• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Audio Alkitab
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Etika Islam dan Nasrani > Salam Islam ‘Assalamualaikum’ dan Salam Isa, Mana Lebih Menghibur?

Salam Islam ‘Assalamualaikum’ dan Salam Isa, Mana Lebih Menghibur?

23 Januari 2017 oleh Web Administrator 228 Komentar

muslim greetingsPara Muslim sering mengucapkan salam, Assalaamu’alaikum, di antara mereka. Apakah arti kata Assalaamu’alaikum lebih menghibur daripada salam dari Isa Al-Masih?

Mari kita lihat pengertian keduanya yaitu tentang ‘Assalamualaikum’ dan salam Isa Al-Masih. Berikut penjelasannya:

Arti Kata Assalaamu’alaikum

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh berarti semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah kepada kalian.

Sahabat-sahabat Muslim saya tidak mengucapkan Assalaamu’alaikum kepada saya. Saya bingung, dan bertanya dalam hati.

Setelah belajar Islam, saya tahu bahwa haram hukumnya memberi salam kepada non-Muslim. “Jangan kalian mengawali mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani . . .” (HR. Muslim no. 2167).

Ajaran Al-Quran Tentang “Assalaamu’alaikum”

Qs 59:23 menuliskan “Dialah Allah, tidak ada ilaah (sesembahan) yang layak kecuali Dia . . . Maha Sejahtera . . .”

Dalam ayat ini, As-Salaam (Maha Sejahtera) adalah satu dari nama-nama agung Allah SWT. Menurut Al-Majd Fairuz Abadi makna As-Salam ialah “Engkau tidak akan luput dari semua kebaikan dan berkah dan engkau selamat dari semua yang dibenci dan yang merupakan kejelekan.”

Kesimpulannya, Salam berarti:

  1. Mengingat (dzikr) Allah SWT,
  2. Pengingat diri,
  3. Ungkapan kasih sayang antar sesama Muslim,
  4. Doa yang istimewa, dan
  5. Pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘Anda aman dari bahaya tangan dan lidahmu.’

Isa Al-Masih dan Gelar Alssalam

Isa juga memiliki gelar “Raja Damai” (rayiys alssalam) (Kitab Nabi Yesaya 9:5). Mengapa Isa memiliki gelar yang hanya untuk Allah? Karena hakekat Isa Al-Masih adalah Firman Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).

sistine chapel ceilingKaitan Status Manusia dan Pendamaian Isa Al-Masih

Meskipun taat beragama, orang Islam dan Kristen masih sering berdosa. Kita membenci sesama, sombong, tidak taat, marah, egois dan sebagainya.

Dosa-dosa itu menjadikan kita bermusuhan dengan Allah yang Maha Suci. Di mata Allah, kita adalah musuh-musuh-Nya yang harus dihukum.

Isa datang ke dunia untuk mendamaikan manusia berdosa dengan Allah. Sehingga oleh Allah, manusia tidak lagi dianggap musuh yang harus dihukum. Melainkan sebagai anak-anak Allah yang dijamin masuk sorga.

Injil Allah menegaskan kebenaran itu. “. . . kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya [Isa Al-Masih], lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” (Injil, Surat Roma 5:10).

Melalui kematian-Nya, Isa menanggung hukuman dosa manusia. Ia mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal orang yang percaya kepada-Nya. Dengan demikian umat Isa telah berdamai dengan Allah.

‘Assalamualaikum’ dan Salam Isa, Manakah Yang Lebih Menghibur?

Assalaamu’alaikum dan amal tidaklah menghibur. Sebab keduanya tidak dapat membebaskan manusia berdosa dari hukuman kekal.

Sebaliknya, pendamaian Isa Al-Masih sungguh menghibur. Sebab Isa berkuasa mendamaikan manusia berdosa dengan Allah. Melalui kematian-Nya, Isa mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal di sorga.

[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]

Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Mengapa pendamaian Isa lebih baik daripada makna ucapan salam assalamualaikum?
  2. Adakah cara lain selain cara Isa untuk mendamaikan manusia berdosa dengan Allah yang Maha Suci? Alasannya?
  3. Mengapa Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal setiap orang yang percaya kepada-Nya?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Salam Islam ‘Assalamualaikum’ dan Salam Isa, Mana Lebih Menghibur?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Ditempatkan di bawah: Etika Islam dan Nasrani Ditag dengan:arti kata assalam mualaikum

Reader Interactions

Comments

  1. LGN mengatakan

    25 Januari 2017 pada 7:16 am

    ~
    To: Saudara Trisant,

    Benarkah jika mengucapkan salam saja tanpa perbuatan? Jika salam saja tanpa ada bukti nyata dari makna salam itu sama saja tidak berarti. Seorang penjahat pun bisa mengucapkan salam. Bisakah saudara membandingkan mana yang lebih baik tindakan atau hanya ucapan di bibir saja? Saudara bisa mengucapkan salam, tapi sudah nyatakah makna salam (assalaamu’alaikum) yang saudara ucapkan itu di kehidupan saudara? Salam yang nyata adalah hadir-Nya Allah itu sendiri di kehidupan manusia (keselamatan, rahmat Allah, berkah).

    Yakobus 2:14-26, iman tidak berarti tanpa perbuatan, bukan? Sama, ucapan tanpa perbuatan adalah nol besar. 1 Tesalonika 5:21, “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” 1 Yohanes 4:1- 6, Firman Allah tidak mungkin salah.

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 10:12 am

      ~
      Saudara LGN,

      Salam tanpa ada keyakinan bahwa ia akan mendapatkan damai sejahtera, maka salam tersebut tidak memiliki makna. Salam yang memiliki makna adalah salam yang telah memiliki jaminan pasti damai sejahtera. Setidaknya ada tindakan konkret dari Allah sehingga manusia yang memberikan salam pun memiliki keyakinan pasti atas ucapannya. Harap saudara Trisant memahaminya.
      ~
      Solihin

  2. Omong kosong mengatakan

    25 Januari 2017 pada 7:29 am

    ~
    Salam itu doa dari seorang Muslim yang bertemu dengan Muslim yang lain. Tentu saja itu ucapan dan perbuatan agar saudara Muslimnya diberi kedamaian oleh alloh. Sama halnya anda semua berdoa untuk anak anda agar anak anda diberi keselamatan oleh alloh. Kalau ucapan tidak ada artinya berarti tidak ada artinya berdoa karena itu hanya ucapan.

    Perbuatan lebih berarti. Perbuatan apa yang anda maksud? Bukankah Muslim lebih banyak berbuat dalam mendekatkan diri pada alloh. Kalau perbuatan Yesus itu juga hanya ucapan Paulus.

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 10:17 am

      ~
      Saudara Omong,

      Pernyataan saudara sangat menarik. Muslim memberikan salam kepada Muslim yang lain, sementara Muslim tersebut tidak memiliki keyakinan pasti atas ucapannya. Sebab makna salam assalamualaikum adalah semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah kepada kalian. Kata ‘semoga’ merupakan bentuk ketidakyakinan. Itu sebabnya, kami berpendapat bahwa salam assalamualaikum adalah retorika belaka karena tidak ada bukti konkret bahwa alloh saudara bertindak untuk menyelamatkan saudara.

      Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan alloh saudara agar saudara pasti masuk sorga? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran tindakan alloh saudara yang menjamin saudara masuk sorga? Mohon pencerahan saudara.
      ~
      Solihin

  3. Bismillah mengatakan

    25 Januari 2017 pada 6:52 pm

    ~
    Selamat malam semuanya,

    Saya ingin menanggapi pertanyaan pertama. Lebih baik mana assalamualaikum (yang katanya tidak memberikan jaminan apapun) dengan pengorbanan Isa Al-Masih (kepercayaan anda) mendamaikan manusia dengan Allah? Ini dua hal yang berbeda karena assalamualaikum adalah ucapan dan pengorbanan Isa Al-Masih (kepercayaan anda) adalah tindakan. Jangan bandingkan dua hal berbeda. Bandingkan ucapan dengan ucapan.

    Ucapan umat Kristiani adalah Shalom, Yohanes 1:3 yang tertulis: “Kasih karunia, rahmat dan SHALOM dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih“. Bandingkan tindakan dengan tindakan juga. Lebih baik mana kita yang bertaubat (mengaku salah langsung kepada Allah) atau melalui Isa Al-Masih kepercayaan anda kepada Allah?

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 10:33 am

      ~
      Saudara Bismillah,

      Pemikiran yang bagus sekali dan logis. Kami senang membaca jawaban saudara. Kami akan menggunakan perspektif saudara untuk menanggapinya. Salam assalamualaikum memiliki makna semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah kepada kalian. Sedangkan shalom berarti damai bagimu. Tidak ada kata ‘semoga’ dalam shalom.

      Mengapa? Karena Allah bertindak langsung untuk menyelamatkan manusia dari dosa dengan datang ke dunia dan menjadi manusia dalam Pribadi Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14). Ini adalah tindakan konkret Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Bagaimana dengan alloh Islam? Tindakan konkret apa yang dilakukan alloh Islam untuk menyelamatkan saudara dari dosa? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran tindakan konkret alloh Islam untuk menyelamatkan saudara dari dosa? Mohon pencerahan saudara.
      ~
      Solihin

  4. Hendy Gunawan mengatakan

    26 Januari 2017 pada 12:38 am

    ~
    To: All Muslim,

    Ucapan salam itu tidak dosa atau baik, tapi harus disertai juga tindakan nyata. Makanya saya memberi saran sama semua Muslim untuk jangan percaya sama alloh swt yang kerjaanya cuma bisanya bicara dan duduk saja. Percayalah pada Allah yang telah bertindak dalam proses penyelamatan dan keselamatan manusia di akhirat. Dengan cara memberikan Dirinya sebagai penebusan dosa.

    Jadi, ketika Allah bilang dosa anda telah dihapuskan, memang dosa itu telah dihapuskan oleh tindakan yang nyata, bukan cuma bicara saja.

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 10:35 am

      ~
      Saudara Hendy,

      Ucapan tanpa ada tindakan hanya retorika belaka. Adalah menyedihkan memilih ilah yang demikian. Yang tepat adalah memilih Allah yang memiliki tindakan konkret untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Bila manusia saja tidak puas dengan orang yang hanya mengumbar janji, mengapa kita puas kepada ilah yang hanya mengumbar janji? Terimakasih saudara Hendy.
      ~
      Solihin

  5. rizal mengatakan

    26 Januari 2017 pada 2:22 am

    ~
    Solihin,

    Komentar anda tidak menjawab pertanyaan saya. Anda berkata bahwa Yesus datang ke dunia untuk mendamaikan manusia dengan Allah. Pertanyaan saya masih sama kalau Yesus adalah Allah lalu manusia itu bermusuhan dengan Allah yang mana lagi? Anda berkata arti esa itu bukan satu tapi satu kesatuan. Pertanyaannya lalu manusia itu bermusuhan sama Allah yang satu kesatuan mana lagi? Sama Bapa, Roh Kudus atau sama siapa?

    Anda berkata Qs 23:1-11 hanya retorika. Retorika dari mana? Itu dengan tegas dan jelas kepastian masuk surga. Bedanya anda itu tidak mau mengakuinya.

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 10:59 am

      ~
      Saudara Rizal,

      Menarik sekali pertanyaan saudara. Namun, Allah tidak seperti manusia atau benda. Kami telah menjelaskan kata ‘esa’ bukan bilangan matematis angka satu yang mutlak, melainkan satu kesatuan yang utuh. Bila manusia melanggar perintah Allah, maka manusia memusuhi Allah Tritunggal. Silakan saudara klik ini http://tinyurl.com/d2k6hcw untuk mengetahuinya.

      Hakekat Allah adalah suci, sedangkan manusia berdosa karena melanggar perintah Allah. Allah sangat serius memandang dosa. Satu dosa saja maka Allah tidak berkenan kepada manusia sehingga manusia berdosa dipastikan masuk neraka. Karena itu, satu-satunya cara adalah Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Dengan pengorbanan Isa Al-Masih tersebut, maka Isa Al-Masih telah mendamaikan manusia yang berdosa dengan Allah sehingga manusia dapat berhubungan kembali dengan Allah.

      Bagaimana dengan alloh Islam? Qs 23:1-11 tidak memberikan kepastian masuk sorga karena tidak ada tindakan konkret alloh Islam, kecuali janji dan retorika belaka. Itu sebabnya, nabi saudara bingung dengan nasibnya di akhirat. Pertanyaannya adalah tindakan konkret apa yang dilakukan alloh Islam untuk menyelamatkan saudara dari dosa? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran tindakan konkret alloh Islam untuk menyelamatkan saudara dari dosa? Mohon pencerahan saudara.
      ~
      Solihin

  6. Agur bin Yake mengatakan

    26 Januari 2017 pada 2:44 am

    ~
    Ajaran Muhammad penentang ajaran dan teladan Isa Al-Masih. Bandingkan kedua ajaran di bawah ini.

    “Jangan kalian mengawali mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani . . .” (HR. Muslim no. 2167).

    Matius 5:46-47, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?”

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 12:04 pm

      ~
      Saudara Agur,

      Mengucapkan salam tanpa mengetahui makna dari salam itu sendiri maka salam itu seperti kata-kata hambar. Terlepas dari larangan nabi Islam, kita mengetahui bahwa salam assalamualaikum tidak memberikan jaminan apapun untuk keselamatan manusia, kecuali retorika belaka. Karena itu, kami berharap rekan-rekan pengunjung memahami makna salam sesungguhnya.
      ~
      Solihin

  7. LGN mengatakan

    26 Januari 2017 pada 2:52 am

    ~
    To: Bismilah,

    Mengenai perbandingan ucapan dengan ucapan. “Tindakan pasti ada ucapan” Ok! Pahami dulu ini kalimat. “Ucapan belum tentu ada tindakan alias ngambang, tidak tahu mau kemana, atau mudah-mudahan. Kesimpulan, mau dibandingkan pun ucapan dengan ucapan jika tidak ada artinya untuk apa dibandingkan? Yang artinya adalah omong kosong. Bukankah lebih baik mengerti makna dari “tindakan” dari pada “ucapan”?

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 12:05 pm

      ~
      Saudara LGN,

      Penjelasan yang bagus dan menarik. Harap saudara Bismillah memikirkan pernyataan saudara di atas. Sebab tidak ada gunanya memberikan salam bila yang memberikan salam pun tidak memiliki keyakinan apa yang disampaikannya. Kami menyebutnya kata-kata hambar. Terimakasih saudara LGN untuk tanggapan saudara.
      ~
      Solihin

  8. rizal mengatakan

    26 Januari 2017 pada 2:59 am

    ~
    Agur,

    Coba perhatikan lagi hadist yang anda kutip. Di sana dikatakan “jangan kalian mengawali” dengan kata lain “jangan kalian mendahului” pengucapan salam. Jadi “Jika seorang ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan ‘wa’alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6258 dan Muslim no. 2163).

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 12:10 pm

      ~
      Saudara Rizal,

      Kalimat ‘jangan mengawali’ merupakan bentuk kesombongan dari nabi saudara. Adalah tepat bila nabi saudara belajar dari Paulus. Injil, Surat Roma 12:10 menyatakan, “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” Ayat tersebut bentuk kerendahan hati. Terlepas dari mengawali atau jangan, salam tidak akan memberikan faedah bagi yang menerimanya bila yang menyampaikannya tidak yakin dengan salam itu sendiri.

      Mengapa tidak yakin? Sebab seorang Muslim tidak tahu kepastian masuk sorga. Sama seperti nabi saudara yang bingung dengan nasibnya di akhirat (Qs 46:9). Oh ya, bagaimana dengan pertanyaan kami? Tindakan konkret apa yang dilakukan alloh Islam untuk menyelamatkan saudara dari dosa? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran tindakan konkret alloh Islam untuk menyelamatkan saudara dari dosa? Mohon pencerahan saudara.
      ~
      Solihin

  9. Agur bin Yake mengatakan

    26 Januari 2017 pada 3:04 am

    ~
    Hanya manusia bertopengkan kemunafikan yang suka manis dibibir tapi kenyataannya menanamkan kebencian membara kepada orang lain, sampai-sampai mengucapkan salam pun dipermasalahkan agar tidak mengurangi pahala demi modal masuk surga. Muhammad penentang Isa Al-Masih.

    Matius 5:44-45, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 12:13 pm

      ~
      Saudara Agur,

      Ajaran yang mengedepankan kasih tidak akan mempersoalkan siapa yang harus mengawali. Sebab Isa Al-Masih telah memberikan teladan yang baik tentang kasih. Kasih itu juga yang melandasi Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Itu sebabnya, Isa Al-Masih mendamaikan manusia dengan Allah karena Isa Al-Masih telah menyucikan manusia dari dosa (Injil, Surat 1 Yohanes 1:7). Terimakasih untuk tanggapan saudara.
      ~
      Solihin

  10. Hendy Gunawan mengatakan

    26 Januari 2017 pada 5:26 am

    ~
    To: Rizal,

    Kalau yang menyelamatkan anda itu adalah menuruti perintah Allah, saya mau tanya. Berapa banyak anda telah melakukan perintah Allah? Sekarang kalau anda pikirkan berapa banyak anda telah melanggar dan berapa banyak anda telah mengikuti perintah Allah selama anda hidup? Setelah anda hitung bisakah anda mengambil kesimpulan bahwa anda itu pasti masuk surga?

    Jawab dulu ini. Nanti kita lanjut berdialog. Makanya Muslim itu mengiming-iming surga, seolah-olah manusia kalau masuk surga seperti manusia yang sukses memiliki segala sesuatu, punya harta banyak bisa beristri banyak, seluruh keinginan dunia bisa mereka rasakan. Kenapa surga itu menjadi tempat dambaan manusia? Bukan karena surga itu adalah tempat pemenuhan hawa nafsu yang sempurna, tetapi surga itu adalah tempat yang memberikan damai sejahtera yang sempurna.

    Balas
    • staff mengatakan

      26 Januari 2017 pada 12:15 pm

      ~
      Saudara Hendy,

      Mustahil saudara Rizal dapat menghitung dosanya. Sebab dosanya terlalu banyak. Kami menduga demikian agar tidak disebut menghakimi. Namun, percaya pada rahmat Allah dalam Isa Al-Masih memberikan jaminan masuk sorga kepada manusia. Berharap saudara Rizal memikirkan dan merenungkan berapa banyak perintah dan dosa yang sudah dilakukan.
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 2 3 4 5 6 … 12 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Kelahiran Nabi Isa Menurut Kitab Suci
  • Seorang Muslim Bertemu Allah di Penjara
  • Seorang Muslim Menemukan Pengampunan
  • Selidikilah Sholawat Nabi Muhammad Dan Isa Al-Masih
  • Alkitab – Kitab Suci Umat Kristen

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Kisah Nabi Isa Singkat Menurut Kitab Allah
  • Isa Al-Masih Dalam Al-Quran
  • Pandangan Al-Quran Tentang Sorga Dan Neraka
  • Pandangan Orang Kristen Tentang Nabi Muhammad
  • Alkitab – Kitab Suci Umat Kristen

Artikel Yang Terhubung

  • Syariah Islam Dan Kristen - Mana Yang Lebih Berbobot?
  • Penyebaran Agama Islam Dan Kristen Mula-mula -…
  • Nabi Islam Dan Isa Al-Masih: Bagaimana Menegur Isteri?
  • Pernikahan Islam Dan Kesehatan
  • Pandangan Islam Dan Kristen Bagaimana Dosa Diampuni

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2019 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

 

Tunggu dulu!

Anda bisa mempelajari Isa Al-Masih dan agama Islam mendalam dengan menerima bulletin berkala Isa dan Al-Fatihah yang gratis.
Daftarlah sekarang!



 


 
 
 




×