• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Etika Islam dan Nasrani > Kasih > Penyebaran Agama Islam Dan Kristen Mula-mula

Penyebaran Agama Islam Dan Kristen Mula-mula

16 Mei 2016 oleh Web Administrator 366 Komentar

pedang-yang-digunakan-untuk-menyebarkan-agama-islamMenurut pakar Islam, agamanya mencapai keemasannya ketika para kalifah menyebarkannya ke berbagai negara. Apakah awal penyebaran Kristen mula-mula sama dengan penyebaran Islam? Dengan jalan damai atau perang?

Cara Para Kalifah Mencapai Keemasan Islam

Kalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq memerangi golongan Murtad dan suku Arab yang enggan membayar zakat. Ia juga terlibat perang Yamamah, peperangan Ajnadin di Palestina dan sebagainya.

Kalifah Umar bin Khatthab berperang untuk mengalahkan Syiria dan Yordania. Ia juga terlibat dalam peperangan Yarmuk, perang al-Qadisiah, perang Nawahand dan sebagainya.

Kalifah Utsman bin Affan berperang di laut menentang angkatan laut Byzantium. Ia berhasil merebut Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania dan Tabaristan.

Kalifah Ali Bin Abi Talib terlibat perang Jamal, perang Shiffin dan lainnya. Ia berhasil menguasai kembali Hijaz dan Yaman dari Mu’awiyah.

Muhammad Idris, menuliskan “. . . Invasi dengan pedang bukan hal terlarang pada zaman tersebut.”

Ajaran Yang Menginspirasi Para Kalifah

Teladan Muhammad dan Al-Quranlah yang mendorong para khalifah berperang. Muhammad sendiri terlibat 26 peperangan. Sementara Al-Quran memerintahkan “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang ada di sekitar kalian itu, . . .” (Qs 9:123).

Al Qurthubi mengatakan bahwa Allah SWT memberitahu orang-orang beriman tentang cara berjihad. Hendaklah dimulai dengan daerah musuh yang terdekat terlebih dahulu . . . (al jami’ Li Ahkamil Qur’an juz jilid IV hal 607).

simbol-kedamaian-dalam-ajaran-kristenKasih – Kunci Penyebaran Agama Kristen

Berbeda dari penyebaran agama Islam, agama Kristen menyebar dengan kasih dan kedamaian. Orang Kristen mula-mula malah menderita penganiayaan dan pembunuhan, oleh para kaisar Romawi sekitar 250 tahun pertama. Para penguasa Romawi itu hendak memusnahkan agama Kristen. Penganiayaan itu menggenapi firman Isa Al-Masih, “. . . kamu akan ditangkap dan dianiaya; . . . oleh karena nama-Ku [Isa Al-Masih]” (Injil, Rasul Lukas. 21:12).

Namun orang-orang Kristen mula-mula itu tidak memerangi pemerintah Romawi, melainkan mendoakan dan mengasihinya. Ajaibnya, kekristenan terus bertumbuh dan jaya hingga sekarang, sebaliknya kekaisaran Romawi telah runtuh.

Penyebaran Kristen – Fungsi Teladan dan Janji Isa Al-Masih

Isa Al-Masih tidak pernah memerangi orang dalam mendirikan agama Kristen. Ia melakukannya dengan kasih dan kedamaian. Meneladani Isa Al-Masih, orang Kristen mula-mula menyebarkan kekristenan dengan kasih.

Isa Al-Masih berfirman “. . . Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes. 10:28).  Janji keselamatan inilah yang membuat orang Kristen mula-mula mempertahankan imannya sampai mati.

Jalan Damai atau Jalan Perang?

Apakah lebih baik menyebarkan agama dengan pedang atau kasih? Setiap orang beragama perlu merenungkan pertanyaan ini. Bukankah jalan damai untuk penyebaran agama lebih baik?

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Menurut Saudara, penyebaran Islam awal atau Kristenkah yang lebih mulia dan menekankan kasih? Mengapa?
  2. Menurut Saudara, mengapa Islam mula-mula harus disebarkan melalui peperangan?
  3. Manakah yang membuktikan kuasa Allah, penyebaran agama Islam mula-mula dengan pedang atau penyebaran Kristen mula-mula dengan kasih? Mengapa?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya
  2. Benarkah Isa Al-Masih Mengajarkan Perang?
  3. Ajaran Islam Mengenai Perang Suci

Video:

  1. Muslim Dan Nasrani: Kekerasan Dalam Agama, Boleh Atau Tidak?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Etika Islam dan Nasrani, Kasih

Reader Interactions

Comments

  1. Agape mengatakan

    10 Juni 2016 pada 2:30 am

    ~
    Untuk Wedus yang masih berbulu,

    Semakin saya dikuatkan dalam iman Kristen bahwa Yesus adalah Juruselamat yang nyata buat saya. Sebaiknya renungkan benar-benar apa yang sudah disampaikan sebelumnya. Tenangkan hati dan kepala dan silakan Anda berkomentar. Semua pekerjaan yang mengikuti amarah tidak baik.

    Balas
    • staff mengatakan

      29 Juni 2016 pada 3:10 pm

      ~
      Terimakasih Sdr. Agape,

      Saran Anda untuk menenangkan hati dan kepala setiap kita sangat bermanfaat untuk melihat kebenaran sejati yang dari Allah.
      ~
      Yuli

  2. Agape mengatakan

    10 Juni 2016 pada 2:40 am

    ~
    To Joshua,

    Kalau Anda memberi ayat, tolong jangan dipenggal. Dibaca dulu smua dan dipahami. Ohya, jangan lupa berdoa ya Bang, kalau mau membaca Alkitab. Kasihan orang yang tidak mengerti jadi salah paham karena komentar Abang. Ibarat kopi hitam Anda berikan ampasnya saja kepada orang lain, yang enak Abang buang.

    To: Petruk,

    Jika Abang tidak tahu bagaimana berdiskusi, jangan disini, Bang karena topik yang disampaikan tidak sesuai. Kami bermaksud berbagi, bukan menang sendiri. Kebenaran harus diunglapkan. Itulah tanggungjawab kami untuk bersaksi di dalam Kristus Yesus. Tuhan Yesus Memberkati.

    Salam damai.

    Balas
    • staff mengatakan

      29 Juni 2016 pada 3:11 pm

      ~
      Benar, Sdr. Agape.

      Marilah kita pahami dulu isi ayat yang hendak kita sampaikan agar maksud sebenarnya dapat benar-benar ditangkap orang lain tanpa salah paham.
      ~
      Yuli

  3. NEWCOMER mengatakan

    16 Juni 2016 pada 6:20 am

    ~
    Sdr. Solihin,

    Melihat perkembangan agama Islam di benua Barat, saya sangat bersyukur sekali. Salah satu contoh yaitu di negeri Belanda. Dari waktu ke waktu. warga negara Belanda beralih agama menjadi mualaf. Mereka ini pada umumnya orang-orang berpengaruh. Adapun mereka ini melakukannya bukan karena rayuan/paksaan.

    Akan tetapi karena kesadaran (datangnya hidayah dari Allah SWT). Malahan banyak gereja yang terbengkalai karena tidak dikunjungi oleh para jemaatnya sehingga gereja tersebut dibeli umat Islam untuk dialihfungsikan menjadi masjid. Subhanallah. Islam berkembang tanpa kekerasan.

    Balas
    • staff mengatakan

      29 Juni 2016 pada 3:19 pm

      ~
      Sdr. Newcomer,

      Tentu fenomena yang Anda ceritakan di atas tetap tidak mengubah fakta bila penyebaran Islam oleh para khalifah ditegakkan lewat peperangan, bukan? Bukankah perintah penyebaran lewat peperangan ini dituliskan dalam Al-Quran dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam? Bagaimana Anda menanggapi hal ini?

      Di sisi lain, sudahkah Anda juga mengetahui hasil penelitian terbaru tentang pesatnya jumlah para pengikut Kristus dari negara-negara Timur Tengah? Justru karena kekerasan tirani Islamlah mereka pada akhirnya bertemu dengan Isa Al-Masih, Juruselamat Sang Sumber Kasih sejati.
      ~
      Yuli

  4. NEWCOMER mengatakan

    16 Juni 2016 pada 6:35 am

    ~
    Sdr. Solihin,

    Mengapa banyak orang membenci Islam semakin banyak yang beralih agama menjadi mualaf? Orang yang mengalaminya tidak dapat membuktikan bahwa agama Islam disebarkan dengan cara kekerasan atau bujuk rayu sebagaimana yang dilakukan oleh para missionaris yang lebih dikenal dengan istilah Kristenisasi. Agama Islam adalah agama perdamaian.

    Balas
    • staff mengatakan

      29 Juni 2016 pada 3:18 pm

      ~
      Sdr. Newcomer,

      Tentu sebuah kesimpulan yang benar baru bisa diambil jika didasarkan pada fakta, bukan opini atau asumsi semata. Kita tidak dapat memungkiri bila ada sebagian orang yang menjadi mualaf bukan karena paksaan. Namun segelintir pengalaman tersebut tidak bisa digeneralisasikan untuk semua kasus, bukan?

      Fakta historis menuliskan bahwa para khalifah menyebarkan Islam dengan jalur peperangan, apalagi Al-Quran dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam secara tersurat menuliskannya. Dapatkah Anda membantah fakta ini?
      ~
      Yuli

  5. Ansari Siregar mengatakan

    16 Juni 2016 pada 7:19 am

    ~
    Beberapa perintah yang diperintahkan Yesus Kristus telah dilaksanakan oleh umat Islam, namun jika acuan perintahnya berdasarkan Alkitab (Bible) yang sekarang, mohon maaf kami umat Muslim tidak bisa mempercayainya 100 %. Hanya perintah Alkitab yang sama isinya di Al-Quran yang kami laksanakan.

    Kalau kita mengkaji semua hal dari “perbedaan”, sampai kiamat pun susah mencari kebenarannya. Lakukan pengkajian dari hal “persamaan”, barulah kita akan mendapatkan kebenaran.

    Balas
    • staff mengatakan

      29 Juni 2016 pada 3:16 pm

      ~
      Sdr. Ansari Siregar,

      Dapatkah Anda tunjukkan kepada kami Alkitab yang isinya sama dengan Al-Quran seperti pernyataan Anda? Bahkan semua pakar di kolong langit tidak pernah menemukannya karena memang tidak pernah ada. Jika Anda mengetahui fakta sejarah bahwa umur Alkitab ribuan tahun lebih tua daripada Al-Quran, tentu Anda mengurungkan niat berkomentar seperti di atas.

      Logika yang benar adalah: Jika Al-Quran benar-benar kitab Allah, seharusnya isi ajarannya sama dengan Alkitab yang berumur jauh lebih tua daripada Al-Quran, bukan? Bukankah Qs 5:46 sendiri mengakui Alkitab (Taurat dan Injil) adalah kitab Allah?

      Kebenaran justru sering dipalsukan oleh hal-hal yang mirip dengannya. Maka, jalan yang paling logis untuk menemukan kebenaran sejati adalah dengan mencari “perbedaannya”, bukan “kesamaannya”. Bagaimana, Saudara?
      ~
      Yuli

  6. Very mengatakan

    16 Juni 2016 pada 1:01 pm

    ~
    Staff IDI kurang adil dalam perbandingannya. Harusnya dibandingkan antara penyebaran Kristen mula-mula dengan penyebaran Islam mula-mula juga.

    Penyebaran Islam awal juga penuh penderitaan. Itulah mengapa Islam justru tersebar di Madinah dahulu dan bukan di Mekkah yang sebenarnya merupakan domisili Muhammad SAW yang asli.

    Balas
    • staff mengatakan

      29 Juni 2016 pada 3:15 pm

      ~
      Sdr. Very,

      Prinsip perbandingan yang kami lakukan sudah tepat, yaitu “apple to apple” dimana penyebaran Kristen mula-mula diperbandingkan dengan penyebaran Islam mula-mula. Bukankah Islam mula-mula disebarkan saat nabi Anda masih hidup dan itu terjadi baik di Madinah maupun Mekkah?

      Tahukah Anda mengapa Islam justru tersebar di Madinah lebih dulu? Karena justru di Madinah-lah ayat-ayat Al-Quran tentang kekerasan dan peperangan demi penyebaran Islam diturunkan. Lebih rinci silakan baca artikel berikut: http://tinyurl.com/kk66z88.
      ~
      Yuli

  7. staff mengatakan

    29 Juni 2016 pada 3:19 pm

    ~
    Untuk Sdr. Susandi,

    Maaf, komentar Anda kami hapus karena tidak berkaitan dengan topik artikel. Bila ingin berpartisipasi, tiga pertanyaan fokus yang tertera di bagian bawah artikel dapat Anda tanggapi. Terimakasih.
    ~
    Yuli

    Balas
  8. Very mengatakan

    5 Juli 2016 pada 5:43 pm

    @Staff IDI

    Mengapa kemudian justru di artikel yang dibandingkan malah penyebaran islam masa 4 khalifah?. Bagaimana toh.

    Lantas saya tidak habis pikir,darimana datangnya kesimpulan “penyebab banyak ayat turun di madinah karena ayat “pedang” turun disana?. Ayat “pedang” turun berkaitan dengan situasi umat islam saat itu yang tertindas lantas terusir dari Mekkah yang dilanjutkan dengan pengambilan harta benda kaum muslim oleh kafir quraisy.

    Balas
    • staff mengatakan

      17 Februari 2017 pada 3:41 am

      ~
      Sdr. Very,

      Mari cermati ulang seluruh isi artikel. Kata pembukanya berbunyi:
      “Menurut pakar Islam, agamanya mencapai keemasannya ketika para kalifah menyebarkannya ke berbagai negara”.

      Selanjutnya, pada sub-judul ketiga tertulis:
      “Orang Kristen mula-mula malah menderita penganiayaan dan pembunuhan, oleh para kaisar Romawi sekitar 250 tahun pertama … Ajaibnya, kekristenan terus bertumbuh dan jaya …”

      Perbandingan ini bertumpu pada “masa keemasan” penyebaran agama Islam dan Kristen. Islam oleh para kalifah, sedangkan Kristen oleh masyarakat jelata.

      Metode penyebaran keduanya berbeda. Kalifah Islam menggunakan cara perang (invasi), sedangkan masyarakat Kristen jelata dengan menebarkan kasih dan doa bagi penguasa yang keji menganiaya dan membunuh mereka. Jelas bertolak belakang bukan?

      Ternyata perbedaan metode yang diambil keduanya berakar dari ajaran dan teladan awal masing-masing tokoh. Perhatikan petikan artikel: “Muhammad sendiri terlibat 26 peperangan. Sementara Al-Quran memerintahkan “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang ada di sekitar kalian itu …” (Qs 9:123)”. Sedangkan Isa Al-Masih meneladankan kesabaran dan ketaatan, bahkan hingga rela mati disalib demi menyelamatkan umat-Nya, meski akhirnya Ia bangkit mengalahkan maut. Juga Isa bersabda: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil Matius 5:44). Tidak ada unsur “perang balas perang”, bukan? Sebab bukankah kita harus selalu meneladani Allah yang begitu Pemurah dan Penyabar kepada kita yang sering melanggar kehendak-Nya? Dan bukankah kasih dan kesabaran Allah-lah yang justru menyentuh pertobatan sejati? Sebaliknya, perang dan kebencian justru membuat hati makin pahit dan menjauh dari Allah.
      ~
      Yuli

  9. Jay mengatakan

    7 Juli 2016 pada 8:27 pm

    1. Islam masa awal perang dengan kebatilan, Kristen awal dengan KASIH, kasih-kasih bom, tapi harus bayar.
    2. Karena kalo diam saja, berarti manusia tak berotak. Kalo diserang ya ngelawan.
    3. Dengan pedanglah, masa dengan KASIH BOM …

    Balas
    • staff mengatakan

      17 Februari 2017 pada 4:11 am

      *
      Sdr. Jay,

      Dapatkah Anda jelaskan maksud dari “kasih bom”? Juga, benarkah “memerangi kebathilan” itu dengan cara memaksa musuh tunduk kepada pilihan Anda dan membunuhnya jika mereka menolak? Bukankah meniadakan hak pilih dan hak hidup orang lain juga termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan? Apakah kejahatan kemanusiaan tidak termasuk kebathilan?

      Jika kita sungguh mengamini bila Allah Sang Pencipta itu Maha Penyayang semua umat-Nya, mengapa kita bengis terhadap sesama?
      ~
      Yuli

  10. daandiet mengatakan

    20 Juli 2016 pada 3:56 am

    Saudara Noni,
    Kemarahan Yesus kepada pohon ara dengan mengutuknya juga kepada pedagang di bait Allah lalu bertindak tegas dan melarangnya berjual beli di situ menunjukkan bahwa ia adalah seorang manusia. Entah apakah Yesus menilai para pedagang itu adalah manusia yang berdosa dan tidak mau bertobat maka ia bertindak demikian keras dan tidak menunjukkan kasihnya.
    Barangkali saudara tahu ada informasi kalau mereka lalu bertobat sehingga merekapun selamat apalagi mereka hidup semasa Yesus hidup bersamanya. Bukankah orang yang selalu ada di dekat bait Allah pasti mendengar ajaran yang disampaikan oleh Yesus?

    Balas
    • staff mengatakan

      17 Februari 2017 pada 5:30 am

      ~
      Sdr. Daandiet,

      Menurut Anda, siapakah Allah? Apakah Dia hanyalah Dzat, atau Pribadi yang berlogika, berkehendak, dan berperasaan? Jika Allah sekedar Dzat, tentu Anda tidak mengimani bila dalam Qs 51:6 dan Qs 51:10 Allah menyediakan” hari pembalasan” dan mengutuk orang-orang yang berdusta, bukan? Tentu Allah yang demikian adalah Pribadi yang berkehendak, berlogika, dan berperasaan.

      Yesus adalah Allah Sang Firman (Injil Yohanes 1:1). Meski saat itu Ia berdiam dalam tubuh jasmani, namun tidak sedikitpun “mengurangi” keallahan-Nya. Kemarahan-Nya adalah isi hati Allah atas hal-hal yang mendukakan-Nya.

      Pada peristiwa pengutukan pohon ara, ini ditujukan terutama bagi para pemimpin Yahudi yang hanya giat dalam ritual ibadah (berdaun lebat), tapi menolak kehadiran Allah Sang Mesias (Yesus), Sumber Kebenaran, sehingga mereka pun mandul terhadap buah kebenaran, yakni “buah Roh” (Surat Galatia 5:22-23) yang seharusnya dihasilkan dalam hidup mereka.

      Pada kisah pengusiran para pedangang ternak dan penukar uang di halaman bait suci, hati Allah marah terhadap praktik kotor para pengurus bait suci yang berkolusi dengan para pedangang ternak dan penukar uang pajak bait suci untuk memeras umat dalam selubung ritual agama demi kekayaan mereka pribadi.

      Saudaraku, tidak pantaskah Allah Sang Sumber Kebenaran dan Keadilan marah? Para pemuka agama yang menggunakan nama Allah malah melecehkan keadilan dan kebenaran. Bukankah sama dengan melecehkan Pribadi Allah sendiri?
      ~
      Yuli

Baca komentar lainnya:

« 1 … 15 16 17 18 19 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 6 Alasan Mengapa Isa Al-Masih Adalah Tuhan
  • Banyak Jalan Ke Roma, Satu Jalan Ke Surga Allah
  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Cara Bebas dari Hutang Puasa Ramadhan
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Janji-janji Pengabulan Doa dari Isa Al-Masih dan Al-Quran

Artikel Yang Terhubung

  • Keunggulan Agama Islam dan Nasrani Menghadapi Penderitaan
  • Hukum Zina Menurut Agama Islam dan Ajaran Isa Al-Masih
  • Pandangan Islam Dan Kristen Bagaimana Dosa Diampuni
  • Strategi Islam Dan Kristen Mengendalikan Hawa Nafsu Pria
  • Bolehkah Suami Memukul Istri dalam Agama Islam?

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2022 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami