• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Audio Alkitab
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Etika Islam dan Nasrani > Islam Dan Kristen Bertanya “Apakah Allah Mengasihi Saya?”

Islam Dan Kristen Bertanya “Apakah Allah Mengasihi Saya?”

10 Maret 2014 oleh Web Administrator 120 Komentar

kasihMungkin Anda pernah mendengar seseorang berkata, “Aku sudah melakukan ibadah keagamaanku dengan taat. Aku rajin membaca kitab suci, berpuasa dan beramal. Namun sepertinya Allah tidak mengasihi aku.  Ia tidak menjawab doaku!” Lalu, benarkah Allah mengasihi saya?

Allah Maha Pengasih dan Pemurah

Baik orang Kristen maupun Islam percaya Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah. Sayangnya, umat beragama hanya melihat sifat Allah ini melalui karya-karya Allah yang kasatmata. Seperti: Ketika Allah memberkati atau menjawab doa mereka.

Bagaimana bila semua kekayaan Anda lenyap seketika. Atau orang yang Anda cintai meninggal tiba-tiba karena kecelakaan. Bagaimana bila rumah dan harta benda Anda habis terbakar, atau Anda tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaan. Masihkah Anda dapat berkata “Allah itu baik,  Allah mengasihi saya?”

Orang Saleh Diuji Allah

Kitab Suci umat Islam dan Kristen percaya Nabi Ayub adalah seorang yang saleh, “Orang itu [Ayub] saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan” (Kitab Nabi Ayub 1:1). Lagi dalam Al-Quran dikatakan “Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta’at (kepada Tuhannya)” (Qs 38:44). Ayub juga dikenal sebagai orang terkaya di daerahnya dan mempunyai banyak keturunan.

Hingga suatu hari Ayub mengalami penderitaan yang luar biasa. Dia bukan hanya kehilangan harta kekayaannya, tetapi juga isteri dan anak-anaknya. Bahkan dijauhi oleh sahabat-sahabatnya. Namun Ayub tidak tenggelam dalam penderitaannya. Dia tahu bahwa “Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Kitab Nabi Ayub 42:2).

Ayub mengenal Allah dengan baik. Dia tetap percaya bahwa Tuhan mengasihinya dan akan memulihkannya. Benar saja, Tuhan bukan hanya memulihkan keadaan Ayub. Ia juga memberkatinya lebih berlimpah dari kehidupannya semula.

Mengenal Pribadi Allah

Kurangnya pengenalan akan sifat dan karakter Allah yang sesungguhnya, membuat seseorang mengambil kesimpulan yang salah tentang Allah. Sementara Kitab Allah sudah sangat jelas mengatakan, “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia . . . ” (Injil, Surat 2 Petrus 3:1).

Demikian juga Al-Quran berkata “Dan bertakwakallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya” (Qs 25:58).

Isa Al-Masih Bukti Utama Kasih Allah

Allah ingin agar umat-Nya mempunyai hubungan yang baik dengan-Nya. Mengenal-Nya, dan percaya bahwa Dia adalah Allah yang begitu mengasihi manusia. Untuk dapat menyatakan diri-Nya kepada manusia, Allah berinisiatif menutup ke-Ilahian-Nya dengan tubuh dan daging manusia. Dengan demikian, Dia dapat tinggal di antara manusia dan menyatakan sifat serta karakter-Nya secara langsung.

Sayangnya, dosa telah membutakan mata rohani manusia. Mereka tidak mengenal bahwa Kalimat Allah yang kekal adanya menjelma menjadi manusia dan dikenal dengan nama Isa Al-Masih. Mereka tidak menyadari kehadiran Isa Al-Masih di dunia adalah wujud Allah ar-Rahman ar-Rahim. Tentang hal ini, Isa berkata, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:7).

Bukti utama kasih Allah bukan harta, keluarga, atau pekerjaan yang Anda miliki. Penyaliban Kalimat Allah untuk memberi “Hidup Kekal” bagi Anda adalah bukti utama kasih Allah.

Datanglah pada-Nya dan respon pada panggilan-Nya “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Sehingga Anda tidak akan pernah lagi berkata “apakah Allah mengasihi saya”?

Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Menurut Anda, apakah yang membuat seseorang meragukan kasih Allah?
  2. Mengapa sepertinya Allah lebih memberkati orang yang tidak saleh dibanding orang saleh?
  3. Menurut Anda, dengan cara apakah seseorang dapat mengenal sifat dan karakter Allah yang sesungguhnya?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Islam Dan Kristen Bertanya “Apakah Allah Mengasihi Saya?” ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718 

Ditempatkan di bawah: Etika Islam dan Nasrani

Reader Interactions

Comments

  1. Orang berdosa mengatakan

    17 Maret 2014 pada 1:28 am

    *****
    1. Hati yang jauh dari kebenaran sehingga muncul kehampaan, kegelapan di hidupnya.

    2. Berkat duniawi, yang terlihat, yang bisa membuat iri hati manusia bisa jadi bukan dari Allah.

    3. Siapa manusia sehingga dia bisa dekat dengan Allah? Renungkan firman-Nya. Apakah janji jalan keselamatan sudah digenapi? Coba telaah dengan teliti.

    Jangan keraskan hati kita!

    Balas
    • staff mengatakan

      7 Juli 2014 pada 1:48 pm

      *****
      Saudara Orang Berdosa,

      Terimakasih sudah berusaha menjawab tiga pertanyaan yang kami berikan. Semoga jawaban yang saudara berikan dapat menambah wawasan pengunjung lain. Sehingga mereka dapat semakin mengerti, bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan usaha manusia. Juga, Allah adalah Tuhan yang Maha Besar. Yang mustahil dapat dimengerti oleh logika manusia.
      ~
      Saodah

  2. arahman mengatakan

    17 Maret 2014 pada 7:00 am

    ~
    Sungguh telat menurut kami bahwa Tuhan baru memakai tubuh Yesus untuk menunjukkan sifat kasih sayang pada umat-Nya. Dari dulu kemana saja? Apa mungkin Tuhan mengubah sifatn-Nya semaunya? Jelas tidak mungkin. Dimana letak rahman rohim-Nya? Karena terlalu suci bagi Allah untuk menjelma menjadi manusia dan tidak mungkin.

    Balas
    • staff mengatakan

      17 Maret 2014 pada 1:50 pm

      ~
      Saudara Arahman,

      Tuhan tetap menunjukkan kasih sayang-Nya kepada manusia dengan mengutus para nabi. Hingga waktu yang ditentukan Tuhan, maka Ia sendiri yang datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Sebab tidak mungkin manusia dapat diselamatkan tanpa pertolongan Allah. Bukankah Tuhan jauh lebih tahu waktu yang lebih tepat? Dapatkah saudara menginterupsi dan mengatur waktu yang tepat Dia datang ke dunia?

      Renungkanlah firman Allah ini, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Kitab Pengkhotbah 3:11)
      ~
      Salma/Soadah

  3. widodo mengatakan

    17 Maret 2014 pada 9:54 am

    ~
    Untuk Staf Isa Islam,

    Argumen anda yang mengatakan amal adalah bentuk rasa syukur adalah hal yang salah. Iman dan amal itu adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Begitu juga dengan keselamatan dan perbuatan. Dan itulah yang disebut sabar dan syukur. Iman tanpa amal adalah hampa. Sebagaimana keselamatan tanpa perbuatan adalah hampa. Dan itulah inti ajaran saudara.

    Balas
    • staff mengatakan

      17 Maret 2014 pada 1:57 pm

      ~
      Saudara Widodo,

      Kami menghargai tulisan saudara. Kalau boleh tahu, apa maksud tulisan saudara ‘keselamatan tanpa perbuatan adalah hampa’? Barangkali saudara dapat menjelaskan lebih lanjut maksud tulisan saudara.
      ~
      Salma

  4. joy mengatakan

    17 Maret 2014 pada 5:34 pm

    ~
    Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Apa yang sebenarnya ingin anda sampaikan?

    Tentu saja kami, Muslim, setuju bahwa Isa Al-Masih adalah jalan kebenaran. Dan jalan tidaklah sama dengan tujuan. Tujuan dari jalan tersebut adalah kepada Allah. Jadi, jalan itu bermakna seorang nabi yang menuntun atau mengajarkan anda cara untuk lebih dekat kepada Allah. Jika anda tidak mengikuti ajaran para nabi maka anda tidak akan bisa dekat dengan Allah.

    Jadi, kata-kata Yesus tersebut jangan diartikan bahwa Allah itu memiliki keterbatasan. Hingga untuk berdoa kepada Allah harus melalui perantara Yesus dulu. Lalu bagaimana dengan umat sebelum Yesus yang sama sekali tidak pernah tahu nama Yesus?

    Balas
    • staff mengatakan

      24 Maret 2014 pada 12:09 am

      ~
      Saudara Joy,

      Isa Al-Masih bukan saja jalan, tetapi Dia adalah kebenaran, dan Dia adalah hidup. Bukankah kebenaran dan hidup hanya milik Allah semata? Dan sesungguhnya ini bukan tentang doa, tetapi tentang keselamatan hidup manusia di akhirat.

      Isa Al-Masih adalah wujud kasih Allah kepada manusia. Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
      ~
      Salma

  5. Muhammad Isa mengatakan

    18 Maret 2014 pada 12:33 pm

    *****
    1. Menurut saya, hanya orang bodoh yang meragukan kasih Allah. Sebab orang yang beriman, tidak akan pernah meragukan kasih-Nya. Hal-hal yang baik ataupun yang buruk dalam kehidupan manusia itu sudah merupakan takdir Allah. Ujian yang datang bukan berarti bahwa Allah tidak mengasihi hamba-Nya.

    2. Pertanyaan nomor 2 merupakan pernyataan yang bodoh. Sebab Allah tidak memilah-milah dalam memberkati hamba-hamba-Nya.

    3. Mengenal Allah dengan cara bertaqwa kepada-Nya, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya. Perintah-Nya berupa shalat, melakukan kebajikan, dan lain-lain. Dengan hal itu kita dapat mengenal Allah lebih baik dan lebih dekat.

    Balas
    • staff mengatakan

      24 Maret 2014 pada 6:31 am

      *****
      Saudara Muhammad Isa,

      Berikut tanggapan kami:
      1. Menurut kami, saudara tidak menjawab pertanyaan. Apa yang membuat seseorang meragukan kasih Allah? Jelas, ini pernah dialami manusia, bukan?

      2. Menurut kami, saudara tidak teliti membaca pertanyaan nomor 2. Perhatikan kata ‘sepertinya’. Itu bukan berarti Allah memilah-milah memberikan berkat.

      3. Menurut kami, melakukan semua itu belum tentu menjamin bahwa saudara telah mengenal-Nya. Seperti saudara mempunyai seorang atasan. Saudara melakukan semua perintah dan larangan atasan saudara. Tetapi saudara tidak memiliki hubungan yang dekat dengan atasan saudara. Mungkinkah saudara mengenalnya dengan baik? Karena itu, menurut kami, untuk mengenal Allah adalah kita harus memiliki hubungan yang baik dan terlebih dahulu didamaikan dengan-Nya.
      ~
      Salma

  6. sederhan mengatakan

    19 Maret 2014 pada 1:48 am

    ~
    Kembali ke artikel. Sudah jelas dari artikel dan komen baik dari Muslim dan Muslimah bahwa Allah yang dikenalkan Muhammad bukanlah Tuhan, bukanlah Ilahi sesungguhnya. Dia hanya meminjam kata-kata Ilahi untuk mendeklarasikan dan mempromosikan dirinya berkuasa, tapi sebenarnya tidak ada dan tidak pernah terjadi sejak agama ini dideklarasikan. Contoh dalam Al-Quran dikatakan bahwa umat Yahudi telah dikutuk dan diazab Allah menjadi monyet karena tidak menjalankan hari Sabat.

    Kapan? Dimana? Sejarah dan cerita Alkitab juga tidak pernah mencatat itu. Jadi, semua hanya ilusi. Allah adalah mitos, ilusi yang diciptakan Muhammad untuk kepentingannya saja. Contoh, ketika dia menginginkan Zaenab, anaknya menjadi istrinya, maka Allah menghalalkannya. Juga ketika meniduri Mariah juga halal.

    Balas
  7. David mengatakan

    19 Maret 2014 pada 5:18 am

    ~
    Saya akan coba memberi pendapat tentang pertanyaan nomor 2. Mengapa sepertinya Allah lebih memberkati orang yang tidak saleh dibanding orang saleh?

    Menurut saya, Allah mengasihi setiap umat-Nya. Ia datang untuk menolong orang yang tersesat dan meneguhkan iman orang saleh. Terkadang orang merasa Tuhan berlaku tidak adil dengan lebih memberkati pendosa, padahal sebenarnya pikiran seperti itu adalah salah.

    Segala perbuatanku tidak sebanding dengan berkat yang Tuhan berikan. Sekalipun aku telah menjadi orang tersaleh. Tapi para pendosa juga berhak menerima kasih dari Tuhan. Tuhan datang untuk menyelamatkan orang yang sesat, meneguhkan iman orang yang saleh. Sehingga seluruh dunia bisa diselamatkan. Semoga pikiran kita tidak tercemar lagi dengan kecemburuan seperti itu. Amin

    Balas
  8. cokie mengatakan

    19 Maret 2014 pada 11:19 am

    ~
    To: Joy,

    Jalan adalah tempat anda melangkah untuk mencapai tujuan. Bila anda melangkah di jalan yang benar, pasti tempat tujuan anda benar. Apakah ada cara lain menurut anda untuk mencapai tujuan?.

    Benar, tujuan akhir manusia adalah bertemu dengan Allah dan Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). Yesus mengatakan demikian sebab Ia mengasihi setiap umat ciptaan-Nya, termasuk anda.

    Allah tidak memiliki keterbatasan, dan Allah pun mengajarkan untuk meminta segala sesuatu kepada-Nya, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

    Balas
  9. Yofel Christian mengatakan

    25 Maret 2014 pada 2:49 am

    ~
    Salam Saudaraku,

    Saya seorang pengikut Yesus Kristus (Kristen). Saudara-saudara yang sama-sama dikasihi Tuhan. Kalian terlalu sibuk memperdebatkan hal-hal yang belum tentu kalian ketahui. Ingatlah, semua orang berdosa.

    Maka dari itu, mari kita saling mengisi dibalik perbedaan kita saudaraku. Saya sudah pernah katakan, tidak ada satupun agama di dunia ini yang dapat menyelamatkan kita, selain kita percaya dan ada di dalam Dia. Dan dengan iman percaya kita, maka kita akan diselamatkan.

    Pertanyaan saya, “Siapa yang dapat menjamin bahwa agama di dunia ini dapat menyelamatkan, selain iman percaya kita?”

    Balas
  10. randy mengatakan

    25 Maret 2014 pada 5:51 am

    ~
    Untuk Staff IDI,

    Jika dalam Kristen ada jaminan keselamatan sorga dalam diri Yesus dan kita mengimaninya, mengapa lagi kita hidup di dunia ini? Bukankah banyak permasalahan yang kita hadapi. Seperti kemiskinan, pencurian, pemerkosaan. Lebih baik kita mati dan bertemu, berkreasi, dan berekspresi dengan Yesus di sorga.

    Balas
    • staff mengatakan

      27 Maret 2014 pada 4:44 am

      ~
      Saudara Randy,

      Jaminan keselamatan di sorga yang dijanjikan Isa Al-Masih bukan menjadikan kita kerdil dan berpikir untuk diri sendiri. Jaminan itu membuat kita harus semakin mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Sebab Allah telah lebih dulu mengasihi manusia dengan Ia sendiri datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

      Tidakkah begitu indah bila kita hidup mengasihi Allah dan mengasihi sesama? Kami yakin Allah sangat senang bila kita dapat menerapkan dan melakukan firman-Nya itu, bukan?
      ~
      Salma

Baca komentar lainnya:

« 1 2 3 4 5 6 … 8 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Kelahiran Nabi Isa Menurut Kitab Suci
  • Seorang Muslim Bertemu Allah di Penjara
  • Seorang Muslim Menemukan Pengampunan
  • Selidikilah Sholawat Nabi Muhammad Dan Isa Al-Masih
  • Alkitab – Kitab Suci Umat Kristen

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Kisah Nabi Isa Singkat Menurut Kitab Allah
  • Isa Al-Masih Dalam Al-Quran
  • Pandangan Al-Quran Tentang Sorga Dan Neraka
  • Pandangan Orang Kristen Tentang Nabi Muhammad
  • Alkitab – Kitab Suci Umat Kristen

Artikel Yang Terhubung

  • Pandangan Islam Dan Kristen Bagaimana Dosa Diampuni
  • Pornografi – Tantangan Islam dan Kristen
  • Syariah Islam Dan Kristen - Mana Yang Lebih Berbobot?
  • Jawaban Yang Membingungkan Orang Islam Dan Kristen
  • Perbudakan Sesama Menurut Islam Dan Kristen

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2019 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

 

Tunggu dulu!

Anda bisa mempelajari Isa Al-Masih dan agama Islam mendalam dengan menerima bulletin berkala Isa dan Al-Fatihah yang gratis.
Daftarlah sekarang!



 


 
 
 




×