• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Etika Islam dan Nasrani > Perbudakan > Pandangan Islam dan Nasrani Tentang Perbudakan Sesama

Pandangan Islam dan Nasrani Tentang Perbudakan Sesama

23 Februari 2015 oleh Web Administrator 206 Komentar

lukisan-para-budak-sedang-bekerja

Bagaimanakah pandangan Islam tentang perbudakan sesama?

Menurut beberapa media online, ISIS (IS) menangkap banyak wanita Yazidi dan Kristen. Mereka dijual sebagai budak. Wanita berusia 40-50 dihargai 50,000 dinar atau sekitar Rp 500,000. Anak-anak perempuan berusia 1-9 tahun, dijual seharga Rp. 2 juta.

Ketika berhasil menguasai sebuah wilayah, maka ISIS memperbudak penduduknya yang bukan Muslim. Mereka berkeyakinan, syariat Islam membolehkan untuk memperbudak tawanan dalam perang jihad.

Pandangan Agama dan Tokoh Islam Tentang Perbudakan

Soal perbudakan, tokoh-tokoh Muslim berbeda pendapat. Dr. ‘Abdul-Latif Mushtahari, mengakui bahwa Islam mengijinkan perbudakan. “Islam tidak melarang perbudakan tetapi memakainya karena dua alasan. Pertama adalah perang . . . hanya orang non-Muslim yang boleh diperbudak atau dibunuh. Alasan kedua ialah seks perkembang-biakan. Maksudnya supaya dari para budak itu lahir lebih banyak budak bagi pemiliknya.” (“You Ask and Islam Answers,” hal. 51-52).

Ada tokoh Muslim lain yang menentang perbudakan. Syamsuddin Ramadlan An-Nawiy, misalnya. Ia menuliskan, “Islam telah mendorong manusia untuk membebaskan budak-budak yang mereka miliki.” Ada dua pandangan Islam tentang perbudakan yang berbeda, mana yang benar?

Namun nampaknya beberapa ayat Al-Quran mengijinkan seorang Muslim memiliki budak. “. . .  orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri . . . atau budak-budak yang mereka miliki . . .” (Qs 70:29-30).  “. . . Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu . . . dan hamba sahaya yang kamu miliki . . .” (Qs 33:50).

rantai-perbudakan-yang-terputusInjil Allah Menentang Perbudakan

Pembebasan budak Onesimus adalah sebuah contoh riil. Kisah ini terjadi pada abad pertama, jauh sebelum Islam lahir. Firman Allah memerintahkan Filemon, tuan Onesimus agar “. . .  menerimanya [Onesimus] . . . bukan lagi sebagai hamba, melainkan . . . sebagai saudara . . .” (Injil, Surat Filemon 1:16-17).

Kitab Injil menegaskan bahwa semua manusia sama di hadapan-Nya.“. . . tidak ada hamba atau orang merdeka, . . . semua adalah satu di dalam Kristus Yesus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Galatia 3:28). Dalam hidup dan pelayanan-Nya, Isa Al-Masih tidak pernah memperbudak manusia.

Isa, Hukum Kasih dan Perbudakan

Isa mengajarkan bahwa perbudakan itu dosa. Memperbudak berarti menindas, merendahkan, dan tidak mengasihi sesama. Sebaliknya, Ia memerintahkan “Kasihilah sesamamu seperti mengasihi diri sendiri,” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).Orang yang mengasihi sesamanya, jelas tidak akan memperbudak sesamanya!

Orang Islam dan Kristen mesti menolak perbudakan manusia. Disamping itu juga perlu menolak perbudakan dosa!  Isa mengasihi manusia. Ia melepaskan mereka dari perbudakan dosa dan hukumannya. Caranya, dengan mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Isa “. . . telah menyerahkan diri-Nya . . . untuk membebaskan kita dari segala kejahatan . . .” (Injil, Surat Titus 2:13-14).

Dengan menerima kasih dan pengorbanan-Nya, Anda akan terbebas dari perbudakan dosa. Demikianlah perbudakan sesama menurut Islam dan Kristen.


Lihat artikel ini dalam bentuk video


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Manakah yang lebih baik, ajaran Isa atau Islam tentang perbudakan? Sebutkan alasan Anda!
  2. Ajaran manakah, Isa atau Islam yang harus ditaati? Mengapa?
  3. Menurut saudara, benar atau salahkah perbudakan itu? Sebutkan alasan Anda!

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Agama Islam Dan Perbudakan Masa Kini
  2. Agama Islam Dan Perbudakan Seks Wanita
  3. Orang Muslim Paris – “Islam Agama Kasih”
  4. Islam: Ajaran Kasih Isa Itu Lemah, Allah Maha Pengasih Dan Penyayang

Video:

  1. Perbudakan Sesama Menurut Agama-Agama Timur Tengah

 

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pandangan Islam dan Nasrani Tentang Perbudakan Sesama”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Etika Islam dan Nasrani, Perbudakan

Reader Interactions

Comments

  1. usil mengatakan

    23 Februari 2015 pada 5:05 am

    ~
    Alkitab menghalalkan perbudakan dan menyuruh manusia untuk berbuat kejam kepada mereka. Lukas 12:47, “Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.” Pantas saja semua perbudakan yang berbentuk penjajahan dan pendudukan bangsa lain di dunia ini dilakukan oleh negara-negara Kristen, karena mereka memperoleh inspirasi dari Alkitab.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 10:13 pm

      ~
      Saudara Usil,

      Kami bersyukur bahwa ayat Alkitab sangat kronologis, sistematis, dan teratur sehingga ketika membaca Alkitab perlu membaca keseluruhan perikop. Ayat yang saudara kutip memiliki satu kesatuan dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Oleh sebab itu, silakan saudara membaca mulai dari ayat 35 hingga 59.

      Konteks ayat itu menjelaskan tentang kedatangan Isa Al-Masih kedua kali. Isa Al-Masih menggunakan perumpamaan — ayat yang saudara kutip adalah perumpamaan — untuk menjelaskan waktu kedatangannya yang tidak terduga. Oleh karena itu, ayat itu bukan tentang menghalalkan perbudakan, melainkan tentang kedatangan Isa Al-Masih kedua kali ke dunia ini.
      ~
      Solihin

  2. isa itu islam mengatakan

    23 Februari 2015 pada 5:38 am

    ~
    To: IDI,

    1. Budak menerima banyak pukulan dalam Alkitab. Lukas 12:47, “Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.”

    2. Budak karena tawanan perang dalam Alkitab. Ulangan 20:14, “Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, boleh kaupergunakan.”

    3. Budak dibeli menurut Alkitab. Imamat 25.44, “…hanya dari antara merekalah kamu boleh membeli budak laki-laki dan perempuan.”

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 10:22 pm

      ~
      Saudara Isa Itu Islam,

      Berkenaan dengan Injil, Rasul Lukas 12:47 kami telah menanggapi. Silakan membaca tanggapan kami di atas. Hal yang sama pun kami menyarankan kepada saudara untuk membaca keseluruhan perikop tersebut karena ayat Alkitab memiliki satu kesatuan, teratur, dan sistematis. Ayat dari Taurat diperuntukkan bagi bangsa Israel pada masa itu saja.

      Saat ini kita tidak menemukan perbudakan lagi di kalangan bangsa Israel. Justru berita terbaru menyatakan bahwa ISIS menjual budak sesuai dengan ajaran Al-Quran. Dapat saudara bayangkan bila banyak negara telah menghapuskan perbudakan, tetapi Islam (ISIS) mempertahankan dan mengembangkan perbudakan. Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
      ~
      Solihin

  3. usil mengatakan

    23 Februari 2015 pada 6:02 am

    ~
    ISIS melakukan perbudakan karena mereka tidak mengerti ajaran Al-Quran. Negara-negara Kristen melakukan perbudakan melalui penjajahan dan pendudukan bangsa lain, karena memperoleh inspirasi dari Alkitab.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 10:26 pm

      ~
      Saudara Usil,

      Benarkah ISIS tidak mengerti Al-Quran? Bukankah Al-Quran sendiri yang mengijinkan perbudakan (Qs 70:29-30)? Mengapa ISIS melakukan perbudakan saat negara-negara tidak memelihara budak lagi? Perhatikan bagaimana tindakan ISIS terhadap daerah-daerah yang dikuasai, mereka membunuh, menyebarkan teror, dan memperbudak manusia. Bagaimana tanggapan saudara tentang hal ini?
      ~
      Solihin

  4. cari ilmu mengatakan

    23 Februari 2015 pada 7:46 am

    ~
    To: Staf IDI,

    “Menurut beberapa media online, ISIS (IS) menangkap banyak wanita Yazidi dan Kristen. Mereka dijual sebagai budak. Wanita berusia 40-50 dihargai 50,000 dinar atau sekitar Rp 500,000. Anak-anak perempuan berusia 1-9 tahun, dijual seharga Rp. 2 juta.”

    Respon:
    Sebutkan sumbernya yang jelas biar saya selidiki, agar tidak menjadi fitnah.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 10:33 pm

      ~
      Saudara Cari Ilmu,

      Isa Al-Masih bersabda kepada para murid, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Injil, Rasul Besar Matius 5:37). Kami tidak tertarik untuk mencantumkan satu berita fiktif. Sesuai sabda Isa Al-Masih di atas, maka kami mencantumkan berita yang benar.

      Silakan saudara memeriksanya di media online atau membacanya di media cetak. Informasi saat ini mudah diakses, bukan?
      ~
      Solihin

  5. penonton mengatakan

    23 Februari 2015 pada 8:30 am

    ~
    To: IDI,

    123 budak adalah properti yang sah di mata dunia maupun di dalam Alkitab. Kelemahannya umat Kristen adalah ketidaktahuannya pada sejarah perbudakan di masa lalu yang ditulis dalam Alkitab. Hukum perbudakan dalam Alkitab sangat tidak manusiawi. Islam datang mengatur penyempurnaan aturan perbudakan dalam Alkitab dengan solusi penghapusan via perkawinan atau denda.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 10:38 pm

      ~
      Saudara Penonton,

      Kami menghargai dan memaklumi pendapat saudara walaupun tidak ada bukti bahwa Islam mengatur dan menyempurnakan aturan perbudakan. Faktanya, ISIS melakukan perbudakan dan menjual wanita tua dan anak-anak perempuan. Pertanyaannya adalah apa yang disempurnakan oleh Islam? Bukankah ISIS melakukan perbudakan dan jual beli manusia saat negara-negara menentang perbudakan? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
      ~
      Solihin

  6. boas paguh mengatakan

    23 Februari 2015 pada 9:55 am

    ~
    Yohanes 13:4-7, “Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?”Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.”

    Contoh langsung dari Sang Junjungan supaya pengikutnya berbuat sama yaitu untuk melayani bukan untuk dilayani. Haleluya.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 10:40 pm

      ~
      Saudara Boas Paguh,

      Kami kagum pada Isa Al-Masih yang menunjukkan sikap rendah hati di hadapan para murid. Terimakasih untuk ayat yang saudara kutip. Semoga ini memberikan pencerahan kepada pengunjung situs ini.
      ~
      Solihin

  7. heboh mengatakan

    23 Februari 2015 pada 10:26 am

    ~
    Pertama definisi budak itu apa dulu? Kedua, apa pembantu rumah tangga itu budak? Ketiga, baca di sini tentang perbandingan perbudakan ala Bible ala Al-Quran.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 11:10 pm

      ~
      Saudara Heboh,

      Kami berpendapat alangkah lebih baik bila saudara memberikan definisi budak menurut saudara. Faktanya, Islam (ISIS) menjual wanita tua dan anak-anak perempuan sebagai budak. Hal ini menjelaskan bahwa Islam melegalkan dan menghalalkan perbudakan.

      Hal ini sungguh berbeda dengan kehendak Allah dalam Alkitab. Firman Allah menegaskan dan memerintahkan kepada Filemon untuk membebaskan Onesimus, seorang budaknya. Bukankah ini sebuah contoh yang baik? Kisah di atas adalah gambaran bahwa manusia membutuhkan pembebasan dan kemerdekaan dari dosa. Manusia adalah budak dosa. Karena itu, Isa Al-Masih datang ke dunia untuk membebaskan manusia dari dosa dengan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
      ~
      Solihin

  8. boas paguh mengatakan

    23 Februari 2015 pada 11:07 am

    ~
    Kepada: Saudara Heboh,

    Sesuai dengan keterangan artikel dan gambar di atas, kata budak cocoknya mengarah kepada pengertian berikut sesuai KBBI: sistem segolongan manusia yang dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia yang lain. Pembantu rumah tangga bisa menjadi budak bisa juga tidak, tergantung perlakuan majikannya. Menurut saudara sesuai artikel, apa itu budak?

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 11:11 pm

      ~
      Saudara Boas Paguh,

      Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Semoga saudara Heboh mendapatkan pencerahan.
      ~
      Solihin

  9. boas paguh mengatakan

    23 Februari 2015 pada 2:30 pm

    ~
    Apakah ISIS hadir untuk melayani fakir miskin, janda-janda, yatim piatu, orang sakit untuk menciptakan kedamaian bagi suku minoritas Yazidi di Iraq? Oh, tidak! Tidak! Tidak! ISIS hadir untuk memperkosa, memperbudak, mengambil organ tubuh, menyembelih dan memancung.

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 11:14 pm

      ~
      Saudara Boas Paguh,

      Kami cukup prihatin dengan perkembangan ISIS saat ini. Kami berpendapat bahwa hal ini tidak lepas dari ajaran Al-Quran. Walaupun kami tahu banyak umat Islam juga yang tidak menyetujui tindakan mereka. Namun, faktanya ISIS telah meresahkan dunia. Semoga fakta dan tindakan ISIS mencelikkan dunia tentang Islam.
      ~
      Solihin

  10. copasti mengatakan

    23 Februari 2015 pada 2:47 pm

    ~
    Tak ada ayat dalam Alkitab yang mengajarkan pembebasan perbudakan secara total. Malah Yesus tak mengajarkannya sama sekali. Dan di zaman Petrus, Paulus dan lainnya, perbudakan tetap eksis dan diakui di lingkungan mereka. Malah Maria ibu Markus mempunyai budak perempuan. Petrus dan Paulus mengajarkan budak-budak patuh taat pada tuannya, bukan mengajarkan membebaskan mereka.

    Ini salah satu bukti: “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis” (1 Petrus 2:18).

    Balas
    • staff mengatakan

      23 Februari 2015 pada 11:27 pm

      ~
      Saudara Copasti,

      Kami bersyukur bahwa Alkitab tidak mengajarkan pembebasan perbudakan, karena Alkitab tidak mengajarkan perbudakan. Pertanyaannya adalah bila Alkitab tidak mengajarkan perbudakan, untuk apa mengajarkan pembebasan perbudakan? Bukankah itu dilakukan bagi kitab yang mengajarkan perbudakan?

      Ayat yang saudara kutip berlaku juga bagi setiap orang yang bekerja sebagai karyawan untuk tunduk pada pimpinan, bukan saja yang ramah, tetapi juga kepada yang bengis. Sebuah perintah yang indah, bukan? Itu adalah maksud dari ayat tersebut. Paulus juga mengingatkan dan mengajarkan, “Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga” (Injil, Surat Kolose 4:1).
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

1 2 3 … 11 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Punya Hutang Puasa Ramadhan? Ini Cara Lunasinya!
  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Isa Al-Masih Tidak Mati Disalib! Benarkah?
  • Satu-satunya Jalan Menghindari Si Dajjal
  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Isa Al-Masih Tidak Mati Disalib! Benarkah?
  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Injil: Isa Al-Masih Anak Manusia, Isa Al-Masih Bukan Tuhan?
  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran
  • Satu-satunya Jalan Menghindari Si Dajjal

Artikel Yang Terhubung

  • Agama Islam Dan Perbudakan Masa Kini
  • Pandangan Islam Dan Kristen Bagaimana Dosa Diampuni
  • Islam Dan Kristen Bertanya "Apakah Allah Mencintai Saya?"
  • Pornografi – Tantangan Islam dan Kristen
  • Hukuman Zina Menurut Islam dan Isa Al-Masih

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami