Umumnya setiap orang di dunia mengharapkan toleransi di antara sesama. Terlebih toleransi antara umat beragama. Bila hal ini terjadi, maka kita akan dapat melihat lebih banyak kedamaian daripada perang.
Bagaimana dengan agama Islam dan Kristen? Apakah Kristen dan Islam mengajarkan toleransi? Ajaran mana layak diikuti?
Orang Menuduh Intoleransi Islam
Akhir-akhir ini orang di seluruh dunia menuduh Islam intoleran. Umat Islam merasa tuduhan ini tidak adil. Sebab banyak Muslim yang sangat toleran, baik hati, dan cinta damai.
Walaupun tidak setuju dengan tuduhan ini, kami bisa mengerti mengapa orang menuduh Islam tidak toleran akhir-akhir ini. Pertama, walaupun Indonesia termasuk negara Islam yang lebih toleran, hampir 1.000 gereja di Indonesia dalam 11 tahun terakhir ditutup secara paksa. Dan banyak lagi yang tidak mendapat ijin pembangunan.
Kedua, hampir setiap hari ada teroris yang bunuh diri dan membunuh orang lain dalam nama agama. Pantaskah agama mayoritas ini mendapat tuduhan tentang intoleransi ini? Silakan menjawab melalui email ini.
Apakah Islam Mengajarkan Toleransi?
Menurut Ustadz Farid Ahmad Okbah, Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi sifat toleran. Dia berkata, “. . . kita punya agama kita laksanakan, kalian punya agama silakan laksanakan agama kalian.”
Mukmin sering mengutip ayat, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) . . .” (Qs 2:256) untuk menunjukkan toleransi dalam agama Islam. Penulis sangat setuju dengan pernyataan itu. Sayangnya, banyak orang beragama lebih setuju dengan ayat-ayat tentang kekerasan, seperti Qs 2:191; 9:5, 29, 123.
Memang ada ajaran toleransi dalam Islam. Tapi, adakah ajaran lain disamping toleransi yang lebih layak diikuti?
Isa Al-Masih Mengajar Kasih Daripada Toleransi
Isa Al-Masih tidak menekankan toleransi. Ia lebih berfokus kepada kasih. Kasih lebih baik daripada toleransi. Dengan sikap toleransi, seseorang dapat mengabaikan orang lain. Tapi dalam kasih, seseorang benar-benar perduli tentang orang lain.
Isa Al-Masih mengajarkan, “. . . Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39). Suatu hari Isa menceritakan satu perumpamaan tentang seorang dari suku Samaria yang mengasihi orang Yahudi. Orang Yahudi itu babak belur karena dirampok dan orang Samaria itu menolongnya. Ingat, di zaman itu, orang Yahudi dan orang Samaria saling membenci.
Isa mengajarkan kita harus mengasihi semua orang, termasuk musuh. Tidak boleh membenci siapapun. Sebagai pengikut Isa, kami mengasihi setiap manusia sehingga ingin mereka selamat dari hukuman dosa dan neraka.
Isa mengasihi Anda hingga Ia rela wafat guna mengampuni dosa Anda. Ia sudah menunjukkan kasih-Nya dengan menanggung dosa Anda, agar Anda bisa bebas dari perhambaan dosa dan hukuman neraka akibat dosa. Silakan mengemail kami jika Anda ingin menghindari hukuman neraka.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Islam sering dituduh tidak toleran akhir-akhir ini? Apakah itu adil?
- Menurut Saudara, apakah Islam lebih sering mengajar toleransi atau kekerasan? Jelaskan!
- Mengapa Isa lebih fokus kepada kasih dan bukan toleransi? Yang mana lebih penting dalam hidup kita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Apakah Agama Islam Mengajarkan Toleransi dan Menjunjung Perbedaan?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Muslim, Warga Negara Yang Bertoleransi
- Pembangunan Masjid Di Kota New York
- Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya
- Mengapa Isa Al-Masih Menentang Pembakaran Al-Quran
- Jihad Islam Atau Kasih Isa Al-Masih?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Kaleb
Jesus Park mengatakan
~
Dahulu Indonesia dikenal ramah itu benar. Mereka mayoritas beragama Islam tetapi tidak mengenal Islam. Setelah jaman pembangunan, banyak korupsi hingga banyak kemiskinan. Mulailah merantau menjadi TKW termasuk ke Timur Tengah, di sanalah mereka mengenal Islam dan dibawa ke Indonesia.
Budaya Indonesia (sanggul ibu Kartini menjadi jilbab) mulai terkikis dengan masuknya budaya Arab dan syariat Islam. Dan menjadi masalah mengungkapkan kebenaran makin sulit dengan alasan menghina. Jika pernyataan benar mengapa dianggap menghina. Penyebanya adalah Al-Quran tidak mengajarkan kasih Allah, hanya mitos dari ulama bahwa Islam agama damai. Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa (Qs 42:40).
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Proses Arabisasi sangat terasa pada saat ini dibandingkan pada masa lalu. Pada masa lalu identitas kebangsaan masih dijaga dan terjaga. Tetapi saat ini Muslim Indonesia lebih mengagungkan Arab. Kami berharap perubahan ini tidak menjadikan masyarakat Indonesia tidak toleran, melainkan semakin meningkatkan toleransi di tengah-tengah keanekaragaman Indonesia. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
Langit mengatakan
~
1. Tidak adil, karena Islam sejatinya adalah agama yang sangat menjunjung toleransi.
2. Jelas toleransi lebih diajarkan di dalam Islam.
3. Menurut agama Islam, Isa adalah seorang nabi, bukan Tuhan.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Langit,
1. Jika Islam menjunjung tinggi toleransi, mengapa rumah ibadah non-Islam yang ditutup? Bukankah itu menandakan Islam tidak mengajarkan toleransi? Apakah saudara pernah membaca Al-Quran (Qs 8:12)?
2. Apa bukti bahwa Islam mengajarkan toleransi? Kami telah membuktikan bahwa Islam tidak mengajarkan toleransi melalui ayat Al-Quran (Qs 8:12). Silakan buktikan kepada kami.
3. Tepat sekali bahwa Isa Al-Masih adalah nabi menurut Islam. Tetapi apakah Muslim pernah membaca Al-Quran secara menyeluruh untuk mengetahui riwayat Isa Al-Masih sesungguhnya? Mengapa? Dapatkah saudara menjelaskan?
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Langit,
Sebaiknya saudara membuktikan islam agama toleransi. Bukankah semakin muslim mempelajari islam semakin mereka kehilangan toleransi itu. Dalam Quran, mengapa allah saudara memerintah agar jangan berdamai dengan siapa saja setelah Islam menjadi kuat (QS 47:35)?
Mengapa allah Islam menghina umat lain karena tidak mau mengikuti nabi saudara (QS 8:55)? Jika kita melihat wahyu ini saja sudah mengajarkan kebencian, bagaimana mungkin toleransi dapat terlaksana bagi umat Muslim? Bahkan nabi saudara mengajak umat muslim agar tidak mengucapkan salam kepada Yahudi dan Kristen dan jika bertemu di jalan, maka paksakan mereka ke bagian yang sempit.” (HR. Muslim, 2167). Islam seperti teori bigbang?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Pradjanto,
Tepat sekali yang disampaikan oleh saudara bahwa tidak mungkin ada toleransi jika Allah SWT telah melaknat orang yang tidak menerima nabi Islam. Tentu hal ini janggal. Menyebut dirinya adalah toleran, tetapi menghukum orang yang tidak percaya pada nabi Islam. Harap saudara-saudara di forum ini menggunakan logika yang sehat.
~
Solihin
Ogi mengatakan
~
Boleh tidak agama kita biar jadi rahasia kita sama Tuhan, tidak usah ikut campur urusan kepercayaan orang lain. Masalahnya sekarang sudah semakin parah. Saya sebagai minoritas sangat kecewa ketika salah satu dewa dalam agama Hindu seperti Hanuman dipakai bahan bercandaan [misal: muka anda seperti Hanuman, spesies hanuman jenis apakah anda, dll] dan bahkan saya sesekali melihat itu di acara TV. Tapi sekarang coba dibalik, seperti kasus Ahok, padahal Ahok cuma bicara sedikit, itupun tidak menghina, Ahok langsung dituduh menista agama. Kami sebagai minoritas sangat menghargai mayoritas tapi apakah mayoritas menghargai keberadaan kami sebagai bagian dari Indonesia, bagian dari Pancasila?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Ogi,
Memang amat disayangkan bahwa agama seringkali dijadikan sebagai alat untuk membenci, bukan mengasihi sesama. Bila agama dipolitisasi, maka yang terjadi adalah kekacauan, bukan kedamaian. Seyogianya agama menuntun seseorang kepada kebenaran. Siapakah kebenaran itu? Dia adalah Isa Al-Masih yang telah menyelamatkan manusia dari neraka. Tidak ada kebenaran selain Isa Al-Masih. Sebab Isa Al-Masih berfirman, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Pertanyaannya, apakah kita mau mengenal dan mempelajari Isa Al-Masih dari Injil?
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Ogi,
Memang, sementara Pancasila masih menjadi kekuatan dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Tapi kebencian, permusuhan menjadi dalang yang menganggu persatuan. Lalu apakah kita diam saja dan membiarkan kebencian dan permusuhan itu berkembang? Sebagai anak bangsa, wajib menjaga dasar negara dari bahaya internal.
Mengapa hanya muslim yang mudah tersinggung dibanding dengan umat lain? Karena Quran mengajarkan kebencian dan permusuhan (Qs 5:14). Itu sebabnya muslim selalu berusaha promosi agamanya adalah agama damai, tapi muslim tidak dapat melakukannya karena banyak ajarannya yang tidak sesuai dengan perdamaian, contoh lain kebencian kepada keluarga yang murtad (Qs 9:23). Apa pendapat saudara?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Kami senang pendiri bangsa ini telah membuat filosofi negara yang baik sekali seperti Pancasila. Pancasila amat sesuai dengan ajaran Isa Al-Masih. Itu sebabnya, kita perlu membandingkan ajaran Pancasila dengan ajaran Al-Quran. Terima kasih.
~
Solihin
Alfian mengatakan
~
Saya tahu ini web mencari kesalahan tentang Islam. Saya agnostic. Kesimpulan anda ini sangat melenceng jauh sekali. Islam setahu saya sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaan/toleransi. Sifat orang tidak diukur dari sebuah agama, tapi sifat diri sendiri. Web anda sangatlah memojokan Islam bahwa agama anda sangatlah benar dan Islam itu salah.
Bahwa pengikut Kristus sangat taat, tapi sebagai orang. Mari sini ke kota saya, kak. Alkohol dilarangkan di agama kakak, bukan?Di sini banyak Kristen minum-minum tersebut. Saya kasih tahu sifat orang itu berbeda-beda diukur dari sifat diri sendiri bukan dari sebuah agama. Jadi, saya tahu sifat kakak itu seperti apa menurut agama kakak.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Alfian,
Kami dapat memahami pendapat saudara berkenaan dengan hal ini. Seringkali tidak mudah menerima fakta yang ada. Kami tidak memojokkan Islam. Bila saudara menemukan kalimat yang memojokkan Islam, maka saudara dapat memberitahukan kepada kami. Tetapi bila hal itu adalah fakta dan kenyataannya, maka saudara pun perlu memberitahukan kepada kami sehingga hal ini menjadi jelas bagi semua orang di forum ini.
Saudara Alfian, Isa Al-Masih adalah pribadi paling toleran. Isa Al-Masih tidak memaksa siapapun untuk percaya pada-Nya. Bukankah ini bentuk toleransi yang tepat? Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara pernah membaca riwayat Isa Al-Masih dari Injil sebelumnya? Bagaimana saudara?
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Alfian,
Saudara benar, tingkah laku orang belum tentu mencerminkan agamanya. Jadi jangan salahkan ajarannya karena kesalahan umatnya. Saudara pasti setuju, bukan? Jika ada orang mengaku Kristen tapi melanggar ajaran Alkitab seperti mabuk maka yang salah bukan ajaran Alkitab, pasti saudara setuju.
Begitu juga dengan Islam. Jika ada Muslim yang merampok, apakah yang disalahkan Quran? Tentu muslim itu tidak bisa disalahkan karena Quran membolehkan merampok (Qs 59:7). Apakah dengan demikian maka kami memojokkan Islam? Tentu tidak, bukan? Karena kami dasarnya adalah Quran bukan imajinasi kami. Apakah saudara terpojok? Salahkan Quran saudara jika demikian. Bagaimana menurut saudara?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Saudara memberikan pernyataan yang baik sekali dan logis. Kitab suci menjadi acuan dalam bertingkah laku. Jika pengikutnya tidak melaksanakan, maka tepat sekali untuk tidak menyalahkan kitab suci. Itu sebabnya, membaca kitab suci akan menolong setiap orang mengetahui ajaran kitab suci itu sendiri, apakah kitab suci mengajarkan untuk toleransi atau sebaliknya. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin