• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Etika Islam dan Nasrani > Dosa > Apakah Dosa Makan Babi Menajiskan Hati Kita?

Apakah Dosa Makan Babi Menajiskan Hati Kita?

28 Februari 2022 oleh Web Administrator 706 Komentar

sate babi dalam islam adalah dosa jika muslim makan daging babiOrang saleh selalu mempertimbangkan perbuatan-perbuatannya agar berkenan kepada Allah. Setiap agama mempunyai larangan-larangan yang harus diperhatikan.

Ada agama yang katakan tidak boleh menyalakan api pada hari Sabat. Lagi, agama lain melarang merokok. Malahan, ada agama yang melarang makan daging sama sekali.

Islam melarang memakan daging babi dan berzinah. Tetapi, pertanyaannya adalah apakah makan babi dan berzinah sama-sama berdosa di hadapan Allah? Bagaimana cara hati kita bisa bersih jika kotor karena dosa makan babi dan berzinah?

Dosa Makan Babi dan Zinah: Dosa Besarkah?

Muslim melarang memakan daging babi karena hukumnya haram. Tetapi beberapa ajaran Islam memperbolehkan memakan babi saat kondisi darurat. Apa yang dimakan sebenarnya itu masuk kedalam dan dikeluarkan jaban. Apakah Allah membenci dosa makan babi atau berzinah? 

Islam dan Nasrani sepakat bahwa berzinah adalah dosa besar dan menjijikan di hadapan Allah Yang Suci.  “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (Qs 17:32). Menurut Qs 24:2 pelaku zina harus dihukum cambuk.

Situs Islam menjelaskan beberapa akibat dari perbuatan dosa zinah. Antara lain, memupuk dosa, merusak martabat pelaku di hadapan Allah dan masyarakat, dicampakkan oleh Allah, merusak masa depannya, terputus tali silaturahminya, mendapat aib berkepanjangan dan sebagainya. Bahkan hingga terkena penyakit berbahaya.

Memang, dosa zinah merusak hubungan kita dengan Allah dan orang di sekitarnya.

Allah Membenci Kenajisan Hati

Huraira, pakar Islam yang hidup ratusan tahun lalu, menulis bahwa Isa Al-Masih akan turun dari surga. Salah satu tujuan-Nya akan melenyapkan semua babi, karena babi itu najis dalam Islam.

Rabb Isa Al-Masih, walaupun tidak menyinggung soal babi, mengajar tentang hal yang menajiskan.

“Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya [karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya lalu dibuang di jamban], tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan … Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Injil, Markus 7:15-23).

Firman Isa Al-Masih itu menegaskan bahwa penyebab manusia berdosa bukanlah apa yang dimakannya. Melainkan yang keluar dari dalam hati manusia. Dosa keluar dari hati manusia, termasuk dosa perzinahan. Jadi, Allah membenci perzinahan karena hal itu timbul dari dalam hati manusia yang kotor dan berdosa.

Isa, Kalimatullah, mengajar bahwa hati manusia merupakan “kandang kotor.” Akibatnya kita sangat najis di hadapan Allah. Perjuangan utama kita ialah bagaimana membersihkan kotoran dosa dari hati kita.

Misalnya, kita membuat roti dengan semua bahan yang baik, termasuk sepuluh telur. Namun ada satu telur busuk terlanjur masuk ke dalam adonan. Maka rusaklah adonan itu, bukan? Begitulah dosa dalam hidup kita, satu saja dapat mencemari seluruh hidup kita.

Solusi Pembersihan Hati yang Kotor  

Mungkin Anda menyadari hati Anda yang menimbulkan kebencian, amarah, dusta, egoisme dsb. Jelas Allah membenci semua dosa-dosa itu. Maka kita membutuhkan ampunan dan penyucian-Nya. 

Isa Al-Masih datang ke dunia, rela disalib untuk menanggung hukuman dosa-dosa manusia. Sehingga orang yang beriman kepada-Nya, segala dosanya disucikan-Nya agar berkenan kepada Allah.

“… betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup” (Injil, Surat Ibrani 9:14).

Karena itu berimanlah kepada Isa Al-Masih sekarang. Dia akan menyucikan hatimu sehingga berkenan kepada Allah. Juga Anda akan menikmati kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.

 

 


Lihat artikel ini dalam bentuk video

 

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana pandangan Saudara setelah membaca artikel di atas, dosa makan babi dan berzinah, manakah yang menajiskan hati? 
  2. Dapatkah manusia menyucikan diri dari kenajisan dosa? Berikan alasannya!
  3. Mengapa untuk menyucikan dosa-dosa kita harus beriman kepada Rabb Isa Al-Masih?

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Apakah Dosa Makan Babi Menajiskan Hati Kita?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Kenajisan Hati, Perhatikan Atau Abaikan
  2. Amal – Amal Orang Beragama Bagaikan Kain Kotor?
  3. Dapatkah Amal Baik Kita Memenuhi Syarat Masuk Surga?

Video:

  1. Apakah Allah Menganggap Makan Babi Dan Berzinah Sama-Sama Dosa?

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Dosa, Etika Islam dan Nasrani Ditag dengan:hati najis, makan daging babi, makanan haram, video, yang dibenci allah

Subscribe
Beritahulah
706 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
parmin abadi
27 Maret 2011 2:30 pm

*
Yang dibenci Allah kedua-duanya, serta orang-orang kafir. Dalam Al-Quran sudah jelas menolak adanya ajaran Kristen yaitu dalam surat Al-ikhlas.

Balas
staff
8 April 2011 2:18 am
Balasan ke  parmin abadi

~
Saudara Parmin, bolehkan kami mengetahui kenapa Allah membenci babi? Apakah mungkin Allah membenci ciptaan-Nya sendiri? Apakah Allah salah mencipta?

Tidak semua pakar Islam setuju akan hal ini. Imam Malik misalnya, ia berpegang kepada Qs 6: 145 yang mengatakan bahwa babi dilarang karena kotor. Bukan karena dibenci Allah atau najis, sehingga mengotori kesucian rohani. Dan adalah hal yang lebih penting, rohaniah dibanding jasmaniah.

Oleh sebab itu, adalah halal bagi kita untuk memakan apapun, asalkan dimasak secara benar dan higienis, karena: “Allah menciptakan untuk kamu apa yang ada di bumi seluruhnya (Qs 2: 29)”, dan karena “Allah telah menundukkan untuk kamu segala yang ada di langit dan di bumi yang semua bersumber dari-Nya (Qs 45: 13).”

Saudara telah salah mengerti Surat Al-Ikhlas. Surat ini jelas menyatakan bahwa Allah adalah esa adanya, bukan tunggal. Banyak orang Islam telah salah mengerti kata ‘esa’.

Menurut para pakar Islam yang mengerti secara benar, seperti Prof. DR. Quraish Shihab (mantan Menteri Agama dan ketua MUI, pakar tafsir Islam) dan ahli lainnya, kata ‘esa’ berarti suatu kesatuan, united, altogether, atau satu yang adalah terdiri dari kesatuan.

Beliau mengatakan bahwa ketika kata ‘ahad’ atau ‘esa’ diutarakan, maka dalam pikiran orang di Timur Tengah, akan tergambar sesuatu yang tidak dapat diterapkan operasi matematika, sedangkan operasi matematika (tambah/kurang) masih dapat dilakukan pada kata ‘wahid’ atau ‘tunggal’.

Dengan demikian, maka Trinitas adalah Esa. Sebagaimana pula Allah-nya orang Islam adalah Esa, dan bukan tunggal. Apakah Saudara Parmin menyembah Allah yang tunggal?
~
CA

Balas
herawati
27 Maret 2011 9:26 pm

*
Babi dan perzinahan adalah dua hal yang diharamkan oleh Allah.

Perzinahan dapat merusak kerukunan rumah tangga, merusak nasab, dapat menimbulkan penyakit kelamin.

Babi adalah binatang yang memakan apa saja, bahkan kotorannya sendiri dimakan sehingga di dalamnya banyak terdapat cacing pita dan bibit penyakit sehingga manusia yang memakannya akan terjangkit penyakit yang terkandung dalam daging babi, karena pada umumnya daging babi dimasak setengah matang karena jika terlalu matang akan hancur.

Balas
staff
9 April 2011 8:52 am
Balasan ke  herawati

~
Saudara Herawati, adalah tidak benar bahwa daging babi jika dimasak dengan benar, maka akan menjadi hancur.

Tidak semua pakar Islam setuju bahwa babi itu najis. Imam Malik misalnya, ia berpegang kepada Qs 6: 145 yang mengatakan bahwa babi dilarang karena kotor. Bukan karena dibenci Allah atau najis, sehingga bisa mengotori kesucian rohani.

Oleh sebab itu, adalah halal bagi kita untuk memakan apapun, asalkan dimasak secara benar dan higienis, karena: “Allah menciptakan untuk kamu apa yang ada di bumi seluruhnya (Qs 2: 29; Qs 45:13).”

Isa Al-Masih mengajarkan bahwa makanan tidaklah menajiskan seseorang, sebab apa yang masuk ke dalam perut, akan dibuang di jamban. Dengan demikian Isa Al-Masih menyatakan semua makanan halal. (Injil, Rasul Besar Matius 7:18-19).

Tetapi Isa Al-Masih menyatakan bahwa “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Injil, Rasul Besar Matius 7:20-23).
~
CA

Balas
herawati
27 Maret 2011 9:42 pm

*
Sebenarnya dalam Injil memakan babi juga dilarang. Hanya saja karena umat Kristen suka makan daging babi, maka yang tadinya babi dilarang, diganti menjadi babi hutan yang dilarang.

Dalam Al-Quran Allah telah menjamin tak akan berubah apa yang tertulis dalam Al-Quran walau satu titik pun, dari zaman dulu sampai hari kiamat. Bandingkan Kitab suci mana yang bahasanya selalu sama dengan bahasa aslinya, dan yang mana yang penggunaan kata-katanya begitu indah, sopan dan sesuai dengan akal. Mungkinkan Tuhan punya anak? Siapa ibunya? Siapa neneknya?

Pasti Tuhan punya karib kerabat, tapi pada kenyataannya Tuhan itu satu,tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Balas
staff
9 April 2011 8:53 am
Balasan ke  herawati

~
Saudara Herawati, sesungguhnya apa yang Saudara sampaikan di atas adalah tidak benar, dan sama sekali tidak data pendukung.

Daging babi yang sudah dimasak secara benar dan higienis adalah boleh dimakan. Namun perlu diperhatikan bahwa semua makanan, apapun itu, harus dimakan dengan memperhitungkan kesehatan diri kita.

Adalah benar, bahwa Firman Allah adalah tidak pernah berubah, dari dahulu sampai selama-lamanya, Ia tetap kekal dan tidak bisa dipalsukan oleh siapapun juga. Oleh karena itu, dalam setiap artikel kami, kami menyertakan juga ayat-ayat dalam Taurat, Zabur, Kitab Nabi-Nabi, dan Injil, agar kita semua bisa menikmati keutuhan kebenaran Firman Allah yang telah Ia wahyukan sejak dahulu.

Qs 10:94 “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu (Yahudi dan Nasrani). Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.”

Ayat di atas membuktikan bahwa kitab yang telah Allah wahyukan sebelum zaman Muhammad adalah benar adanya dan masih tetap asli hingga saat ini.
~
CA

Balas
gathot
14 April 2011 9:38 am

*
Allah melarang daging babi dan perzinahan. Allah tentu memiliki maksud dibalik larangannya. Jadi tidak usah dikarang-karang alasannya. Allah menguji orang yang mengaku beriman dengan perintah dan larangan.

Semua yang ada di dunia ini ciptaan-Nya, termasuk setan. Tapi mengapa Allah juga membenci setan, yang juga ciptaan-Nya? Allah tidak membenci setan, tetapi setan dipakai Allah untuk menguji manusia, sperti halnya larangan memakan daging babi dan zina.

Balas
staff
25 April 2011 5:52 am
Balasan ke  gathot

~
Saudara Gathot,

Jadi menurut Saudara, manakah yang lebih tidak disukai oleh Allah?

Makan daging babi yang sudah diolah dengan baik, ataukah melakukan dosa seperti berzinah, menipu, berbohong, dan hal-hal lainnya?

Kami mengimani perkataan Isa Al-Masih (sesuai ayat di atas), bahwa yang menajiskan diri kita bukanlah apa yang masuk ke dalam tubuh kita (yang dimakan), melainkan apa yang keluar (dari mulut kita), pikiran, dan tindakan kita.
~
CA

Balas
syukrus
27 April 2011 1:03 pm

*
Bagi ummat Islam yang taqwa. Apa pun yang dilarang Allah, ia hindari. Dan apa yang dianjurkan Allah, ia kerjakan.

Babi, Anjing, Darah, dan sembelihan yang disembelih dengan tidak menyebut nama Allah pun, juga diharamkan.

Apa sih enaknya makan daging babi? Toh masih banyak makan yang lebih lezat. Daging unta konon lebih nikmat dari daging babi.

Mempelajari Islam itu jangan sepotong-sepotong. Pelajari secara keseluruhan baru bisa paham. Dan tugas Rasulullah itu hanya menyampaikan, dan beliaupun tidak bisa memberikan hidayah atau petunjuk kepada siapapun karena itu urusan Allah.

Balas
staff
4 Mei 2011 2:59 am
Balasan ke  syukrus

~
Saudara Syukrus, kami setuju bahwa apa yang dilarang oleh Allah, tentunya hal itu tidak boleh kita kerjakan.

Menurut Saudara, apakah yang menajiskan seseorang: Daging babi yang masuk ke dalam perut itulah yang menajiskan orang, ataukah pelanggaran terhadap perintah Allah tersebutlah yang menajiskan dirinya?

Artikel kami ini membahas bahwa sesungguhnya kita lebih mempertimbangkan apa yang keluar dari diri kita, daripada apa yang masuk ke dalam diri kita melalui mulut.

Kita harus mengendalikan agar dari dalam diri kita jangan keluar hal-hal dan tindakan yang penuh dosa dan pelanggaran terhadap perintah Allah.
~
CA

Balas
nona agustin
3 Mei 2011 1:39 pm

*
Buat Saudari Herawati, coba Saudari jelaskan dalam Injil di ayat mana dimuat tentang karena orang Kristen suka memakan daging babi, maka akhirnya diubah menjadi larangan hanya berlaku untuk daging babi hutan.

Balas
staff
4 Mei 2011 3:01 am
Balasan ke  nona agustin

~
Saudara Nona Agustin, kami berpikir bahwa ayat ini tidak mungkin ada. Tetapi kami persilahkan kepada Saudara Herawati untuk boleh menjawabnya. Terima Kasih.
~
CA

Balas
obi
7 Mei 2011 12:39 pm

*
Surat Imamat 11 ayat 7 menyebutkan babi haram karena memiliki dua kuku yang terbelah. Namun para pendeta Kristen tak menyatakan babi haram bagi umat Kristen.”

Balas
staff
19 Mei 2011 6:55 am
Balasan ke  obi

~
Saudara Obi, hukum ini adalah berlaku bagi umat Israel pada zaman dahulu, dan tidak untuk diterapkan pada masa sekarang.

Pada zaman dahulu, Allah melarang umat-Nya untuk tidak mengkonsumsi beberapa jenis makanan tertentu, dengan tujuan agar umat Allah bisa terus menjaga kekudusan hidup mereka, dengan hidup terpisah (tidak bergaul) dengan bangsa-bangsa lain yang menyembah berhala dan melakukan kekejian lainnya, sehingga mereka tidak terkontaminasi.

Setelah zaman itu berlalu, maka Isa Al-Masih mengatakan bahwa semua makanan adalah halal, sebab: “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang sesungguhnya menajiskan umat manusia.”

Dalam hal ini, Isa Al-Masih mengajarkan bahwa hal yang lebih penting adalah bukan hal-hal lahiriah, melainkan hal-hal batiniah.
~
CA

Balas
selamat
23 Juni 2011 11:03 am

*
Apa yang masuk ke dalam, itulah yang akan keluar. Bukan semua bahan yang masuk dalam akan jadi najis, ada bagian yang dicerna menjadi sebagian dari tubuh manusia, sedangkan sisanya yang tidak berguna menjadi najis.

Demikian juga dari segi batin, hati yang dipengaruhi makanan/minuman yang haram, maka akan jauh dari mempercayai / mentaati)Allah. Bila jauh dari mempercayai Allah, akan timbullah anggapan dan perbuatan yang melanggar aturan Allah termasuklah zina dalam masyarakat.

Jika umat Islam tidak memakan babi, kenapa begitu banyak di antara mereka berbuat kejahatan? Persoalannya, apakah memang benar makanan yang umat Islam itu makan semuanya suci, termasuk juga memastikan daging binatang adalah halal karena telah disembelih dengan menyebut nama Allah?

Daging babi dan perzinaan, keduanya adalah haram.

Balas
staff
29 Juli 2011 2:28 am
Balasan ke  selamat

~
Saudara Selamat,

Dalam artikel di atas telah dijelaskan, bahwa setiap makanan adalah halal. Perhatikanlah ayat berikut: “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” (Injil, Rasul Besar Matius 15:11)

Dan, seseorang yang tidak memakan babi tidak membuat serta-merta orang tersebut suci. Sebab, semua manusia jelas berdosa, baik karena perbuatannya maupun melalui pikirannya. “Dari hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa napsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” (Injil, Rasul Markus 7:21-22)

Satu hal yang pasti adalah, seseorang yang tidak memakan babi tidak mempengaruhi apakah orang tersebut telah menerima Keselamatan sorgawi. Sebab makanan seseorang tidak mempengaruhi keselamatan sorgawinya, karena keselamatan sorgawi hanya ada dalam Isa Al-Masih.

Maka, apa gunanya seseorang tidak makan babi bila dia sendiri tidak memiliki keselamatan sorgawi seperti yang telah ditawarkan Isa Al-Masih?
~
SO

Balas
dina
5 Agustus 2011 4:09 am

*
Semua dibenci Allah, karena semua larangan Allah. Banyak hal yang tidak diketahui manusia akan ilmu Tuhan, perintah serta larangan.

Sekarang yang menjadi pertanyaan, kenapa shalat harus ada gerakan-gerakan, maksudnya apa? Pasti ada maksudnya karena tidak mungkin Allah memberikan perintah dan larangan.

Terkadang kita menganggap tidak ada artinya itu karena ilmu dan pemikiran kita yang tidak sampai, agama itu bukan hanya sekedar logika tapi keyakinan.

Untuk apa sebenarnya web ini dibuat kalau sebenarnya hanya memicu perbedaan?

Balas
staff
8 Agustus 2011 8:17 am
Balasan ke  dina

~
Saudara Dina,

Tujuan website ini adalah untuk mengetahui lebih lagi tentang Pribadi Isa Al-Masih, baik menurut yang tertulis di Al-Quran maupun Injil. Alasannya? Karena masih banyak, baik umat Muslim dan Kristen tidak mengerti benar tentang hal tersebut.

Jadi, tujuan website ini bukan memicu perbedaan seperti yang saudara sampaikan. Walaupun memang ada perbedaan, namun tentang Isa Al-Masih, ke dua kitab tersebut mempunyai beberapa persamaan.

Allah tidak pernah membuat aturan tentang makan dan minum. Semua aturan tersebut hanyalah buatan manusia. Termasuk dengan gerakan-gerakan tubuh pada saat sholat atau berdoa.

Namun yang terpenting bukanlah apa yang kita makan minum. Atau bagaimana gerakan tubuh kita saat sholat atau berdoa, karena semua itu tidak memberikan jaminan keselamatan.

“Isa bersabda: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Menemukan Jalan, Kebenaran, dan Hidup bersama Allah, adalah jauh lebih penting daripada aturan tentang makan minum dan gerakan-gerakan tubuh.

Sudahkah saudara menemukan Jalan tersebut? Kami menghimbau saudara mengunjungi url ini, http://tinyurl.com/3oj8p6s.
~
SO

Balas
gamaan
6 Desember 2011 5:07 am

*
Mengapa ada perbedaan dalam Alkitab terbitan tahun 1968? Bunyi kitab Imamat 11:7 adalah seperti berikut:

“Demikian juga babi, meskipun berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang tetapi tidak memamah biak; haram bagimu.”

Sedangkan dalam terbitan 1979, ayat haramnya babi tersebut disulap, diganti, ditambah, menjadi “babi hutan”:

“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.” (Imamat 11:7).

Kemudian diubah lagi menjadi babi pada 1990 dan ditukar kembali menjadi babi hutan pada 2008, bukankah perkataan Allah itu menurut kalian adalah kekal?

Balas
staff
29 Desember 2011 8:00 am
Balasan ke  gamaan

~
Saudara Gamaan,

Babi hutan, atau babi berkuku belah, atau hanya babi. Tetaplah babi. Dengan memakan babi tidak dapat menjamin seseorang langsung masuk neraka. Sebaliknya, orang yang tidak makan babi tidak dapat menjamin dia masuk sorga.

Saudara Gamaan, adalah lebih bermanfaat bila kita menghabiskan waktu untuk membahas hal yang lebih bermanfaat. Tetang keselamatan dan hidup kekal misalnya. Sebab keselamatan dan hidup kekal jauh lebih bermanfaat dibanding membahas soal babi.

Bila besok atau lusa ajal menjemput saudara, Tuhan tidak akan pernah bertanya apakah saudara pernah makan babi atau tidak. Seseorang yang layak masuk sorga, adalah dia yang telah menerima nikmat Allah. Yaitu anugerah keselamatan. Sebeb keselamatan adalah nikmat/anugerah, bukan usaha manusia.

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
~
SO

Balas
Bayu
13 Desember 2011 6:33 am

*
Hewan tidak bisa menyelamatkan kita dan hewan juga tidak bisa menjauhkan kita dari Tuhan. Yang menajiskan dan menjauhkan kita dari Tuhan hanyalah dosa.

God bless all.

Balas
staff
13 Desember 2011 8:26 am
Balasan ke  Bayu

~
Kami setuju dengan pendapat saudara Bayu. Jelas tidak ada yang dapat memberikan keselamatan bagi manusia selain Allah itu sendiri. Sebab keselamatan adalah anugerah terindah dari Allah. Dan semuanya itu diberikan dengan cuma-cuma bagi mereka yang mau menerimanya.

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8)
~
SO

Balas
gamaan
13 Desember 2011 8:50 am

*
Imamat 11:43-44, Janganlah kamu membuat dirimu jijik oleh setiap binatang yang merayap dan berkeriapan dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu, sehingga kamu menjadi najis karenanya.Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.

Ternyata Allah tidak hanya menyuruh agar dibersihkan hati dan perlakuan, bahkan juga dari makanan yang haram dimakan.

Balas
staff
22 Desember 2011 3:40 am
Balasan ke  gamaan

~
Saudara Gamaan,

Untuk memahami sebuah ayat, tentu kita juga harus belajar latar-belakang mengapa ayat tersebut disampaikan. Demikian juga dengan kutipan ayat saudara di atas. Ayat tersebut disampaikan Allah sebagai aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh suku Lewi. Di mana saat itu suku Lewi merupakan imam Allah.

Isa Al-Masih memang berkata kedatangan-Nya adalah untuk menggenapi hukum Taurat. Tetapi Dia juga berkata bahwa kedatangan-Nya bukan semata-mata untuk menggenapi hukum Taurat, melainkan membawa keselamatan. “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:17).

Maka, adalah lebih penting untuk menerima kasih karunia dan kebenaran dari Isa Al-Masih, dibandingkan mematuhi aturan-aturan duniawi yang ditetapkan dalam hukum Taurat. Yang mana hal tersebut ditetapkan pada zaman Musa yang dikhususkan bagi bangsa Israel.

Dan Isa Al-Masih menekankan, “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” (Injil, Rasul Besar Matius 15:11).
~
SO

Balas
Tari Ngotna
7 Juni 2012 1:38 pm

*
Menurut pengamatan saya, iman Muslim lebih fokus kepada aturan-aturan yang bersifat lahiriah. Sementara kotbah para pendeta dan pastor membawa jemaatnya kepada etika Kristen ke hal-hal yang batiniah atau rohaniah. Kekayaan kekristenan terletak pada dogmatika dan etika. Namun kekayaan Muslimin adalah tata cara dan syarat-syarat lahiriah.

Saya prihatin belakangan ini dari pemberitan media banyak anak-anak bangsa ini para santri menjadi korban sodomi guru ngaji bahkan syeikh terkenal. Tetapi protes rencana show Lady Gaga dari Ulama dan ormas Islam sangat tegas sampai mengerahkan demo para santri. Jelas semua mereka sangat menajiskan daging babi. Saya berdoa kepada Tuhan Yesus semoga Ia berkarya di Indonesia lebih dahsyat, supaya bangsa ini mengenal Sang Kebenaran. Saudara-saudara kita telah ditutupi dengan ajaran-ajaran lahiriah sehingga akhlak bangsa ini semakin terpuruk.

Saya ucapan terimakasih kepada misi Staf Isa dan Islam, semoga diberkati Tuhan.

Balas
staff
9 Juni 2012 6:15 am
Balasan ke  Tari Ngotna

~
Terimakasih atas komentar saudara, juga apresiasi saudara bagi situs ini.

Semoga apa yang saudara jelaskan di atas dapat menjadi pencerahan khususnya bagi saudara-saudara kita umat Muslim. Sehingga mereka dapat mengerti bahwa sebenarnya hal-hal rohani lebih penting dari hal-hal lahiriah.

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal”
(Injil, Surat 2 Korintus 4:18)
~
SO

Balas
Human being
13 Juni 2012 1:41 pm

*
Menurut saya pribadi, Allah memberikan semuanya untuk manusia, baik atau buruk. Manusia bebas memilih namun tidak ‘dilepas begitu’ saja. Diberi petunjuk mana yang halal mana yang haram/dosa.

Mengapa Allah mengharamkan babi? Mungkin ilmu pengetahuan manusia sekarang belum bisa menjawab 100% tepat. Ilmu Allah sangat jauh di atas ilmu manusia. Apa yang dilarang Allah pasti untuk kebaikan manusia. Yang namanya godaan bisa bersifat lahiriah atau batiniah, dari mana-mana saja datangnya.

Ibu Tari, mungkin soal sodomi guru ngaji/syekh sudah melenceng dari topik tentang daging babi. Seorang Pendeta/Pastor/Paus juga ada yang berzina khan? Padahal mereka sudah disumpah oleh gereja. Semua bisa berdosa, kyai, guru ngaji, pastor, paus, rabi, imam… Mau Islam, Kristen, Hindu, Budha atau yang lainnya.

Balas
staff
14 Juni 2012 7:58 am
Balasan ke  Human being

~
Saudara Human Being,

Perihal tentang larangan makan babi disampaikan pada zaman nabi Musa. Larangan ini ditujukan bagi bangsa Israel kala itu, agar mereka terpisah dari bangsa-bangsa lain. Ingat, bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah!

Mengapa babi dilarang? Menurut kami, lebih kepada menjaga kesehatan bangsa Israel di zaman itu. Sebab babi memang kotor dan penuh bakteri, jadi lebih baik dihindari. Namun pada zaman modern ini, di mana cara pengolahan makanan dan ilmu pengobatan sudah sangat maju, sehingga kita memakan makanan tersebut tanpa gangguan kesehatan.

Dan lagi, sudah dengan jelas Isa Al-Masih mengatakan. “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya” (Injil, Rasul Markus 7:15).

Kami setuju dengan pernyataan saudara Human Being, setiap orang bisa berdosa. Lewat komentarnya, saudara Tari bukan mengatakan hanya guru ngaji/syekh yang dapat berdosa. Tetapi saudara Tari ingin menyampaikan, mengapa tidak ada tindakan tegas bagi seorang guru ngaji/syekh yang telah melakukan sodomi kepada santrinya. Sementara konser Lady Gaga, ormas Islam begitu antusias sampai mengerahkan demo agar tidak diberi ijin.

Inilah yang menjadi keprihatinan saudara Tari.
~
SO

Balas
abdullah
14 Agustus 2012 9:47 pm

*
Kedua-duanya adalah yang dibenci Allah, karena keduanya tidak ada yang mendatangkan kebaikan.

Berzinah dapat merusak moral, akhlak, dan diri sendiri! Memakan babi sampai sekarang belum ada penelitian yang menegaskan hilangnya bibit penyakit bila dimasak dengan benar!

Balas
staff
15 Agustus 2012 12:57 pm
Balasan ke  abdullah

~
Saudara Abdullah,

Pertama kami setuju bahwa komentar di artikel ini sudah merembet ke topik lain. Bukan hanya menanggapi tentang berzinah dan babi. Supaya tidak semakin melebar, maka komentar saudara kami edit dan kami hapus untuk kalimat yang tidak berhubungan dengan topik.

Tentang komentar saudara di atas, menurut kami jelas zinah lebih dibenci Allah! Mengapa? Seperti yang Allah katakan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:28).

Sebegitu bencinya Allah dengan perzinahan, sampai-sampai seorang pria yang menginginkan wanita dalam hati saja sudah disebut berzinah.

Tentang babi, hanya berhubungan dengan kesehatan. Tidak ada hubungannya dengan dosa. Kitab suci menulis, “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang” (Injil, Rasul Besar Matius 15:11).
~
SO

Balas
Folala
6 Oktober 2012 2:17 pm

*
Daging babi, daging kambing, daging ayam dll, tidak ada kaitannya dalam kerajaan sorga. Kerajaan sorga bukanlah soal makanan.

Balas
Charlez Ucok Hsb
22 Oktober 2012 5:08 am

*
Sering sekali aku dengar saudara-saudara kita yang Muslim bilang haram babi, anjing, dll dengan alasan cacing pita, belatung, makan kotoran sendiri.

1. Masalah babi ada cacing pitanya. Mungkin ya ada, tapi tidak semua babi ada cacing pitanya. Ayam kampung, ya ada juga cacing pitanya, tapi tidak semua. Saya mengatakan hal ini karena saya sering jadi tukang jagal. Mengapa ayam kampung dan ternak-ternak lain yang ada cacing pitanya tidak haram?

2. Kerajaan Allah bukan bukan soal makan dan minum tapi iman kepada Yesus sebagai Juru Selamat.

3. Yang najis itu bukan apa yang masuk ke dalam perut, tapi yang keluar dari hati.

4. Kalo babi tidak dimakan, lama-lama babi yang makan kita.

Tuhan Yesus Memberkati kita semuanya.

Balas
staff
23 Oktober 2012 9:43 am
Balasan ke  Charlez Ucok Hsb

~
Dalam Taurat, Kitab Imamat pasal 11, kita dapat melihat hukum makanan, dimana salah satu hukum tersebut mengatakan babi haram. Namun perlu diketahui apa yang menjadi latar-belakang mengapa hukum tersebut dibuat. Hukum ini dibuat untuk memisahkan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah dengan bangsa-bangsa lain.

Bila ditilik dari kacamata biologi/kedokteran, kita bisa melihat bahwa hukum ini dibuat lebih untuk menjaga kesehatan Bangsa Israel di jaman itu. Sebab babi biasanya memang kotor dan penuh bakteri. Jadi lebih baik dihindari. Terlebih ketika hukum ini diturunkan, bangsa Israel sedang berada di gurun pasir.

Namun dalam jalan modern saat ini, dimana cara pengolahan makanan dan ilmu pengobatan sudah sangat maju, sehingga kita bisa memakan makanan tersebut tanpa gangguan kesehatan.

Firman Allah berkata, “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya” (Injil, Rasul Markus 7:15).
~
SO

Balas
wiedy
23 Oktober 2012 12:34 am

*
Kalau menurut saya dua-duanya jangan dilakukan. Karena memakan daging babi itu dosa, dan melakukan zina itu pun dosa.

Balas
staff
23 Oktober 2012 9:43 am
Balasan ke  wiedy

~
Saudara Wiedy,

Terimakasih untuk pendapat saudara. Tapi ada satu pertanyaan dari kami. Atas dasar apakah saudara mengatakan bahwa makan babi itu dosa? Apakah menurut saudara, dosa seorang yang makan babi sama besarnya dengan dosa seorang penzinah?
~
SO

Balas
Mulya
23 Oktober 2012 10:04 am

*
Allah tidak membenci babi tapi mengharamkan dagingnya untuk dikomsumsi, kenapa? Silahkan anda teliti sendiri apa yang terkandung di dalam daging babi dan apa akibatnya bila dikomsumsi manusia! Begitu juga dengan hal-hal lain yang diharamkan. Diharamkan karena tidak memberikan manfaat tapi lebih memberikan mudarat!

Berzina adalah perbuatan yang bukan hanya dibenci Allah bahkan dilaknat Allah. Dan sudah banyak yang menjelaskan mengapa!

Anda hanya memandang Islam dari segi hukum yang dipenggal-penggal dan tidak memandang Islam secara konsep yang utuh! Bila anda pelajari konsep Islam secara utuh maka anda akan menemukan konsep tata kelola dari seluruh aspek kehidupan dari jasmani sampai rohani yang teratur dan tertata dengan baik dan sempurna!

Itulah salah satu sebab mengapa Kristen tidak mau mengakui Islam, karena dalam Islam semua diatur dan terkonsep dengan sempurna. Islam terlalu mengekang kenikmatan duniawi mereka!

Balas
staff
25 Oktober 2012 9:19 am
Balasan ke  Mulya

~
Untuk menanggapi komentar saudara mengenai babi yang dilarang untuk dikonsumsi, silakan saudara melihat tanggapan kami untuk komentar dari saudara Charlez Ucok Hsb di atas. Bila ada yang kurang jelas, silakan menghubungi langsung staf kami lewat email: [email protected]

Kekristenan tidak mengakui Islam bukan karena dalam Islam semua diatur dan terkonsep dengan sempuran seperti yang saudara sampaikan. Kekristenan menolak Islam, karena ajaran Islam banyak yang bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih, dimana sangat mustahil ajaran tersebut berasal dari Allah.

Ajaran manakah itu? Silakan saudara membaca pada link ini: http://tinyurl.com/7jm54rd.
~
SO

Balas
Bagas Marhdika
20 November 2012 12:19 pm

*
Katanya babi haram karena memakan kotoran-kotoran disekitarnya (menurut Islam). Apakah ayam juga yang makan kotoran disekitarnya, seperti di parit, dan celah-celah batu merupakan haram?

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • Benarkah Natal Bagi Umat Islam dan Nasrani Membawa Kedamaian?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Bagaimana Jika Saya Makan Makanan Haram?
  • Mukmin Mencari Kedamaian Hati Sejati. Ini Jawaban Allah!
  • Bukan Saja Judi Itu Haram Tetapi Juga Menghilangkan…
  • Pandangan Islam Dan Kristen Bagaimana Dosa Diampuni
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz