Banyak orang Islam beranggapan Isa Al-Masih mengajarkan kekerasan dan perang. Mereka mengutip ayat Injil untuk membenarkan anggapan mereka tersebut. “Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya” (Injil, Rasul Besar Matius 10:35). Benarkah anggapan umat Islam bahwa Isa mengajarkan kekerasan dan perang?
Anggapan ini salah! Isa Al-Masih tidak mengajarkan kekerasan ataupun perang. Ayat tersebut juga tidak berbicara tentang perang. Tetapi pemisahan seorang percaya dari keluarganya, ketika ia memutuskan untuk mengikuti Isa. Karena seringkali anggota-anggota keluarga lain menentang keputusan tersebut. Bahkan di negara-negara Islam, orang yang mengikuti Isa akan diancam, dipenjara dan bahkan dibunuh! Juga oleh keluarganya sendiri.
Isa Mengajarkan untuk Mengasihi Musuh
Ketika pengikut Isa dianiaya, ia harus mengasihi orang yang menganiayanya. Isa mengajarkan, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44)
Isa mengajarkan untuk tidak menaruh dendam kepada sesama manusia. Pengikut Isa harus mengampuni orang yang bersalah. Mereka juga tidak boleh terlibat dalam perang. Termasuk dengan orang-orang yang tidak seiman. “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:39).
Islam Mengajarkan Kekerasan (Jihad)
Pertumpahan darah dan perang telah menodai awal sejarah Islam. Pertumpahan darah dan perang bahkan terjadi di antara orang-orang terdekat Muhammad. Aisha, istri Muhammad, juga terlibat dalam pertempuran melawan Ali, anak sepupu Muhammad.
Al-Quran, dalam kasus-kasus tertentu, mengajarkan perang bagi pengikut Islam. Berikut adalah salah satu ayat Al-Quran yang menganjurkan perang. “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Qs 2:216).
Sampai sekarang, sebagian orang Muslim mendukung doktrin jihad. Mereka mempercayai bahwa Jihad adalah keharusan. Mereka mengartikan jihad dengan membunuh orang-orang dengan mengatasnamakan Allah! Islam mengajarkan kekerasan bukanlah sebuah anggapan tetapi berdasarkan doktrin Al-Quran.
Isa Datang Agar Manusia Dapat Memiliki Hubungan Pribadi Dengan Allah
Isa datang ke dunia “bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 12:47). Ia telah menjadi qurban suci bagi seluruh umat manusia. Menurut Kitab Taurat dan Injil, qurban suci merupakan keharusan untuk menyucikan manusia dari dosa. Karena dosa menghalangi hubungan manusia dengan Allah.
Pada saat-saat terakhir sebelum menghembuskan nafas, Isa berseru, “Sudah Selesai!” Artinya, penebusan dosa sudah selesai. Dosa Anda dan saya sudah ditebus. Dengan demikian, Anda dapat menghampiri tahta hadirat Allah yang maha suci. Apakah Anda mau percaya akan karya penebusan ini?
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa ajaran Isa mengakibatkan pemisahan dalam keluarga?
- Apa ajaran Isa tentang perang? Bagaimana dengan fakta yang terjadi bahwa Islam mengajarkan kekerasan perang Jihad?
- Mengapa banyak orang Muslim menyalah-artikan Kekristenan dengan dunia Barat?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya
- Penyebaran Agama Islam Dan Kristen Mula-Mula
- Ajaran Islam Mengenai Perang Suci
- Hubungan Orang Kristen Dengan Allah Menurut Pandangan Alkitab
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
ary mengatakan
~
Untuk staf IDI dkk dan semua Muslim,
Jikalau ingin mengutip ayat-ayat dalam Al-Quran dan Injil, sebaiknya dikutip secara utuh sesuai konteksnya. Sebab bila tidak akan menimbulkan persepsi negatif dan saling membenci sesama untuk semua pembaca situs ini dan itu berarti tanggung jawab langsung berada ditangan admin dkk serta yang menulis di web ini. Kecuali kalau memang tujuan dari situs ini/web ini sengaja mengadu domba.
Mari kita jujur terhadap diri kita sendiri dan ajaran agama kita masing-masing serta memberi pemahaman yang benar tentang ajaran agama kita. Kalau tidak diterima ya sudah, karena pikiran yang jernih hati yang bersih dan menilik ke hati nurani dan menjauhkan diri dari godaan nafsu buruk pasti akan selaras dengan tuntunan agama. Salam.
staff mengatakan
~
Saudara Ary,
Terima kasih untuk himbauan yang positip bagi kita semua. Tetapi percayalah kami pengikut Isa Al-Masih punya niat dan cara yang baik untuk memberitahukan kebenaran. Ayat yang kami pakai tidak melenceng dari arti sebenarnya. Coba diperiksa, Isa Al-Masih benar-benar tidak memprofokasi pengikut-Nya untuk berperang. Sedangkan Islam memang diajarkan untuk berperang. Itulah faktanya. Selanjutnya pilihan ada pada manusia. Tidak mungkin keduanya benar di saat yang bersamaan. Pasti salah satunya benar.
~
Noni
ary mengatakan
~
Untuk IDI dkk,
Seringkali staf IDI dkk mengutip ayat QS 8:12 tapi mengutip sepotong-potong tidak tahu apa maksudnya. Jadi saya kutip lengkap QS 8:12 ”(Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku/Allah bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang orang telah beriman”, Kelak akan Aku/Allah jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafi, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap tiap ujung jari mereka.”
Terus dilanjutkan pada ayat selanjutnya QS 8:15 “Hai orang orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Jadi dari penjelasan ayat ini dapat kita pahami konteks kaum Muslim sedang mempertahankan diri dari serangan kaum kafir ketika itu dan jumlahnya waktu sedikit.
staff mengatakan
~
Saudara Ary,
Tampaknya saudara memang tidak setuju dengan tindakan kekerasan dan peperangan. Isa Al-Masih pun tidak mengajarkan perang. Bahkan Dia mengajarkan kepada manusia hal pengampunan. Mengampuni musuh bahkan mendoakan orang yang menganiaya.
~
Noni
ary mengatakan
~
Lanjut ya karena jumlahnya Muslim ketika itu sedikit dan kaum kafir sangat banyak maka kaum Muslim berdoa agar mendapatkan pertolongan dan doa itu dikabulkan dikirimlah Malaikat-malaikat sebanyak 1000 malaikat ( Qs 8:9 ), kemudian diberi rasa ngantuk supaya dapat tertidur dengan nyenyak sehingga besoknya fresh dan diturunkan hujan supaya ketika reda suasana menjadi tenang dan hati tentram. Qs 8:11.
Jadi untuk semuanya konteksnya adalah suasana kaum Muslim yang ketika itu jumlahnya sedikit diserang lalu Allah mengirim 1000 malaikat untuk memenggal kepala dan ujung jari mereka (kaum kafir).
staff mengatakan
~
Saudara Ary,
Bagaimana mungkin Dia Allah maha kasih sekaligus mengkafirkan non Muslim yang juga adalah ciptaan-Nya. Hal ini bertentangan dengan sifat kasih-Nya. Coba banyangkan implikasi dari ajaran pengkafiran seperti itu. Anak-anak kecil akan membawa bom untuk menghancurkan orang-orang non Muslim. Mengerikan sekali dampaknya. Mengapa tidak berpikir ada Allah yang maha kasih kepada semua umat manusia. Bahkan rela berkorban untuk menyelamatkan semua umat manusia.
~
Noni
Palsma mengatakan
~
Yesus dengan kasih tetapi “rasulnya” dengan penipuan: “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemulian-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?”
staff mengatakan
~
Saudara Palsma,
Rasulnya hanya menggunakan kalimat kiasan. Bukan seperti itu artinya. Justru saudaralah yang memakai trik penipuan. Ayat tersebut justru menekankan kesucian dan merupakan teguran kepada orang yang mempermain-mainkan kesucian dengan dosa. Kalau begitu kami tunjukan ayat-ayat tersebut:
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: “Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya.” Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman” (Injil, Surat Roma 3:8).
~
Noni
Palsma mengatakan
~
Sedikit koreksi tentang ayat 8/12. Arti harfiahnya: “Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada malaikat bahwa: “Aku bersamamu maka kuatkan orang-orang beriman itu, akan Aku tempatkan dalam hati orang-orang kafir kegentaran, pukullah di atas kuduk dan pukullah setiap susunan dari mereka”
Perintah ini kepada para Malaikat. “Pukullah diatas kuduk”, perintah untuk menjatuhkan tentara kafir tetapi tidak membunuhnya, “Pukullah setiap susunan dari mereka”, maksudnya menghancurkan formasi tentara kafir.
staff mengatakan
~
Saudara Palsma,
Bagaimana mungkin Dia Allah maha kasih sekaligus mengkafirkan non Muslim yang juga adalah ciptaan-Nya. Hal ini bertentangan dengan sifat kasih-Nya. Coba banyangkan implikasi dari ajaran pengkafiran seperti itu. Anak-anak kecil akan membawa bom untuk menghancurkan orang-orang non Muslim.
Mengerikan sekali dampaknya. Mengapa tidak berpikir ada Allah yang maha kasih kepada semua umat manusia. Bahkan rela berkorban untuk menyelamatkan semua umat manusia.
~
Noni
Anto mengatakan
~
To Palsma,
Kenapa belum paham 1 Samuel 15:3, berulang kali di jawab dalam dialog web ini, sepertinya kamu kehabisan bahan untuk membenarkan ayat teror/perang dalam Al-Quran yang sampai sekarang masih dipraktekkan kaum garis keras, coba kamu tanya apa dasar mereka melakukan semua itu, jawabnya landasan ideologi dan iman mereka, ayat perang/teror tadi.
Lihatlah fakta apa yang diajarkan Isa Al-Masih dengan apa yang diajarkan nabi Islam Muhammad, dan hasil ajaran mereka sampai zaman sekarang sungguh sangat kontras sekali bedanya, semoga hati nuranimu bisa membedakan, bukan menggunakan segala cara berkata ini dan itu, dan jangan membohongi ‘taqqiyah’, katakanlah ya kalau iya dan katakan tidak kalau memang tidak, selain dari itu berasal dari si jahat satan iblis.
staff mengatakan
~
Saudara Anto,
Memang kita prihatin dengan aksi terorisme dan keganasan perang yang dibalut atas nama agama. Karena itu kami menghimbau agar jangan sampai ada keluarga dan kawan kita yang terhasut dan terlibat dengan aksi anarkis seperti itu. Mari memikirkan bahwa Allah itu mengasihi setiap umat manusia. Bagi Dia tidak ada manusia yang kafir, tetapi yang ada adalah manusia berdosa yang memerlukan perubahan dan keselamatan.
~
Noni
Palsma mengatakan
~
Di muka bumi tidak ada satu negeripun yang mayoritas umatnya Muslim akibat jajahan umat Muslim sendiri. Tidak ada komunitas yang jadi Muslim akibat jajahan umat Muslim. Umat Muslim tidak diajarkan mengembangkan Islam dengan cara menjajah negeri lain.
staff mengatakan
~
Saudara Palsma,
Tampak saudara adalah orang yang baik. Sepertinya saudara tidak setuju dengan peperangan dan pemaksaan. Dan saudara ingin menjaga image Islam itu adalah agama yang damai. Kami menghormati hal itu. Teruslah memperjuangkan kedamaian agar tentram bumi ini.
~
Noni
Usil mengatakan
~
Staff Isa dan Islam 2015-01-28 05:42
~
Saudara Yusufia,
Membaca Alkitab adalah baik bila tidak terpaku pada satu ayat saja, tetapi keseluruhan perikop dari ayat-ayat itu sehingga saudara memiliki pengertian yang menyeluruh dan benar. Saudara mengutip ayat 34 tetapi tidak mengutip ayat 35-36.
Respons: Yang membuat perikop itu adalah gereja, bukti kalian adalah pengikut ajaran gereja.Sumber ajaran kalian adalah Alkitab, bukan gereja yang mengambil sumber dari Alkitab. Tidak ada ayat Alkitab yang menyatakan bahwa ajaran gereja = ajaran Alkitab, dan perintah Yesus untuk mengikuti ajaran gereja. Kenyataannya di dalam Alkitab, Tuhanmu turun ke dunia untuk mengorbankan peperangan dan mencerai beraikan keluarga, sesuai isi dari ayat Alkitab Matius 34-35-36 tersebut.
staff mengatakan
~
Sdr. Usil,
Pernyataan yang saudara sampaikan sangat keliru, mengapa? Gereja bukan seperti MUI yang mengatur apa yang patut diikuti umat Muslim, melainkan gereja mengikuti ajaran Alkitab yang diakui sebagai Firman Allah, gereja hanya tempat bersekutu untuk beribadah. Ayat yang saudara lampirkan tidak diartikan seperti anggapan saudara, jelas ayat tersebut penegasan untuk pengikut Isa harus lebih mengasihi Allah dari pada orang-orang yang ada disekelilingnya.
Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan perang, tidak pernah setujuh dengan perceraian apalagi tentang pemberontakkan yang terjadi dalam keluarga. Saran kami silahkan saudara baca Injil agar jelas memahami ajaran Isa.
~
Purnama
Palsma mengatakan
~
Istilah perang suci pada mulanya adalah jargon orang-orang Kristen. Istilah lain dari perang salib, di mana umat muslim pada waktu itu dibantai dan sampai abad ke 20 juga terlepas ucapan Bush: “Perang salib belum selesai”. Rakyat Iraq habis dibantai. Hanya sayang oleh sebahagian umat Muslim jargon ini di adopsi dengan mengartikan jihad dengan perang suci. Padahal Jihad itu maksudnya adalah berjuang, bukan perang.
staff mengatakan
~
Sdr. Palsma,
Jika dicermati tentang ajaran Isa Al-Masih dalam Injil sama sekali tidak mengajarkan perang pada pengikut-Nya. Perang terjadi itu karena masalah politik bukan karena ajaran Isa. Sebaliknya ajaran perang hanya ada dalam Al-Quran, ini fakta. Jihad bisa saja diartikan sebagai berjuang tetapi realitanya yang terjadi adalah berperang. Kami harap sdr memahami hal ini.
~
Purnama
Palsma mengatakan
~
Dalam sejarah tidak ada satu negeri pun yang dikuasai umat Muslim pada menghancurkan gereja-gereja, tidak demikian sebaliknya.
staff mengatakan
~
Sdr. Palsma,
Sepertinya saudara menutup mata dengan apa yang terjadi di Indonesia sendiri, banyak yang terjadi penghancuran gereja oleh umat Islam tetapi para pengikut Isa Al-Masih tidak pernah membalas karena ajaran Isa mengatakan “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Inilah yang diikuti para pengikut Isa Al-Masih.
~
Purnama