Umat Nasrani mempercayai Isa Al-Masih adalah Anak Tuhan dan Anak Manusia. Umat Islam menolak bahwa Isa adalah Anak Tuhan dan Isa Al-Masih bukan Tuhan. Tapi mereka tidak menolak kalau Isa Al-Masih itu Anak Manusia.
Mungkin mereka merasa gelar ini cocok dengan ajaran Islam bahwa Isa Al-Masih hanyalah seorang manusia. Apakah makna gelar Anak Manusia menyatakan hakekat Isa Al-Masih bukan Tuhan, sebaliknya hanya manusia biasa?
Kepercayaan Islam akan Isa Al-Masih
Al-Quran menuliskan, “. . . Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya . . .” (Qs 4:171).
Melalui ayat ini umat Islam yakin bahwa Isa Al-Masih hanyalah utusan atau nabi. Apalagi Isa Al-Masih lahir dan hidup seperti manusia umumnya.
Memang ketika nuzul/turun ke dunia Isa Al-Masih jadi manusia. Ia lahir, tumbuh dan berkembang seperti manusia umumnya. Tugas-Nya sebagai nabi dan utusan, tapi Dia melampui nabi-nabi lainnya.
Apakah gelar Anak Manusia yang Isa Al-Masih pakai mendukung pandangan Islam bahwa Isa Al-Masih bukan Tuhan, tapi hanya manusia?
Makna Gelar Anak Manusia
Kecuali gelar Anak Allah, Isa Al-Masih sering menyebut Diri-Nya dengan gelar Anak Manusia.
Apakah makna gelar itu?
Sekitar tahun 540-530 SM Allah sudah menyaksikan konsep “Anak Manusia.” “. . . Lalu diberikan kepadanya [Anak Manusia] kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah” (Kitab Nabi Daniel 7:13-14).
Anak Manusia pada ayat di atas memiliki kekuasaan seperti Allah. Dalam Kitab Injil, Isa Al-Masih yang memiliki gelar itu. Sabda-Nya, “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia [Isa Al-Masih] yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia [Isa Al-Masih]” (Injil Rasul Besar Yohanes 3:13).
Apakah pendapat Anda akan Isa Al-Masih Anak Manusia? Jelaskan di sini.
Dapatkah Anak Manusia Mengampuni Dosa?
Dalam Injil Allah, Isa Al-Masih menegaskan kuasa-Nya. Firman-Nya, “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia [Isa Al-Masih] berkuasa mengampuni dosa . . .” (Injil Rasul Besar Matius 9:6-7).
Mengampuni dosa adalah kuasa dan hak Allah. Karena Isa Al-Masih memiliki kuasa itu, maka Dia adalah Allah.
Jadi meskipun Isa Al-Masih memakai gelar Anak Manusia, itu tidak berarti hakekat-Nya hanyalah seorang manusia dan Isa Al-Masih bukan Tuhan. Sebaliknya gelar itu menyatakan bahwa Isa Al-Masih sehakekat/sedzat dengan Allah. Maka Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa-dosa manusia.
Jika Anda percaya kepada Isa Al-Masih, pasti beroleh jaminan pengampunan dosa dan masuk sorga-Nya. Percayalah kepada-Nya sekarang. Atau bertanya kepada kami di email ini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah pendapatmu soal gelar Anak Manusia yang sering Isa Al-Masih pakai?
- Sesuai artikel di atas, jelaskan kuasa Isa Al-Masih yang menyatakan keilahian-Nya!
- Mengapa manusia wajib beriman kepada Isa Al-Masih, Anak Manusia untuk keselamatannya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Mungkinkah Gelar Nabi Isa Menunjukkan Keilahian Isa?
- Sifat Suci Dan Kekal Bukti Keilahian Isa Al-Masih
- Isa Al-Masih Hanyalah Manusia Biasa?
- Allah Mustahil Menjadi Manusia?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Rahel mengatakan
~
Muslim,
4. Saya pakai logika sdr Muslim. Isa lapar lalu tertipu oleh pohon ara yang belum musim berbuah (Mark 11:13), lalu dengan murka pohon itu dikutuk-Nya (Mark 11:14) pohon ara jadi korban lapar-Nya. Ini penting (Mark 11:20). Pohon ara benar-benar mati. Kenapa Tuhan mengabulkan persis seperti apa yang dikatakan Isa? Kenapa bisa kuasa Tuhan digunakan sesuka hati-Nya? Dosa besar, ini kuasa Tuhan digunakan hanya karena kecewa saat lapar. Tapi nyatanya, 4:158 Isa diangkat ke hadirat Allah SWT. Hadispun menerangkan Isa dan Yahya berada di surga tingkat 2. Isa adalah hakim adil di akhir zaman. Injil Markus tersebut malah bukti Isa memiliki kuasa setara Tuhan. Maukah saudara jujur? Apakah sulit Muslim untuk jujur?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Rahel,
Membaca Injil dengan memerhatikan konteksnya, maka akan menolong saudara-saudara di forum ini memahami tindakan Isa Al-Masih. Tentu Isa Al-Masih memiliki tujuan dengan tindakan-Nya. Perlu diingat juga bahwa Isa Al-Masih berpuasa 40 hari. Ini tidak menjadi persoalan bagi-Nya. Namun, peristiwa itu menunjukkan kemahakuasaan Isa Al-Masih. Terima kasih.
~
Solihin
Ryovandy mengatakan
~
Sejak awalnya Tuhan tidak punya anak sebab Pencipta tentu berbeda dengan yang diciptakan-Nya. Jika ada Tuhan yang punya anak, maka Dia pasti bukan Tuhan. Allah itu Esa (Mrk 12:29), sehingga kalau Dia punya anak maka Dia tidak lagi Esa. Yesus sendiri dengan tegas mengatakan bahwa ALLAH adalah Tuhan yang Esa/Satu (bukan tiga), yaitu Allah Tuhannya Yesus dan Tuhannya alam semesta:
● Baca kitab-kitab Matius 4:10, Mrk. 12:29, 30, 32; Lukas 10:21; Yoh. 5:44, Yoh. 17:3. Jadi, atas dasar dalil ayat-ayat Alkitab di atas, maka Semua yang –lebih_dari_satu, tidak pantas disebut sebagai Tuhan, karena Tuhan Maha ESA, Maha AHAD, maha Satu, Maha SATU yang tiada duanya.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Ryovandy,
Memang Allah tidak memiliki anak biologis. Memiliki pandangan bahwa Allah memiliki anak biologis merupakan sebuah kesesatan yang nyata. Bagaimana mungkin Allah memiliki anak biologis? Bukankah ini menyamakan Allah dengan manusia? Apakah ini juga pemahaman saudara bahwa Allah memiliki anak biologis? Uniknya, Al-Quran menyatakan bahwa Allah SWT dapat memiliki anak jika memiliki istri.
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu” (Qs 6:101). Bukankah justru Allah SWT dan nabi saudara yang memiliki pandangan bahwa Allah dapat memiliki anak jika memiliki istri? Pertanyaannya, mengapa Allah SWT dan nabi saudara memiliki pandangan bahwa Allah dapat memiliki anak jika memiliki istri? Mohon pencerahan.
~
Solihin
solikun mengatakan
~
Saya ingin tanya. Apakah mungkin ada waktu yang hilang dalam konteks Isa sebagai Tuhan ketika mati disalib, padahal Tuhan tidak pernah kehilangan waktu sesaatpun untuk merawat dan mengelola ciptannya-Nya?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Solikun,
Saudara memberikan pertanyaan yang menarik. Jika hilang waktu, maka ada masa di mana sejarah tidak terjadi. Selain itu, ada masa di mana kehidupan tidak berjalan sebagaimana adanya. Berapa lamakah kejadian itu? Apakah sejarah mencatat hal itu? Jelas, waktu tidak pernah hilang. Isa Al-Masih disalibkan, tetapi waktu tetap berjalan. Bukankah galaksi berputar sesuai orbitnya? Bukankah ciptaan tetap beraktivitas ketika Isa Al-Masih disalibkan? Artinya kemahakuasaan Isa Al-Masih tidak ditentukan oleh situasi.
Bagaimana dengan Allah SWT? Apakah Allah SWT mampu menyatakan diri kepada manusia? Adakah bukti konkret dalam Al-Quran mengenai penyataan Allah kepada nabi saudara? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran? Mohon pencerahan.
~
Solihin
zaenal azis mengatakan
~
Saya Kristen. Menurut saya hal seperti ini tidak bisa diperdebatkan. Kita punya keyakinan masing-masing. Kalaupun kami akan jawab sesuai dengan kepercayaan kami, itu pasti akan selalu menambah perdebatan lagi dan tidak akan pernah ada habisnya, biarkan semua berjalan sesuai dengan percayaan kita masing-masing.
Siapa yang benar atau salah itulah dari pribadi masing-masing sesuai dengan kepercayaannya, tidak perlu menghubungkan dua kepercayaan untuk mendapat jawaban yang dianggap tepat.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Zaenal,
Kami senang bahwa setiap orang di forum ini memiliki persepsi untuk berdiskusi, bukan berdebat. Sebab diskusi membuka ruang bagi informasi baru. Sedangkan debat hanya menutup diri terhadap kebenaran. Bukankah demikian? Terima kasih.
~
Solihin
rozi mengatakan
~
Saya ingin menjawab penjelasan staf Solihin yang sangat menarik untuk saya, perihal kutipan Al Qur’an surat Al An’am ayat 101, yang artinya: “Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu” (Qs 6:101).
Jadi, yang saya ingin jawab yaitu ayat tersebut menyatakan bahwa Allah SWT memberikan perumpamaan kepada manusia, jika bagaimana mungkin Allah SWT mempunyai anak, padahal Allah tidak mempunyai pendamping (semisal istri). Hal ini sangat jelas dimaknakan dan tidak membingungkan, bahwa Allah tidak mempunyai anak, ataupun istri.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Rozi,
Menarik sekali pendapat saudara. Mencermati ayat di atas sesungguhnya menempatkan Allah SWT sama dengan manusia. Bukankah Allah SWT dan nabi saudara yang menyatakan dirinya demikian? Sekalipun sangat janggal bahwa kata yang digunakan adalah ‘Dia’, bukan ‘Aku’. Tentu ini pun menarik untuk dicermati. Pertanyaannya, mengapa Allah SWT menyamakan dirinya dengan manusia yang mempunyai istri? Mungkinkah Allah SWT mempunyai istri? Mohon pencerahan.
~
Solihin
Briyan Syera mengatakan
~
Semua nabi memiliki mukjizat dan kelebihan masing-masing tidak terkecuali nabi Isa dia memiliki mukjizat bisa menghidupkan orang mati tapi tidak bisa mengampuni dosa orang lain. Masalah pahala dan dosa itu urusan masing-masing orang kepada Penciptanya tidak bisa disandarkan kepada orang lain termasuk para nabi.
Yang tidak masuk di logika saya kalau Isa dianggap Tuhan masak Tuhan dilahirkan oleh manusia (Maryam) berarti derajat manusia lebih tinggi dari Tuhan karena Isa harus patuh dan berbakti kepada ibunya Maryam. Dan Tuhan itu Maha Kuat, Maha Perkasa. Jadi, tidak mungkin bisa terbunuh dan disalib oleh manusia.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Briyan,
Menarik sekali pendapat saudara di atas. Kami berharap saudara telah membaca Injil untuk mengetahui kemahakuasaan Allah. Sebab Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa. Isa Al-Masih berfirman, “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni..Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Injil, Rasul Besar Matius 9:2, 6). Dengan demikian, Isa Al-Masih adalah mahakuasa. Mungkinkah manusia mampu mengampuni dosa?
Kami bertanya kepada saudara. Setiap orang membutuhkan pengampunan dari Allah. Bagaimana dengan saudara? Apa saudara telah diampuni dosanya oleh Allah SWT? Mengapa demikian? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
Faris daffa mengatakan
~
Isa Al-Masih anak manusia berarti Isa Al-Masih adalah manusia. Misal, si jago adalah anak ayam berarti si jago adalah ayam. Tidak bisa si jago dikatakan sebagai anjing. Ayam tetap ayam. Anjing tidak pernah jadi ayam. Manusia tidak pernah jadi Tuhan. Tuhan tidak pernah jadi manusia.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Faris,
Memahami Isa Al-Masih dengan pendekatan pribadi dan bukan menggunakan konteks Injil, maka akan menimbulkan pemahaman yang keliru. Isa Al-Masih berfirman, “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Injil, Rasul Besar Matius 24:30). Artinya Isa Al-Masih adalah Tuhan. Mungkinkah manusia bisa berada di atas awan-awan?
Mungkinkah Tuhan tidak pernah menjadi manusia? Faktanya, Allah pernah menjadi manusia, yaitu Isa Al-Masih. Kami bertanya kepada saudara. Mengapa Isa Al-Masih berada di atas awan jika Dia adalah manusia?
~
Solihin
Rahel mengatakan
~
Rozi,
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu” (Qs 6:101). Pahami lagi siapa yang berbicara dalam surat Quran tersebut. Jika Allah SWT yang mengatakan sendiri harusnya Ia tidak menggunakan kata Dia, tetapi Aku, karena menggunakan kata Dia agaklah samar penyampaiannya dan membingungkan.
Coba sandingkan kata Aku, dengan demikian jelas Allah SWT mengakui bahwa Ia haruslah memiliki istri jika ingin memiliki anak. Demikian juga banyak surat-surat Quran lain yang semacam itu. Seperti kata Kami, Dia, dll yang merujuk sabda atau firman dari Allah SWT sandingkan dengan kata Aku. Kiranya sdr Rozi terbantu.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Rahel,
Membaca ayat tersebut secara teliti akan menolong saudara Rozi memahami bahwa Allah SWT memerlukan seorang istri untuk memiliki anak. Dengan demikian, Allah SWT adalah makhluk jasmani sama seperti manusia. Hal ini terlihat dari kalimat, “Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri?” Harap saudara Rozi memahaminya.
~
Solihin
Fred mengatakan
~
Benar.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Fred,
Menarik sekali pendapat saudara di atas. Walaupun demikian, kami tidak ingin membuat dugaan dari kata saudara tersebut. Kalau tidak keberatan, dapatkah saudara menjelaskan lebih lanjut mengenai pernyataan saudara tersebut?
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Rozi,
Perumpamaan, “Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri”? Ini janggal jika dipaksakan sebuah perumpamaan, kalimat itu lebih tepat bahwa allah Islam sedang menggunakan logika. Jadi logika allah Islam, dia tidak akan bisa punya anak karena tidak punya istri. Kalimat “dia tidak mempunya istri”, kesalahan allah islam dalam berkata-kata.
Briyan,
Logika saudara merendahkan kuasa Tuhan. Tuhan ingin menjadi manusia dengan cara dilahirkan, tidak berlogika? Bagaimana dengan allah Islam yang tidak dapat menjadi manusia dengan cara dilahirkan? Logikanya, allah Islam tidak berkuasa karena Muslim yang mengatur dan membatasi kuasa allah Islam. Lalu bagaimana logika (Qs 6:101)?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Memang pernyataan yang disampaikan tentang Allah SWT mempunyai anak tepat sekali. Adalah janggal bahwa itu merupakan perumpamaan. Kami berharap saudara-saudara di forum ini berani berpikir kritis. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin