• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Al-Quran > Al-Quran Terhadap Nasrani > Kekekalan Al-Quran Meneguhkan Ajaran Allah Tritunggal

Kekekalan Al-Quran Meneguhkan Ajaran Allah Tritunggal

7 Maret 2016 oleh Web Administrator 340 Komentar

al-quran-kitab-orang-islamBerbagai mazhab Islam berbeda pendapat soal kekekalan Al-Quran. Sebagian percaya bahwa Al-Quran kekal, namun sebagian menolaknya. Bahkan sebagian pengikut mazhab Mu’tazilah (abad 8-10), walau Mukmin setia, tewas karena kepercayaannya akan penciptaan Al-Quran. Penyelidikan kekekalan Al-Quran akan menolong para Mukmin mengerti konsep Tauhid dalam Islam dan tentang Trinitas Kristen..

Al-Quran – Diciptakan atau Kekal?

Umumnya Muslim Sunni berpandangan bahwa Al-Quran kekal. Tidak diciptakan dan tidak mempunyai permulaan. Imam al-Ghazzali berkata, Al-Quran, “Tidak diciptakan, tanpa permulaan dan berada dalam dzat Allah” (Qawa’id al-‘Aqa’id). Namun semua mengakui Al-Quran bukan Allah atau satu dengan Allah. Al-Quran mempunyai eksistensi (keberadaan) terpisah dari Allah.

Jadi, bila Allah tidak menciptakan Al-Quran, berarti ada dua yang kekal: Allah dan Al-Quran.

Sebaliknya, jika Allah menciptakan Al-Quran, berarti Al-Quran tidak kekal. Sehingga tidak berbeda dari ciptaan lainnya. Walau menurut orang Islam, Al-Quran firman-Nya. Menurut mazhab Mu’tazilah, ini masuk akal karena Allah mesti mendahului firman-Nya. Bagaimana konsep Tauhid dalam Islam jika memikirkan tentang penjelasan ini?

Kami yakin pemikir-pemikir Islam mempunyai jawaban untuk dilema ini. Namun semua jawaban berabad-abad belum dapat menghilangkan masalah dua yang kekal ini.

Dwi-Tunggal Islam dan Tri-Tunggal Kristen

Perhatikanlah ayat berikut: “. . . Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya. . . .” (Qs 4:171).

Menurut Injil (Yohanes 1:1) dan Qs 4:171 Isa adalah Kalimat Allah. Siapakah “Kalimat-Nya” dan siapakah “Roh dari-Nya”? Apakah Allah menciptakan mereka atau tidak? Kalimat-Nya harus sama kekal dengan Allah, bukan? Roh-Nya mesti sama kekal dengan Allah, bukan? Mustahil Allah menciptakan Kalimat-Nya dan Roh-Nya! Namun Mereka dua pribadi yang terdiri sendiri.

Agama Islam mengajarkan: konsep Tauhid dalam Islam baik Allah maupun Al-Quran itu kekal, tidak berpermulaan. Jadi ada dua yang kekal walau Allah Maha Esa! Bukankah istilah Dwi-Tunggal menjelaskan aqidah ini?  Paling sedikit, ini satu misteri!

Kitab Allah mengajarkan ada tiga yang kekal, tidak berpermulaan: Allah, Kalimat Allah dan Roh Allah. Namun Allah tetap Maha Esa. Bukankah istilah Tri-Tunggal menjelaskan aqidah ini?

jam-pasir-untuk-menghitung-waktuJauhkanlah Diri dari Dosa Syirik

Tidak ada orang Kristen atau Islam yang mau melakukan dosa syirik (menyamakan atau menyekutukan sesuatu dengan Allah). Lagi Kristen tidak menyembah kemanusiaan Isa Al-Masih, tetapi keilahian-Nya sebagai Kalimat Allah.

Islam dan Kristen juga berusaha memahami semua konsep Ilahi secara rasional. Namun kita, pengikut agama monoteisme mesti ingat bahwa pikiran kita mustahil memahami Allah dalam segala keagungan-Nya.

Jadi orang Kristen mengakui, mustahil menjelaskan ke-Tri-tunggal-an Allah hingga memuaskan pikiran manusia. Juga orang Islam sadar bahwa sulit merukunkan (mendamaikan) dilema yang terdapat dalam kekekalan Allah dan kekekalan Al-Quran.

Allah Menyatakan Kasih-Nya Melalui Kalimat-Nya

Walau orang Kristen sulit memahami Trinitas, mereka bersyukur atas kasih Allah Tri-tunggal. Kalimat Allah yang kekal masuk ke dalam dunia. Dalam diri Isa Al-Masih Ia hidup sebagai teladan, manusia sempurna. Akhirnya Ia mati tersalib guna menanggung dosa kita.

Dialah Juruselamat dunia. Ia menyelamatkan setiap insan yang datang kepada-Nya.

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana persamaan antara masalah Tri-Tunggal Kristen dan Dwi-tunggal Islam?
  2. Mengapa tak mungkin Allah menciptakan Kalimat-Nya dan Roh-Nya?
  3. Bagaimana orang dapat menghindari dosa syirik, “Meyakini konsep Tahuid dalam Islam, tetapi satu sisi percaya akan kekekalan Al-Quran”?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Benarkah Bagian Tauhid Dalam Islam Ini Mendukung Tritunggal Nasrani?
  2. Meluruskan Kesalahpahaman Tentang Pengertian Tritunggal Kristen
  3. Orang Kristen Menyembah Satu Allah, Bukan Tiga

Video:

  1. Siapakah Allah Dan Bagaimana Sifatnya?
  2. Mempercayai Tritunggal Tidak Masuk Akal, Bukan?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel: “Kekekalan Al-Quran Meneguhkan Ajaran Allah Tritunggal”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Al-Quran, Al-Quran Terhadap Nasrani

Reader Interactions

Comments

  1. ayahhija mengatakan

    1 April 2016 pada 7:32 am

    ~
    Dwitunggal adalah khayalan anda untuk menistakan agama Islam. Tritunggal: saya salut pada umat Kristiani yang mampu mencerna makna Tritunggal. Saya merasa berakal sehat. Setelah saya berusaha keras dengan akal sehat saya bolak balik memahami makna Tritunggal, maka akal saya semakin menjauhinya alias tidak ketemu. Salut buat admin yang mampu memahami makna Tritunggal.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2016 pada 12:52 pm

      ~
      Saudara Ayahhija,

      Terimakasih untuk penghargaan saudara. Sesungguhnya, tidak seorang pun sanggup memahami Allah seutuhnya. Bila ada orang yang sanggup memahami Allah seutuhnya, maka Dia bukan lagi Allah. Demikian yang disampaikan bapa gereja, Augustinus. Allah Tritunggal tidak pernah tertulis dalam Alkitab. Tetapi konsep itu sangat jelas dalam Alkitab. Sehingga kita perlu jujur terhadap teks yang ada.

      Kami tertarik tatkala umat Islam memandang Al-Quran kekal. Bukankah hanya Allah yang kekal? Apakah ini berarti Al-Quran adalah Allah juga? Mengapa demikian? Bagaimana saudara?
      ~
      Solihin

  2. Proudtobeamuslim mengatakan

    4 April 2016 pada 11:54 pm

    ~
    Biangkala,

    Ilmu buat kita hidup di dunia. Tidak tahu kalau nanti pas di surga ada Al-Quran atau tidak.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2016 pada 12:53 pm

      ~
      Saudara Proud,

      Imam al-Ghazzali menyatakan tentang Al-Quran, “Tidak diciptakan, tanpa permulaan dan berada dalam dzat Allah” (Qawa’id al-‘Aqa’id). Mengacu pada pernyataan ini, maka sudah seharusnya saudara meyakini bahwa Al-Quran ada di sorga. Bukankah Al-Quran kekal? Bila Al-Quran kekal, maka secara logika Al-Quran adalah Allah. Bukankah demikian? Pertanyaannya adalah mengapa Al-Quran dianggap kekal? Bukankah hanya Allah yang kekal? Bagaimana saudara menjelaskan ini?
      ~
      Solihin

  3. biαngkαlα mengatakan

    6 April 2016 pada 12:39 am

    ~
    To: ProudtobeaMuslim,

    Sepertinya anda sudah merαgukαn Al-Qurαn. Pαstikan ilmu ilαh anda di Al-Qurαn itu kekαl atau tidak omʔ

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2016 pada 12:57 pm

      ~
      Saudara Biangkala,

      Ini menjadi pergulatan rekan-rekan Muslim. Sebab bila Al-Quran kekal, maka ilmu ilahnya masih ada dalam kekekalan. Namun, kekekalan Al-Quran tidak diselaraskan dengan konsekuensi logis yang perlu diterima, yaitu Al-Quran adalah alloh juga. Kami berharap ini menjadi bahan perenungan. Terimakasih saudara Biangkala.
      ~
      Solihin

  4. Indra mengatakan

    6 April 2016 pada 7:48 pm

    ~
    Sekedar meluruskan kata yang admin salah memahaminya, tentang kata (tidak diciptakan, tanpa permulaan dan berada di dzat Allah) maksudnya ialah tidaklah Al-Quran al karim diciptakan selain karena untuk menyempurnakan Alkitab (Zabur, Taurat, Injil) terdahulu, dan berada di dzat Allah ialah karena itu merupakan firman Allah, bukan makhluk bukan pula kekal. Al-Quran akan hilang isinya ketika mendekati kiamat lagi Allah menghendakinya. Jadi, tiada kata dwitunggal dalam Islam sebagaimana permainan pikiran anda. Islam hanya punya satu tuhan ialah alloh.

    Dan sekali-kali kiranya ada orang yang hendak menyimpangkan berita kebenaran tentang Al-Quran tidaklah ia menyesatkan orang lain selain dirinya sendiri. Maha Suci alloh lebih mengetahui siapa yang beriman.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2016 pada 12:59 pm

      ~
      Saudara Indra,

      Ada perbedaan pendapat antara saudara dan Imam al-Ghazzali. Saudara berpendapat bahwa Al-Quran diciptakan untuk menyempurnakan Alkitab. Sedangkan Imam al-Ghazzali berpendapat Al-Quran diciptakan dan tanpa permulaan. Bila tanpa permulaan, maka tidak tepat kata ‘menyempurnakan’. Sebab Al-Quran sudah ada sebelum dunia dijadikan. Bukankah ini maksud dari kekal? Bila Al-Quran kekal, maka konsekuensi logisnya yaitu Al-Quran adalah Allah. Sekalipun tidak ada kata ‘dwitunggal’ dalam Islam, tetapi konsep ini dinyatakan oleh Imam al-Ghazzali.

      Pertanyaannya adalah mengapa Al-Quran dianggap kekal? Apakah ini berarti Al-Quran patut disembah? Mengapa konsep tauhid dipertahankan bila konsep dwitunggal nyata jelas dari pernyataan Imam al-Ghazzali? Bagaimana saudara?
      ~
      Solihin

  5. laga mengatakan

    7 April 2016 pada 4:26 pm

    ~
    Berimankan umat Islam kalau allah bersemayam/bertahta di sorga? Kalau ya, di Kristen namanya Allah Bapa. Berimank ah umat Islam kalau Allah itu berfirman? Kalau ya, di Kristen namanya Firman Allah/Anak. Berimankah umat Islam kalau Allah bisa menghidupkan? Kalau ya, di Kristen namanya Roh Kudus.

    Jadi, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah yang esa itu sendiri sebab ketiga sifat Allah/pernyataan Allah adalah Allah itu sendiri yang esa. Seringkali iman Islam terjebak pada keberapaan jumlah Allah secara fisik. Namun, perlu sekali mengkaji bagaimanakah Allah yang esa itu secara cara pandang yang utuh.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2016 pada 12:59 pm

      ~
      Saudara Laga,

      Kepercayaan tentang Allah yang esa amat jelas digambarkan dalam Alkitab. Bahkan Isa Al-Masih menekankan ini. Namun, bukan berarti Allah yang esa sama seperti bilangan matematis angka satu yang mutlak. Perlu dipahami bahwa Allah bukan teori matematika. Bila kita memasukkan konsep matematika, maka Ia bukan lagi Allah. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
      ~
      Solihin

  6. Biαngkαlα mengatakan

    8 April 2016 pada 1:03 am

    ~
    Mαksudnyα anda tidak yαkin bαhwα ilmu ilαh anda kekαl atau tidak αliαs wαllαhuαlαm bishαwαb, yang tidak αdα kepαstiαn.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2016 pada 1:00 pm

      ~
      Saudara Biangkala,

      Tidak mengakui keberadaan Al-Quran yang kekal, maka menentang pendapat yang disampaikan Imam al-Ghazzali. Bukankah Al-Quran dipandang kekal? Bagaimana mungkin dalam kekekalan Al-Quran tidak ada? Ini patut dipertanyakan. Terimakasih saudara Biangkala yang telah mempertanyakan ini.
      ~
      Solihin

  7. ayahhija mengatakan

    8 April 2016 pada 4:32 am

    ~
    Kalau satu kenapa harus disebut tiga-tiganya, disebut satu beres. Apakah sampai sekarang Allah masih Trinitas, apakah setelah berdisintegrasi sampai sekarang belum berunifikasi? Kalau Allah itu ruh kenapa Allah dan ruh menjadi dua oknum yang berbeda? Kalau Yesus sekarang di surga kenapa di surganya masing-masing dengan Allah? Kenapa dua oknum yang sama-sama di surga tetap dua oknum?

    Kalau Allah itu ruh dan Yesus sekarang di surga berarti tiga oknum berada di tempat yang sama? Kenapa tidak reunifikasi? Akan sulit, siapapun orangnya yang menjelaskan hal ini. Tidak akan lebih paham dari yang diberi penjelasan. Ini tentu tidak bisa didekati dengan logika dan akal sehat. Otak harus dicuci bersih sehingga tidak tersisa. Kalau otak masih tersisa dalam batok kepala, maka tidak mungkin bisa menerimanya.

    Balas
    • staff mengatakan

      11 April 2016 pada 1:00 pm

      ~
      Saudara Ayahhija,

      Salah satu tokoh penting dalam Kekristenan, yakni Augustinus menyatakan bahwa bila kita dapat memahami Allah, maka Dia bukan lagi Allah. Memang tidak mudah memahami Tritunggal. Tetapi bukan berarti ini tidak dapat dijelaskan sekalipun tidak akan mungkin sempurna. Sebab yang sedang dijelaskan adalah Allah yang tidak terbatas.

      Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu hakikat, yakni Allah. Tetapi bukan berarti ada tiga Allah. Tidak demikian. Sebab dalam memahami Allah, kita tidak dapat menggunakan perspektif manusia, melainkan dari perspektif dan hakikat Allah. Bila saudara ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini, silakan klik http://tinyurl.com/d2k6hcw

      Bagaimana dengan Al-Quran? Bukankah Al-Quran dianggap kekal? Ini berarti ada konsep dwitunggal dalam Islam? Mengapa demikian? Bukankah ini bertentangan dengan pernyataan Al-Quran sendiri? Bagaimana menurut saudara?
      ~
      Solihin

  8. laga mengatakan

    11 April 2016 pada 11:28 am

    ~
    Konsep cara pandang iman Kristen tentang allah yang esa lebih kompleks karena menyangkut Allah yang berkarya sebab keesaan kuasa Allah tidak bisa dibatasi oleh pikiran kemampuan manusia sebab Allah yang esa itu telah berkarya dalam tiga sifatnya yang esa: Allah yang bertahta (zhat wajibul wujud), Allah yang berfirman, dan Allah yang menghidupkan.

    Balas
    • staff mengatakan

      12 April 2016 pada 11:33 pm

      ~
      Saudara Laga,

      Allah yang esa ini yang disembah pengikut Isa Al-Masih. Karena itu, anggapan bahwa pengikut Isa Al-Masih menyembah tiga Allah adalah keliru besar. Tentang hal ini, silakan saudara mengunjungi link ini http://tinyurl.com/d2k6hcw . Namun, Al-Quran dianggap kekal adalah fakta yang tidak dapat diabaika begitu saja. Semoga pengunjung situs ini memikirkan mengapa Al-Quran dianggap kekal. Terimakasih saudara Laga.
      ~
      Solihin

  9. Greg mengatakan

    12 April 2016 pada 2:00 am

    ~
    Sdr. Solihin/Staf IDI,

    Anda menyatakan bahwa ciptaan tidak bersifat kekal, sedangkan Yesus adalah kekal (sehingga tidak mungkin diciptakan) berdasarkan (Yoh 1:1) dan (Yoh 8:58). Kedua ayat tersebut hanya menjelaskan Pre-eksistensi Yesus. Dan perlu diketahui bahwa dalam keimanan Kristen, tidak hanya Allah dan Yesus yang kekal (1 Kor 15:43,51,57-58).

    Ada banyak ayat Injil tentang Penciptaan Yesus selain Wahyu 3:14, yaitu Kolose 1:15, “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.” Juga, dijelaskan secara detail dalam Amsal 8:22-31.

    Balas
    • staff mengatakan

      12 April 2016 pada 11:35 pm

      ~
      Saudara Greg,

      Ini bukan soal mengutip banyaknya ayat. Kami pun dapat mengutip begitu banyak ayat yang dapat menjelaskan Ketuhanan Isa Al-Masih dan Ia tidak diciptakan, tetapi Pencipta (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:3). Alangkah lebih baik bila saudara membaca Injil dan memahami hakikat Isa Al-Masih secara utuh. Walaupun demikian, fokus artikel bukan pada Ketuhanan atau kekekalan Isa Al-Masih, melainkan kekekalan Al-Quran.

      Bila saudara memiliki pendapat berkenaan dengan topik di atas, kami sangat senang mendiskusikannya atau bila saudara tertarik mendiskusikan tentang Ketuhanan Isa Al-Masih, maka silakan klik http://tinyurl.com/8abrx5t . Bagaimana saudara?
      ~
      Solihin

  10. laga mengatakan

    12 April 2016 pada 4:41 am

    ~
    Lebih utama dari segala yang diciptakan berarti apakah selalu diartikan atau tertuju pada oknum yang dicipta? Saya rasa tidak. Sebab ayat itu membandingkan antara yang dicipta dengan yang bukan dicipta yang lebih dari yang dicipta.

    Greg,
    Yesus adalah Firmannya Allah sesuai dengan Yoh. 1:1. Duluan mana antara firman dengan Allah? Dan Allah kalau menciptakan dengan apa? Kalau saudara berkata duluan Allah berarti eksistensi Allah pernah ada tanpa firmannya, berarti Allah pernah bisu. Kalau saudara mengatakan duluan firman, itu firmannya siapa?

    Balas
    • staff mengatakan

      12 April 2016 pada 11:41 pm

      ~
      Saudara Laga,

      Harapan kami adalah kita tetap fokus dengan topik di atas dan tidak terpengaruh dengan pendapat yang tidak sesuai topik. Kami kira hal ini penting agar kita dapat mendalami setiap topik sesuai dengan artikel yang ada. Terimakasih saudara Laga.
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 … 14 15 16 17 18 19 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Mengapa Hanya Isa Dapat Menyembuhkan Anak Muslimah Yang Sakit?
  • Bukan Saja Judi Itu Haram Tetapi Juga Menghilangkan Kedamaian Hati!
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 3 Alasan Seorang Mukmin Menjadi Pengikut Isa Al-Masih
  • Terungkap! Alasan Nasrani Menyatakan Isa, Al-Hamid (Maha Terpuji)

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Terungkap! Alasan Nasrani Menyatakan Isa, Al-Hamid (Maha Terpuji)
  • 8 Alasan Utama Orang Beragama Masuk Kepercayaan Kristen
  • Rahasia Mukmin Mengatasi Stres Tekanan Batin Karena Takut Azab
  • Bolehkah Suami Muslim Memukul Istri?
  • Apakah Qurban Terbaik bagi Muslim Saat Idul Adha?

Artikel Yang Terhubung

  • Muslim: Kesempurnaan Al-Quran Cukup, tapi Al-Quran Mendukung…
  • Apakah Al-Quran Mendukung Kitab Sebelumnya Sebagai Firman…
  • 5 Alasan Umat Nasrani Menolak Al-Quran Sebagai Wahyu Allah
  • Mengapa Peranan Air Dalam Al-Quran dan Kitab Allah Penting?
  • Pengakuan Pewahyuan Al-Quran Adalah Firman Allah

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2022 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami