Batu Hitam, al-Hajr al-Aswad, adalah peninggalan pusaka orang Islam. Menurut tradisi, batu ini peninggalan sejak zaman Adam dan Hawa. Batu ini terletak di pojok Timur Ka’bah, yaitu bangunan batu tua berbentuk kubik di Mekah.
Apakah Batu Hitam itu? Mengapa begitu penting bagi orang Islam? Jawabannya terdapat pada tradisi kuno.
Tradisi Islam dan Batu Hitam
Menurut tradisi Islam, Batu ini jatuh dari Surga. Tujuannya, menunjukkan kepada Adam dan Hawa tempat untuk membangun altar, yaitu altar pertama di bumi. Batu ini semula berwarna putih.
Menurut Hadits: “(Batu) ini jatuh dari Firdaus lebih putih dari susu, namun dosa dari keturunan Adam membuatnya menjadi hitam”. Tradisi Islam mengatakan, ketika air bah melanda dan Nuh serta keluarganya memasuki Bahtera, Batu ini hilang. Di kemudian hari, tradisi mengklaim bahwa Abraham menemukan Batu Hitam ini. Dia meminta Ismail, anak yang dinyatakan orang Islam sebagai leluhur Muhammad, untuk membangun Ka’bah. Ismail menempatkan Batu ini di pojok sebelah Timur Ka’bah.
Batu Hitam bila bukan batu basal, sejenis batu akik, adalah merupakan kaca alamiah, yaitu batu bintang.
Batu Hitam Ziarah Umat Muslim
Batu Hitam yang ada sekarang sudah dipoles licin. Batu ini terdiri dari berbagai keping yang disatukan dalam bingkai perak. Ini karena pada sejarah Islam mula-mula, satu pemberontak balatentara Islam memecahkan Batu itu berkeping-keping. Batu ini sekarang menjadi bundar dan usang, sebab jutaan orang Islam telah menyentuh dan menciumnya selama berabad-abad.
Selama menunaikan ibadah haji, para jemaah mengitari Ka’bah selama tujuh kali. Setiap kali mengitari, mereka harus mencoba mencium Batu Hitam. Mereka meniru apa yang dulu Muhammad (nabi mereka) lakukan. Karena besar sekali jumlah jemaah yang datang, banyak orang tidak bisa mencium Batu Hitam. Sebagai gantinya, mereka menjulurkan tangan dan menunjuk ke arah Batu Hitam ketika mereka mengitari Ka’bah. Ritual ini memegang peranan yang penting selama ibadah haji.
Mengapa Orang Islam Mencium Batu Hitam?
Mengapa Anda ingin mencium sebuah batu? Jawabannya berasal dari Muhammad. Orang Islam mengklaim bahwa Muhammad mencium Batu Hitam. Orang Islam mencium Batu ini untuk meniru apa yang nabi mereka lakukan. Mengapa Muhammad mencium Batu Hitam? Ketika Muhammad datang ke Mekah, dia menyuruh agar berhala-berhala dikeluarkan dari Ka’bah sebelum dia memasukinya. Sayangnya dia sendiri tidak konsisten. Dia terlihat mencium Batu Hitam, yang merupakan kebiasaan penyembah berhala.
Di kemudian hari, Umar bin al-Khattab, rekan Muhammad terusik dengan apa yang dilihatnya. “Umar mendekati Batu Hitam dan menciumnya serta mengatakan, ‘Tidak diragukan lagi, aku tahu kau hanyalah sebuah batu yang tidak berfaedah maupun tidak dapat mencelakakan siapa pun. Jika saya tidak melihat Utusan Allah mencium kau, aku tidak akan menciummu” (Sahih al-Bukhari, Volume 2, Buku 26, Nomor 680).
Apakah Mencium Batu Itu Pemujaan Berhala?
Islam dengan ketat melarang pemujaan berhala, dan melihat Batu Hitam tidak lebih dari sekedar simbol. Mungkinkah ada orang-orang yang berpikir, Muhammad tertangkap basah menyembah berhala!? Menurut Anda bagaimana?
Kebanyakan orang Islam tidak menyembah Batu Hitam. Namun beberapa orang melihat Batu Hitam sebagai berhala yang akan muncul di Hari Penghakiman, dengan mata untuk melihat dan lidah untuk berbicara. Ini berbahaya! Sebab telah membuat Batu Hitam sebagai berhala daripada memuja sang Pencipta Alam Semesta!
‘Hitam’ Melambangkan Apa?
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, orang Islam merasa batu ini menjadi hitam karena dosa. Apakah ini berarti dosa dari orang-orang yang melewati Batu Hitam ditransfer kepadanya? Beberapa orang merasa demikian. Jelas orang Islam, demikian juga semua manusia, mencari jalan untuk menghapus dosa mereka.
Perhatikan percakapan di surga berikut, di antara makhluk surgawi untuk melihat bagaimana Injil memperlakukan dosa: “Salah seorang dari pemimpin-pemimpin [makhluk surgawi] itu bertanya kepada saya, ‘Orang-orang yang berjubah putih ini, siapa mereka dan dari mana mereka datang?’ ‘Saya tidak tahu, Tuan. Tuan sendiri yang tahu,’ jawab saya. Maka dia berkata kepada saya, ‘Inilah orang-orang yang sudah dengan selamat melalui masa penganiayaan yang hebat. Mereka sudah mencuci jubah mereka dan membuatnya menjadi putih dengan darah Anak Domba itu.” (Injil, Wahyu Yohanes, 7:13 – 14). Karena cucuran darah Isa Al-Masih, jubah (hidup) mereka menjadi putih, bukan hitam.
Kunci untuk Menghilangkan Dosa
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Isa Al-Masih adalah “Anak Domba”. Dia yang menanggung dosa dunia di atas kayu salib. Hanya Dia, bukan Batu Hitam, yang dapat membersihkan hati kita dari dosa.
Allah, yang datang menjelma sebagai manusia kepada kita, mati sehingga kita dapat dibersihkan dari noda dosa. Walaupun kita dulu hitam (karena dosa), sekarang kita dapat menjadi seputih salju. Ini akan terjadi jika kita mengijinkan Isa Al-Masih mencuci noda dosa kita dengan darah-Nya, yaitu darah yang dicucurkan-Nya bagi Anda dan saya.
[Staff Isa and Islam: Kami harap saudara rindu memperdalam pengertian tentang keselamatan dari dosa. Bila ada pertanyaan, silakan mengirim email ke: [email protected] ]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- 5 Misteri Batu Hajar Aswad Yang Belum Terungkap
- Sholat, Kiblat, Dan Konsep “Rumah Allah” Yang Membingungkan
- “Batu Hitam” Dan “Batu Penjuru” Di Injil
- Fondasi Kiblat Islam Dan “Kiblat” Kristen
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
bling bling mengatakan
~
Intinya staf isa dan islam ini hanya mencoba menyudutkan umat Islam tentang batu. Lucu juga manusia kok dijadikan Tuhan. Siapa pencipta Yesus? Tidak akan mungkin Yesus tercipta sesuai dengan keinginan-Nya sendiri, Dia yang menciptakan dirinya sendiri. Kalau bikin artikel bos bikin yang berbobot jangan yang cacat seperti ini. Membanding bandingkan agama. Berpegang teguhlah pada kepercayaan masing-masing. Jangan saling membandingkan.
staff mengatakan
~
Saudara Bling-Bling,
Terimakasih untuk respon saudara. Mohon maaf kami hanya menunjukan fakta beberapa hal yang ada dalam Islam. Apakah itu salah? Bukankah umat Islam melakukannya juga? Menurut kami dialog semacam ini baik. Bukan untuk menyudutkan, memang tergantung cara pandang masing-masing, tetapi tujuan sesungguhnya adalah kebenaran. Perbandingan itu baik untuk memperkaya khazanah.
~
Noni
anak domba mengatakan
~
” Barangsiapa sujud dihadapan suatu benda dan menyembah benda yg ada di muka bumi, dan mengatasnamakan Aku. Sesungguhnya bukan Aku yang mereka sembah, sebab Aku tidak mengutus benda-benda itu untuk menjadi wakil-Ku di dunia”.
Sujud menyembah suatu benda atas nama Tuhan tidak dapat dibenarkan, karena semua penyembah berhala juga mengatakan demikian. Bukan benda ini yang kami sembah, tapi “spirit” yang ada dibalik benda itulah yang kami sembah. Dan spirit itu adalah, Zues, Al Azza, Al Manat, Alloh, dll. Jadi ritual sujud secara bersama-sama dengan menghadap suatu benda karena menyakini spirit yang ada dibalik benda tersebut adalah cirri-cirri penyembahan berhala.
staff mengatakan
~
Saudara Anak Domba,
Memang apapun alasannya, jika menyembah suatu benda mati seperti mencium batu yang dianggap supranatural. Itu adalah penyembahan berhala. Jika kita cerdas, maka kita pasti tahu akan hal ini dan menyadarinya bahwa tidak ada faedahnya menyembah benda mati.
~
Noni
rajabodoh mengatakan
~
Maaf sebelumnya pak. Nabi Muhammad adalah nabi kami utusan Allah, semoga bapak yang menulis ini di berikan jalan untuk lebih mengenal lagi ajaran Islam termasuk masalah batu hitam yang ada di Mekah sebelum membuat artkel. Karena hal itu akan menimbulkan perselisihan dan rasa tidak menghormati. Apabila anda seorang yang percaya kepada Nabi Isa maka ikutilah kepercayaan anda. Semoga Nabi Isa menyelamatkan anda.Terimakasih.
staff mengatakan
~
Saudara Rajabodoh,
Kami menghargai Muhammad sebagai nabi yang dihormati umat Muslim. Kami tidak bermaksud menimbulkan perselisihan, hanya mengajak kita semua berpikir kembali dan merenungkan mengapa harus menciup “batu hitam”? Bukankah itu hanyalah batu yang adalah benda mati? Dan Allah tentu saja tidak akan menghendaki jika umat-Nya mencium dan menyembah batu yang berarti menyembah berhala?
Menurut saudara apa faedanya jika umat Muslim mencium dan menyembah batu hitam?
~
Noni
valdiz mengatakan
~
Tuhan menciptakan semua hal yang berbeda-beda. Setiap manusia yang berbeda wujud, berbeda sifat, hewan dan tumbuhan yang berbeda-beda. Begitupun agama. Jadi kalau misalkan seorang pemuda Hindu mencintai seorang gadis Muslim, agama lah halangan mereka. Itulah cobaan manusia di bumi ini.
Karena itu lah Tuhan menciptakan agama yang berbeda-beda. Kalau kamu merasa agamamu yang benar dan yang lain salah maka Tuhan akan memberikan hanya udara sejuk bagi kamu dan agama lain hanya udara panas saja. Tapi tidak karena semua manusia yang berbeda agama sama-sama merasakan udara yang diberikan alam semesta. Jika udara alam semesta musim panas, semua manusia juga merasakannya, begitu juga musim hujan. Jika ada salah kata saya mohon maaf.
staff mengatakan
~
Saudara Valdiz,
Terimakasih atas tanggapannya. Memang benar bahwa di dunia ini ada banyak hal yang berbeda-beda. Tetapi semua manusai tetap dapat merasakan udara yang sama yang diciptakan Allah.
Agama pun beragam. Namun kebenaran yang berasal dari Allah itu bersifat absolut yakni hanya ada satu saja. Di luar kebenaran Allah itu bukan kebenaran sekalipun manusia menganggapnya sebagai kebenaran. Karena itu kita harus menggali dan mencari serta menyelidiki mana kebenaran yang memang berasal dari Allah. Karena jika yang satu benar, maka yang lainnya bukanlah kebenaran. Karena tidak ada yang namanya dua kebenaran.
~
Noni
parulian mengatakan
~
Terdapat sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam : “Sesungguhnya, mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani dapat menghapuskan dosa-dosa.” (HR. Ahmad dari Ibnu Umar, dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 2194). Berarti batu-batu itu adalah Tuhannya Muhammad.
staff mengatakan
~
Saudara Parulian,
Jika dengan mencium batu hitam dapat menghapuskan dosa, bearrti Muhammad meyakini ada kuasa dalam batu hitam tersebut. Padahal hanya Allah saja bukan yang berkuasa untuk menghapuskan dosa manusia? Bukankah itu berarti Muhammad menduakan Allah?
~
Noni
mr.ninisaku mengatakan
~
Batu hitam melambang vagina aisyah dicium agar dapat pahalah perawan montok surga 72 bidadari surga.
staff mengatakan
~
Saudara Mr. Ninisaku,
Mohon agar menjaga etika kesopanan dalam memberikan tanggapan dan silakan memberikan tanggapan yang terkait dengan isi artikel di atas.
~
Noni
@kodok mengatakan
~
Batu hitam untuk mencium pantat Muhammad agar batu hitam warnanya merah delima, seperti bibir anak darah berusia 17 tahun.
Agama dengan batu hitam. Supaya keren dan manis, ya agama orang setan. Batu kok di cium yang dicium bibir wanita cantik deh elok lagi. Dasar agama mencari keuntungan, bau tengi itu batu, kok batu dari firdaus, emangnya Yesus yang lempar ditampung Muhammad agar menjadi koleksi untuk dicium. Dasar agama setan, setan.
staff mengatakan
~
Saudara Kodok,
Kami tidak paham maksud saudara dan mohon untuk menjaga kesopanan dalam memberikan tanggapan.
~
Noni
Salma mengatakan
~
Apa seseorang yang mencium sesuatu berarti mereka dikatakan menyembahnya? Setiap orang pasti pernah mencium sesuatu, bukan berarti apa yang ia cium menjadikannya itu sebagai Tuhannya. Nabi Muhammad adalah petunjuk arah yang benar bagi seorang Muslim. Hajar Aswad dicium karena baunya bunga kasturi yang dipercaya bahwa bau itu bau wewangian surga Allah.
Setiap muslim yang melaksanakan haji pastilah memiliki niat untuk beribadah kepada Allah SWT. Bukan bertujuan hanya untuk mencium batu Hajar Aswad tersebut untuk berfikiran menyekutukam Allah. Semua tergantung kepercayaan kita masing-masing, tergantung niat kita.
Mohom maaf bila ada salah kata. Itu hanya lah pendapat saya.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Salma,
Terimakasih atas tanggapan dan pandangan yang saudara bagikan. Kami menghargai umat Muslim yang melaksanakan ibadah haji sebagai salah satu perintah agama.
Berkaitan dengan salah satu ritual haji yaitu mencium batu Hajar Aswad, bila saudara menganggap tidak menyembahnya kami menghargai pandangan saudara. Namun ada saudara-saudara Muslim lain yang bukan hanya mencium tetapi menyembahnya dan menganggap batu tersebut memiliki kuasa tertentu. Padahal Hajar Aswad tetaplah batu ciptaan Allah, bukan?
~
Noni
resta mengatakan
~
Pertanyaan orientalis. Bertanya tapi di jawab sendri dan menyimpulkan sendri, yang punya agama siapa yang menyakini siapa. Aku suka mobil klasik tapi orang lain tidak suka, apa hubngnnya dengan yang lain, yang punya saja suka. is funny jadi sebenarnya anda tidak butuh jawaban. tapi cara berfikir anda yang di luruskan. Rasulullah SAW mencium hajar aswad karena batu itu mulia dan berasal dari surga. Tapi bukan karena kita diajarkan untuk menyembah batu itu. Aku yakin, pasti aku jawab gini gitu pasti larinya ke individu yang lain, seperti jawaban koment di atas. Tidak ada beda dengan pertanyaan kenapa harus di salib buat nebus dosa, dia kan Tuhan, tinggal bimsalabim saja sudah bersih dosanya, kenapa harus pakek drama segala cukup sekian, kendala huruf tersedia.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Resta,
Kami menghargai keyakinan Anda. Bahwa Anda tidak keberatan mencium batu hitam oleh karena Nabi Islam melakukan hal serupa. Apa pun yang dilakukan olehnya maka sebisa mungkin dilakukan juga oleh umat muslim. Tetapi gunakanlah akal sehat dan lihatlah dari sudut pandang yang berbeda, maka apa pendapat Anda dengan ritual cium batu.
~
Noni
Ellio mengatakan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika orang beriman melakukan dosa, sebuah titik hitam muncul di dalam hatinya. Jika dia bertobat, menyerahkan dosa itu, dan mencari pengampunan, hatinya akan dipoles. Tapi, jika (dosa) meningkat, (titik hitam) meningkat. Itulah Ran (penutup atau noda) yang Allah sebutkan di dalam Kitab-Nya: “Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifiin: 14)
Untuk itulah, umat Islam dianjurkan untuk menyentuh Hajar Aswad dengan setulus hati. Sebab menyentuh batu Hajar Aswad disebut-sebut dapat menjadi salah satu sarana penebusan dosa. Diriwayatkan bahwa Ibn Umar pernah berkata, “