• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Al-Quran > Isa Al-Masih Dalam Al-Quran > Pandangan Al-Quran Tentang Penyaliban Nabi Isa

Pandangan Al-Quran Tentang Penyaliban Nabi Isa

18 April 2011 oleh Web Administrator 419 Komentar

Ada banyak perbedaan pendapat mengenai kematian Isa Al-Masih. Pandangan Al-Quran tentang penyaliban Nabi Isa seolah menyatakan Isa tidak mati. Namun apakah benar demikian?

Penting kita mengerti hal ini. Karena Isa adalah nabi Istimewa. Ia yang terangkat ke surga. Dan nanti akan turun menjadi hakim adil. Peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya berhubungan dengan semua hal ini.

Mari kita simak dalil-dalil penjelasannya.

Benarkah Muslim Tidak Percaya Penyaliban dan Kematian Nabi Isa?

Sebenarnya ada berbagai perbedaan pendapat dari para ulama mengenai hal ini. Karena ada beberapa pandangan Al-Quran tentang penyaliban Nabi Isa.

Sebagian memang menyatakan Isa tidak mengalami kematian. Ia juga tidak tersalib.

Dalilnya dari: “… padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. …  Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya ….” (Qs 4:157-158).

Namun, sebagian ulama meyakini kematian Isa. Karena memang ada jelas tertulis dalam Al-Quran.

Ada beberapa dalil lain yang menyatakan berbeda. Contohnya: “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33).

Ayat ini jelas menyatakan Isa mengalami kematian. Dan setelah itu mengalami kebangkitan.

Isa disalibHal ini diteguhkan dengan ayat lainnya. “… Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku …” (Qs 3:55). Juga terdapat dalam Surah 5:117.

Ayat ini menyatakan hal yang sama. Yaitu bahwa Isa mengalami kematian (akhir ajal). Lalu Ia terangkat ke surga.

Jika demikian, beberapa ahli tafsir menyatakan pasti ada kebangkitan Isa. Karena Surah 3:55 menyatakan Isa terangkat dalam konteks keistimewaan-Nya. Jika Ia terangkat setelah meninggal, maka hal ini sama saja dengan orang lain yang meninggal.

Jadi dapat disimpulkan Allah pasti membangkitkan Isa sebelum mengangkat-Nya ke surga. Hal ini sesuai dengan Surah 19:33.

Karena ada perbedaan pendapat, maka kita perlu melakukan pendalaman. Agar mendapat pengertian yang jelas.

Salah satu panduan tafsir adalah melihat apa penjelasan Al-Quran lainnya. Biarkan ayat yang satu menjelaskan ayat lainnya. Sehingga jelas apa ada dalil lain yang mendukung atau menyangkali peristiwa ini.

Keistimewaan Isa Dalam Al-Quran

Kehidupan di dunia tidak ada yang kekal. Setiap makhluk hidup pada saatnya akan mati, tanpa terkecuali. Termasuk manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan semua yang bernyawa.

Hanya Allah yang memiliki kehidupan. Ia adalah Sang Pencipta. Tetapi, bagaimana dengan Isa, mengapa Ia sangat berbeda?

Sehubungan dengan tela’ah pandangan Al-Quran tentang penyaliban Nabi Isa, ada bukti menarik. Bahwa Al-Quran menyatakan keistimewaan-Nya.

Ada berbagai manifestasi kehidupan Allah dalam Isa Al-Masih. Contohnya:

  • Isa lahir dari perawan.
  • Isa (seperti Allah) mampu membangkitkan orang mati (Qs 3:49).
  • Isa satu-satunya yang terangkat ke surga, berada di sisi Allah.

Melihat semua hal ini meneguhkan dalil Isa mengalami kematian dan Allah membangkitkan-Nya. Bukankah memang manifestasi kehidupan Allah sangat kuat nyata dalam Isa?

Kesimpulannya tidak salah umat Muslim menyatakan bahwa Isa mengalami kematian, kebangkitan, kemudian terangkat pada Allah. Karena memang Al-Quran menyatakan juga demikian.

Bukti Penyaliban Isa Al-Masih

Sehubungan dengan kematian Isa, caranya pastilah melalui penyaliban. Ada banyak bukti yang menyatakan demikian.

Mari kita lihat beberapa di antaranya.

  • Fakta sejarah.

    Isa Hidup pada zaman Romawi. Saat itu umum untuk mengeksekusi orang hukuman dengan penyaliban.

  • Banyaknya saksi mata.

    Injil mencatat ada banyak sekali saksi mata penyaliban Isa. sehingga mengkonfirmasi peristiwa ini pasti terjadi.

    Ada Maryam, ibu Isa. Ada banyak murid menyaksikan-Nya. Selain itu kepala pengawal Romawi turut menjadi saksi. Bahkan murid Isa yang menutup jenazah dengan kain kapan (Injil, Matius 27: 54-59).

    Semua hal ini membuktikan Isa yang tersalib dan mengalami kematian. Karena jika tidak demikian pastilah akan ada yang menyadarinya.

  • Catatan sejarawan umum.

    Ada banyak sejarawan sekuler mencatat kematian Isa di salib. Salah satunya Bart Ehrman, sejarawan non Kristen. Ia menyatakan dalam buku “The Historical Jesus: Lecture Transcript and Course Guidebook”.

    Ia menulis: “Salah satu fakta sejarah yang paling pasti adalah bahwa Yesus disalib atas perintah pejabat Romawi di Yudea, Pontius Pilatus.”

Jadi jelas peristiwa kematian dan penyaliban Isa adalah benar. Terbukti melalui catatan sejarah. Maupun juga terdapat dalam Kitab Injil.

Jika demikian, apakah Tujuan Allah sehingga semua ini terjadi?

Tujuan Kematian Dan Kebangkitan Isa

Injil menjelaskan peristiwa penyaliban menyatakan bahwa hukum dosa adalah maut. Karena itu manusia berdosa tidak mungkin masuk surga.

Isa sebagai perwujudan Ruh Allah dan Kalimatullah menyatakan kasih Allah. Ia tersalib untuk memberikan pengampunan Allah bagi dosa manusia.

“Kristus [Isa Al-Masih] tidak berdosa, tetapi Allah membuat Dia menanggung dosa kita, supaya kita berbaik kembali dengan Allah karena bersatu dengan Kristus” (Injil, 2 Korintus 5:21 BIS).

Selanjutnya kebangkitan Isa menyatakan kuasa Allah mengalahkan dosa dan maut. Isa menyatakan kemenangan kasih Allah untuk menyelamatkan manusia.

Jika Anda mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka akan ada keselamatan. Ada pengampunan bagi semua dosa Anda. Juga jaminan pasti masuk surga karena kasih Allah.

“Hanya melalui Yesus [Isa Al-Masih] saja orang diselamatkan. Sebab di seluruh dunia di antara manusia tidak ada seorang lain pun yang mendapat kekuasaan dari Allah untuk menyelamatkan kita” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12 BIS).

Maukah Anda mengalami pengampunan atas setiap dosa? Mari mengimani Isa sekarang!

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana pendapat Saudara mengenai dalil Al-Quran yang meneguhkan Isa mati dan bangkit?
  2. Menurut Saudara mengapa kehidupan Allah sangat nyata bermanifestasi melalui Isa?
  3. Bagaimana pendapat Saudara mengenai Isa, Kalimatullah sebagai pernyataan kasih Allah agar manusia bisa selamat?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus. 

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Fakta Kematian Isa Al-Masih
  2. Menjawab Keraguan Islam Akan Kematian Isa Al-Masih
  3. Bukti-Bukti Kematian Isa Al-Masih Di Salib
  4. Kematian Isa Al-Masih Menurut Al-Quran, Injil, Dan Sejarawan

Video:

  1. Empat Bukti Kematian Isa Al-Masih Di Salib

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Al-Quran, Isa Al-Masih Dalam Al-Quran

Reader Interactions

Comments

  1. azra mengatakan

    26 April 2011 pada 2:37 pm

    *
    Apakah anda menemukan dalam Al-Quran bahwa Isa Al-Masih mati di tiang salib?

    Balas
    • staff mengatakan

      24 Mei 2011 pada 4:28 am

      ~
      Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah yang telah menjelma menjadi manusia. Sebagai orang Israel secara jasmani, maka Dia dilahirkan dalam lingkungan orang-orang yang menyembah Allah dan beriman pada janji-janji serta perintah Allah di dalam Taurat, Zabur, dan Kitab Nabi-Nabi.

      Al-Quran tidak mencatat bahwa Isa Al-Masih mati di atas tiang salib, tetapi dalam banyak ayat, kitab Saudara menjelaskan bahwa Isa Al-Masih adalah benar telah mati, dan kemudian telah terangkat ke sorga (Qs 19:33).

      Perhatikan juga Qs 3:55 “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat.”

      Jadi alur yang benar adalah Isa mati dan kemudian terangkat ke sorga.

      Dari sana kemudian Ia akan datang sebagai Hakim yang Adil untuk menghakimi semua umat manusia.

      Ayat di atas juga mengatakan bahwa setiap pengikut Isa Al-Masih akan beroleh tempat yang tinggi hingga pada akhirat nanti. Ini berarti bahwa setiap pengikut Isa Al-Masih akan menikmati sorga.
      ~
      CA

  2. jiyad mengatakan

    7 Mei 2011 pada 1:21 pm

    *
    “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku dilahirkan, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33)

    Ayat bagi Isa Al-Masih ini juga berlaku buat Nabi Yahya sebagaimana ayat 15: “Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.”

    Ini maksudnya bahwa Isa Al-Masih dan Yahya akan mati dan bangkit, sebagaimana kita semua.

    Qs 4:158 yang menyatakan bahwa Isa Al-Masih diangkat ke langit, tidak menunjukkan bahwa Isa Al-MAsih secara fisik telah diangkat ke sorga.

    Kata ‘rafaa’ tidak bisa kita tafsirkan secara harfiah, melainkan secara metafora. Tidak ada satu ayat pun yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih akan turun atau datang lagi kedua kalinya.

    Apakah Staff Isa dan Islam dapat menemukan ayat yang mengatakan bahwa Isa diangkat ke sorga? Ini adalah tantangan bagi anda.

    Balas
    • staff mengatakan

      10 Mei 2011 pada 11:42 am

      ~
      Saudara Jiyad,

      Sesuai dengan Qs 19:34 dan ayat 15, adalah benar pendapat Saudara yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih dan Nabi Yahya Pembaptis mengalami kematian dan kebangkitan.

      “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku” (Qs 3:55) “Tetapi, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Qs 4:158)

      Kedua ayat di atas dengan jelas mengatakan bahwa Isa Al-Masih mengalami kematian terlebih dahulu, baru kemudian diangkat ke sorga.

      Tentunya kalau Saudara perhatikan ayat di atas, kata ‘telah mengangkat’ adalah benar-benar merupakan suatu hal yang telah terjadi, dan bukan nanti akan terjadi. Semua ini dengan jelas menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah benar-benar telah lahir, mati, bangkit, dan kemudian telah terangkat ke sorga.

      Mengenai ayat Isa Al-Masih akan datang kembali, sesungguhnya tercantum dalam pelbagai hadis shahih.
      ~
      CA

  3. Mikha mengatakan

    11 Mei 2011 pada 4:28 pm

    *
    Dalam ajaran agama Islam, setiap yang mati pasti akan dibangkitkan di alam barzah. Jadi semua manusia, termasuk Isa Al-Masih akan mengalami nasib yang sama (Qs 2:56,243).

    Balas
    • staff mengatakan

      19 Mei 2011 pada 6:18 pm

      ~
      Saudara Mikha, ayat-ayat yang Saudara lampirkan sama sekali tidak menyebutkan tentang alam barzah.

      Sesuai dengan Qs 3:55 dan Qs 4:158, maka jelaslah bahwa Isa Al-Masih saat ini sedang berada bersama-sama dengan Allah di sorga dan bukan di alam barzah. Bukankah kediaman Allah adalah berada di sorga dan bukan di alam barzah?

      Ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku.” (Qs 3:55).

      “Tetapi, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.” (Qs 4:158).

      Menurut Saudara, semua manusia pasti masuk ke alam barzah terlebih dahulu. Namun mengapa tidak demikian dengan Isa Al-Masih yang langsung kembali ke sorga? Karena sorga adalah juga tempat kediaman-Nya sebelum Ia menjelma menjadi manusia dan hidup di bumi.

      Oleh karena Isa Al-Masih saat ini sudah berada di sorga, maka saat ini pula Dia sedang mempersiapkan tempat bagi kita di sorga nantinya.

      “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:3).
      ~
      CA

  4. zaenurdin mengatakan

    12 Mei 2011 pada 1:51 pm

    *
    a) “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”(Galatia 3:13)

    b) Matius 27:59-60, Markus 15:45-46 dan Lukas 23:53 melaporkan bahwa yang menurunkan mayat Yesus dari tiang salib adalah Yusuf Arimatea sendiri. Tetapi Yohanes 19:38-42 membantah dan melaporkan bahwa yang menurunkan adalah Yusuf Arimatea dan Nicodemus.
    Ini jelas dua versi kisah yang saling berbeda!

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Mei 2011 pada 7:01 pm

      ~
      Benar, Saudara Zaenurdin, orang yang tergantung di atas kayu adalah orang yang terkutuk.

      Firman Allah dalam Taurat Musa memberitahukan dengan jelas bahwa: “Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, maka ia dihukum mati.” Lebih lanjut lagi, dikatakan pula bahwa seorang yang digantung terkutuk oleh Allah (Taurat, Kitab Ulangan 21:22-23).”

      Manusia yang berbuat dosa layak mendapat hukuman (gantung), dan Allah mengatakan bahwa hukuman gantung itu berasal dari Allah dan adalah kutukan dari Allah.

      Namun hal yang dialami Isa Al-Masih adalah berbeda. Isa Al-Masih sama sekali tidak pernah melakukan dosa. Namun Ia tetap dihukum gantung karena justru pada diri-Nya lah ditanggungkan hukuman yang seharusnya dijatuhkan pada manusia yang berdosa. Oleh sebab itu, Isa Al-Masih beroleh status ‘terkutuk’ oleh Allah karena dosa-dosa manusia yang ditanggung oleh-Nya.

      Isa Al-Masih rela menanggung status ‘terkutuk’ itu ganti kita, dan melalui karya penebusan-Nya, maka kita yang tadinya menyandang status ‘terkutuk’, menjadi menyandang status ‘dibenarkan’ oleh Allah.

      “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Isa Al-Masih (Injil, Kitab Roma 5:1).”

      Dan karena kita sudah ‘dibenarkan’ oleh Allah, maka kita akhirnya menjadi berhak mendapatkan jaminan keselamatan kekal menuju sorga.

      Kitab Suci tidak pernah mengatakan bahwa yang menurunkan tubuh Isa Al-Masih adalah hanya Yusuf dari Arimatea seorang. Oleh sebab itu, maka apa yang dicatat oleh ayat-ayat Kitab Suci yang Saudara sertakan adalah tidak saling bertentangan, melainkan mereka saling melengkapi.

      Untuk lebih jelas mengenai penebusan yang dikerjakan oleh Isa Al-Masih, kami mengundang Saudara untuk boleh merenungkan: [url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url]. Kiranya Saudara mendapatkan hidayah dari Allah.
      ~
      CA

  5. zaenurdin mengatakan

    12 Mei 2011 pada 1:52 pm

    *
    Menurut Injil Markus 15:25, Yesus disalib pada jam 9: “Hari jam sembilan ketika Ia (Yesus) disalibkan”.

    Padahal menurut Injil Yohanes 19:14, pada jam 12 Yesus masih belum disalib: “Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas.”

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Mei 2011 pada 7:57 pm

      ~
      Saudara Zaenurdin, cara orang Yahudi menghitung waktu adalah berbeda dengan cara kita menghitung waktu.

      Jika kita mulai menghitung jam 1 sebagai satu jam setelah tengah malam, maka orang Yahudi menghitung jam 1 adalah sebagai satu jam setelah matahari terbit. Dengan kata lain, maka perhitungan waktu orang Yahudi dimulai dari jam 6 pagi dan jam 6 malam. Satu hari terdiri dari 12 jam, dan satu malam terdiri dari 12 jam. Ini cara penghitungan waktu bagi orang Yahudi.

      Jika kita meneliti dalam bahasa asli, dalam Surat Markus dicatat bahwa Isa Al-Masih disalib pada jam 3 pagi perhitungan Yahudi, atau jam 9 pagi pada perhitungan kita.

      Sementara itu, dalam Surat Yohanes dicatat bahwa Ia belum disalib menjelang jam 12 malam (perhitungan Yahudi) pada hari H-1 atau jam 6 pagi (perhitungan kita) hari H. Perhatikanlah bahwa pada jam 7 nanti (atau jam 1 menurut perhitungan Yahudi), itu bukanlah hari persiapan lagi, melainkan itu sudah hari Paskah. Jadi jam 12 yang dicatat Yohanes adalah menurut cara perhitungan kebanyakan bangsa dan bukan cara perhitungan Yahudi, sebab itu masih hari persiapan, atau hari H-1. Dengan kata lain, itu masih jam 6 pagi.

      Isa Al-Masih dihakimi sejak malam hari (hari persiapan Paskah). Dan setelah dilempar ke sana-sini, akhirnya menjelang jam 6 pagi, Ia diperhadapkan pada Pilatus (gubernur wilayah Yahudi pada kerajaan Romawi), dan akhirnya pada jam 9 pagi, Isa Al-Masih akhirnya disalibkan (pada hari Paskah).

      Cara mengerti masalah ini hanya dengan memperhatikan perbedaan cara orang Yahudi di dalam menghitung waktu, dengan cara orang kebanyakan (Romawi, Yunani, dan kita sendiri) di dalam menghitung waktu.
      ~
      CA

  6. zaenurdin mengatakan

    12 Mei 2011 pada 1:58 pm

    *
    Kontradiksi kronologis kisah penyaliban Yesus, misalnya:

    a. Tulisan apa yang ada di atas kayu salib?

    Injil Matius 27:37 melaporkan bahwa di atas salib Yesus terpampang tulisan “Inilah Yesus Raja orang Yahudi”. Sedangkan Injil Markus 15: 26 melaporkan bahwa tulisan itu berbunyi “Raja orang Yahudi”. Lukas 23:38 membaca bahwa tulisan di salib Yesus adalah “Inilah raja orang Yahudi”. Sangat berbeda dengan laporan Yohanes 19:19 “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Ini adalah pertentangan yang nyata.

    b. Berapa orang yang mencaci maki Yesus di atas kayu salib?

    Menurut Matius 27:44 dan Markus 15: 32, ada dua orang yang mencaci maki Yesus di atas kayu salib. Sedangkan Lukas 3:39 melaporkan bahwa yang mencaci Yesus hanya satu orang saja. Jelas kontradiksi, bukan?

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Mei 2011 pada 8:16 pm

      ~
      Saudara Zaenurdin, keempat Surat ini memuat hal-hal yang sama sekali tidak saling bertentangan. Kalau nama lengkap seseorang berikut daerah kelahiran-nya adalah: Ahmad Tanjung-Solo. Maka ketika kita mengutip ulang apa yang dia tuliskan pada bukunya, kita boleh-boleh saja mengatakan bahwa namanya adalah Ahmad saja, atau Ahmad Tanjung, atau Ahmad Tanjung dari Solo secara lengkap.

      Ketiga hal ini tentu saja bukan berarti bertentangan, atau bahwa hanya satu di antara ketiga pernyataan tersebut yang adalah benar, sementara sisanya adalah salah, atau bertentangan.

      Orang yang mencaci Isa Al-Masih pada mulanya ada 2 orang. Namun salah seorang yang mencaci Isa Al-Masih tersebut akhirnya bertobat, sehingga akhirnya menjadi hanya satu orang yag mencaci-maki Isa Al-Masih. Ini hanyalah perbedaan kapan waktu pencatatan, dan sama sekali bukan kontradiksi.

      Dan Isa Al-Masih berkata bahwa pada hari itu juga si penjahat akan sudah berada di sorga bersama-sama dengan Isa Al-Masih karena ia telah bertobat dengan sungguh-sungguh. Padahal si penjahat bertobat pada detik-detik sebelum dia mati, dan ia sama sekali tidak sempat untuk berbuat kebaikan apapun.

      Kata Isa kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Injil, Kisah Para Rasul 23:43).

      Ini berarti bahwa siapapun yang mempercayai Isa Al-Masih sebagai Juru Selamat, maka ia sudah menerima janji Allah, yakni keselamatan yang kekal menuju sorga.
      ~
      CA

  7. Mikha mengatakan

    13 Mei 2011 pada 1:21 pm

    *
    Injil banyak ayat yang kontradiktif, seperti:

    Apakah hukumnya bersunat?

    a. Sunat itu wajib (Kejadian 17:10-14,21:4).Yesus tidak membatalkan sunat (Matius 5:17-20, Lukas 2:21). Yesus juga disunat (Lukas 2:21). Dan orang yang tidak disunat, tidak dapat diselamatkan (Kisah Para Rasul 15:1-2).

    b. Menurut Paulus, sunat tidak wajib, tidak berguna, tidak penting dan tidak perlu ditaati karena bukan hukum Allah (Galatia 5:2,6; 6:15; 1 Korintus 7:18-19).

    Jadi mana yang benar? Kalau sudah begini apakah Injil dapat dikatakan Kitab Suci? Tentu tidak, bukan?

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Mei 2011 pada 9:09 pm

      ~
      Saudara Mikha, sunat adalah hukum secara lahiriah untuk dilakukan oleh umat Yahudi, sebagai suatu tanda perjanjian dengan Allah. Dan setelah Isa Al-Masih datang ke dalam dunia, ini berarti bahwa janji Allah itu sudah digenapi. Janji Allah telah dipenuhi oleh Allah itu sendiri.

      “Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Ibraham memperanakkan Ishaq, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishaq memperanakkan Yaqub, dan Yaqub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita (Israel).” (Injil, Kisah Para Rasul 7:8).

      Isa Al-Masih tidak membatalkan hukum Taurat. Ini berarti bahwa segala hukum moral yang diberikan pada umat Yahudi tidak pernah dibatalkan. Namun beberapa hukum lahiriah ataupun hukum mengenai upacara sudah tidak menjadi suatu kewajiban untuk dilakukan, karena kegenapan seluruh janji Allah di dalam sepanjang kitab Taurat, Zabur, dan Kitab Nabi-Nabi sudah digenapi oleh kedatangan Isa Al-Masih ke dalam dunia.

      Kitab Suci telah menjelaskan dengan baik bahwa:

      “Semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah (Isa) Al-Masih.” (Injil, Surat Kolose 2:17).

      “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang (Isa Al-Masih), dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.” (Injil, Surat Ibrani 10:1).

      Jadi, yang menjadi inti dari seluruh berita Kitab Suci adalah Isa Al-Masih itu sendiri, sementara sunat hanyalah hal sekunder yang dilakukan sebagai tanda bahwa Allah telah berjanji kepada umat-Nya, dan penggenapan dari janji tersebut adalah kedatangan Isa Al-Masih sebagai Juru Selamat dosa.

      Untuk boleh mengerti akan Isa Al-Masih sebagai Juru Selamat atas dosa manusia, kami mempersilahkan Saudara untuk boleh merenungkan: [url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url].
      ~
      CA

  8. Mikha mengatakan

    14 Mei 2011 pada 3:03 pm

    *
    “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu (Isa Al-Masih), pada hari Aku dilahirkan, pada hari Aku (Isa Al-Masih) meninggal dan pada hari Aku (Isa Al-Masih) dibangkitkan hidup kembali”
    (Qs 19:33).

    Maksud ayat ini tidak menegaskan bahwa Isa telah wafat, karena konteks ayat ini adalah ikrar dariNya (Isa Al-Masih) tentang kehambaanNya kepada Allah dan diriNya adalah satu ciptaan Allah yang dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan seperti makhluk lainnya (dilahirkan kelak akan mati dan akan dibangkitkan pada hari akhirat), akan tetapi Isa akan memperoleh kesejahteraan di saat kondisi mencekam menyelimutinya.

    Saya sarankan anda dalam menerjemahkan Al-Quran harus belajar Ilmu Nahwu dan Sharaf.

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Mei 2011 pada 9:17 pm

      ~
      Jika menurut perkataan Saudara bahwa ayat di atas juga berlaku sama seperti makhluk lainnya, yakni juga lahir, mati, dan bangkit, mengapakah pada diri Isa Al-Masih, Saudara menyangkal bahwa Isa Al-Masih telah mati?

      Kalau begitu, bagaimana dengan ayat ini: “Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat” (Qs 3:55).

      Bukankah ayat ini menegaskan urutan bahwa Isa Al-Masih telah mati dan kemudian Ia saat ini telah diangkat Allah ke sorga, dan baru kemudian nanti akan datang hari kiamat?
      ~
      CA

  9. Jerya mengatakan

    24 Mei 2011 pada 5:19 am

    *
    Mungkin jika maksud Azriyadi demikian, memang banyak orang di dunia ini yang mati kemudian hidup kembali. Namun akhirnya juga pasti akan mati.

    Tapi untuk Isa Al-Masih(Yesus), kalaupun menurut anda Isa Al-Masih hidup lagi, harusnya ada cerita lagi kalau akhirnya Isa Al-Masih mati kembali. Tetapi itu tidak ada. Karena memang Ia mati-bangkit namun tidak mati kembali, tetapi naik ke sorga ketempat Allah Bapa.

    Untuk Zaerudin, Alkitab tidak mengajarkan tentang pertentangan atau kontradiktif. Penulis kitab Injil tidak hanya 1(satu)orang. Dan jika memang ada perbedaan jumlah, kata, atau apapun, hal itu tidak mengurangi makna dan berita yang ingin disampaikan.

    Maka, isi Alkitab tidak ada yang diubah, dikurangkan, ataupun ditambahkan. Dan dengan iman, kita pasti akan mengerti.

    Kiranya tulisan saya dapat membantu.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Juni 2011 pada 8:25 am

      ~
      Sdr Jerya,

      Terimakasih atas bantuan saudara di dalam usaha membantu menjawab komentar Saudara-Saudari di tempat ini.

      Setiap mahkluk hidup dan yang bernafas, suatu saat pasti akan mati. Karena di dunia tidak ada yang kekal. Hanya Allah yang kekal.

      Baik Injil maupun Al-Quran telah memberi kesaksian atas kelahiran, kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih. Hal ini dapat dilihat pada Qs 19:33 dan Injil, Kisah Para Rasul 1:9 bahwa Dia telah kembali ke sorga. Isa Al-Masih berasal dari sorga, itu sebabnya Dia harus kembali ke sorga. Tempat di mana Dia datang.

      Inti Injil adalah Kabar Baik tentang Keselamatan melalui Isa Al-Masih. Allah sendirilah yang menulis Injil ini dengan perantaraan tangan para murid Isa Al-Masih. Dan mereka masing-masing menuliskan Injil dengan spesifik. Dengan demikian tidak ada bagian yang saling bertetangan dan kontradiktif dalam Injil, melainkan bagian-bagian yang saling melengkapi.
      ~
      SO

  10. HambaAllah mengatakan

    25 Mei 2011 pada 9:30 am

    *
    Yohanes 5:30 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.

    Lukas 10:16 “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barang siapa menolak kamu, ia menolak Aku,; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”

    Markus 9:37 “Siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”

    Matius 10:40 “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku“.

    Keempat Injil semuanya menulis pengakuan Yesus bahwa dia itu hanya seorang utusan Tuhan atau Rasul Tuhan.

    Balas
    • staff mengatakan

      8 Juni 2011 pada 4:18 am

      ~
      Saudara Hamba Allah,

      Umat Kristiani tidak pernah menyangkal kalau Isa Al-Masih memang adalah utusan dari Allah. Dan bahwa tugas-Nya adalah menjalankan semua yang dikehendaki oleh Allah supaya Ia lakukan di dunia ini, termasuk untuk disalibkan dan mati menanggung hukuman atas dosa-dosa manusia.

      Namun adalah tidak benar kalau dikatakan bahwa Ia hanya seorang utusan. Isa Al-Masih jelas bukan hanya seorang utusan. Dia adalah Kalimat Allah yang menjelma menjadi manusia.

      Kalimat Allah itu pasti kekal adanya. Kalimat Allah itu tidak pernah diciptakan dan tidak pernah ada suatu waktu di mana Kalimat Allah itu tidak ada atau belum ada. Kalimat Allah dan Allah sudah ada sejak awal mulanya. Dan Kitab Suci mengatakan dengan jelas bahwa Kalimat Allah itu adalah Allah itu sendiri. “Pada mulanya adalah Firman (Kalimat Allah); Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
      ~
      CA

Baca komentar lainnya:

1 2 3 … 22 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Bolehkah Suami Muslim Memukul Istri?
  • 8 Alasan Utama Orang Beragama Masuk Kepercayaan Kristen
  • Cara Masuk Surga Tanpa Hisab!
  • Apakah Al-Taqiyya Beda dengan Larangan Tidak Boleh Berbohong?
  • 6 Alasan Mengapa Isa Al-Masih Adalah Tuhan

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • “Hakim Yang Adil” – Hanya Isa Al-Masih Menerima Gelar Ini!
  • Apakah Al-Taqiyya Beda dengan Larangan Tidak Boleh Berbohong?
  • 6 Alasan Mengapa Isa Al-Masih Adalah Tuhan
  • Apakah Tafsir Surat 19 Ayat 33 Menyatakan Isa Mati & Bangkit?
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi

Artikel Yang Terhubung

  • Pandangan Al-Quran Tentang Surga Dan Neraka
  • Bagaimana Pandangan Al-Quran Mengenai Orang Nasrani?
  • Al-Quran Melebihkan Isa di Atas Nabi-nabi Lain?
  • Muslim: Kesempurnaan Al-Quran Cukup, tapi Al-Quran Mendukung…
  • 7 Ayat Al-Quran Tentang Isa Terpenting!

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2022 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami