskan apa tujuan mereka lakukan hal tersebut? Mengapa orang-orang yang naik haji berlomba-lomba mencium Batu Hitam bahkan hingga rela sampai terinjak-injak?
Kami setuju mencium batu tidak dapat membersihkan hati. Tetapi saudara juga harus jujur pada kenyataan yang ada, bahwa orang Islam berlomba-lomba mencium Batu Hitam.
Orang Kristen ke gereja bukan untuk menyembah patung. Kami tidak pernah menyembah patung, baik di gereja maupun di luar gereja. Orang Kristen ke gereja untuk berkumpul bersama-sama saudara-saudara yang seiman, memuji Allah dan beryukur atas anugerah yang telah Allah berikan. Itulah tujuan orang Kristen ke gereja.
~
SO
frans mengatakan
*
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, sepertinya percuma apabila membicarakan perumpamaan kepada orang yang hanya diajarkan mementingkan peribadahan secara lahiriah. Selalu mementingkan wujud/bentuk. Sama seperti orang-orang farisi yang selalu meminta tanda-tanda dan tanda tanpa mengenal terlebih dulu iman dalam hati mereka.
Dan untuk saudara yang berkomentar di atas saya, juga lagi-lagi hanya berpandangan secara jasmani bahwa di gereja hanya menyanyi + menyembah patung saja. Tidak ada penyembahan patung di gereja, dan tidak ada yang mencium patung bercelana pendek di gereja untuk memperoleh hati bersih.
Anda boleh tanyakan hal itu pada semua umat Kristen yang anda temui, dan jawaban yang akan anda terima adalah sama yaitu “Kami ke gereja untuk memuji dan bersyukur pada Tuhan.”
staff mengatakan
~
Saudara Frans,
Pendapat bahwa orang Kristen menyembah patung dapat dimaklumi karena saudara-saudara Muslim hanya mendengar, tetapi tidak pernah melihat ibadah umat Kristen sesungguhnya. Sesungguhnya umat Kristen mengarahkan penyembahan kepada Isa Al-Masih, bukan kepada patung. Isa Al-Masih yang telah menyelamatkan manusia dari dosa. Bukankah sepatutnya manusia menyembah-Nya?
~
Solihin
azriady mengatakan
*
Menurut pendapat aku sendiri, batu dalam bahasa Arab adalah Hajar. Siti Hajar ibu dari Ismail yang terusir menjadi batu yang terbuang, tukang bangunan berarti pendiri kerajaan atau pemuka agama. Siti Hajar dan keturunannya dianggap tidak ada, Ismail dianggap bukan keturunan Ibrahim.
Mengatakan Ishak adalah anak tunggal Ibrahim, orang yang berkata seperti itu adalah para pemuka agama Yahudi atau disebut para tukang bangunan. Namun ajaibnya keturunan Ismail yang terbuang itu menjadi besar dan terkenal, menjadi kiblat atau batu penjuru. Kerajaan atau agama Allah akan diambil dari tangan Yahudi dan diberikan kepada bangsa yang yang membuahkan hasil dari agama tersebut. Yaitu Islam yang didirikan oleh keturunan Ismail yang terbuang itu. Sungguh ajaib kan?
staff mengatakan
~
Saudara Azriady, memang sungguh hebat daya nalar saudara dalam mengartikan kata-kata dalam kitab suci. Walau terlihat sangat memaksakan sekali untuk menghubungkan kata-kata dalam Injil dengan agama Islam.
Perhatikan, kami ingin memberi penjelasan sekali lagi kepada saudara mengenai “batu yang dibuang oleh tukang bangunan” terdapat dalam Injil. Walau sebenarnya pada artikel di atas sudah dijelaskan secara rinci, tapi sepertinya saudara masih kurang memahaminya.
Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” (Injil, Rasul Besar Matius 21:42) Batu yang dibuang pada ayat ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Siti Hajar ibunya Ismael.
Batu Penjuru atau Batu Terbuang yang terdapat dalam Injil merujuk pada Isa Al-Masih. Dia telah menjadi Batu Penjuru yang dibuang (ditolak) dan dihancurkan (disiksa) oleh orang-orang yang menolak-Nya. “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan–yaitu kamu sendiri–, namun ia telah menjadi batu penjuru” (Injil, Surat Para Rasul 4:11)
Melalui kehancuran-Nya (penyaliban-Nya) disediakan jalan untuk menghilangkan dosa manusia. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21).
Tukang-tukang bangunan di sini adalah orang-orang yang menolak Yesus. Orang-orang yang ingin menyalibkan Dia. Jadi bukan pendiri kerajaan atau pemuka agama. Jadi, Batu Penjuru atau Batu Terbuang tidak ada hubungannya dengan Ismael atau agama Islam!
~
SO