• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Etika Islam dan Nasrani > Pernikahan > Bagaimana Ajaran Pernikahan dan Perceraian Dalam Al-Quran dan Injil?

Bagaimana Ajaran Pernikahan dan Perceraian Dalam Al-Quran dan Injil?

19 September 2011 oleh Web Administrator 154 Komentar

CeraiPernikahan bukanlah hubungan yang mengikat dalam agama Islam. Al-Quran tidak menganggap perceraian sebagai pilihan yang tragis, ketika upaya lainnya gagal. Ada perbedaan yang mencolok antara ajaran pernikahan dalam Al-Quran dan Injil. Berikut beberapa faktanya. 

Seorang Ibu Terpisah dari Anak Perempuannya

Satu kisah nyata yang menggambarkan fakta ini, ditulis dalam buku “Not Without My Daughter” (Tidak Mau Tanpa Anak Perempuan Saya), karangan Betty Mahmoody (St. Martin’s Press, 1987).

Buku tersebut kemudian difilmkan dengan judul yang sama, dibintangi Sally Field. Buku ini menceritakan krisis yang dihadapi wanita-wanita Kristen, ketika mereka menikah dengan pria Muslim. Nyonya Mahmoody dijadikan tahanan rumah oleh keluarga suaminya, hingga suatu hari dia berhasil melarikan diri. Namun, dia tidak mau pergi tanpa anak perempuannya.

Orang-orang Muslim yang bersimpati terhadapnya, menolong anaknya melarikan diri. Sejak saat itu, dia bekerja menolong para wanita yang memiliki pengalaman sama. Dia menolong lebih dari tujuh puluh lima anak, untuk disatukan kembali dengan ibu mereka (Ladies Home Journal, November 1998, hal.44).

Seorang Muslimah Dicerai Tanpa Alasan

Ajaran pernikahan dalam Islam serta perceraian yang dilegalkan menyebabkan timbulnya keprihatinan, bahkan di antara orang Muslim. Seorang Muslim dicerai tanpa ajalan jelas, hal ini menjadi permulaan perjalanan rohani yang membawanya pada Alkitab sebagai jawaban. Dia menjadi Kristen ketika menemukan kekudusan pernikahan dalam Alkitab.

Inilah pengalaman nyata dari Bilquis Sheikh, penulis buku “I Dared to Call Him Father” (Chosen Books of The Zondervan Publishing House, Grand Rapids, Michigan, 1978).

Memang Al-Quran dan Alkitab melarang percabulan. Namun letak perbedaannya ada pada ajaran Alkitab yang unik.

Kekudusan Pernikahan Berdasarkan Alkitab

Pada kitab pertama Alkitab, “manusia” didefinisikan sebagai pria dan wanita. Juga dikatakan, mereka diciptakan menurut gambar Allah (Taurat, Kitab Kejadian 1:27).

Dalam pernikahan, dua manusia ini menjadi “satu daging” (Taurat, Kitab Kejadian 2:24). Dan Isa Al-Masih menjelaskan bahwa Allah hanya memperbolehkan perceraian apabila adanya kasus perzinahan (Injil, Rasul Besar Matius 19:3-12).

Walaupun Alkitab mengajarkan tentang kekudusan pernikahan, namun tingkat perceraian di negara-negara Barat begitu tinggi. Beberapa orang Islam menjadi kritis terhadap fakta ini, karena merupakan suatu masalah.

Namun inilah faktanya, bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Itulah sebabnya, manusia membutuhkan Juruselamat (Injil, Surat Roma 3:22-24)

Pernikahan dalam Al-Quran Dan Hak Wanita Muslim:

Berikut adalah beberapa ayat Al-Quran yang menjelaskan pernikahan dan hak wanita Muslim.

Wanita BerkerundungPoligami dan Selir

Islam memperbolehkan seorang pria mempunyai isteri lebih dari satu. Mereka percaya, banyak isteri dan anak lelaki berarti banyak rejeki. “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik.” (Qs 16:72)

Selain itu, Islam juga memperbolehkan poligami. “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat…” (Qs 4:3)

Juga seorang pria diijinkan mempunyai selir. “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” (Qs 23:5-6)

Sementara Alkitab mengajarkan, seorang isteri adalah berkat dari Allah. Seorang pria hanya diperbolehkan mempunyai satu isteri saja. Dan hubungan seks hanya dapat dilakukan dengan isteri yang sah.

Pernikahan Dalam Al-Quran Dan Alkitab 

Sebagaimana nabi umat Muslim mempunyai seorang isteri di bawah usia, demikianlah Islam memperbolehkan seorang pria dewasa menikahi gadis di bawah usia. Termasuk mengawini anak tirinya.  “….anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya…” (Qs 4:23)

Islam juga memandang perceraian adalah baik. Seorang suami dapat mengganti isterinya dengan isteri lain (Qs 4:20).  Namun, bila si pria menginginkan wanita yang sudah diceraikannya,  dia dapat mengawininya kembali (Qs 2:230). Seorang pria Muslim juga dapat mengawini isteri-isteri pria non-Muslim/kafir (Qs 60:10)

Injil mengajarkan, seorang Kristen hanya diperbolehkan menikah dengan orang yang sungguh telah menerima keselamatan dalam Isa Al-Masih. “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya…” (Injil, Surat II Korintus 6:14)

Hak-Hak Wanita Muslim

Bila Injil mengajarkan pria dan wanita mempunyai hak yang sama, tidak demikian halnya dalam Islam. Islam mengajarkan hak pria lebih tinggi dibanding wanita. “…Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya…” (Qs 2:228)

Suami juga diperbolehkan memukul isterinya, “..Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka….” (Qs 4:34)

Seorang Muslimah yang diceraikan, hanya berhak atas warisan dari suaminya selama satu tahun “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut`ah menurut yang ma’ruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang takwa.” (Qs 2:241)

Mereka juga harus rela disamakan seperti ladang untuk dibajak, “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki…” (Qs 2:223)

Ajaran Islam mengenai perkawinan sangat bertolak-belakang dengan ajaran Injil. Seorang suami Kristen tidak diperkenankan memperlakukan isterinya seperti ladang, atau memukulnya. Injil berkata, “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” (Injil, Surat Kolose 3:19)

Lewat penjelasan di atas, kita dapat mengerti pandangan perceraian dan pernikahan di Al-Quran dan Alkitab serta dapat menilai dampak baik dan buruknya. Tetapi lepas dari semua itu, kita harus mengutamakan ketaatan kepada Allah berdasarkan Firman-Nya.

[Staff Isa dan Islam – Kami mempersilakan saudara membaca artikel mengenai hubungan suami-isteri!]

 


Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Apakah Dampak Pernikahan Hubungan Suami Istri Tidak Harmonis?
  2. Pernikahan Dini Dalam Islam
  3. Perceraian Menurut Islam Halal Dan Babi Haram?
  4. Talak Dan Pernikahan, Menurut Islam Dan Kristen
  5. Islam Dan Kristen Tentang Perceraian Karena Tidak Punya Anak

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Etika Islam dan Nasrani, Pernikahan

Reader Interactions

Comments

  1. Sahabat yesus mengatakan

    2 September 2015 pada 9:43 am

    ~
    Sebagai manusia yang mempunyai akal dan pikiran seharusnya sudah tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik.

    Balas
    • staff mengatakan

      4 September 2015 pada 2:37 am

      ~
      Saudara Sahabat Yesus,

      Sudah seharusnya manusia memikirkan yang terbaik untuk hidupnya. Poligami bukan pilihan terbaik, tetapi terburuk. Sebab hal itu merusak keutuhan keluarga. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
      ~
      Solihin

  2. NETRAL mengatakan

    29 September 2015 pada 6:32 am

    ~
    Hati-hati dengan bisikan Iblis yang mengatasnamakan Allah. Manusia terus mencari jalan kebenaran dan keabadian, namun manusia adalah mahluk berdosa. Oleh karena itu, manusia dalam mencari kebenaran Allah sulit membedakan mana sesungguhnya Firman Allah dan mana “Firman Allah yang sesungguhnya bisikan Iblis atas nama Allah. Hati-hati dengan ini. Jalani saja apa yang menjadi keyakinanmu tanpa mengusik hak orang lain. Tuhan Allah yang akan menentukan pada akhir zaman. Amin.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Oktober 2015 pada 12:24 pm

      ~
      Saudara Netral,

      Kami setuju dengan saudara untuk berhati-hati. Sebab Allah tidak pernah mengijinkan perceraian. Sejak semula Allah menghendaki manusia mengalami damai sejahtera. Karena itu, bila ada ajaran yang mengajarkan perceraian, maka perlu berhati-hati. Bagaimana menurut saudara?
      ~
      Solihin

  3. Sandy mengatakan

    10 Oktober 2015 pada 12:46 pm

    ~
    Maleakhi 2:1, 15-16 (TB) “Maka sekarang, kepada kamulah tertuju perintah ini, hai para imam…Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!”

    Tuhan Yesus memberkati kita semua Qs 5:46.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 Oktober 2015 pada 11:30 am

      ~
      Saudara Sandy,

      Kami berterimakasih untuk ayat Alkitab yang saudara kutip. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah tidak senang dan membenci perceraian. Dengan demikian, Allah tidak berkenan dan tidak menghendaki adanya perceraian. Terimakasih untuk komentar saudara.
      ~
      Solihin

  4. anak domba mengatakan

    12 Januari 2016 pada 11:35 am

    ~
    Ajaran Islam melegalkan perzinahan dengan alasan perkawinan yang sah, cerai, menikah lagi, cerai lagi dan kawin lagi dengan yang pertama, tidak ada dosa. Istri yang telah dicerai, lalu ‘dipakai’ (dicemari) orang lain, ketika dicerai orang lain itu, boleh ‘dipakai’ kembali. Tukar menukar istri (dengan menikah dan talak yang di”sah”kan) tidak ada dosa dalam Islam. Dalam Alkitab, perbuatan seperti itu dikatakan sebagai “kekejian” bagi Tuhan. Oleh karena itu, mereka “dicadari” supaya tidak terlalu kelihatan, ini bekas siapa, itu bekas siapa. Cerdas.

    Balas
    • staff mengatakan

      24 Februari 2016 pada 11:00 pm

      ~
      Saudara Anak Domba,

      Sesungguhnya Allah tidak menghendaki pernikahan demikian. Sebab pernikahan itu kudus. Allah membentuk pernikahan agar laki-laki dan perempuan hidup saling melengkapi, bukan saling memuaskan hawa nafsu dengan cerai dan menikah lagi. Kiranya ini menjadi masukan berharga.
      ~
      Solihin

  5. Cute Name mengatakan

    7 Juni 2016 pada 4:25 pm

    ~
    Jika ada wanita mau didua, ditiga, atau diempatkan berarti dia telah membohongi diri sendiri. Muhammad juga diperintah Jibril untuk mengaburkan kenyataan bahwa wanita dan pria tidak sederajat. Dalam Islam wanita mendapat aturan-aturan tanpa hak yang jelas, dan memberikan keleluasaan kepada Muhammad.

    “Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu, istri-istrimu yang telah kamu berikan maskawinnya, dan hamba sahaya yang kamu miliki, yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan“ (QS 33:50).

    Alkitab jelas sekali wanita dan pria sama di mata Yesus. Suami Istri dipisahkan hanya oleh Allah yang kembali kepada-Nya. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:6).

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2017 pada 12:48 pm

      ~
      Sdr. Cut Name,

      Manusia tidak dapat berlaku adil, hanya Allah yang adil. Itu sebabnya hal ini yang harus dijawab secara jujur oleh umat Islam. Wanita dan Pria adalah sederajat dihadapan Allah. Pernikahan adalah Kudus dihadapan Allah.

      Manusia sudah berdosa sehinggah dipenuhi hawa nafsu dan keinginan diri sendiri. Manusia tidak dapat dibebaskan dari dosa ini tanpa melalui pengampunan dosa Isa Al-Masih. Dan mengikuti ajaran-Nya. Terimakasih untuk komentar sdr, kiranya ini dapat dipikirkan oleh umat Muslim.
      ~
      Purnama

  6. Allah is My God mengatakan

    30 September 2016 pada 4:50 am

    *****
    Mau tanya ya sama admin:

    Dalam ajaran Kristen kan katanya tidak boleh bercerai “segala yang dipersatukan tuhan tidak boleh di pisahkan oleh manusia” nah tapi kenyataannya kan tidak sedikit umat Kristen bercerai dan kawin lagi.

    Pertanyaan saya:

    1. Benarkah umat Kristen yang bercerai dan kawin lagi itu mereka
    akan terus dianggap berzina?

    2. Terus bagaimana kalau mereka mau bertobat, apakah mereka harus
    bercerai kembali?

    Terima kasih.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2017 pada 12:50 pm

      ~
      Sdr. Allah is my God,

      Menarik sekali pertanyaan sdr, yang pertama fakta orang Kristen yang melakukan perceraian itu disebabkan karena tidak hidup dalam pengajaran Isa Al-Masih. Banyak Kristen yang menjadi Kristen ktp. Itu sebanya menjadi Kristen tidak menjamin hidupnya selamat atau menjadi lebih baik lagi. Hanya Isa Al Masih yang dapat menjamin keselamatan dan hidup menjadi lebih baik.

      1. Benar, setiap Kristen yang melakukan perceraian mereka melakukan zinah.

      “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.” (Injil, Rasul Matius 5:32).

      2. Jika mereka bertobat tidak berarti harus menceraikan pasangan mereka. Karena banyak pernikahan yang dilakukan diluar pengenalan akan Allah yang benar. Sehinggah banyak yang mengabaikan memperhatikan kebenaran yang disampaikan Allah melalui firman-Nya.
      ~
      Purnama

  7. welliyon mengatakan

    15 Januari 2018 pada 9:52 am

    ~
    Al-Quran sangat tegas, menikahlah dengan 432 kalau tidak adil cukup satu saja. Jelas dan tegas. Kalau di Alkitab mana ada ayat sampai menyebutkan nominal/ jumlah istri? Tak ada kan. Bahkan di Alkitab manusia diciptakan dari apa? Tanah? Wrong..Al-Quran menjelaskan dari saripati tanah. Al-Quran menjelaskan manusia terjadi karena sel mani bertemu dengan sel telur, jelas 1400 tahun yang lalu…Alkitab apa ada penjelasan riilnya cara terjadinya janin? Nabi besar Muhhamad buta huruf dll. Tidaklah kalian melihat mukjizat isi Al-Quran yang sangat lengkap? Belum lagi bulan pernah terbelah 2 mau bukti silahkan cek ke NASA langsung, masih bayak lagi.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      15 Januari 2018 pada 2:38 pm

      ~
      Saudara Welliyon,

      Kami bertaya pada saudara. Apakah manusia dapat berlaku adil? Sementara sikap Adil itu adalah milik Allah. Benar, bukan?
      Di dalam Alkitab sangat tegas, istri hanya satu. Dan tidak boleh diceraikan (Injil, Rasul Markus 10:7-9). Sementara Al-Quran mengijinkan menikahi lebih dari satu perempuan. Apakah hal ini disebut tegas? Bagaimana menurut sdr?
      ~
      Purnama

  8. Hendy Gunawan mengatakan

    5 Mei 2018 pada 10:23 am

    ~
    To: All Muslim,

    Muhammad dianggap manusia paling adil, karena dia boleh menikahi banyak istri, tapi kenapa yang dipilih jadi hakim yang adil adalah Isa Al-Masih bukan Muhammad? Apakah Muhammad dianggap adil cuma dalam hal aurat saja? Soalnya tidak terpakai dalam hal penghakiman akhir zaman.

    Balas
  9. Alesha mengatakan

    16 Januari 2019 pada 12:13 pm

    ~
    Saya menyadari Christus adalah jalan hidup yang benar ketika justru saya masuk Islam selama empat tahun. Empat tahun saya belajar Islam dan saya tidak diperbolehkan untuk bertanya mengapa Islam demikian, karena ditakutkan saya akan murtad dengan bertanya, katanya harus menerima sahaja, jangan menyangkal dengan bertanya.

    Bukan memburukkan, namun yang saya dapati memang demikian hanyalah teori, judgment, border. Membentuk luaran (pakaian,bahasa,dll) bukan dalaman (hati). Menganggap bahwa kafir ialah salah dan Islam saja yang maha benar. Sehingga teori-teori judgment dan border seperti itu yang perlahan membentuk umatnya menjadi menjauh dari cinta kasih. Semakin belajar Islam malah semakin arrogant, hukum-hukum sadis pun menjadi halal.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      17 Januari 2019 pada 8:08 am

      ~
      Saudara Alesha,

      Penampilan luar tidak dapat menutupi penampilan dalam. Sebab apa yang tampak di luar belum menyatakan yang sesungguhnya dari dalam diri. Kami berharap saudara-saudara di forum ini tidak terjebak dengan hal tersebut. Terima kasih.
      ~
      Solihin

  10. joko.S mengatakan

    27 Juli 2019 pada 8:18 am

    Saudaraku semua…
    Masalah perkawinan dan perceraian hal sangat penting dalam kehidupan.
    Dalam Al-Quran tujuan pernikahan dan perceraian sangat jelas (baca Al-Quran dengan benar ). Di Indonesia ada KAU dan Pengadilan Agama dimana negara menjalan syariat agama dengan jelas. Ada kepastian hukum yang adil.
    Bagaimana di Kristen? Jawabannya seperti penjelasan diatas muter-muter tidak ada solusi Kristen tidak ada hukum yang jelas. Hukum kasih?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      1 Agustus 2019 pada 3:32 pm

      ~

      Sdr. Joko,

      Hukum tentang pernikahan dalam Kitab Injil sangat jelas yakni seumur hidup, inilah solusi terbaik supaya tidak terjadi perceraian hendaknya suami isteri takut akan Allah, saling mengasihi satu sama yang lain. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 19:6).

      ~

      Juni

Baca komentar lainnya:

« 1 … 6 7 8 9 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 6 Alasan Mengapa Isa Al-Masih Adalah Tuhan
  • Banyak Jalan Ke Roma, Satu Jalan Ke Surga Allah
  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?
  • Cara Bebas dari Hutang Puasa Ramadhan
  • Bagaimana Jika Tidak Mampu Mengganti Qadha Puasa Ramadhan?
  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!

Artikel Yang Terhubung

  • Pernikahan di Bawah Umur: Dampaknya Apa? Sesuaikah Kitab…
  • Jalan Keluar bagi Masalah Pernikahan yang Tidak Harmonis
  • Hukum Zina Menurut Agama Islam dan Ajaran Isa Al-Masih
  • 3 Faktor Muslim dan Nasrani tahu Mengikuti Ajaran Tarekat…
  • Poligami dalam Hukum Islam, Benarkah adalah Ajaran Allah?

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2022 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami